Senin 00/00/0000 00:00 WIB | oleh Warta
Pemerintah Kota Yogyakarta Melakukan Sosialisasi GISA dalam Bingkai Obras Jogja
Pemerintah Kota Yogyakarta melalui Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil (Disdukcapil), menggelar acara Ngobrol Seputar Yogyakarta (Ngobras Jogja) dalam tema Gerakan Indonesia Sadar Administrasi kependudukan (GISA) di Gedung Bima Balai Kota Yogyakarta, Senin (30/7). Acara ini dihadiri oleh Wakil Walikota Pemerintah Kota Yogyakarta, Biro Tata Pemerintahan Setda DIY, OPD Pemerintahan Kota Yogyakarta, Pengurus PKK dan Anggota PKK Kelurahan dan Kader GISA. GISA (Gerakan Indonesia Sadar Adminduk) merupakan gerakan dalam rangka membangun ekosistem yang sadar akan pentingnya dokumen kependidikan, pentingnya pemanfaatan data kependudukan, pentingnya pemutakhiran data kependudukan dan pentingnya pelayanan administrasi kependudukan . Wakil Walikota Yogyakarta Heroe Poerwadi mengatakan sosialisasi GISA ini penting dilakukan, untuk mendorong kesadaran semua elemen menuju Indonesia tertib dalam administrasi kependudukan. "Mari kita sosialisasikan Gerakan Indonesia Sadar Administrasi Kependudukan (GISA). Mari kita dorong kesadaran semua elemen untuk menuju Indonesia sadar administrasi kependudukan."" Ujarnya.. Kegiatan Sosialisasi GISA memiliki Kebijakan Administrasi Kependudukan yang dilaksanakan untuk mendukung program Pemerintah pusat melalui Kementrian Dalam Negeri yang dituangkan dalam instruksi mendagri No 470/837/SJ tentang GISA sekaligus untuk meningkatkan kesadaran masyarakat Kota Yogyakarta akan pentingnya Administrasi Kependudukan . GISA mewajibkan seluruh warga masyarakat memiliki dokumen administrasi kependudukan secara lengkap di dalam rumah tangganya. Dokumen tersebut adalah KTP elektronik, Kartu Keluarga, akta kelahiran, akta kematian bagi keluarga yang telah meninggal dunia serta Kartu Identitas Anak (KIA). Dokumen-dokumen inilah yang wajib dimiliki untuk keperluan layanan public. Sisruwadi Kepala Disdukcapil Kota Yogyakarta mengatakan, diharapkan masing-masing daerah disetiap satu kabupaten, kecamatan atau satu kelurahan dan selanjutnya provinsi harus memiliki kebijakan administrasi kependudukan. "Diharapkan masing-masing daerah disetiap satu kabupaten, kecamatan atau satu kelurahan dan selanjutnya provinsi harus memiliki kebijakan administrasi kependudukan agar indonesia tertib dalam melakukan Administrasi kependudukan" ucapnya. Dalam pembentukan Kader Masyarakat GISA juga telah bekerjasama dengan satpol PP untuk mengoptimalkan peran para Kader kampung panca Tertib menjadi pelapor dan contoh tertib administrasi kependudukan di wilayah masing-masing daerahnya. (Hes/Nona/Nana)
Senin 00/00/0000 00:00 WIB | oleh Warta
Dukung UMKM Di Kota Yogya Dengan Festival Go-Food
Wakil Walikota Yogyakarta, Heroe Poerwadi membuka secara resmi GO-FOOD Festival di Kampung Tugu, Yogyakarta, Senin (30/7) sore. GO-FOOD Festival ini hadir dengan konsep foodcourt yang dikombinasikan dengan kuliner dan entertainment. Sehingga memudahkan konsumen untuk menikmati beragam merchant populer di GO-FOOD secara offline. Festival ini pun akan hadir selama satu tahun kedepan dengan menghadirkan 30 merchant mitra Go-Food populer. Pada kesempatan tersebut, Wawali mengungkapkan jika kehadiran layanan pesan antar makanan seperti Go-Food tak hanya menguntungkan bagi konsumen, tapi juga para pemilik restoran dan para supplier mereka. "Banyak cerita menarik tentang usaha rumahan yang sukses berkat Go-Food. Ada orang yang pintar masak tapi tidak punya restoran akhirnya tetap bisa menjalankan usahanya karena Go-Food. Tidak hanya itu, supplier bahan baku makanan pun ikut merasakan dampak positifnya" katanya di lokasi Ia pun sangat menyambut baik kegiatan Festival Go Food ini yang diharapkan dapat menjadi referensi masyarakat dalam menikmati aneka sajian kuliner. Selain itu, katanya, melalui ajang ini pelaku UMKM dapat merambah pangsa pasar yang lebih luas tanpa harus bermodal besar. Di Kota Yogya sendiri terdapat lebih dari 4.000 UMKM, dan pada dan tahun ini, Wawali menargetkan ada sekitar 1.000 UMKM di bidang kuliner yang telah mempunyai sertifikat Produk Industri Rumah Tangga (PIRT). "Kedepan saya berharap kehadiran Go-Jek dapat diselaraskan dengan predikat Yogyakarta sebagai Kota Pendidikan sekaligus Kota Pariwisata Berbasis Budaya" katanya Sementara itu, Brata Santoso, VP Operation and Business Development GO-FOOD Festival menuturkan Sengaja memilih lokasi di Kampung Tugu Yogyakarta karena lokasinya yang strategis di tengah kota sehingga memudahkan akses para konsumen sekaligus dapat dimanfaatkan untuk menggelar berbagai kegiatan, mulai dari workshop, pertunjukan hingga berolahraga bersama. "Kami menghadirkan Go-Food Festival dimana para UMKM yang menjadi mitra kami bisa punya cabang di Go-Food Festival tanpa perlu menyiapkan dana besar untuk sewa tempat dan peralatan, para mitra cukup menyediakan tukang masak dan bahan makanan, nantinya Go-Food yang menyediakan tempat dan peralatan," katanya. (Han)
