Senin 00/00/0000 00:00 WIB | oleh Warta
Pemkot Gelar Pelatihan Intensif Pengembangan UMKM
Pengusaha UMKM mendapatkan pembekalan dalam meningkatkan usaha dan merespon kebijakan pemerintah untuk mendorong UMKM di Kota Yogyakarta. Berbagai pelatihan dan pendampingan serta pemberdayaan di berikan oleh pemda kota Yogyakarta agar UMKM semakin berkembang. Pelatihan Intensif Pengembangan UMKM Kota Yogyakarta ini diadakan pada Senin (17/9) di Ruang Bima, Balaikota Yogyakarta. Kepala Dinas Sosial Narketran, Cristina Lusi Irawati mengatakan Dengan berbagai pelatihan ini diharapkan UMKM yang ada di yogyakarta bisa naik kelas. "Pelatihan ini bekerjasama dengan yayasan BEDO arahnya untuk peningkatan wirausaha yang ada di Kota Yogyakarta, dengan berbagai pelatihan ini diharapkan UMKM yang ada di yogyakarta bisa naik kelas" ujarnya. Selain itu Wakil Walikota Yogyakarta, Heroe Poerwadi berharap peserta mampu berinovasi dan meningkatkan kualitas produk yang dihasilkan serta memperluas jaringan usaha. "Saya berpesan kepada para peserta pelatihan dan bimtek UMKM ini, manfaatkanlah event ini dengan sebaik-baiknya terutama untuk menggali dan mengumpulkan informasi untuk berinovasi dan meningkatkan kualitas produk yang dihasilkan serta membuka peluang untuk memperluas jaringan usah" ungkapnya. Kegiatan pelatihan dan bimbingan teknis intensif ini merupakan gagasan positif untuk memberikan bantuan fasilitasi bagi para pelaku UMKM dalam memasarkan produknya, sehingga UMKM dapat naik kelas menuju word class product. Dengan hal tersebut Heroe Poerwadi berharap dalam barang atau jasa dapat berkreasi agar masyarakat Yogyakarta dapat semakin dikenal. "Kami juga berharap kegiatan ini dapat berjalan rutin dan menjadi agenda sehingga pada pelaksanaan tahun-tahun berikutnya senantiasa diikuti dengan peningkatan kualitas dan kuantitas penyelenggaraan" ujarnya. Disamping itu Heroe Poerwadi juga menekankan agar kesiapan mental para pengelola bisnis UMKM dapat menghadapi persaingan global. Berbagai pengetahuan, wawasan dan ketrampilan bisnis harus selalu di tingkatkan. Kondisi ini merupakan peluang sekaligus tantangan bagi pemerintah dan pelaku dunia usaha khususnya industri kreatif untuk tidak kehilangan momentum berharga ini karena berbagai macam bentuk industri kreatif sebagai hasil budi daya masyarakat Kota Yogyakarta merupakan potensi budaya dan ekonomi yang potensial untuk dikembangkan. (Hes)
Senin 00/00/0000 00:00 WIB | oleh Warta
Pra Rakor Komwil III APEKSI, Kolaborasi Daerah Menjadi Bahasan Utama
Kolaborasi antar Kota menjadi bahasan utama dalam Pra Rakor Komwil III APEKSI yang berlangsung di Ruang Bima Balaikota Yogyakarta hari ini, Selasa (18/9/2108). Hadir dalam acara tersebut, Walikota Yogyakarta Haryadi Suyuti dan Walikota Tasik Malaya Budi Budiman serta perwakilan dari masing-masing Kota anggota Komwil III APEKSI. Dalam kesempatan itu, Haryadi Suyuti mengajak seluruh anggota Komwil III APEKSI untuk saling bekerjasama dan berkolaborasi guna memberikan kontribusi bagi masing-masing kota. "APEKSI ini fondasi kita untuk membangun kolaborasi antar anggota, sehingga bisa saling mengangkat potensi masing-masing," kata Haryadi. Ia menandaskan, yang terpenting adalah meningkatkan daya saing daerah karena hal itulah yang menjadi sumber pendapatan daerah. "Untuk itulah fungsi kerjasama atau kolaborasi tersebut sangat dibutuhkan," imbuhnya. Selain itu, Haryadi juga menyinggung terkait beberapa masalah yang seringkali meresahkan masyarakat. "Hal itu juga menjadi hal penting yang harus dibahas oleh APEKSI," paparnya. Haryadi mencontohkan, beberapa masalah belakangan yang meresahkan masyarakat seperti tawaran investasi bodong hingga penipuan berkedok biro umroh. Dalam kesempatan yang sama Walikota Tasik Malaya Budi Budiman mengaku bangga dengan terpilihnya Tasik Malaya menjadi tuan rumah Rakor Komwil III APEKSI 2018. Ia pun menyatakan kesiapannya menjamu tamu Rakor Komwil III APEKSI 2018. "Kami sudah siapkan semuanya, Tasik Malaya siap menyambut," ucapnya. Rakor Komwil III APEKSI 2018 DI Tasikmalaya akah berlangsung sejak tanggal 13 hingga 15 Oktober 2018. "Dalam forum tersebut kita akan membahas tema utama yakni pengembangan daya saing ekonomi daerah, dengan sub bahasan pariwisata dan ekonomi mikro," jelasnya. Budi Budiman menilai tema tersebut penting untuk segera dibahas karena menurutnya belakangan ini pariwisata menjadi primadona daerah untuk menggali potensinya. "Pariwisata pun sejalan dengan ekonomi mikro, kalau saja dua hal itu dimiliki dan berhasil dikembangkan maka akan menjadi kekuatan utama ekonomi suatu derah," jelasnya. Namun begitu, yang terpenting menurutnya adalah bagaimana kemudian tema tersebut bisa direalisasikan dalam bentuk kolaborasi antar anggota APEKSI Komwil III. "Tasikmalaya berkolaborasi dengan Yogyakarta karena sama-sama memiliki potensi industri kreatif," kata Budi mencontohkan. Pihaknya pun berharap Rakor Komwil III APEKSI 2108 di Tasikmalaya mendatang akan melahirkan kerjasama antar anggota sehingga bisa mendongkrak potensi daerah anggota APEKSI Komwil III. (Tam)
