Senin 00/00/0000 00:00 WIB | oleh Warta
Kelurahan Gedongkiwo Menjadi Kampung Tangguh Bencana (KTB) ke - 100
Penanggulangan bencana alam di Kota Yogkarta perlu dilaksanakan secara rutin dengan di selenggarakannya Kampung Tangguh Bencana (KTB). Pada kesempatan ini Pemerintah Kota (Pemkot) Yogyakarta terus melakukan upaya mempersiapkan wargannya dalam mengantisipasi terjadinya bencana. Salah satunya adalah dengan membentuk KTB. Kegiatan ini dilakukan dukuh KTB Gedongkiwo di Kelurahan Gedongkiwo RW 18, sabtu (6/10). Dalam kegiatan ini Wakil Walikota, Heroe Poerwadi ikut hadir mengikuti rangkaian pelaksanaan Simulasi Kampung Tangguh Bencana. Kelurahan Gedongkiwo menjadi pelatihan terakhir BPBD yang ke 100 dalam penanggulangan Bencana Alam. Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Yogyakarta Hari Wahyudi mengungkapkan tujuan diadakannya simulasi ini untuk melatih kepekaan masyarakat ketika menghadapi bencana yang sewaktu-waktu bisa mengancam. "Inti dari simulasi bencana untuk membiasakan warga bagaimana yang dilakukan ketika terjadi bencana. Untuk membiasakannya perlu diadakan rutin, skala kecil-kecil saja," ujarnya. Ia menegaskan bahwa Fungsi KTB cukup penting untuk mempersiapkan masyarakat di wilayah. Mengingat mereka yang tahu dan dekat dalam menangani awal jiak terjadi bencana sehingga lebih cepat. "Jika tidak bisa ditangani KTB, maka akan dikoordinasikan dengan Pusdalop BPBD Kota Yogyakarta untuk penanganan lebih lanjut," imbuhnya Menurut Heroe Poerwadi, kerentanan warga terhadap bencana terutama faktor keterbatasan pemahaman tentang resiko bencana alam di Yogyakarta ini perlu di pelajari dalam antisipasi masyarakat terhadap bencana alam. Pihaknya mengingatkan, wilayah Kota Yogyakarta termasuk area dengan kepadatan penduduk yang tinggi dan berada di bantaran sungai sehingga dapat menjadi salah satu faktor sulitnya evakuasi saat terjadi bencana. "Oleh karena itu, kami berharap, semoga melalui upaya ini dapat mengurangi resiko yang mungkin terjadi dan yang diakibatkan oleh bencana dan dapat menjadi contoh bagi kelurahan-kelurahan lain," ujarnya. (Hes)
Senin 00/00/0000 00:00 WIB | oleh Warta
Pasar Demangan Mulai Terapkan E-Retribusi
Pembayaran retribusi pasar tradisional secara nontunai dengan teknologi uang elektronik atau e-retribusi mulai diterapkan di Pasar Demangan. Hal tersebut menyusul dilakukannya penandatanganan kerjasama Bank Tabaungan Negara (BTN) dengan Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Yogyakarta, Selasa (9/10/2018).al Walikota Yogyakarta Haryadi Suyuti menyambut baik terobosan tersebut, menurutnya seluruh pedagang pasar Demangan harus menyambut baik e-retribusi tersebut. "E-retribusi ini tujuannya untuk mempermudah proses pembayaran secara non tunai, semoga para pedagang turut mendorong program ini," kata Haryadi Suyuti saat penandatanganan kerjasama dengan BTN di Ruang Yudistira, Balaikota Yogyakarta. Menurutnya sekarang waktunya pedagang yang aktif datangi mesin e-retribusi untuk bayar retribusi. Dari yang tadinya pasif sekarang aktif. Haryadi menegaskan, e-retribusi sejatinya adalah terobosan yang dilakukan Pemerintah Kota Yogyakarta untuk menciptakan efisiensi. "Selain itu juga untuk mengoptimalkan pendapatan asli daerah dari sektor retribusi pasar," imbuhnya. Pihkanya menyebut, saat ini retribusi pasar menyumbang 2,8 persen atau setara Rp.15,6 miliar dari total Rp.551,5 miliar pendapatan asli daerah Kota Yogyakarta. Pihaknya berharap kedepan seluruh pasar di Yogyakarta bisa menerapkan e-retibusi. Dengan pembayaran non tunai seperti itu Ia optimis akan memberikan kemudahan bagi para pelaku pasar. "Perkembangan teknologi berjalan sangat cepat, dan daerah pun dituntut untuk bisa mengikuri perkembangan tersebut," ucapnya. Kedepan, Pihaknya berharap pembayaran non tunai tidak hanya untuk tertibusi pasar saja namun juga bisa digunakan untuk transaksi jual beli. "Di luar negeri transaksi jual beli di pasar sudah menggunakan non tunai dengan e-money," tandasanya. Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Yogyakarta, Maryustion Tonang menambahkan, proses pembayaran secara e-retribusi tersebut membutuhkan waktu karena harus dilakukan secara bertahap. "Inovasi tersebut harus diikuti dengan perubahan perilaku perdagang pasar, mereka sebelumnya di datangi petugas namun setelah berlaku e-retribusi mereka dituntut untuk aktif dengan melakukan pembayaran secara mandiri," jelasnya. Untuk prosesnya sangat mudah, sebelum melakukan pembayaran e-retribusi pedagang Pasar Demangan sebelumnya harus menjadi nasabah BTN terlebih dahulu. "Nanti di Pasar Demangan akan ada semacam mesin ATM, Pedagang tinggal tempel kartu pada mesin tersebut dan retibusi sudah terbayarkan sekaligus tercatat," urainya. (Tam)