Senin 00/00/0000 00:00 WIB | oleh Warta
Layani Kesehatan Difabel, Pemkot Selenggarakan Jamkesus Terpadu
Dalam rangka memberikan pelayanan kesehatan terhadap penyandang disabilitas, Pemerintah Kota Yogyakarta melalui Dinas Kesehatan bersama Dinas Sosial dan Bapeljamkesos DIY menyelenggarakan event Jaminan Kesehatan Kuhus (Jamkesus) Terpadu bertempat di Rumah Sakit DKT Dr. Soetarto Yogyakarta pada hari Kamis (26/7) pagi. Kepala Seksi Seksi Pelayanan Kesehatan Khusus Dinas Kesehatan Yogyakarta, dr. Okto Heru Santosa menuturkan, event ini merupakan bagian dari rangkaian Jamkesus Terpadu yang dilaksanakan oleh Pemerintah Kota Yogyakarta sepanjang tahun 2018 ini "Pertama dilaksanakan oleh Dinas Sosial pada bulan Maret lalu di RS DKT, sementara pelaksanaan kali ini merupakan yang kedua kalinya, dan yang ketiga akan diselenggarakan pada akhir tahun nanti" Kata Okto. Lebih lanjut, Okto mengungkapkan, event kali ini berfokus pada pemeriksaan kesehatan pemeriksaan kesehatan secara one stop service sehingga penyandang disabilitas dapat langsung mendapatkan beberapa layanan sekaligus. "Dalam event ini, para penyandang disabilitas Kota Yogyakarta dapat mengakses berbagai layanan seperti pemeriksaan kesehatan oleh dokter umum maupun dokter spesialis sekaligus mendatangkan pihak penyedia alat bantu seperti kursi roda, kruk, atau protesa sehingga kawan difabel bisa langsung mendapatkan alat bantu atau diukur di tempat" Imbuh Okto. Event kali ini sendiri diikuti oleh 143 orang, sebanyak 44 peserta dirujuk lebih lanjut untuk memakai kursi roda, 40 lainnya orthosis prosthesis kruk, 39 rujukan kacamata, dan 44 low vision. Selain kerjasama dengan Bapeljamkesos DIY, Pihak Pemerintah Kota Yogyakarta juga menggandeng RS DKT dan Tim Denkesyah, Puskesmas Kota Yogyakarta, TAGANA, PMI, Karangtaruna Taruna, dan pihak sponsor alat Bantu, yakni Yakkum ,dan UCP. (ams)
Senin 00/00/0000 00:00 WIB | oleh Warta
Komisi B DPRD Bojonegoro Melakukan Kunjungan ke Pemkot Yogyakarta
Komisi B DPRD Bojonegoro melakukan kunjungan kerja ke Pemerintah Kota Yogyakarta dalam rangka meningkatkan inflasi daerah Bojonegoro. Empat belas orang ikut hadir dalam kunjungan kerja kali ini. Kedatangan mereka disambut dengan baik oleh Pemerintahan Kota Yogyakarta yang diwakili oleh Staf Ahli Bagiam Umum Tri Widayanto di ruang rapat 6 Dinas Perizinan, Juma"at (27/7). Ketua Komisi B DPRD Bojonegoro Sigit Kushariyanto dalam kunjungan ini mengatakan bahwa pihaknya ingin belajar di Pemerintah Kota Yogyakarta mengenai komparasi sebagai perbandingan untuk meningkatkan inflasi daerah di Bojonegoro. "Maksud kami berkunjung ke Yogya adalah untuk membandingkan kabupaten Bojonegoro dengan Kota Yogyakarta, biar bisa dipelajari agar inflasi daerah meningkat.", ucapnya. Menurutnya perkembangan daerah Bojonegoro sangat signifikan, karena adanya dampak dari pabrik maupun pasar. Sedangkan karakteritas di pengaruhi oleh kondisi Kota atau Kabupaten. Menanggapi hal ini pihak Pemerintah Kota Yogyakarta memberikan respon positif. Dalam sambutannya Tri Widayanto mengatakan, pemerintah Kota Yogyakarta bersama Komisi B DPRD Kota Yogyakarta, melakukan beberapa langkah konkrit diantaranya dengan, Mengadakan Rapat-rapat Komisi maupun Koordinasi rutin secara berkala. Selain itu, penentuan Target, Realisasi dan Pemantauan Potensi PAD juga menjadi hal yang tidak kalah penting sehingga Legislatif dan Eksekutif senantiasa seiring sejalan. Secara rutin pula, DPRD Kota Yogyakarta mengundang OPD terkait untuk melakukan monitoring serta evaluasi rutin sekaligus pemantauan pontensi PAD, dan penyusunan laporan penerimaan PAD oleh OPD terkait. Tri Widayanto menambhakn yang tidak kalah penting dari kegiatan koordinasi dengan Eksekutif dan peninjauan wilayah atau lapangan, serta memperbanyak frekuensi kunjungan wilayah untuk menangkap aspirasi masyarakat juga telah dilaksanakan oleh Komisi yang membidangi. (Hes/Vio/Ind)
Senin 00/00/0000 00:00 WIB | oleh Warta
Kinerja Fisik Pemkot Yogyakarta Terealisasi 45% pada Triwulan Kedua 2018