Senin 00/00/0000 00:00 WIB | oleh Warta
Walikota Jogja Haryadi Suyuti Jadi Salah Satu Narasumber Konferensi Energi Indonesia
Walikota Yogyakarta Haryadi Suyuti menjadi salah satu narasumber dalam Konferensi Efisiensi dan Konservasi Energi Indonesia ke-2 dan Pameran 2018 atau " 2nd Indonesia Energi Efficiency and Conservation Converence and Exhibition 2018" . Kegiatan ini diselenggarakan oleh Masyarakat Konservasi dan Effisiensi Energi Indonesia yang didukung oleh Kementerian ESDM RI dan International Energi Agency, pada Rabu, (19 /09/2018) Di sesi pertama Walikota Yogyakarta bersama beberapa pembicara dari dalam dan luar negeri seperti Walikota Kota Toyama Jepang, Masashi Mori, Aminullah Usman, Walikota Banda Aceh, Ignesjz Kemalawarta dari Sinar Mas Land, Maryoko Hadi Menteri dari Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat RI, dan Maria Vuorelma dari Swedish Energy Agency. Tema besar yang mereka bahas adalah "Developing Smart and Sustainable Cities" ( Pengembangan Kota Cerdas dan berkesinambungan). Walikota Yogyakarta dalam makalahnya yang berjudul Energy Efficiency _ Environment-Frendly Street Lighting menjelaskan bagaimana upaya Pemerintah kota Yogyakarta melalui Dinas Pekerjaan Umum dan Kawasan Pemukiman (PUPKP) menghemat penggunaan listrik. Upaya Efisiensi Energi, yang dilakukan Pemkot Yogyakarta untuk mengurangi konsumsi listrik yakni dengan memberlakukan Program Penerangan Jalan Hemat energi Energi (PJU Hemat Energi), pengaturan PJU Protokol, PJU Kampung dan PJU Lingkungan. Usaha ini menurut Walikota sejalan dengan komitmen Pemkot Yogyakarta untuk mendukung program langit Biru yakni program untuk mengurangi emisi gas buang. Pemerintah Kota Yogyakarta juga melakukan strategi dengan mengidentifikasi pemasangan kabel lampu jalanan oleh warga dan merencanakan pembangunan penerangan jalan umum lingkungan. Pemkot Yogyakarta juga mengintalasi kebali PJU lingkungan, dan melakukan koordiansi dengan PLN dan Warga masayarakan dan terus berkoordinasi secara informal. Selain itu pula Pemkot memonitor , mememilihara, dan memperbaiki PJU lingkungan, serta membuat standarisasi instalasi meteran listrik pada semua penerangan jalan untuk mengukur jumlah pajak PJU dan tagiahan listrik. Juga membuat skedul dan mengatur jadwal. Dengan cara itu Pemkot telah berhasil mengefisiensi konsumsi pemakaian listrik di kota dengan sangat signifikan. Konferensi ini didukung IEEE (Institute of Electrical and Electronics Engineers) sebuah asosiasi profesional teknis terbesar di dunia. Keanggotaan IEEE terdiri dari para insinyur, ilmuwan, dan para profesional, termasuk ilmuwan komputer, pengembang perangkat lunak, profesional teknologi informasi, fisikawan, dokter medis, dan banyak lainnya selain dari inti teknik elektro dan elektronika IEEE. IEEE adalah organisasi profesional teknis terbesar di dunia yang didedikasikan untuk memajukan teknologi demi kebaikan umat manusia. IEEE bertujuan menumbuhkan inovasi dan keunggulan teknologi demi kebaikan umat manusia. (@mix)
Senin 00/00/0000 00:00 WIB | oleh Warta
Jogja Halal Festival Digelar Oktober Mendatang
Masyarakat Ekonomi Syariah (MES) DI Yogyakarta siap menggelar event bertajuk Jogja Halal Festival pada 11-14 Oktober 2018. Wakil Walikota Yogyakarta Heroe Poerwadi pun berharap event itu mampu menodorng Yogyakarta menjadi primadona baru wisata syariah. "Saya sangat berharap Yogyakarta benar-benar menjadi kota yang halal sekaligus menjadi primadona baru wisata syariah," kata Heroe Peorwadi saat audiensi dengan Masyarakat Ekonomi Syariah (MES) di Balaikota Yogyakarta, Kamis (20/9/2018). Event berskala nasional tersebut rencannya akan di gelar di Jogja Expo Center (JEC) dengan mengangkat tema "Halal Itu Istimewa". Dalam kesempatan yang sama Ketua MES DIY, Mursida Rambe mengatakan, tujuan dilaksanakan kegiatan ini merupakan bentuk sosialisasi dan edukasi kepada para masyarakat tentang pentingnya produk-produk halal. "Dan halal hari ini tidak hanya bicara kebutuhan namun juga merupakan sebuah lifestyle. Target kita juga bukan hanya bicara transaksi, orang datang, kemudian membeli, lalu pulang. Tetapi jauh lebih penting adalah bagaimana konsep halal itu dapat tersosialisasi dan teredukasi kepada masyarakat," paparnya. Pihaknya menjelaskan, akan ada banyak sekali event pendukung selain expo yang akan diikuti lebih dari 250 stand produk halal khusus kuliner dan syariah untuk produk