Senin 00/00/0000 00:00 WIB | oleh Warta
Wawali Ajak Karyawan Pra Purna Untuk Berwirausaha
Pemerintah Kota (Pemkot) Yogyakarta melalui Badan Kepegawaian Pendidikan Pelatihan (BKPP) Kota Yogya menggelar pembekalan terhadap para Pegawai Negeri Sipil (PNS) di lingkungannya yang hendak memasuki masa purna tugas. Pembekalan tersebut bertujuan agar calon purna tugas menjadi lebih siap. Ada Sebanyak 200 PNS pra purna yang mengikuti pembekalan tersebut. Wakil Walikota Yogyakarta, Heroe Poerwadi mengatakan jika pembekalan tersebut sangat diperlukan, karena dengan pembekalan tersebut para karyawan pra purna mendapatkan informasi tentang bagaimana menyesuaikan diri setelah purna nantinya. "Melalui informasi tersebut, diharapkan PNS pra purna akan mendapatkan kejelasan mengenai apa yang masih diterima dan difasilitasi institusi serta apa yang tidak diterima lagi setelah pensiun. Kejelasan hak dan kewajiban ini akan membantu rencana pegawai dalam masa pensiunnya," ujarnya di Griya Persada, Sleman, Selasa (10/10). Ia juga mengajak para calon pensiunan untuk mulai memikirkan dan menjalankan dunia wirausaha. "Ketika kita pensiun bukan berarti kita tidak produktif lagi, dunia wirausaha merupakan pilihan yang tepat untuk para pensiunan, Kuncinya kita harus sungguh-sungguh dan memulai dari hal yang kecil, InsyaAllah akan banyak manfaatnya jika kita berwirausaha" ujarnya. Menurutnya masa pensiun adalah masa dimana para angkatan kerja mulai mengurangi aktivitasnya dalam melakukan pekerjaan. Mulai mendelegasikan beberapa pekerjaan guna memupuk kader-kader baru yang dapat menggantikan posisi yang sebelumnya dijabat. "Pensiun bukan berarti tidak dapat berkarya nyata, dan bukan berarti terbuang dari sistem. Malah seharusnya karena tidak berada di dalam sebuah sistem lagi, para pensiun dapat bebas berekspresi memberikan sumbangan kepada pembangunan Kota Yogya nantinya," katanya. Oleh karena itulah menurut Wawali perlu diberikannya pembekalan kepada ASN yang akan memasuki masa pensiun, tujuannya ialah untuk memberikan wawasan kepada ASN sehingga ASN tersebut siap menghadapi dan mempersiapkan kegiatan disaat pensiun nanti sehingga dimasa pensiun tetap semangat dan menjadi lebih bermanfaat. "Dengan pembekalan ini bapak/ibu dapat saling bertukar informasi, yang akan sangat bermanfaat menambah wawasan, relasi dan juga persaudaraan baru, serta memberikan alternatif pemecahan masalah yang ASN hadapi pada masa purna tugas."ungkapnya. Ia berpesan kepada para peserta untuk mengikuti kegiatan tersebut dengan baik dan seksama. "Semoga apa yang disampaikan pada kegiatan ini dapat bermanfaat dan membuka wawasan panjenengan sehingga tujuan kegiatan ini dapat tercapai,"pungkasnya. (Han).
Senin 00/00/0000 00:00 WIB | oleh Warta
Pertama di Indonesia, Kartu Gerakan Pramuka Sekaligus ATM
Gerakan Pramuka Kota Yogyakarta bekerjasama dengan Bank Tabungan Negara (BTN) meluncurkan kartu anggota pramuka sekaligus bisa digunakan sebagai Anjungan Tunai Mandiri (ATM). Walikota Yogyakarta Haryadi Suyuti menyembut kartu tersebut merupakan yang paling pertama di Indonesia. "Kalau tidak salah, ini baru ada di Yogyakarta, sekaligus pertama di Indonesia," kata Haryadi saat penandatanganan perjanjian kerjasama dengan BTN di Balaikota, (9/10/2018). Ia pun berharap ke depan Yogyakarta hanya memiliki satu kartu dengan banyak manfaat. "Nnati harus begitu, cukup satu kartu saja sudah bisa dipakai untuk apapun," imbuhnya. Hal yang sama diungkapkan Ketua Kwartir Cabang Gerakan Pramuka Kota Yogyakarta Heroe Poerwadi, pihaknya mengapresiasi inovasi tersebut sekaligus akan mendorong agar semua anggota pramuka segera memeliki kartu yang baru. "Dari 15 ribu anggota pramuka yang aktif sudah ada 417 anggota yang telah memiliki kartu baru tersebut," jelasnya. Ia pun meminta agar anggota pramuka segera mengganti kartu anggota lama dengan kartu anggota baru yang telah dilengkapi dengan fungsi ATM. "Kartu ini fungsinya sangat banyak, bisa untuk ATM dan pinjam buku di perspustakaan sehingga jangan sampai hilang," tandasnya. Pihaknya mengaku akan terus medorong agar seluruh siswa tidak hanya anggota pramuka aktif saja untuk memiliki kartu tersebut. "Kita kan punya 35 ribu