Kinerja fisik di unit kerja Pemkot Yogyakarta pada triwulan kedua tahun 2018 memiliki realisasi yang cukup tinggi sekaligus meningkat dibanding tahun sebelumnya. Pada triwulan kedua ini realisasi kinerja fisik mencapai angka 45,49 persen dari target 48,88 persen. "Capaian kinerja fisik pada triwulan kedua tahun ini meningkat dibanding tahun 2017. Pada 2017 mencapai angka 40 persen sedangkan tahun ini pada triwulan kedua angkanya naik menjadi 45 persen," papar Kepala Bappeda Kota Yogyakarta Edy Muhammad saat Rapat Koordinasi Pengendalian Program Pembangunan Daerah (Rakordal) di Ruang Bima Kompleks Balaikota, kamis (26/7). Edy mengatakan, beberapa hal yang menjadi penghambat adalah beberapa pekerjaan kontruksi yang mundur dari tatakala, adanya pekerjaan yang mengalami lelang gagal yakni ipal tahu dan batik. "Selain itu juga karena pengadaan tanah RHTP Kelurahan Mantrijeron gagal mencapai kesepakatan dan pengadaan tanah Kelurahan Suryatmajan mundur dari tatakala," jelasnya. Walikota Yogyakarta berharap adanya peningkatan pada triwulan selanjutnya. "Pada triwulan selanjutnya ini harus ditingkatkan terutama pada sisi realisasi keuangannya.", ucap Haryadi Suyuti dalam sambutannya yang dibacakan Sekda Kota Yogyakarta Titik Sulastri. Sejalan dengan konsep Gandeng Gendong dan tema pembangunan Kota Yogyakarta untuk tahun 2018, yaitu Meningkatnya Pelayanan Publik yang Berkualitas Menuju Kota Yogyakarta yang Mandiri dan Sejahtera Berlandaskan Semangat Segoro Amarto. "Saya menghimbau kepada rekan-rekan untuk dapat bersinergi dengan elemen-elemen lain seperti Kampung, Komunitas, Kampus, dan Korporat dalam melakukan perencanaan dan menjalankan program pembangunan," imbuhnya. Haryadi Suyuti juga menekankan agar pelaksanaan program dan kegiatan sebaiknya segera dieksekusi sesuai dengan tatakala dan kebutuhan tanpa harus menunggu hingga akhir Triwulan III. Sesuai dengan rekomendasi untuk perbaikan kinerja pada Triwulan III, Walikota menginstruksikan kepada segenap Kepala OPD Pemerintah Kota Yogyakarta untuk melakukan percepatan proses pengadaan barang dan jasa, meningkatkan penyerapan keuangan sesuai dengan target yang telah ditetapkan; Selain itu Walikota juga meminta untuk mengidentifikasi potensi efisiensi anggaran serta kegiatan yang tidak dapat terlaksana sampai dengan akhir tahun untuk dilaksanakan penyesuaian di perubahan. "JugaFokus pada pencapaian target sasaran dan program perangkat daerah dengan tetap mempertimbangkan prinsip efektif dan efisien dalam pengelolaan anggaran," imbuhnya.(Birra Farida, Viola Diane dJP, Indri Sulistiani)
Senin 00/00/0000 00:00 WIB | oleh Warta
Wakil Walikota Yogya, Dampingi Presiden Blusukan Ke Pasar
Warga Kota Yogya dikejutkan dengan aksi blusukan Presiden Joko Widodo (Jokowi) di Pasar Kranggan Yogyakarta, momen kedatangan Presiden Jokowi ini pun tidak disia-siakan begitu saja oleh masyarakat. Saat disapa Presiden secara langsung sontak masyarakat langsung mengerubungi Kepala Negara untuk bersalaman dan berswafoto sejak Jokowi turun dari mobil kepresidenan. Jokowi juga sempat membagikan hadiah berupa kain batik, kaos dan buku tulis kepada warga Kota Yogya. Dalam kunjungan tersebut, Jokowi didampingi Wakil Walikota Yogyakarta, Heroe Poerwadi. Selama mengunjungi pasar tersebut Jokowi sengaja berbelanja bahan makanan yang sudah sulit ditemukan di pasar modern. "Kan kita kadang mencari di toko modern dan retail enggak ada, di sini ada. Misalnya emping mentah, itu sulit. Lalu ada kecipir," katanya di lokasi, Rabu (25/7) Ia pun mengaku puas dengan kebersihan dan fasilitas yang ada di Pasar Kranggan ini. Ia berharap pasar-pasar tradisional lain juga memiliki standar yang sama. "Ada tempat parkir, dalamnya tertata, tidak becek dan tidak bau, supaya bisa bersaing dengan pasar-pasar modern dan retail-retail modern," ucap Jokowi. (Han)
Senin 00/00/0000 00:00 WIB | oleh Warta
Dinkes Kota Yogya Melaunching Pemberian Tablet Tambah Darah di Ruang Bima Yogya
Pemerintah Kota Yogyakarta melalui Dinas Kesahatan (Dinkes) Kota Yogyakarta mengadakan Workshop Pencegahan Pengendalian Anemia pada Remaja di Gedung Bima Balai Kota Yogyakarta, Rabu (25/7). Acara ini sekaligus Launching Pemberian Tablet Tambah Darah kepada anak - anak sekolah tingat SMP dan SMA. Selain itu pemberian tablet penambah darah ini di bagikan ke seluruh tamu undangan yang hadir. Dalam workshop ini adanya prevalansi anemia dan kekurangan energi kronis (KEK), yang masih ada dan terjadi di wilayah Kota Yogyakarta. Salah satunya kekurangan darah atau anemia yang berdampak pada penurunan kapasitas kerja tubuh, daya pikir, dan konsentrasi pada remaja putri yang dapat menimbulkan resiko kelahiran prematur, berat badan lahir rendah dan kematian perinatal dan proses kelahiran bayi. Selain itu kekurangan energi kronis diderita pada anak usia sekolah, pra remaja , ibu hamil , dan wanita usia subur yang seharusnya membutuhkan asupan gizi yang cukup pada masa kehamilan dan mensyusui. "Dalam kesempatan ini, mengingat dampak buruk anemia dan pengaruhnya yang tida menguntungkan