perbankan, fashion, sekolah dan perguruan tinggi serta produk wisata. "Saat ini, wisata yang bernuansa islam atau halal tourism sangat diminati banyak kalangan," tandasnya. Sehingga, lanjutnya, produk kuliner halal hotel syariah, dan pelayanan yang bagus sangat menjadi primadona dan dicari oleh masyarakat Indonesia dan Internasional yang suka berwisata. Mursida mengungkapkan akan ada yang menarik pada JHF tahun ini yakni, Kopi ABC Hijab Cantik Berlari special 5K. "Event berlari kategori fun run itu dikhususkan untuk perempuan berhijab menempuh jarak 5 K dengan kategori umum, master dan anak," terangnya. Acara lari khusus wanita berhijab ini akan digelar pada 14 Oktober 2018, yang akan dimulai pukul 06:00 Wib. "Kami sediakan total hadiah 10 juta rupiah dan 300 medali finisher untuk semua kategori. Pendaftaran secara online di loket.com/event/hijabcantikberlari. Selain itu, ucap Mursida, juga akan digelar senam sehat mukjizat gerakan sholat bersama penulis buku mukjizat gerakan sholat best seller, DR.dr H Sagiran, S.Pb (KL). M.Kes. "Pendaftaran akan kami layani si seluruh outlet Amanda Brownies, BMT Bringharjo dan Bagian Promosi SKH Kedaulatan Rakyat," jelasnya. (Tam)
Senin 00/00/0000 00:00 WIB | oleh Warta
Dapat Dukungan Dari Ipas, Wawali Yakin Angka Kematian Ibu Di Kota Yogya Turun
Langkah Pemerintah Kota Yogya untuk menekan Angka Kematian Ibu (AKI) semakin mantap karena hadirnya dukungan dari beragai pihak. Salah satunya adalah dukungan dari Yayasan Inisiatif Perubahan Akses menuju Sehat (Ipas) Indonesia yang akan mulai bergerak untuk meningkatkan kemampuan teknis tenaga medis dan kesadaran masyarakat. Wakil Walikota Yogyakarta, Heroe Poerwadi menyambut baik kehadiran Yayasan Ipas. Menurutnya dengan adanya kerjasama ini diharapkan AKI di Kota Yogya turun dengan signifikan. Menurutnya bukanlah hal yang mudah untuk memberikan pengertian kepada masyarakat untuk bisa menyadari pentingnya menjaga kehamilan yang sehat. Apalagi, faktor pendukung kehamilan dan persalinan yang baik bukan melulu soal kesiagaan tenaga medis dan alat-alatnya. "Dengan adanya kerjasama ini kita memulai upaya bersama dengan tujuan meningkatkan kesadaran akan kesehatan reproduksi perempuan terintegrasi, dalam rangka mendukung pembangunan di bidang kesehatan di Kota Yogyakarta" ungkap Wawali usai menyaksikan penandatanganan MOU antara IPAS dengan Pemkot Yogya di Hotel Shantika, Jumat (21/9). Sementara itu Kepala Dinas Kesehatan Kota Yogya, Fita Yulia Kisworini menyatakan jika pada 2016 target kasus kematian ibu melahirkan tiap 100 ribu kelahiran hidup adalah kurang dari 102 persen, namun angka kematian ibu melahirkan di Kota Yogya justru mencapai 104,14 persen. Selain angka kematian ibu melahirkan yang masih tinggi, lanjutnya, angka kematian bayi pun dinilai masih cukup tinggi. Pada 2016, tercatat 30 kematian dari 3,841 kelahiran hidup di Yogyakarta atau 7,81 persen padahal target yang ditetapkan adalah 6,7 persen. "Angka kematian bayi ini disebabkan banyak faktor, misalnya kondisi kesehatan ibu hamil. Misalnya ibu hamil mengalami anemia," katanya. Oleh karena itu, lanjutnya, perlu dilakukan penanganan terpadu sejak dari puskesmas. "Pemeriksaan kesehatan ibu hamil harus dilakukan berkala. Pemeriksaan pun dilakukan dengan pemeriksaan laboratorium, psikolog, pendampingain gizi hingga gigi. Semuanya harus dilakukan secara komprehensif," katanya. Berbagai upaya untuk menurunkan AKI sudah dilakukan oleh Dinkes Kota Yogya, salah satunya adalah melakukan penanganan terpadu di puskesmas sejak ibu tersebut hamil hingga kemudian melahirkan. "Ini sudah kami lakukan sejak tahun 2017, tujuannya agar kondisi ibu hamil akan terpantau dari waktu ke waktu. Jika ada hal-hal tidak diinginkan, maka dapat dilakukan penanganan segera," ujarnya. Direktur Yayasan Ipas Indonesia, Marcia Soumokil menyebut setidaknya ada dua hal yang akan dilakukan Yayasan Ipas Indonesia di Kota Yogya, yakni meningkatkan kompetensi tenaga medis dan meningkatkan kesadaran masyarakat terkait pentingnya merencanakan kehamilan sampai menjaga kesehatan reproduksi. (Han)
Senin 00/00/0000 00:00 WIB | oleh Warta
Kunjungan Anggota Dewan Pertimbangan Presiden (WATIMPRES) di Pemkot Yogya
