Senin 00/00/0000 00:00 WIB | oleh Warta
Dukung Konservasi Air Dengan Biopori Jumbo
Untuk mendukung Kecamatan Tegalrejo menjadi kawasan konservasi air, Kecamatan Tegalrejo dan warga membuat inovasi biopori baru yang mereka namakan biopori jumbo. Biopori yang biasanya hanya memiliki diameter 10 centimeter, mereka sulap menjadi berdiameter 30 centimeter. Ukuran yang membesar juga di imbangi dengan kapasitas yang jauh lebih besar dibandingkan biopori biasa. Camat Tegalrejo, R Riyanto Tri Noegroho mengatakan pembuatan biopori merupakan teknologi tepat guna untuk meningkatkan laju resapan air hujan dan memanfaatkan sampah organik kedalam tanah. "Tujuan pembuatan lubang itu adalah mencegah genangan, dan menyimpan persediaan cadangan air sehingga diharapkan tidak ada lagi air hujan yang dibiarkan terbuang dan mengakibatkan banjir di wilayah lain" ungkapnya di Gedung Asmi Santamaria, Minggu (9/9). Biaya yang dibutuhkan untuk membuat satu biopori jumbo sekitar Rp300.000 atau bisa lebih murah jika menggunakan bahan bekas. Apa yang sudah dilakukan oleh warga Tegalrejo ini mendapat apresiasi dari Wakil Walikota Yogyakarta, Heroe Poerwadi, menurutnya manfaat lubang biopori dengan ukuran jumbo tersebut sangat efektif mengatasi kekeringan dan sebagai area resapan air. "Pemkot Yogya pun telah mencanangkan pembuatan sejuta biopori mulai dari pemukiman, sekolah hingga kantor pemerintahan yang semunya melibatkan warga," katanya. Untuk itu, pihaknya sedang mencoba mengintegrasikan antara kampung hijau dan kampung sayur yang diupayakan juga untuk membuat biopori jumbo di tiap " tiap gang di setiap kampung. "Biopori jumbo selain untuk menurunkan air juga memanfaatkan sampah untuk menghijaukan kampung sayur karena selain untuk menyerap air hujan, biopori ini juga bisa dimanfaatkan untuk pembuatan pupuk kompos. " ujarnya. Jadi setelah tiga hingga enam bulan pembuatan lubang biopori, lanjutnya maka sampah organik akan menjadi proses kompos dan biota tanah atau serangga dapat hidup di dalamnya. Ia menjelaskan Pemkot Yogya terus mendorong program gandeng gendong untuk menyatukan beberapa potensi menjadi satu bergandengan seperti kampung sayur, kampung hijau, bank sampah dan segala macam menjadi sebuah kesatuan. Ia berharap agar seluruh lapisan masyarakat dapat berperan aktif menjaga lingkungan menjaga keindahan dan dapat mencontoh pembuatan biopori jumbo tersebut. Selain biopori berukuran jumbo, warga Tegalrejo juga melakukan perbaikan sumur peresapan air hujan dan berencana melakukan panen air hujan. Hasil dari panen air hujan akan digunakan untuk air siap minum hingga dibuat air kemasan. (Han)
Senin 00/00/0000 00:00 WIB | oleh Warta
Kota Yogya Terus Berupaya untuk Jadi Kota Layak Anak
Setelah berhasil menyabet gelar Kota Layak Anak (KLA) kategori Nindya yang di serahkan oleh Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan anak Republik Indonesia pada bulan Juli lalu, kini Pemerintah Kota Yogyakarta menargetkan tahun depan Kota Yogya akan meraih penghargaan KLA kategori tertinggi yakni utama. Pernyataan tersebut di katakan Wakil Walikota Yogyakarta, Heroe Poerwadi saat melakukan diskusi sewelasan bersama para tokoh yang peduli Kota Yogya di ndalem Amiluhuran Mujamuju Kota Yogya. Pada kesempatan tersebut Wawali mengungkapkan jika kampung di Kota Yogya sudah banyak yang mendeklarasikan dirinya guna menopang kepentingan anak, khususnya dalam hal bermain dan belajar. "Mulai dari Kampung Ramah Anak, Kampung Jam Belajar Masyarakat, dan Kampung Bebas Asap Rokok. Untuk Kampung Jam Belajar Masyarakat setiap pukul 18.00-21.00 di wajibkan mematikan TV untuk memberikan kesempatan anak-anak belajar," katanya di lokasi, Minggu (12/9) Sementara untuk Kampung