terhadap prestasi belajar siswa, maka kiranya perlu dilakukan pemilihan tentang pola makan seimbang bagi para siswa dan orag tua, serta pemberian suplementasi FE atau penambahan tabet tambah darah pada remaja putri." ujar Walikota dalam sambutannya yang disampaikan oleh Sekda titik sulastri. Dengan adanya Workshop ini diharapkan masyarakat memperoleh pelayanan kesehatan. Pemerinta Kota Yogyakarta secara serius menempatkan kesehatan sebagai salah satu prioritas utama pembangunan masyarakat. Hal ini terlihat dari alokasi APBD 2018 sektor kesehatan sebesar Rp. 324 milyar atau 19,18 % dari total APBD Kota Yogyakarta. Prioritas Pembangunan tersebut terangkum dalam visi pembangunan kota yogyakarta tahun 2017 " 2022 yaitu "meneguhkan kota Yogyakarta sebagai kota nyaman huni dan pusat pelayanan jasa yang berdaya saing kuat untuk keberdayaan masyarakat dengan berpijak pada nilai keistimewaan". Oleh karena itu pemerintah Kota Yogyakarta mendukung kegiatan workshop ini sebagai upaya untuk menjaga kesehatan di masyarakat. Pemerintah juga menghimbau dan mengajak masyarakat, stakeholder atau pemangku kepentingan, berbagai institusi pemerintah, kalangan suwasta maupun dunia usaha untuk turut serta berperan dalam memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat, sebagai sumbangsih bersama bagi peningkatan kesejahteraan warga Yogyakarta. (Hes/Bir/Na)
Senin 00/00/0000 00:00 WIB | oleh Warta
Kota Yogya Raih Penghargaan Kota Layak Anak Kategori Nindya Tahun 2018
Komitmen Pemerintah Kota (Pemkot) Yogya untuk mewujudkan lingkungan ramah bagi tumbuh kembang anak, pemenuhan hak dan perlindungan anak berhasil mengantarkan Pemkot Yogya meraih penghargaan Kota Layak Anak (KLA) kategori Nindya tahun 2018. Penghargaan tersebut diserahkan langsung oleh Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan anak Republik Indonesia, Yohana Susana Yembise di Dyandra Convention Center, Surabaya, Senin malam (23/7). Menurut Yohana penghargaan tersebut diberikan tidak secara sembarangan, melainkan melalui proses panjang penilaian yang dilakukan tim evaluasi yang independen dan memiliki kredibilitas, sesuai indikator yang ditetapkan. "Indikator dari penilaian tersebut di antaranya adanya Perda tentang Kota Layak Anak (KLA), memiliki Lembaga Perlindungan Anak (LPA), Ruang Tanaman Hijau (RTH) yang ramah anak hingga cakupan untuk mendapatkan akta kelahiran secara mudah" katanya di lokasi. Yohana berpesan kepada seluruh kepala daerah agar jangan menjadikan penghargaan KLA tahun 2018 ini sebagai tujuan akhir. "Namun dengan adanya penghargaan ini dapat dijadikan motivasi untuk lebih memperhatikan secara serius dalam pemenuhan hak dan perlindungan khusus anak di wilayahnya masing-masing. Melindungi satu anak berarti melindungi satu bangsa. Dengan meraih penghargaan ini berarti tanggung jawab lebih besar untuk meningkatkan apa yang dicapai pada hari ini," jelasnya. Dijumpai usai menerima penghargaan, Wakil Walikota Yogyakarta, Heroe Poerwadi mengaku bangga atas torehan prestasi tersebut. Menurutnya penghargaan ini tak lepas peran dari masyarakat dan pihak terkait utamanya beberapa lembaga yang menangani perlindungan dan anak. "Penghargaan ini merupakan bukti komitmen Pemkot Yogyakarta dalam mewujudkan kota layak anak sekaligus bukti kepedulian Pemkot terhadap hak-hak anak," tandasnya. Wawali menjelaskan di Kota Yogya sudah banyak kampung yang mendeklarasikan diri guna menopang kepentingan anak-anak, khususnya dalam hal bermain dan belajar. "Mulai dari Kampung Ramah Anak, Kampung Jam Belajar Masyarakat, dan Kampung Bebas Asap Rokok. Untuk Kampung Jam Belajar Masyarakat setiap pukul 18.00-21.00 di wajibkan mematikan TV untuk memberikan kesempatan anak-anak belajar," katanya. Sementara untuk Kampung Bebas Asap Rokok, lanjutnya, saat ini sudah dideklarasikan di lebih dari 139 kampung. Kampung tersebut pada dasarnya melarang para perokok untuk merokok di sembarang tempat. Tak sampai disitu, Pemkot Yogya juga tak henti - hentinya mendorong puskesmas - puskesmas dan sekolah - sekolah untuk bisa menghadirkan layanan-layanan yang ramah bagi anak " anak. "Saat ini, sudah ada 34 sekolah ramah anak di Kota Yogyakarta yang akan dijadikan sebagai rujukan bagi sekolah lain untuk bisa menjadi sekolah ramah anak. Sementara untuk puskesmas layak anak di Kota Yogya sudah ada delapan puskesmas dan 178 kampung ramah anak" uangkapnya Ia berharap penghargaan tersebut semakin memotivasi Pemkot Yogya untuk terus membangun langkah program yang dapat menguatkan lahirnya generasi-generasi emas. Hal senada juga dikatakan Plt Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Kota Yogyakarta (DPMPPA) Kota Yogya, Octo Noor Arafat, Ia mengaku