Dalam rangka mendukung kinerja Anggota Dewan Pertimbangan Presiden (WATIMPRES) Yahya Cholil Staquf, yang di wakilkan oleh Sekertaris (WATIMPRES) Wibowo Prasetya, WATIMPRES mengunjungi kota-kota yang berada di Jawa Tengah seperti Kota Semarang dan Kota Yogyakarta. Pada kesempatan kali ini Kota Yogyakarta mendapatkan kunjungan dari Anggota Dewan Pertimbangan Presiden (WATIMPRES) Jumat (21/9) di Ruang Sadewa, Balaikota Yogyakarta. Rombongan dari Anggota Dewan Pertimbangan Presiden (WATIMPRES) ini sudah berlangsung mulai hari Kamis (20/9) hingga Minggu (23/9). Anggota Dewan Pertimbangan Presiden (WATIMPRES) dalam hal ini melaksankan tugas dan fungsi kinerja guna memberikan nasihat dan pertimbangan kepada Presiden. Kegiatan ini selaku Tim Kajian WATIMPRES melakukan pengumpulan data dan informasi terkait dengan tema Anggota Dewan Pertimbangan Presiden (WATIMPRES) yaitu "Membangun Jembatan Politik antara Nalar Syariat Islam dan tatanan Hukum Nasional". Dalam kunjungannya Sekertaris (WATIMPRES) Wibowo Prasetya menjelaskan, bahwa kunjungan kali ini merupakan silaturahmi dengan Pemkot Yogya. "kami disini berkunjung untuk memohon ijin, kulonuwun, untuk melaksanakan kujungan kami selama tiga hari di Kota Yogyakarta, dimana sebelumnya kami sudah berkunjung ke Kota Semarang"ujarnya Selain itu Anggota Tim Kajian, Ali Mahar mengatakan, kunjungan ini adalah salah satu bentuk perhatian, melihat Kota Yogyakarta perkembangan Islam sangat cepat. " dalam kunjungan kami saat ini, melihat Gerakan Pendidikan islam di indonesia khususnya di Kota Yogyakarta banyak sekali kampus dan pendatang yang beragama Islam, hal ini yang membuat kami sekaligus mohon izin untuk bisa mewawancarai mereka yang ada disini" ujarnya. Wibowo Prasetya menambahkan pihaknya sangat berharap dalam kunjungan ini Tim Anggota Dewan Pertimbangan Presiden (WATIMPRES) mendapatkan solusi yang nantinya bisa diterapkan. "untuk itu kami berharap, dari sini bisa juga melakukan banyak hal, seperti mendapatkan solusi dalam banyak hal yang bisa kita pelajari disini" ungkapnya. (Hes)
Senin 00/00/0000 00:00 WIB | oleh Warta
Wawali Antusias, Sambut Kejuaran Tae Kwon Do 2018
Pemerintah Kota Yogyakarta dan Pemerintah Daerah menggelar Kejuaraan Tae Kwon Do 2018, di Balai Kridosono Yogyakarta, Sabtu (22/9). Kejuaraan Tae Kwon Do sekaligus menyambut HUT Yogyakarta ke-262. Walikota Cup 2018 kali ini bertemakan "Selamat Bertanding, Junjung Sportifitas" yang berlangsung pada Jumat (21/9) hingga Senin (23/9). Kejuaraan ini merupakan kontribusi dan komitmen senantiasa menggairahkan perkembangan olahraga Tae Kwon Do di Kota Yogyakarta. Melalui kejuaraan ini diharapkan akan melahirkan atlet-atlet Tae Kwon Do andal dan tangkas serta kader-kader pada lapisan berikutnya yang mampu berjaya di even-even kejuaraan baik lokal maupun nasional dan bahkan internasional, sehingga dapat membawa nama harum Kota Yogyakarta. Sebanyak 750 Atlet Putra dan Putri daro 65 Dajang/Club di wilayah DIY dan Jateng yang memperebutkan medali dan trofi Walikota CUP 2018 yaitu Juara Umum 1, 2 dan 3 untuk Senior, Junior dan Kadet, dan peserta juga mendapatkan uang pembinaan. Dalam hal ini diharapkan Kota Yogyakarta sangat berpotensi dengan lahirnya atlet-atlet berprestasi dalam berbagai cabang olah raga termasuk cabang Tae Kwon Do. Melalui Kejuaraan ini menjadi awal dari bangkitnya kecintaan masyarakat terhadap olahraga Tae Kwon Do di Kota Yogyakarta yang ditunjukkan dari semakin besarnya minat masyarakat terhadap olah raga ini. Kejuaraan Tae Kwon Do di resmikan oleh Wakil Walikota Yogyakarta, Heroe Poerwadi dengan memberikan Trofi kepada pelaksana dan Ketua Panitia Kejuaraan Tae Kwon Do 2018. Wawali, Heroe Poerwadi menyampaikan bahwa kejuaraan Tae Kwon Do piala Walikota CUP 2018 ini dilaksankan dalam rangka untuk memasyarakatkan olahraga Tekwondo dan sekaligus menaikkan ke eksistensian olahraga Tae Kwon Do di Kota Yogya. "Harapannya, dari kejuaraan ini, akan lahir bibit-bibit potensial di masa yang akan datang" Sebelumnya Kesuksesan pelaksanaan Asian Games 2018 yang menempatkan Indonesia masuk dalam urutan ke 4 diharapkan mampu menjadi energi kebangkitan berolahraga bangsa Indonesia, khususnya dalam memajukan cabang olahraga. Meskipun cabang Tae Kwon Do hanya menyumbangkan 1 medali emas namun prestasi tersebut patut kita jadikan motivasi sebab tidak mudah berlaga dalam level internasional terlebih lagi mampu menorehkan emas bagi Indonesia. Heroe Poerwadi menambahkan pihaknya berharap agar peserta bertanding secara sportif dan menghindari kesalahpahaman dengan peserta yang lainnya. "Kepada para peserta bertandinglah secara sportif dan ksatria, hindari terjadinya kesalahpahaman yang dapat merusak citra diri maupun citra cabang oleh raga Tae Kwon Do dengan memagang teguh Janji Taekwondo Indonesia" ujarnya. (Hes)
Senin 00/00/0000 00:00 WIB | oleh Warta
Kampung Purwodiningratan Sajikan Beragam Makanan Berbahan Dasar Telo dan Tempe