siswa, semoga semua bisa memiliki kartu ini," imbuhnya. Heroe berharap kartu anggota pramuka yang baru tersebut menjadi kebanggaan para siswa sehingga semakin memperkuat motivasi mereka dalam gerakan pramuka. Sementara itu Deputi Regional Manager Bisnis BTN Jateng-DIY Chrisdy B Epsa mengaku lega telah berhasil meluncurukan kartu tersebut. "Ini adalah sebuah kebanggan bagi kita semua, tidak hanya untuk BTN saja namun juga untuk Kota Yogyakarta," katanya. "Kartu anggota pramuka sekaligus kartu anggota perpustakaan yang dikemas dalam kartu ATM ini merupakan pilot project yang akan terus kami kembangkan," ucap Chrisdy. Ia menilai satu karu dengan banyak manfaat tersebut akan mempermudah penggunanya untuk mengakses beragama kebutuhan, dan lebih efisen karena tidak perlu kartu banyak lagi. (Tam)
Senin 00/00/0000 00:00 WIB | oleh Warta
Heroe Poerwadi Lantik Dewan Kerja Cabang Gerakan Pramuka Kota Yogyakarta
Wakil Walikota Yogyakarta Heroe Poerwadi selaku Ketua Kwartir Cabang (Kwarcab) Gerakan Pramuka Kota Yogyakarta, melantik Dewan Kerja Cabang (DKC) Gerakan Pramuka Kota Yogyakarta untuk Masa Bakti 2015-2020, Selasa (9/10/2018). "Semoga Dewan Kerja Cabang yang baru saja dilantik ini bisa menjalankan tugasnya dengan penuh tanggung jawab," kata Heroe Poerwadi. Pihaknya pun percaya seluruh anggota Dewan Kerja Cabang Gerakan Pramuka Kota Yogyakarta memiliki motivasi tinggi, disiplin dan mampu menjalankan tanggung jawabnya dengan baik. Ia pun meminta agar Dewan Kerja Cabang Gerakan Pramuka Kota Yogyakarta segera merumuskan program kerja. "Semoga bisa segera merumuskan program kerja agar bisa dilakukan penyesuaian sehingga dengan begitu akan mencapai hasil yang baik," jelasnya. Dia berharap penanaman nilai atau karakter yang diwujudkan dalam kegiatan kepramukaan dapat lebih optimal. "Pramuka memiliki peran besar dalam membangun karakter generasi penerus," kata Heroe. Selain itu Gerakan Pramuka juga dapat mengeratkan kebhinekaan. Melalui pembinaan yang positif, Pramuka diharapkan mampu untuk menangkal generasi muda dari paham-paham negatif. "Keberagaman bangsa ini membutuhkan kebersamaan dan keeratan dalam naungan Pancasila," tandasnya. Untuk itulah, Heroe pun meminta seluruh pengurus membuat kreasi gerakan baru yang mengedepankan life skill. Apalagi gerakan Pramuka memiliki peran dalam pembangunan karakter terhadap generasi penerus bangsa. (Tam)
Senin 00/00/0000 00:00 WIB | oleh Warta
Donor Darah Peringati HUT Pemkot Yogyakarta
Rangkaian acara dalam menyemarakkan Ulang Tahun Kota Yogyakarta yang ke 262, Bank Jogja bekerja sama dengan PMI (Palang Merah Indonesia) dan Pemerintah Kota Yogyakarta mengadakan aksi Donor Darah untuk masyarakat Kota Yogyakarta. Aksi donor darah ini dilaksanakan pada hari Rabu tanggal 10 Oktober 2018, pukul 08.00-14.00 WIB yang bertempat di Gedung Graha Pandawa Balaikota Yogyakarta. Kegiatan ini di hadiri oleh Wakil Walikota Yogyakarta, Heroe Poerwadi yang juga ikut mendonorkan darahnya. Disamping itu acara ini diikuti mulai dari mahasiswa, PNS yang berada dilingkup Balai Kota hingga masyarakat umum. Kegiatan ini dimulai pukul 08.00 WIB, terlihat antrian panjang para masyarakat untuk mendaftarkan diri sebagai pendonor. Banyaknya antrian para calon pendonor ini menunjukan antusias yang positif dan kepedulian masyarakat jogja dalam bidang sosial. Kegiatan donor darah ini dilakukan sebagai bentuk bakti sosial untuk masyarakat yang mana darah hasil aksi donor akan di salurkan bagi masyarakat yang membutuhkan. Donor darah ini difasilitasi dengan menyediakan dua gerobak soto, snack ringan seperti gorengan dan disediakan minuman bagi para calon pendonor. Acara ini diharapkan bagi para calon pendonor mengkonsumsi makanan yang sudah disediakan sebelum melakukan pengecekan tensi darah dan Hemoglobin agar mereka dapat mendonorkan darah mereka. Setelah pendonor berhasil menyumbangkan darah, pihak Bank Jogja yang bekerjasama dengan PMI Yogyakarta memberikan bingkisan sebagai tanda terimakasih serta menyediakan undian bagi masyarakat yang sudah merndonorkan darahnya, jika beruntung undian tersebut dapat ditukarkan dengan doorprize menarik yang sudah di sediakan oleh pihak panitia. Sampai saat ini jumlah relawan donor darah dibatasi sejumlah 600 orang. Dari 600 relawan yang melakukan pendaftaran hingga berakhir pada pukul 12.30 WIB. Ada sebanyak 400 orang yang darahnya berhasil lolos untuk di ambil darahnya oleh PMI, jumlah tersebut akan terus bertambah sampai akhir acara pada pukul 14.00 WIB. PMI menyediakan 13 tenaga medis dengan 26 kasur lipat untuk melancarkan kegiatan aksi donor darah ini. Calon peserta golongan darah didominasi oleh para PNS (Pegawai Negeri Sipil) dan Pamong Praja Balai Kota Yogyakarta. (Hes/Vin/Dwi)