bangga atas torehan prestasi tersebut. "Setelah empat kali mendapatkan penghargaan KLA kategori Madya, Alhamdulillah berkat kerja kita bersama antara Pemkot Yogya, masyarakat, dunia usaha, dan media, akhirnya di tahun 2018 ini Kota Yogya naik peringkat menjadi KLA kategori Nindya, tentu saja ini menjadi spirit kita semua agar semakin giat melakukan upaya perlindungan dan pemenuhan hak anak" ujarnya Ia menjelaskan dalam mewujudkan Kota Yogya sebagai Kota Layak Anak, Pemkot Yogya telah melakukan berbagai cara, di antaranya meningkatkan komitmen wilayah, khususnya kecamatan dengan membentuk kecamatan layak anak. "Peningkatan peran kecamatan untuk mendukung percepatan kota layak anak sudah dilakukan sejak tahun 2016. Bahkan di Kecamatan layak anak tersebut sudah diselenggarakan musyawarah perencanaan pembangunan khusus bagi anak-anak." katanya Dengan begitu, Ia berharap anak-anak bisa ikut memberikan usul atau masukan terhadap program kerja pemerintah, karena biasanya musyawarah perencanaan pembangunan hanya didominasi pekerjaan fisik tanpa memperhatikan kebutuhan anak-anak. "Apalagi saat ini sudah ada pelimpahan kewenangan di kecamatan. Bisa saja, kecamatan memiliki program tersendiri yang ditujukan untuk anak-anak, seperti pemenuhan ruang terbuka untuk bermain atau kebutuhan lain," katanya. Tak sampai disitu, Komitmen Pemkot Yogya untuk mewujudkan Kota Yogya sebagai Kota Layak Anak juga bisa dilihat dari banyaknya Organisasi Perangkat Daerah (OPD) di lingkungan Pemkot Yogya yang telah memiliki berbagai program dan inovasi yang mendukungan terhadap terwujud Kota Yogya sebagai kota layak anak. "Berbagai program tersebut, di antaranya keberadaan taman lalu lintas yang berada di bawah kewenangan Dinas Perhubungan Kota Yogyakarta, Satgas Antikekerasan di sekolah, serta Satgas Sigrak untuk penanganan kasus kekerasan terhadap perempuan dan anak" katanya. (Han)
Senin 00/00/0000 00:00 WIB | oleh Warta
Wakil Walikota Lepas Jemaah Haji Kloter 23 SOC
Wakil Walikota Yogyakarta Heroe Poerwadi melepas jema"ah calon haji Kota Yogyakarta kelompok terbang (Kloter) 23 SOC sebanyak 437 orang di Grha Pandawa Kompleks Balaikota, senin (23/7) pagi. Heroe Poerwadi berharap agar jemaah mampu mengikuti rangkaian ibadah haji dengan tenang dan khusyuk, Ia pun meminta agar jemaah tidak merisaukan segala yang ditinggalkan di tanah air. "Kami selaku Pemerintah dan masyarakat Yogyakarta akan saling menjaga, jadi jemaah silahkan fokus dan khusyuk beribadah disana," ucapnya. Meskipun jemaah calon haji tahun ini mayoritas lansia, Heroe pun mengaku optimis mereka bisa menjalani proses beribadah dengan lancar. "Meski pun lansia, tapi saya yakin mereka adalah lansia yang sehat," tandasnya. a pun mendoakan jamaah haji agar diberikan kesehatan sehingga bisa menjalankan ibadah haji secara sempurna dan mendapatkan pahala yang sebanyak-banyaknya. "Semoga kembali ke tanah air menjadi haji yang mabrur," ucap Heroe mendoakan. Dalam kesempatan yang sama Kepala Kantor Kementerian Agama Kota Yogyakarta Sigit Warsita menjelaskan calon jemaah haji yang berusia lanjut mendominasi kloter 23 SOC. Prosentasenya mencapai 63 persen. "Usia calon haji yang tertua adalah 85 tahun, sementara yang paling muda adalah 20 tahun," urainya. Ia juga menjelaskan dari latar belakang pekerjaan, calon jemaah haji Kota Yogyakarta mayoritas bekerja sebagai PNS. Sebanyak 30,2 persen. "Bila dilihat dari latar belakang pendidikan, 52 persen dari seluruh jamaah berpendidikan S1 hingga S3 sementara 27 persen berpendidikan SD," jelasnya. Ia memasikan seluruh calon jamaah haji dalam keadaan sehat dan sudah dinyatakan mampu mengikuti rangkaian ibadah haji dan juga diperkirakan mampu menempuh perjalanan jauh baik saat berangkat maupun mobilisasi saat di tanah suci. "Di sana cuaca sangat panas. Jamaah haji harap menjaga kondisi kesehatan masing-masing dengan memperbanyak minum air putih, makan buah dan sayur, serta mengenakan masker," ungkapnya. Masih ada 85 jamaah haji lain yang tidak masuk dalam kloter 23 SOC. Jamaah tersebut, lanjutnya, masuk dalam kloter 29 SOC yang juga terdapat calon jamaah haji asal Kulonprogo yang diberangkatkan Rabu (25/7/2018). (Tam)
Senin 00/00/0000 00:00 WIB | oleh Warta
Budaya Jogja Pikat Para Anggota Friendship Force International