Dalam rangka memeriahkan dunia pariwsata Yogyakarta serta untuk melestarikan kebudayaan yang ada di kampung Purwodiningratan, warga kampung Purwodiningratan menggelar Pasar Rakyat Telo Tempe Purwodiningratan tahap dua. Ketua Panitia Acara, Primahesta, mengatakan dahulu warga kampung Purwodiningratan gemar mengolah makanan yang berahan dasar dari telo dan tempe. Sehingga, lanjutnya, melalui pasar rakyat ini warga Purwodiningratan diharapakan dapat bersatu untuk mengembalikan makanan telo tempe sebagai makanan khas mereka. "Masyarakat Purwodiningratan menyukai makanan telo tempe yang merupakan makanan sehari hari, akhirnya kita punya inisiatif untuk dibuat yang lebih bermanfaat bagi masyarakat sekitar melalui pasar rakyat ini" katanya di lokasi, Sabtu (22/9). Apa yang di lakukan Warga Purwodiningratan disambut baik oleh Wakil Walikota Yogyakarta, Heroe Poerwadi, menurutnya Ini merupakan kegiatan istimewa yang senantiasa ditunggu berbagai kalangan untuk menikmati secara langsung kekayaan kuliner Kota Yogya ini. "Tempe dan telo tidak dapat dilepaskan dari gaya hidup masyarakat Yogyakarta, baik sebagai lauk pauk maupun camilan bersama minuman panas. "Dan itulah kenapa usia harapan hidup masyarakat Yogyakarta adalah yang paling tinggi karena tidak terlepas dari pola konsumsi makanan sehat dan bergizi, yaitu tempe dan telo" ungkapnya Ia menambahkan dengan citarasa telo, tempe dan bermacam makanan tradisional lainnya dengan eksotisme khas Yogyakarta menjadi daya tarik tersendiri dan menjadi tujuan wisatawan dari berbagai negara untuk bisa menikmatinya. "Selain karena harganya yang murah, tempe dan telo adalah makanan yang kaya zat gizi, selain itu dua makanan ini sangat mudah ditemui di Yogyakarta" ungkapnya Menurutnya dengan digelarnya Pasar Rakyat Telo Tempe yang kedua ini, diharapkan dapat menjadi salah satu media untuk lebih mempopulerkan kekayaan kuliner Yogyakarta. Selain itu, lanjutnya dengan digelarnya kegiatan tersebut diharapkan keberadaan UKM sektor makanan tradisional semakin bergairah dan menjadi pendukung pariwisata Kota Yogya dari kekuatan kulinernya. "Saya berharap dengan terselenggaranya bursa makanan tradisional ini, cita rasa masakan-masakan Yogyakarta dapat lebih memasyarakat dan akrab bagi semua kalangan" harap Wawali Ada sebanyak 85 stan yang turut meramaikan gelaran pasar rakyat yang berlangsung dua hari ini (22 hingga 23 September 2018). (Han)
Senin 00/00/0000 00:00 WIB | oleh Warta
Pembukaan Pekan Olahraga Dan Seni Madrasah Diniyah 2018 Kota Yogyakarta
Pembukaan Pekan Olahraga dan Seni Madrasah Diniyah 2018 Kota Yogyakarta telah berlangsung sejak pagi, Minggu (23/9). Kegiatan ini diselenggarakan oleh Forum Komunikasi Diniyah Takmiliyah Kota Yogyakarta. Dalam kegiatan ini sebanyak 300 peserta turut hadir untuk memeriahkan lomba yang diselenggarakan oleh pihak Madrasah Diniyah. Berbagai macam lomba meliputi Lomba Mewarnai, Lomba Kaligrafi, Lomba Futsal, Lomba Sepak Bola, dll. Masyarakat menyambut hangat Porsadin yang diselenggarakan di kampong Gambiran, Kelurahan Pandean, Kecamatan Umbulharjo Kota Yogyakarta. Kegiatan ini dihadiri oleh Kepala Kementrian Agama, Sigit Warsita dan Wakil Walikota Yogyakarta. Wakil Walikota Yogyakarta, Heroe Poerwadi memberikan sambutan serta membuka jalannya acara Pekan Olahraga dan Seni Madrasah Diniyah 2018 Kota Yogyakarta. Dalam sambutannya Wakil Walikota Yogyakarta, Heroe Poerwadi mengatakan, melalui pecan olahraga ini di harapkan melahirkan bibit-bibit unggul dari Kota Yogyakarta. "Harapan kami nantinya kegiatan ini melahirkan bibit-bibit unggul yang mengharumkan nama Indonesia di masa mendatang" ungkapnya. Seperti yang kita ketahui Olahraga dan Seni Manusia merupakan peningkatkan kualitas dan aktualisasi kehidupan sebagai mahkluk sosial. Ikatan antara olahraga dengan seni dapat meningkatkan minat masyarakat untuk bergaya hidup sehat melalui beragam aktifitas positif. Heroe Poerwadi menambahkan semoga acara ini mampu meningkatkan generasi muda untuk beraktifitas positif dengan prestasi olahraga dan seni. "Mudah-mudahan mampu mengajak generasi muda untuk beraktifitas positif, dan tidak hanya memiliki kemampuan bidang akademik dan agama, namun disempurnakan dengan prestasi olahraga dan seni" ungkapnya. Selain itu kegiatan Porsadin merupakan wahana pembuktian untuk para santri Madin Takmiliyah kepada masyarakat dengan adanya ajang ini, diharapkan santri akan bisa menunjukkan beragam prestasinya di bidang seni dan olah raga. Porsadin juga diharapkan sebagai peneguhan sikap dan komitmen Madrasah Diniyah Takmiliyah akan kecintaannya pada bangsa dan negara. Heroe Poerwadi menambahkan kepada FKDT agar terus menyadarkan masyarakat akan peran dan fungsi Madrasah Diniyah Takmiliyah. "Kami berpesan kepada FKDT agar terus menyadarkan masyarakat akan peran dan fungsi Madrasah Diniyah Takmiliyah, terutama dalam membangun kesadaran keagamaan yang moderat dan pemenuhan terhadap kebutuhan pembelajaran pendidikan agama Islam" ujarnya. Dalam hal ini Pemerintah Kota Yogyakarta turut mendorong agar FKDT mampu menggerakkan para penyelenggara pendidikan, termasuk penentu kebijakan pendidikan, untuk menempatkan Madrasah Diniyah Takmiliyah pada tempat yang semestinya. Sebab kontribusi Madin atas Islam moderat di Indonesia sangat besar. Karena itu, Porsadin dianggap penting dan strategis dalam membangun semangat kebersamaan merawat Islam Indonesia. (Hes)