Senin 00/00/0000 00:00 WIB | oleh Warta
Tahun 2019, Pemkot Yogya Targetkan Seluruh Transaksi Belanja Dengan Non Tunai
Dalam rangka meningkatkan tata kelola pemerintahan yang baik dan bersih, Pemerintah Kota (Pemkot) Yogyakarta menargetkan tahun 2019 seluruh transaksi belanja akan dilakukan dengan menggunakan transaksi nontunai (tnt). Kepala Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah (BPKAD) Kota Yogya, Kadri Renggono, mengatakan jika Pemkot Yogyakarta sudah melakukan transaksi non tunai sejak tahun 2017, pihaknya menargetkan jika tahun 2019 seluruh transaksi belanja sudah bisa dilakukan dengan cara nontunai. "Pemkot Yogya responsif bertindak cepat untuk meningkatkan tata kelola pemerintahan yang baik dan bersih, salah satunya dengan mengeluarkan Instruksi Walikota Yogyakarta Nomor 3 Tahun 2017, berlaku per tanggal 1 September 2017. Sampai saat ini progressnya ada 20 OPD yang sudah menerapkan tnt dan mendatang akan bertambah 9 OPD lain" ungkapnya di ruang Bima Balaikota Yogya dalam acara Workshop Evaluasi Pelaksanaan tnt, Rabu (11/10). Ia menjelaskan bahwa dalam mewujudkan tnt selama ini masih mendapati beberapa kendala di lapangan. Misalkan, masyarakat terbiasa melakukan pembayaran secara tunai, proses tnt yang lama sehingga mengurangi kepercayaan masyarakat, proses tnt manual memerlukan waktu dan SDM untuk antre di Teller Bank, dan sebagainya. Saat ini, lanjutnya, transaksi penerimaan daerah yang sudah menggunakan sistem nontunai di antaranya adalah retribusi pasar, dan akan terus dikembangkan untuk retribusi lain seperti retribusi rusunawa, pelayanan sampah, pelayanan kesehatan, pelayanan pengujian kendaraan bermotor dan retribusi parkir tepi jalan umum, hingga pemotongan hewan. Namun demikian, tambahnya, ada beberapa pembayaran yang sebelumnya sudah dilakukan secara nontunai namun diusulkan agar dikembalikan dengan sistem tunai, di antaranya pembayaran santunan kematian, pemberian bantuan musibah kebakaran, uang saku untuk transmigran, pengadaan dalam masa tanggap darurat bencana, perjalanan dinas atau akomodasi peserta dari luar negeri dan pajak kendaraan bermotor. "Tidak semua pembayaran kegiatan juga bisa dengan tnt. Misalkan kegiatan di Satpol PP berupa honorarium dan tim operasi lapangan, Dinas UMKM Nakertrans tentang honorarium panitia pameran di luar kota," ungkapnya. Wakil Walikota Yogyakarta, Heroe Poerwadi mengatakan, ada beberapa kelebihan transaksi nontunai di antaranya efisiensi pembayaran dan penerimaan serta meminimalisasi potensi korupsi. "Masyarakat memang banyak yang belum terbiasa dengan transaksi nontunai, namun perlu sedikit ada paksaan karena transaksi nontunai memiliki lebih banyak kelebihan," katanya saat membuka workshop tersebut. Dalam kesemparan tersebut Ia memberikan apresiasi kepada BPD DIY yang telah menyediakan aplikasi Cash Management System (CMS), untuk mendukung percepatan pelaksanaan digitalisasi transaksi non tunai. "Diharapkan pada tahun 2019 mendatang, semua transaksi pada OPD Unit Kerja Pemkot Yogya sudah menggunakan mekanisme non tunai" ujarnya Ia berharap melalui workshop tersebut akan diperoleh informasi yang mendalam dan detail mengenai progress pelaksanaan transaksi non tunai. "Mari kita lakukan inventarisasi permasalahan yang ada, sehingga nantinya dapat kita cari dan temukan solusinya bersama untuk kelancaran tugas kita masing-masing" katanya. (Han)
Senin 00/00/0000 00:00 WIB | oleh Warta
Sebelum Sekaten, Pemkot Ziarah Ke Makam Raja Imogiri dan Makam Kotagede
Sebagai sebuah kegiatan, keberadaan Pasar Malam Perayaan Sekaten (PMPS) tentunya tidak dapat lepas dari Budaya Jawa (Kraton) yang melingkupinya dan ziarah kemakam para raja menjadi salah satu tradisi yang wajib untuk dilaksanakan Seperti halnya tahun tahun sebelumnya, pada rangkaian kegiatan Sekaten, Pemerintah Kota Yogyakarta selalu melakukan Ziarah ke Makam Kotagede dan Makam Raja Raja di Imogiri. Tahun inipun Pemerintah Kota Yogyakarta juga menyelenggarakan acara tersebut yang di adakan pada kamis. (11/10). Wakil Walikota Yogyakarta, Heroe Poerwadi dan seluruh karyawan Pemkot Yogya melaksanakan Ziarah ke Makam Panembahan Senopati di Kotagede dan Makam raja-raja Mataram di Imogiri. Kegiatan