Sekitar 25 warga negara asing (WNA) asal Amerika Serikat, Australia, Turki dan New Zealand yang tergabung dalam "Friendship Force International (FFI)" atau organisasi yang fokus dengan pertukaran budaya antar negara mengunjungi Kota Yogyakarta, selasa (24/7) pagi. Rombongan yang terdiri dari para pensiunan ini diterima oleh Pemerintah Kota Yogyakarta di ruang Yudistira Kompleks Balaikota. Mereka pun memutuskan mengunjungi Kota Yogyakarta karena tertarik dengan kesenian gamelan dan sederet budaya unik lainnya di Yogyakarta. Mereka akan tinggal di Yogyakarta selama satu minggu, mereka akan tinggal di masing-masing rumah anggota FFI yang ada di Kota Yogyakarta. Bahkan ada dua anggota FFI yang akan menginap di rumah Wakil Walikota Yogyakarta. "Para anggota FFI yang berpergian ke negara lain akan tinggal di rumah anggota sehingga mereka akan berinteraksi langsung dengan anggota tersebut, jadi sifatnya home stay," ujar Presiden Friendship Force International of Yogyakarta Nurfifi Arlianti. Ia juga menjelaskan, Brenda Pearson asal Amerka Serikat dan Jo Anne Bryan asal California berkesempatan tinggal di rumah Wakil Walikota Yogyakarta Heroe Poerwadi selama satu pekan. "Selama di Yogyakarta para rombongan akan belajar budaya, salah satunya akan belajar cara memainkan gamelan di Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa," imbuhnya. Sementara itu Walikota Yogyakarta Haryadi Suyuti dalam sambutannya yang dibacakan Kepala Bagian Protokol Setda Kota Yogyakarta, Emiliana Yulianti mengapresiasi kunjungan FFI ke Kota Yogyakarta. "Ini adalah misi penting yang harus didukung untuk menjaga persatuan dan persaudaraan antara negara," ucapnya. Yogyakarta adalah kota pendidikan, budaya, dan pariwisata. Roda ekonomi pun bertumpu pada ketiganya. Ia mengatakan, sektor pariwisata masih menjadi primadona bisnis yang menarik. "Yogyakarta adalah kota yang identik dengan kota budaya maupun kulinernya. Bahkan kota Yogyakarta juga dikenal sebagai kota pendidikan sehingga menarik wisatawan Mancanegara untuk mengenal lebih dalam mengenai Kota Yogyakarta," sambungnya. Dalam kesempatan tersebut Walikota Yogyakarta juga memamerkan pagelaran Wayang Jogja Night Carnaval yang telah menjadi agenda tahunan dalam peringatan hari jadi Kota Yogyakarta sejak 2016. Wayang Jogja Night Carnaval, adalah ajang interaksi antar budaya tradisional seperti wayang dengan media moderen seperti street art. Wayang Jogja Night Carnaval menjadi hiburan spektakuler. Mengukuhkan Yogyakarta sebagai kota berbudaya dan berperadapan, penuh toleransi dan menyejukkkan," jelas Haryadi. Ia berharap kunjungan FFI ke Kota Yogyakarta mampu melejitkan Yogyakarta di kancah dunia, sehingga Yogyakarta menjadi salah satu Kota Pariwisata yang dikenal dunia internasional. (Indri Sulistiani, Retno Indriastuti Viola Diane de Johnnie Putri)
Senin 00/00/0000 00:00 WIB | oleh Warta
Pemkot Kembali Salurkan Dana CSR dari BPD DIY
Dalam rangka meningkatkan kesejahteraan masyarakat Kota Yogyakarta, Pemerintah Kota Yogyakarta melalui Tim Koordinasi Penanggulangan Kemiskinan (TKPK) kembali menyalurkan dana bantuan Corporate Social Responsibility (CSR) dari Bank BPD DIY. Bantuan sejumlah Rp.264.438.300,- tersebut diserahkan kepada warga masyarakat yang berhak pada hari Selasa (24/7) siang di Ruang Code, Bappeda Kota Yogyakarta. Dituturkan oleh Sekretaris Kota Yogyakarta, Titik Sulastri, terdapat empat sektor yang menjadi sasaran bantuan CSR tersebut, yakni sektor sosial ekonomi, sektor pendidikan, sektor kesehatan, dan sektor fisik. yang terdiri dari 21 kelompok, sektor pendidikan sejumlah empat kelompok, dan sektor kesehatan serta fisik, masing-masing enam kelompok. Total dana CSR yang akan diberikan sejumlah Rp. 473.658.400,- dan saat telah disalurkan sebanyak Rp.354.438.300,- "Dari keempat sektor tersebut, sudah diserahkan Rp. 90.000.000,- untuk sektor fisik pada hari Rabu (11/7) kemarin, dan hari ini diserahkan dana CSR sebesar Rp.264.438.300,- kepada sektor ekonomi sosial" Tutur Titik." Lebih lanjut, Titik berharap bantuan tersebut dapat dimanfaatkan oleh penerima dengan baik dan optimal sehingga mampu benar-benar meningkatkan kesejahteraan masyarakat. "Harapan kami bagi penerima dapat memanfaatkan bantuan seoptimal mungkin sehingga mewujudkan semangat untuk kemandirian dalam meningkatkan kesejahteraannya" Imbuh Titik Sementara, Perwakilan dari BPD DIY, Widi Surjanto mengatakan, bantuan tersebut merupakan bentuk dari tanggungjawab sosial BPD DIY dan dalam memberikan bantuan dilakukan seleksi yang cukup ketat bagi calon penerima. "Bantuan tidak serta merta diserahkan, namun pemohon harus menyerahkan proposal untuk diseleksi. Harapannya bantuan ini dapat membuat penerima menjadi lebih setiti dan gemi dalam mengembangkan usahanya" Katanya. Iwan Agustian, perwakilan dari Kampung Ramah Anak RW XVI Sorosutan sebagai salah satu kelompok penerima CSR mengaku akan menggunakan dana CSR tersebut untuk pembuatan sarana bermain serta kegiatan anak-anak "Bantuan akan kami gunakan untuk saran bermain serta untuk supporting kegiatan anak-anak, meliputi tari klasik, bela diri, dan jathilan anak" Tukas Iwan (ams)