Senin 00/00/0000 00:00 WIB | oleh Warta
Jalin Kekompakan Antara RT, RW dan LPMK Kelurahan Pakuncen Lewat Outbound
Dalam rangka peningkatan kelembagaan dan penguatan RT, RW, dan Pengurus LPMK Kelurahan Pakuncen Kota Yogya, LPMK Kelurahan Pakuncen menggelar kegiatan Outbound. Mengambil lokasi di Jaka Garong Turi Sleman, mereka nampak semangat mengikuti seluruh rangkaian acara. Kegiatan berlangsung sangat meriah dan akrab dalam naungan alam pegunungan Merapi yang sejuk dan asri. Semangat para peserta sangat terlihat pada setiap materi kegiatan yang disampaikan oleh para instruktur profesional. Ketua panitia kegiatan tersebut, Waluyo mengatakan terlaksananya kegiatan penguatan kelembagaan tersebut sebagai sarana untuk mempererat rasa kebersamaan dan kekompakan dalam rangka penguatan organisasi RT, RW dan LPMK. "Selain itu ini momen yang sangat strategis guna melakukan evaluasi terhadap berbagai usaha yang telah dilakukan selama ini, dalam rangka meningkatkan keberdayaan serta peran dari organisasi, terutama dalam menunjang percepatan pembangunan di Kota Yogya" ungkapnya di lokasi, Minggu (23/9). Sementera itu secara terpisah, Walikota Yogyakarta, Haryadi Suyuti menyambut baik kegiatan tersebut, karena kegiatan tersebut sejalan dengan komitmen Pemkot Yogya untuk terus mengembangkan kapasitas kelembagaan RT dan RW, dan pengurus LPMK. "Salah satunya adalah dengan memberikan perhatian dalam bentuk pelatihan penguatan kelembagaan untuk pengurus RT dan RW, dan LPMK sehingga diharapkan mereka mampu memaksimalkan dalam memberikan pelayanan kepada warganya" katanya. Menurut Walikota kegiatan peningkatan kelembagaan tersebut peting di lakukan, karena RT, RW, dan LPMK adalah sebuah lembaga kemasyarakatan yang secara langsung mengurusi berbagai kegiatan warga masyarakat dan menjadi mitra kerja Pemkot Yogya dalam menjalankan berbagai program Pemkot Yogya "Jadi kekompakan mereka harus terus dijaga Agar mereka dapat terus bersinergi untuk menjaga stabilitas dan kondusifitas dan norma-norma di masyarakat "(Han)
Senin 00/00/0000 00:00 WIB | oleh Warta
Pesatnya Jumlah TPA di Yogyakarta Harus Diimbangi Kualitas
Wakil Walikota Yogyakarta Heroe Poerwadi mendorong perkembangan dan kemajuan TPA di Yogyakarta melalui kualitas, bukan kuantitas. "TPA memiliki peran yang sangat strategis untuk mencari terobosan baru dalam rangka mempersiapkan generasi penerus bangsa yang intelek dan bermoral Al-Qur-an," kata Hereo saat menghadiri penilaian Lomba Akreditasi Unit TPA Yasmin 2 Kotagede, ahad (23/9/2018). Menurutnya, Pendidikan anak melalui TPA di luar jam pelajaran sekolah merupakan alternatif yang sangat strategis untuk mengimbangi materi pelajaran umum yang didapat anak dari sekolah umum. "Pesatnya jumlah TPA yang ada di Kota Yogyakarta, harus diimbangi dengan kualitas yang semakin baik," ucapnya. Heroe menjelaskan, indikator kualitas tersebut di antaranya kurikulum, kualitas SDM, administrasi dan manajerial, serta sarana dan prasarana. Dan yang tidak kalah penting menurutnya adalah kualitas ustadz dan ustadzah dalam membina santri-santrinya. Dengan beitu, Pihaknya menegaskan bahwa Pendidikanlah yang mengantarkan manusia pada derajat yang tinggi, yaitu orang-orang yang berilmu. "Ilmu yang dipandu dengan keimanan inilah yang mampu melanjutkan warisan berharga berupa ketaqwaan kepada Allah Subhanahu wa ta"alla," imbuhnya. Ilmu yang dilandasi dengan keimanan inilah, Heroe melanjutkan, yang akan menjadi modal pembangunan menuju negeri baldatun thoyyibatun wa robbun ghafur. "Untuk mempersiapkan modal pembangunan inilah diperlukan generasi yang cerdas secara akademik dan moralitas," cetus Heroe. Hal itu penting sebagai generasi penerus bangsa yang akan memegang kendali dan tanggung jawab untuk meneruskan dan mengembangkan pembangunan di masa depan. Selain itu, Heroe juga mengajak untuk membentengi anak-anak terhadap budaya-budaya baru yang semakin jauh dari nilai-nilai islam. "Oleh karena itu pendidikan moral berbasis Al-Qur"an memiliki peran mengawal pendidikan anak Indonesia yang hanya sedikit mendapatkan pendidikan agama di sekolah umum," tegasnya. Ia berharap kegiatan akreditasi ini dapat menjadi sarana evaluasi, kontrol dan penilaian terhadap kegiatan yang selama ini telah dilakukan pengelola TPA. Ketua Badko TPA/TKA DIY Arifin Hafidz berharap TKA/TPA di wilayah DIY bisa semakin berkembang dengan kegiatan akreditasi tersebut. "Ada 30 poin yang menjadi acuan dalam menilai unit TKA TPA, diantaranya adalah penilaian tentang keadaan santri, jumlah pengajar, pelatihan yang pernah diikuti pengajarnya, sumber dana beserta laporannya, kelengkapan administrasi dan lain sebagainya," kata Arifin. Pihaknya menegaskan Semua itu akan dinilai, diperiksa, diberi saran, masukan sehingga harapannya unit TPA kedepannya menjadi unti TPA yang berkualitas. (Tam)