ini rutin diselenggarakan menjelang pelaksanaan PMPS digelar dan setelah PMPS selesai dilaksanakan. Para rombongan terlebih dahulu menuju makam Panembahan Senopati lalu menuju Makam raja-raja Mataram di Imogiri. Berangkat dari komplek Balaikota Yogyakarta pada pukul 14.00 WIB dengan memakai pakaian tradisional model pranakan. Untuk masuk ke dua makam tersebut harus mengikuti prosedur yang telah ditetapkan. Beberapa peraturan itu antara lain, tidak boleh mengambil gambar dalam bentuk apapun ketika berada di dalam makam, untuk wanita diwajibkan menggunakan pakaian tertentu (jarik, kemben, dan lepas jilbab), dan bagi pria juga harus menggunakan baju tertentu (peranakan, kain jarik, dan blangkon). Di kompleks makam raja-raja ini para rombongan berziarah ke cluster Kaswargan (makam Sri Sultan Hamengku Buwono I dan III), cluster Besiyaran (makam Sri Sultan Hamengku Buwono IV, V dan VI) serta ke Cluster Saptorenggo (makam Sri Sultan Hamengku Buwono VII, VIII dan IX). Wawali menjelaskan bahwa pada ziarah tersebut selain berkaitan dengan rangkaian sekaten juga merupakan wujud rasa syukur kepada Allah, Ia juga meminta kepada seluruh peziarah untuk mendoakan dan tidak untuk meminta kepada yang telah meninggal dunia. (Han)
Senin 00/00/0000 00:00 WIB | oleh Warta
Pemkot Pertahankan Luas Lahan Persawahan
Pemerintah Kota (Pemkot) Yogyakarta berkomitmen untuk terus mempertahankan luasan lawahn persawahan. Hal tersebut ditekankan, menyusul semakin menyusutnya lahan persawahan. Pelaksana Tugas Kepala Dinas Pertanian dan Pangan (DPP) Kota Yogyakarta Sugeng Darmanto menjelaskan, Pemerintah Kota Yogyakarta telah mengeluarkan Peraturan Walikota Nomor 112 tahun 2017 Tentang Pengendalian Lahan Sawah Beririgasi Teknis. "Dengan landasan hukum itulah, Pemkot memberlakukan penundaan pemberian izin perubahan penggunaan lahan sawah menjadi fungsi lain sejak 1 januari 2018," ujarnya saat panen raya padi di Sorosutan, Kamis (11/10/2018). Saat ini, lanjutnya, luas lahan persawahan di Yogyakarta tinggal 53 hektare. "Arah pertanian di kota memang bukan mengejar produktivitas panen. Tapi untuk edukasi dan potensi wisata," kata Sugeng. Sementara itu, Ketua Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) Ngudi Rukun Sorosutan Sunarjo mengungkapkan, saat ini luas lahan pertanian di Sorosutan tersisa sekitar 8 hektare. "Pada akhir 2016 luas lahan pertanian di wilayah ini masih mencapai 12,9 hektare," jelasnya. Sunarjo menjelaskan alasan berkurangnya lahan tersebut, Sebagian besar lahan pertanian itu dijual pemiliknya karena hasil pertanian dinilai tidak sebanding dengan biaya mengelola lahan pertanian dan beban Pajak Bumi dan Bangunan (PBB). "Berkurang karena sebagian sawah dibangun jadi kos-kosan karena wilayah Sorosutan dekat kampus. Hasilnya lebih dirasakan dibandingkan mengelola sawah," imbuhnya. Namun sisa lahan pertanian yang ada tetap diupayakan produktif dengan ditanami padi. Dalam panen raya tersebut, 1 hektare lahan pertanian berhasil menghasilkan 11,96 ton gabah basah. Jumlah itu meningkat dibandingkan tahun lalu yang hanya sekitar 9,2 ton gabah basah. "Padi yang dihasilkan jenis IR 64, proses menanamnya kerja sama dengan Kodim Yogyakarta," jelasnya. Dalam kesempatan yang sama Komandan Kodim 0734/Yogyakarta Letkol Inf Bram Pramudia menuturkan, panen padi di Wirosaban RT 55 RW 13 Sorosutan adalah lahan demplot ketahanan pangan Kodim 0734/Yogyakarta. Pihaknya mengaku puas karena hasil panen saat ini sangat bagus dibanding sebelumnya karena menanam bibit unggul. (Annisa/Tam)
Senin 00/00/0000 00:00 WIB | oleh Warta
Kota Yogya Terima Sertifikat WBTB Dari Sultan
Kota Yogyakarta mendapatkan dua sertifikat Warisan Budaya Tak Denda (WBTB) dari Dinas Kebudayaan DIY, Kali ini sertifikat yang diberikan untuk WBTB Kota Yogya yaitu Bakpia dan Gudeg. Sertifikat tersebut diserahkan langsung Gubernur DIY, Sri Sultan HB X di pendopo Balai Desa Pleret, Jumat (12/10). Pada kesempatan tersebut, Ngarso Dalem mengatakan pemberian sertifikat ini bertujuan agar Kota/Kabupaten se-DIY sebagai pemilik kebudayaan daerah terpacu untuk terus melestarikan dan mengembangkan karya Warisan Budaya Tak Benda "Agar memacu kita untuk memelihara, mengembangkan, dan mempromisikan khazanah budaya yang kita miliki baik yang benda maupun tak benda," katanya. Pemberian status ini didasarkan pada lima domain yakni tradisi dan ekspresi lisan, seni pertunjukkan, adat istiadat masyarakat, pengetahuan kebiasaan mengenai alam semesta, dan