Senin 00/00/0000 00:00 WIB | oleh Warta
Dorong Jogja Jadi Kota Ramah Lansia, Pemkot Adakan Workshop
Dalam rangka mewujudkan Yogyakarta sebagai kota yang ramah terhadap warga lanjut usia (lansia), Pemerintah Kota Yogyakarta melalui Dinas Sosial menyelenggarakan Workshop Komisi Daerah Lanjut Usia Kota Yogyakarta pada hari Senin (23/7) pagi bertempat di Grha Pandawa Komplek Balaikota Yogyakarta. Dituturkan oleh Walikota Yogyakarta, Haryadi Suyuti melalui sambutan tertulisnya yang dibacakan oleh Plt. Asisten Kesejahteraan Rakyat, Muhammad Sarjono berharap acara tersebut mampu menjadi forum bertukar pikiran berbagai stakeholder dalam mengidentifikasi tantangan maupun hambatan mengenai apa yang dihadapi dan diselesaikan dalam mengupayakan Yogyakarta menjadi kota Ramah Lansia. "Acara ini merupakan kegiatan positif sebagai forum diskusi yang sangat penting mengenai bagaimana kota Yogyakarta bisa menjadi kota yang ramah bagi segenap warga lanjut usia" Tutur Walikota dalam sambutan tertulisnya tersebut. Lebih lanjut, Walikota memaparkan, saat ini Yogyakarta menjadi kota dengan usia harapan hiudp tertinggi, yakni 76 tahun untuk perempuan dan 74 tahun untuk laki-laki sekaligus menjadi kota dengan presentasi jumlah lansia tertinggi, yaitu 13,94%. "Sebuah hal yg membanggakan di mana hal tersebut menunjukkan bahwa kota yk masih menjadi kota yang berhati nyaman dan menjadi jujugan kota yang favorit bagi lansia yang menetap bersama keluarga di masa pensiun." Imbuh Walikota. Mengacu pada delapan dimensi standar kehidupan kota untuk mewujudkan kota ramah lansia menurut WHO yakni gedung dan ruang terbuka, transportasi, perumahan, partisipasi sosial, penghormatan dan inklusi/keterlibatan sosial, partisipasi sipil dan pekerjaan, komunikasi dan informasi, serta dukungan masyarakat dan pelayanan kesehatan, Kota Jogja masih berada di angka 68%. Angka tersebut masih lebih baik jika dibandingkan dengan kota lain di Indonesia yang umumnya ada di angka 43%, namun demikian Walikota meminta agar segenap stakeholder terus berupaya untuk terus peduli terhadap lansia, memenuhi hak-hak lansia, dan meningkatkan pelayanan lansia. "Perlu dengan adanya sinergitas antara pemerintah , beragai lembaga sosial dan dunia usaha melalui gerakan Segoro Amarto dan lebih terarah melalui gerakan Gandeng Gendong sebagai gerakan memberdayakan masyarakat melalui 5K dengan secara aktif meningkatkan partisipasi lansia dalam pembangunan, membangun dan menyediakan fasilitas serta pelayanan yang memudahkan warga lansia, serta memberikan bantuan bagi warga lansia agar dapat menjadi warga lansia yang mandiri dan produktif" Tambah Walikota lagi. Workshop ini sendiri menghadirkan tiga narasumber, yakni Ketua Komda Lansia Kota Yogyakarta, Trikirana Muslidatun atau yang akrab dipanggil Ana Haryadi, Anggota Komisi D DPRD Kota Yogyakarta, Dwi Budi Utomo serta Askar Ashini dari Lembaga Studi dan Advokasi Masyarakat (ELSAM), sementara peserta terdiri dari Komisi Lansia, baik di tingkat Kota, Kecamatan, maupun Kelurahan dan OPD di Pemerintah Kota Yogyakarta. "Dalam workshop ini kita membahas bagaimana agar lansia bisa nyaman tinggal di Jogja, tidak hanya melalui fasilitasi pemerintah saja, namun juga bagaimana agar Komda Lansia menggerakan agar lansia yang jumlahnya cukup banyak ini tetap sehat, barokah, dan bahagia. Saya berharap pengurus Komisi Lansia kecamatan untuk menyerap betul apa yang didapatkan di workhsop ini dan melaksanakan kegiatan dengan baik serta melibatkan kelompok lansia di tingkat RW" Kata Ana Haryadi (ams)
Senin 00/00/0000 00:00 WIB | oleh Warta
Hari Koperasi ke-71, Momen Penting untuk Pertumbuhan Ekonomi Nasional
Peringatan dalam rangka Hari Koperasi ke-71 diadakan Workshop Sarasehan dengan tema "Penguatan Koperasi Mendorong Pertumbuhan Ekonomi Nasional" di Ruang Bima Balai Kota Yogyakarta, Senin (23/7). Kegiatan ini di hadiri oleh Kepala Dinas Koperasi UKM Nakertrans Lucy Irawati dan Sekertaris Daerah Kota Yogyakarta Titik Sulastri melalui acara Workshop Sarasehan pada hari ini diharapkan masyarakat dapat ikut serta untuk lebih menggiatkan gerakan serta kegiatan koperasi di Indonesia sebagai soko guru perekonomian dalam rangka membangun sebuah gerakan koperasi yang kuat, sehat, transparan, akuntabel dan mampu menjadi sarana menjamin pemerataan ekonomi, mewujudkan keadilan sosial bagi segenap anggota serta mensejahterakan masyarakat luas. Perkembangan koperasi di tengah-tengah era globalisasi ini memasuki era pasar bebas yang membawa konsekuensi semakin kuatnya dinamisasi di berbagai sektor, terutama di sektor ekonomi dan perdagangan. Begitu pula dengan sektor koperasi di wilayah Kota Yogyakarta, diharapkan