Senin 00/00/0000 00:00 WIB | oleh Warta
SMA Negeri 3 Yogyakarta Menggelar Festival Bregada di Sepanjang Jalan Malioboro
Puluhan Bregada memeriahkan ajang Festival Bregada Nusantara (FBN) 2018. Tidak kurang dari 1000 peserta, terdiri dari 32 Bregada pelajar, 8 Bregada dari alumni SMA 3 Yogyakarta mengikuti kegiatan ini. Acara ini turut dihadiri oleh Wakil Walikota Yogyakarta, Heroe Poerwadi, ikut menyaksikan jalannya acara yang diselenggarakan oleh SMA Negeri 3 Yogyakarta yang bertempat di sepanjang jalan Malioboro pada Minggu (23/9). Festival Bregada Nusantara ini mengambil rute perjalanan mulai dari Kompleks Parkir Abu Bakar Ali, menyusuri Jalan Malioboro hingga finish di Benteng Vredeburg. Sepanjang rute pawai wisatawan dan warga Jogja tampak antusias menyaksikan secara langsung Festival yang diselenggarakan setahun sekali ini. Selain bregada khas jawa, peserta Festival juga membawakan kesenian khas dari berbagai daerah, seperti Ponorogo Jawa Timur hingga Papua dan Palembang Sumatera Utara. Tak hanya kesenian Tradisional, Festival Bregada Nusantara ini juga menggelar Bregada Drone untuk pertama kali di Dunia. Even Festival Bregada Nusantara (FBN) yang diinisiasi Keluarga Besar Alumni (KBA) SMN Negeri 3 Yogyakarta (Padmanaba) mengambil tema "Nyawiji Nguri-Uri Makmuring Negeri". Ketua Umum FBN 2018, Ema Widiastuti mengatakan , kami berusaha mengkolaborasikan antara budaya dengan teknologi agar anak-anak muda milenial kami semakin peduli akan budayanya. "Total 30 sekolah ikut serta dalam FBN 2018, kami berusaha mengkolaborasikan antara budaya dengan teknologi agar anak-anak muda milenial kami semakin peduli budaya, semoga setelah ini anak-anak milenial merasakan betul untuk menyukai budaya," katanya. Ketua umum keluarga besar alumni Yogyakarta SMAN 3 Yogyakarta Padmanaba, Hendri Saparini, mengatakan, digelarnya Festival Bregada Nusantara 2018 merupakan rangkaian dari peringatan hari ulang tahun Yogyakarta SMAN 3 Yogyakarta Padmanaba yang ke-76 tahun. "Kita sebenarnya tidak hanya melihat ini dari SMA N 3 Padmanabanya saja. Tetapi bersinergi dengan yang lain. Melalui Festival Bregada ini kita berharap bersama-sama untuk kepentingan ibu pertiwi. Bukan hanya dalam budaya tetapi dalam teknologi," katanya. Acara Festival Bregada Nusantara diharapkan dapat diselenggarakan setiap tahunnya. Selain untuk menjaga kelestarian, Festival Bregada Nusantara ini juga dapat memeriahkan agenda wisata sebagai pertunjukkan yang menarik bagi wisatawan-wisatawan domestik ataupun internasional saat berkunjung di Yogyakarta. (Hes)
Senin 00/00/0000 00:00 WIB | oleh Warta
Pemkot Yogya Dan FKWA Bersinergi Menata Sungai Winongo
Wakil Walikota Yogyakarta, Heroe Poerwadi mengaku selalu siap bersinergi dengan Forum Komunitas Winongo Asri (FKWA) dalam menata koridor sungai untuk kesejahteraan masyarakat. Menurutnya Pemerintah Kota (Pemkot) Yogyakarta akan selalu ikut membantu permasalahan sungai. "Pada dasarnya saya sangat mendukung kegiatan FKWA yang bertujuan untuk menjaga sungai agar bisa lebih baik, semoga kedepannya kita semuanya bisa bersinergi menciptakan Sungai Winongo yang bersih sehat dan indah." Ujarnya di sela-sela sarasehan yang di gelar oleh FKWA di Kelurahan Wirobrajan, Sabtu (24/9). Ia pun menuturkan upaya yang bisa dilakukan untuk menjaga kelestarian sungai salah satunya adalah melalui 4K yaitu komitmen, komunikasi, koordinasi, dan kerja sama antara seluruh pihak termasuk masyarakat, pemerintah, dan unsur legislatif. "Salah satu langkah sederhana yang bisa dilakukan adalah membangun budaya tidak membuang sampah ke sungai. Harapannya, Sungai Winongo bisa menjadi kawasan alternatif untuk wisata bagi masyarakat," katanya. Sementara memunculkan dinamika ekonomi baru di pinggiran sungai. Wawali ingin tepi sungai di Kota Yogyakarta memiliki jalan. Menurutnya jalan di tepi sungai sangat penting, khususnya mendongkrak pertumbuhan ekonomi masyarakat. "Akses jalan itu merupakan bagian dari dinamika ekonomi muncul. Terjadi banyak transaksi karena ada akses jalan. Dengan pembuatan jalan baru, maka kita ingin memunculkan dinamika ekonomi baru di pinggiran sungai" katanya. Ketua FKWA, Endang Rohjiani, mengatakan FKWA sendiri memiliki program-program khusus yang berbeda di tiap daerah, di Sleman misalnya mereka menggalakkan penyelamatan mata air. "Sementara di Kota Yogya yang sudah padat dengan perumahan digalakkan program M3K (Mundur Munggah Madep Kali) sementara di Bantul mereka menggalakkan program Swaka Ikan" ungkanya. Salah satu langkah yang bisa dilakukan FKWA untuk terus menjalankan program M3K tersebut, lanjut Endang, adalah menjaga agar tidak ada bangunan baru di kawasan sempadan sungai. "Bangunan yang sudah telanjur ada masuk dalam `status quo`. Jika ada bangunan baru yang muncul, maka akan kami ingatkan," katanya. (Han)