kemahiran kerajinan tradisional. Ia menambahkan jika penetapan Warisan Budaya Tak Benda sendiri merupakan bagian dari apresiasi negara terhadap kebudayaan yang selaras dengan UU No. 5/2017 tentang pemajuan kebudayaan. "Kebudayaan jadi modal utama kita menuju bangsa besar dengan karakter yang kuat dan tidak akan goyah dengan cobaan," ujarnya. Ditemui usai menerima sertifikat, Wakil Walikota Yogyakarta, Heroe Poerwadi mengaku bangga karena Bakpia dan Gudeng mendapat pengakuan dari pemerintah dan menjadi salah satu WBTB di DIY. Iapun menegaskan jika Pemerintah Kota (Pemkot) Yogya akan selalu bekerja keras untuk terus melestarikan WBTB yang ada di Kota Yogya. "Warisan budaya memang harus kita rawat agar tidak hilang di makan zaman dan terancam punah" ungkapnya. (Han)
Senin 00/00/0000 00:00 WIB | oleh Warta
Walikota Yogya Hadir dalam Soft Opening Festival October Tasikmalaya
Walikota Yogyakarta menghadiri Soft Opening Festival October Tasikmalaya di area Tugu Asmaul Husna, Kota Tasikmalaya pada, Sabtu (13/10) . Pembukaan ini sekaligus bertepatan dengan Hari Ulang Tahun Tasikmalaya yang ke-17. Tak hanya itu Soft Opening Festival October Tasikmalaya sekaligus Launching Air Mancur Menari di area Tugu Asmaul Husna, Kota Tasikmalaya. Kegiatan ini diikuti oleh 25 Walikota dari seluruh Indonesia, staf pendamping, pengawas, peninjau dan mitra Apeksi. Acara ini berlangsung dari tanggal 13-16 Oktober 2018. Dalam sambutannya, Walikota Tasikmalaya Budi Budiman menyatakan, dengan ulang tahun ke-17 Kota Tasikmalaya cukup matang dan desawa dalam potensi dibidang Jasa, Perdagangan, dan Industri. "Kegiatan ini tidak hanya sebagai Festival October tasikmalaya namun dimana kita akan menghadirkan potensi-potensi dalam unggulan kota tasikmalaya, sebagai Tasik Kota Jasa, Tasik Kota Perdagaan, dan Tasik Kota Industri" ujarnya. Selain itu kegiatan ini juga di hadiri oleh 16 Delegasi dari Jepang yaitu Okiyama dan Mimasaka yang ikut menikmati rangkaian acara yang diberikan oleh Kota Tasikmalaya. Kota Tasikmalaya adalah salah satu kota di Jawa Barat yang berpotensi sebagai industri kreatif yaitu sebanyak 539 orang yang ikut didalam industri kretaif yang ada di kota ini. Tak hanya itu, Kota Tasikmalaya juga memiliki Tenaga Kerja sebanyak 39.797 orang yang berkerja dikota ini. Selain itu dalam HUT Kota Tasikmalaya menyelenggarakan Pameran Tasik kreatif yang diikuti oleh berbagai Industri yang ada di Indonesia yang bertempat di Tugu Adi Pura memanjang sepanjang Jalan Hajad Mustofa hingga berakhir di Tugu Asmaul Husna. Adapun pembagian-pembagian Zona yang diberikan Oleh pihak penyelenggara yaitu pembagian zona dan jumlah stan. Zona satu, disediakan pula stan yang turut berpartisispasi dalam 27 pemerintah Provinsi Jawa Barat, Pemerintah Tasikmalaya, dan Dekranasda Kota Tasikmalaya. Pemerintah Kota Tasikmalaya yang turut berpastisipasi dalam acara ini sebanyak, 21 Kabupaten Kota. Empat stan untuk media center PMI, Dinas Kesehatan, Dinas Kominfo Provinsi Jawa Barat dan Kota Tasikmalaya. Sisanya sebanyak 51 stan diisi oleh UMKM unggulan Produk Kota Tasikmalaya, Zona ke dua yaitu Stan UMKM Fashion sebanyak 60 Stan termasuk dua stan diisi oleh peserta wira usaha baru, binaan Dinas Koperasi UMKM kota Tasikmalaya. Zona ke tiga yaitu stan mitra binaan Bank Indonesia yang berjumlah 60 stan. Yang terakhir yaitu Zona Ke Empat yaitu stan Food Kuliner sebanyak 40 stan dan Stan Foodtruk kuliner. Jumlah ini lebih banyak dari tahun lalu yaitu untuk tahun lalu jumlah stan 170 stan dan tahun ini meningkat sebanyak 240 stan. (Hes)
Senin 00/00/0000 00:00 WIB | oleh Warta
Melalui Raker Komwil III Apeksi 2018, Walikota Sekaligus Menandatangani MOU dengan Tasikmalaya
Welcome Dinner mengawali rangkaian kegiatan Rapat kerja Komisariat Wilayah III Asosiasi Pemerintah Kota Seluruh Indonesia (Raker Komwil III Apeksi) Tahun 2018. Kegiatan ini sekaligus penandatanganan MOU antara Walikota Yogyakarta dengan Walikota Tasikmalaya dalam bidang Pariwisata dan Industri, Sabtu (13/10) di Grand Metro Hotel, Jalan KHZ. Mustrofa No 263, Kota Tasikmalaya. Acara ini diawali dengan Welcome Dinner bersama seluruh Walikota di 25 Kota di Indonesia. Acara ini menyajikan mulai dari Tarian Tasikmalaya, makanan khas Tasikmalaya, suguhan lagu dan alunan musik khas dari Tasikmalaya. Selai itu Walikota Tasikmalaya, Budi Budiman mengatakan, acara ini bertujuan untuk menjalin silaturhami antar pemerintah daerah yang tergabung dalam Korwil III Apeksi, juga