koperasi dan Baitul Maal wat Tamwil, perlu untuk melihat peluang-peluang serta area layanan yang baru, sembari tentunya tetap berada dalam koridor hukum yang berlaku. Kepala Dinas Koperasi UKM Nakertrans Lucy Irawati mengatakan sekitar 1500 orang yang akan mengikuti jalan sehat diikuti oleh seluruh gerakan koperasi di kota Yogyakarta, start dan finish jalan sehat berada di Pendopo Tamansiswa. "sekitar 1500 orang yang akan mengikuti jalan sehat yang diikuti oleh seluruh gerakan koperasi yang ada di kota Yogyakarta" ungkapnya. Pemerintah Kota Yogyakarta diwakili oleh Sekertaris Daerah Kota Yogyakarta Titik Sulastri menyampaikan dalam badan usaha lain bukan menjadi saingan, melainkan menjadi mitra yang sejajar bagi koperasi untuk mensejahterakan anggotanya. "keberadaan badan-badan usaha lain, tentunya bukan menjadi saingan, melainkan menjadi mitra yang sejajar bagi koperasi untuk mensejahterakan anggotanya" ungkapnya. Sebagai pengurus dan penggiat koperasi dituntut untuk dapat menghasilkan pemikiran dan memiliki sikap yang inovatif untuk menciptakan kegiatan kreatif dalam rangka meningkatkan eksistensi koperasi, memperjuangkan dan menyalurkan aspirasi koperasi. Selain itu koperasi mampu meningkatkan kesadaran berkoperasi di kalangan masyarakat, melakukan edukasi pembelajaran perkoperasian yang baik, serta mengembangkan kerja sama erat antar koperasi maupun dengan badan usaha yang lainnya. Titik Sulastri menyampaikan diharapkan kegiatan ini dapat di pandang sebagai forum strategis d.alam menggiatkan roda gerakan koperasi ke depan. "Saya berharap kegiatan Workshop Sarasehan dalam rangka Hari Koperasi yang ke-71 ini dapat dipandang sebagai forum strategis dalam menggiatkan roda gerakan koperasi ke depan" ungkapnya. Rangkaian kegiatan Hari Koperasi yang ke-71 ini banyak sekali kegiatan yang dilaksanakan oleh Dinas Dinas Koperasi UKM Nakertrans meliputi tangkas terampir perkoperasian SLTP, SLTA dan Perguruan Tinggi, lomba prakoperasi, workshop, donor darah bersama DIKOPIDA. (Hes)
Senin 00/00/0000 00:00 WIB | oleh Warta
Tema dan Logo Peringatan Hari Ulang Tahun Ke-73 Kemerdekaan Republik Indonesia
Dengan hormat, bersama ini kami sampaikan tema dan logo untuk dapat digunakan sebagai branding rangkaian kegiatan Peringatan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-73 Kemerdekaan Republik Indonesia yang sinergis dengan Asian Games XVII Silahkan unduh melalui tautan di bawah ini Link 1 : Pedoman HUT RI dan Panduan Desain Link 2 : Pedoman HUT RI dan Panduan Desain
Senin 00/00/0000 00:00 WIB | oleh Warta
Angon Bocah, Tanamkan Kebersamaan Lewat Permainan Tradisional
Kelurahan Tegalrejo Kota Yogyakarta menggelar acara Angon Bocah 2018. Acara ini untuk menghidupkan kembali berbagai macan permainan tradisional yang hampir punah. Acara yang di gelar selama dua hari (21-22 Juli) ini digelar di sepanjang jalan Wiratama, Tegalrejo. Aneka permainan tradisional seperti engrang, nekeran (main gundu), gangsingan (gasing), balap bakiak raksasa, sundhah mandhah (engklek), hingga "drag race" kapal othok-othok turut memeriahkan acara tersebut. Celoteh dan tawa riang anak-anak yang tenggelam dalam keasyikan memainkan berbagai permainan tradisional tak henti-hentinya terdengar. Ketua Panitia Angon Bocah Ragil Anggara mengungkapkan, acara ini merupakan kampanye dolanan tradisi. Menurutnya, saat ini sedikit anak yang mengetahui dan memainkan permainan tradisi. Padahal ragam permainan ini tidak hanya sekadar bermain, namun memiliki nilai lainnya. "Berangkat dari kepedulian inilah kami mengadakan acara ini. Saat ini anak cenderung bermain gadget. Meski bagus, tapi di sisi lain mengurangi interaksi dan komunikasi anak," kata Ragil. Pada kesempatan tersebut Wakil Walikota Yogyakarta, Heroe Poerwadi juga bekesempatan menyasikan gelaran yang di motori oleh Karang Taruna Wiratama ini. Menurutnya dengan adanya acara tersebut dapat meningkatkan perhatian dan kepedulian terhadap perkembangan anak. "Membekali anak dengan pendidikan yang baik dan terarah, menyisihkan waktu untuk bermain dengan anak dan menjadi sahabat bagi anak. Anak adalah penerus kita, penerus bangsa ini, di tangan merekalah masa depan negeri ini berada"katanya. Ia berharap kegiatan ini dapat menjadi inspirasi bagi anak - anak agar siap memasuki tantangan masa depan, memiliki keyakinan kuat dalam berusaha sehingga segala sesuatunya dapat tercapai sesuai harapan dan cita-cita. "Manfaatkanlah momentum ini untuk memperluas persahabatan kalian dengan peserta lain, teruslah berkarya dan berkreasi dalam hal yang positif, tingkatkanlah prestasimu agar kelak menjadi anak yang berguna bagi bangsa dan negara serta menjadi kebanggaan bagi orang tua" ujarnya. (Han)