Senin 00/00/0000 00:00 WIB | oleh Warta
Cegah Kekerasan Anak, Brontokusuman Launching PATBM
Dalam rangka melakukan aksi pencegahan kekerasan terhadap anak, Kelurahan Brontokusman, Mergangsan melaunching gerakan Perlindungan Anak Terpadu Berbasis Masyarakat (PABM) di Pendopo Kecamatan Mergangsan, Ahad (23/9/2018). Launching pun dilakukan dengan pembacaan deklarasi oleh salah satu perwakilan PATBM Brontokusuman dengan disaksikan langsung oleh Wakil Walikota Yogyakarta Heroe Poerwadi. Dalam sambutannya Heroe menegaskan, keluarga dan lingkungan masyarakat sekitar memiliki peran yang sangat penting bagi tumbuh kembang anak. "Sebagai sebuah komunitas sosial, keluarga dan masyarakat berperan dan bertanggungjawab dalam mendidik dan membentuk anak-anak menjadi pribadi-pribadi yang unggul, memiliki intelijensia dan kecerdasan, serta berkepribadian berakhlak yang mulia," kata Heroe. Selanjutnya, kata Heroe, keluarga dan masyarakat juga memiliki peran penting dalam memberikan pelindungan kepada anak. "agar setiap anak dapat berkembang, belajar, bermain, bersosialisasi, bebas dari ancaman kekerasan verbal maupun non-verbal, diskriminasi, bully, penelantaran, pengaruh pergaulan yang salah, maupun kelalaian dalam pemenuhan hak dasar anak," urainya. Berkenaan dengan hal itu, masih kata Heroe, perlindungan anak juga dapat diupayakan dalam bentuk lain, seperti misalnya agar anak memiliki ruang, waktu dan kesempatan untuk belajar dengan tenang dengan kondisi lingkungan yang mendukung. Heroe pun menyinggung maraknya kasus-kasus kekerasan yang terjadi belakangan. kekerasan mungkin dapat terjadi di mana saja. Bisa di lingkungan rumah, di masyarakat, di sekolah ataupun di tempat-tempat lain yang kadang tidak diperkirakan bisa terjadi. "Dalam hal ini keluarga merupakan titik awal mula pembentukan kematangan individu dan kepribadian anak," imbuhnya. Lurah Brontokusuman Pargiat, berharap Launching PATBM Kelurahan Brontokusuman diharapkan dapat menjadi inspirasi, momentum dan motivasi untuk lebih meningkatkan kepedulian terhadap pemenuhan kebutuhan dan perlindungan terhadap anak. (Tam)
Senin 00/00/0000 00:00 WIB | oleh Warta
Pilahan Kotagede Menjadi KTB ke-98
Pembentukan Kampung Tanggap Bencana (KTB) di Kota Yogyakarta terus dilakukan. Kali ini Kampung Pilahan yang mendeklarasikan sebagai Kampung Tanggap Bencana pada hari Ahad (23/9/2018) dan dihadiri Wakil Walikota Yogyakarta, Heroe Poerwadi dan Kepala Pelaksana BPBD Kota Yogyakarta, Hari Wahyudi. Dengan ini, Kampung Pilahan menjadi kampung ke-98 yang sudah mendeklarasikan sebagai Kampung Tanggap Bencana di Kota Yogyakarta. Berlangsung di Kelurahan Rejowinangun, acara pengukuhan ini dilengkapi dengan simulasi tanggap bencana yang diikuti oleh seluruh warga Pilahan. Simulasi ini dilakukan agar warga semakin memahami cara merespon sebuah peristiwa dengan baik, benar dan aman agar terhindar dari kesalahan yang dapat berakibat memperburuk bencana. Menurut Heroe, dengan dibentuknya Kampung Tanggap Bencana di Pilahan ini nantinya pelatihan yang sudah diberikan tersebut dapat terus berlanjut sehingga tidak hanya sekedar deklarasi saja. "Jangan hanya deklarasi saja namun benar " benar menyiapkan masyarakat untuk siap merespon terjadinya bencana," ungkapnya. Pihaknya mengungkapkan tujuan diadakannya simulasi ini untuk melatih kepekaan masyarakat ketika menghadapi bencana yang sewaktu-waktu bisa mengancam. Simulasi yang dilakukan di KTB Pilahan, lanjutnya, dimaksudkan agar masyarakat bisa siap dan sudah ada persiapan ketika menghadapi bencana. "KTB sebagai upaya membiasakan kalau ada bencana sewaktu-waktu. Semisal nanti ada gempa, itu harus bagaimana masyarakat juga harus tahu. Sebagai antisipasi hal-hal yang tidak diinginkan," imbuhnya. Kepala Pelaksana BPBD Kota Yogyakarta Hari Wahyudi mengaku mengapresiasi Kampung Pilahan yang siap menjadi Kampung Tanggap Bencana. "Semoga kedepan akan ada simulasi lanjutan untuk bencana-bencana lainnya." cetusnya. Kampung Pilahan merupakan salah satu lokasi tambahan yang ditunjuk BPBD untuk menjadi bagian dari Kampung Tanggap Bencana. Daerah yang telah diberikan pelatihan di antaranya di Sagan, Malangan, Purwodiningratan, Jatimulyo, Sosrokusuman, dan Pajeksan. "Saat ini setidaknya sudah 98 KTB dan akan terus ditingkatkan," imbuh Hari. (Annisa)