berupaya untuk membangun sinergi dan kolaborasi dalam pelaksanaan otonomi daerah di wilayahnya masing-masing "Harapannya forum ini bisa efektif dalam membangun aspirasi-aspirasi kota untuk disampaikan ke pemerintah pusat pada Rakernas mendatang" Tutur Walikota. Selain itu, Budi Budiman juga berharap perbedaan yang dimiliki di tiap daerah ini bisa menjadi ajang sharing bagi anggota Korwil III agar di tiap tahunnya sama sama mendorong dalam bidang industri kreatif. "saya berharap dengan rutinnya Korwil III Apeksi ini bisa saling berbagi ide dan inovasi dalam rangka pelayanan kepada masyarakat" Tambah Walikota. Disamping itu Walikota Yogyakarta, Haryadi Suyuti mengatakan, selain mengikuti rangkaian acara, juga memberikan Memorandum Of Understanding (MOU) kepada Tasikmalaya dalam bidang Pariwisata dan Perindustrian. "MOU ini bertujuan saling bekerjasama, bahwa kita sepakat dan sepaham antara Kota Yogyakarta dan Kota Tasikmalaya untuk meperkuat hubungan di Bidang Pariwisata dan Industri Mikro Kecil maupun Mikro Besar. Seperti dari Yogyakarta yaitu industri Batik dan Bordir yang terkenal di Tasikmalaya bahkan pasarnya sudah sampai Luar Negri" ungkapnya. Haryadi Suyuti menambahkan, nantinya Yogyakarta akan membuat juga central Bordir khas Tasikmalaya di kota Yogyakarta. "nantinya Yogyakarta akan membuat juga central Bordir khas Tasikmalaya di kota Yogyakarta selain itu akan dibuat juga batik Yogya disini, karena batikkan berbeda-beda, Kita berada dalam tahapan saling bersinergi dalam pemasaran kota satu dengan yang lain"ungkapnya. Apeksi sendiri merupakan wadah yang dibenuk oleh Pemerintah Kota yang bertujuan untuk membantu anggotanya mempercepat pelaksanaan otonomi daerah dan menciptakan iklim yang kondsif bagi pembentukan kerjasama antar pemerintah daerah. Apeksi sudah terbentuk sejak tahun 2000 lampau. Saat ini, Walikota Yogyakarta, Haryadi Suyuti mendapat mandat sebagai Ketua Komwil III Apeksi dengan masa jabatan tiga tahun sejak tahun 2017 kemarin hingga tahun 2020. Kegiatan Apeksi ini diikuti oleh Walikota dari seluruh Indonesia, staf pendamping, pengawas, peninjau dan mitra Apeksi. Rakernas berlangsung dari tanggal 13-16 Oktober 2018. (Hes)
Senin 00/00/0000 00:00 WIB | oleh Warta
Dongkrak Yogyakarta Sebagai Kota Industri Kreatif, Pemkot Gelar Youngyakarta Fest 2018
Pemerintah Kota Yogyakarta melalui Dinas Pariwisata menggelar festival distro di halaman parkir stadion kridosono. Berlangsung selama 2 hari, 13-14 Oktober 2018, festival distro tersebut merupakan upaya Pemkot menggenjot produk asli Yogyakarta. Mengambil tema Youngyakarta fest, festival distro tersebut merupakan salah satu rangkaian dari HUT Yogyakarta ke 262. "Youngyakarta Fest merupakan wadah bagi generasi millenial saat ini untuk terus mengembangkan industri kreatif yang bergerak di sektor ekonomi dan hiburan," kata Wakil Walikota Yogyakarta Heroe Poerwadi saat membuka Youngyakarta fest, Sabtu (13/10/2018). Menurutnya Yogyakarta adalah gudangnya ekonomi kreatif, pihaknya berharap acara tersebut menjadi media para pelaku industri kreatif untuk mempromosikan karyanya. Heroe berharap Youngyakarta Fest merupakan langkah awal Kota Yogyakarta menjadi kota industri kreatif. "Ke depannya pemerintah Kota Yogyakarta ingin mempunyai display tetap yang disebut pasar industri kreatif," tandasnya. Tidak hanya Youngyakarta Fest, kita ingin setiap hari ada agenda promosi tentang ekonomi kreatif di Yogyakarta. Dalam kesempatan itu Haroe didapuk menjadi salah satu peraga pakaian distro dan berjalan diatas panggung layaknya model. Sementara itu Kepala Bidang Ekonomi Kreatif dan Atraksi Dinas Pariwisata Kota Yogyakarta Edy Sugiharto menjelaskan, Festival distro ini khusus menampilkan pakaian-pakaian dan produk asli Yogyakarta dan tidak menerima produk dari luar kota. "Sampai saat ini ada kurang lebih enam jenis tenant yang terdiri dari tenant clothing ada 10 tenant, komunitas tato 1 booth, komunitas otomotif ada 1 booth, tenant merchandise 5 tenant, tenant craft 5 tenant, tenant makanan ada 10 booth. Jadi ada sekitar 32 booth," urainya. Selain booth di atas, sambungnya, ada juga live mural, pameran craft, dan live musik. Sedangkan pada Minggu (14/10) akan diadakan lomba dance. Dengan adanya festival distro ini harapannya Kota Yogyakarta menjadi kota kreatif di tahun 2022. "Ini adalah yang pertama dilakukan pemerintah Kota Yogyakarta. Harapan kami, Yogyakarta akan menjadi kota kreatif di 2022," tegasnya. Terkait Pemilihan lokasi penyelenggaraan Youngyakarta Festival di Stadion Kridosono, Edi menjelaskan, hal itu bertujuan untuk mendukung pengembangan kawasan cagar budaya tersebut dari sektor ekonomi. "Kawasan cagar budaya Kotabaru memiliki nuansa menarik," imbuhnya. Stadion Kridosono berdiri di kawasan Kota Baru akan dijadikan sebagai pop center di Yogyakarta untuk mendukung kegiatan anak muda. Jalan Suroto pun akan dikembangkan sebagai kawasan pedestrian kedua di Yogyakarta setelah Malioboro. (Tam)
Senin 00/00/0000 00:00 WIB | oleh Warta
HUT 262 Kota Yogyakarta, Ngampilan Gelar Pentas Budaya
Dalam rangka memperingati hari jadi Kota Yogyakarta ke-262 Kecamatan Ngampilan menggelar pesta seni budaya di bekas pabrik tegel Jl. Letjen Jendaral Suprapto, Sabtu (13/10/2018) malam. "Kita harus menghidupkan seni dan budaya Yogyakarta, karena itulah yang menjadi daya tarik Kota Yogyakarta," kata Wakil Walikota Yogyakarta Heroe Poerwadi saat menghadiri Pentas Budaya Ngampilan. Heroe menyebut, tradisi dan budaya menjadi tujuan para wisatawan datang ke Yogyakarta. Untuk itulah acara seperti ini penting untuk menggali potensi seni di masyarakat. "Dengan begitu, para wisatawan yang datang ke Yogyakarta terkesan dan selalu merasa kangen dengan kota ini," ucapnya. Seluruh kecamatan di Kota Yogyakarta akan menggelar festival rakyat di wilayahnya masing-masing sebagai bagian dari rangkaian Hari Ulang Tahun ke-262 Kota Yogyakarta. "Festival ini akan dihidupkan tiap akhir pekan secara bergiliran," imbuhnya. Selama Oktober ini, kata Heroe, akan ada kemeriahan di tiap kecamatan khususnya akhir pekan yaitu Jumat dan Sabtu malam. Tiap kecamatan akan menggelar festival secara bergantian sesuai jadwal yang sudah ditetapkan. "Peringatan hari ulang tahun Kota Yogyakarta adalah pesta rakyat. Kami berharap kemeriahan dan kegembiraan peringatan ulang tahun ini bisa dirasakan oleh seluruh warga masyarakat," katanya. Dalam kesempatan yang sama Camat Ngampilan, Ananta mengatakan, kegiatan tersebut merupakan hasil kerjasama warga Ngampilan. "Semua warga ngampilan memberikan perannya masing-masing dalam kegiatan ini," ucapnya. Ananta mengapresiasi partisipasi warga Ngampilan dalam acara tersebut. Ia mengaku Ngampilan memiliki potensi seni yang begitu besar. "Semoga ini bisa menjadi pendorong untuk menjadikan ngampilan lebih maju lagi," tandasnya. Dalam Gelaran tersebut beragam kesenian ditampilkan mulai dari seni tari, karawitan, hingga ludruk. (Tam)
Senin 00/00/0000 00:00 WIB | oleh Warta
TMMD Sengkuyung Tahap III Dimulai
Program TNI Manunggal Membangun Desa (TMMD) Sengkuyung tahap III tahun 2018 resmi dimulai. Kali ini sasarannya adalah Kelurahan Pakuncen, Kecamatan Wirobrajan. Wakil Walikota Yogyakarta Heroe Poerwardi berharap, melalui kegiatan ini, TNI, Polri dan masyarakat dapat menjaga lingkungan. Menurutnya, apa yang telah dilaksanakan dalam TMMD sudah sejalan dengan apa yang menjadi program pembangunan Pemerintah Kota (Pemkot) Yogyakarta, yaitu untuk mengentaskan kemiskinan. "Pada TMMD kali ini sasaran kegiatan fisik berupa pembuatan talud permanen didinggiran sungai Winongo sepanjang 23 meter, rehap balai RW, Rehap rumah, dan pembuatan MCK" ungkapnya di lapangan AMC, Senin (15/10). Wawali menilai, apa yang telah dilaksanakan oleh TMMD ini sangat membantu dalam mengatasi persoalan lingkungan, termasuk pembangunan talut di Sungai Winongo. "Terutama nanti kalau sudah musim penghujan, paling tidak di wilayah sekitarnya, bantaran sudah semakin kuat, juga beberapa rumah yang ada di bantaran sudah semakin kuat sehingga kalau ada aliran besar dari Winongo itu bisa diantisipasi kalau air meluap," lanjutnya. Heroe melanjutkan, sebagaimana sesuai dengan program gandeng-gendong, pihaknya berharap, program tersebut upaya bersama dalam menyelesaikan yang menjadi pokok masalah di lingkungan setempat. "Kegiatan ini merupakan wujud sinergitas masyarakat, Pemerintah, TNI dan Polri dalam upaya meningkatkan kualitas kehidupan masyarakat dengan agenda-agenda pembangunan yang bermuara pada peningkatan kesejahteraan sosial, pendidikan, kesehatan, sanitasi, dan keberdayaan bagi masyarakat Kota Yogyakarta" katanya. Ia menambahkan, Pemerintah Kota Yogyakarta tidak akan lepas tangan, tetapi bersama-sama warga menjaga, memelihara maupun meneruskan program-program yang belum selesai. "Kami atas nama Pemkot mengucapkan terimakasih kepada jajaran TNI Kodim 0734 beserta seluruh jajarannya yang ikut dalam proses TMMD," katanya.(Han)