Bebas Asap Rokok, lanjutnya, saat ini sudah dideklarasikan di lebih dari 139 kampung. Kampung tersebut pada dasarnya melarang para perokok untuk merokok di sembarang tempat. "Contohnya di Teban, kalau di Terban tempat merokoknya di kuburan. Itu inisiatif masyarakat sendiri untuk menunjukkan bahwa di sana kampung ramah anak," bebernya. Tak sampai disitu, Pemkot Yogya juga tak henti - hentinya mendorong puskesmas - puskesmas dan sekolah - sekolah untuk bisa menghadirkan layanan-layanan yang ramah bagi anak " anak. "Saat ini, sudah ada 34 sekolah ramah anak di Kota Yogyakarta yang akan dijadikan sebagai rujukan bagi sekolah lain untuk bisa menjadi sekolah ramah anak. Sementara untuk puskesmas layak anak di Kota Yogya sudah ada delapan puskesmas dan 178 kampung ramah anak" uangkapnya Pemkot Yogya telah melakukan berbagai cara, di antaranya meningkatkan komitmen wilayah, khususnya kecamatan dengan membentuk kecamatan layak anak. "Peningkatan peran kecamatan untuk mendukung percepatan kota layak anak sudah dilakukan sejak tahun 2016. Bahkan di Kecamatan layak anak tersebut sudah diselenggarakan musyawarah perencanaan pembangunan khusus bagi anak-anak." katanya Dengan begitu, Ia berharap anak-anak bisa ikut memberikan usul atau masukan terhadap program kerja pemerintah, karena biasanya musyawarah perencanaan pembangunan hanya didominasi pekerjaan fisik tanpa memperhatikan kebutuhan anak-anak. "Apalagi saat ini sudah ada pelimpahan kewenangan di kecamatan. Bisa saja, kecamatan memiliki program tersendiri yang ditujukan untuk anak-anak, seperti pemenuhan ruang terbuka untuk bermain atau kebutuhan lain," katanya. Tak sampai disitu, Komitmen Pemkot Yogya untuk mewujudkan Kota Yogya sebagai Kota Layak Anak juga bisa dilihat dari banyaknya Organisasi Perangkat Daerah (OPD) di lingkungan Pemkot Yogya yang telah memiliki berbagai program dan inovasi yang mendukungan terhadap terwujud Kota Yogya sebagai kota layak anak. "Berbagai program tersebut, di antaranya keberadaan taman lalu lintas yang berada di bawah kewenangan Dinas Perhubungan Kota Yogyakarta, Satgas Antikekerasan di sekolah, serta Satgas Sigrak untuk penanganan kasus kekerasan terhadap perempuan dan anak" katanya. (Han)
Senin 00/00/0000 00:00 WIB | oleh Warta
Masyarakat Gelar Pawai Islam Sambut Tahun Baru Hijriyah
Pawai Islam bersama masyarakat Kelurahan Wirogunan, Kecamatan Mergangsan Yogyakarta disamut meriah dalam rangka menyambut Tahun Baru Islam 1 Muharram 1440 H. Acara ini diikuti oleh ratusan warga dan remaja yang berkumpul di Masjid Al-Miza, Selasa(11/9). Dengan tertib mereka membawa spanduk kebanggaan warga mergangsan dan mengelilingi pusat kota Yogyakarta yaitu melewati jalan Tamansiswa, Gang Manuk Beri, Pasar Sentul dan berakhir di Majid Al-Miza sambil bertakbir dan menyanyikan lagu-lagu rohani. Dengan mengenakan baju putih, peserta pawai masyarakat menyambut Tahun Baru Hijriyah dengan bahagianya. Pawai ini dimulai pukul 06.15 dan berakhir pukul 07.15, mereka berkumpul di lapangan Majid Al Mazi. Sementara itu Pawai Islam ini dihadiri oleh Camat Mergangsan Budi Santoso yang mengatakan, diharapkan tahun baru Islam 1440H ini mampu menjaga jasmani dan rohani. "diharapkan penggerak-penggerak perekat kebersamaan deperti PKK didalam kader-kader masyarakat, menjadi Jamaah Al Miza yang sehat jasmani dan rohani"ujarnya. Wakil Walikota Yogyakarta Heroe Poerwadi dalam hal ini juga ikut serta meramaikan acara Sambut Tahun baru Hijriah. Beliau mengatakan bahwa doa tahun baru dan ceramah kali ini dapat membawa keberkahan. "Semoga tahun baru membawa keberkahan, berbuat lebih baik dan mampu meninggalkan yang jelek," ungkapnya. Tak hanya itu warga Kecamatan Mergangsan mendapatkan Doorprice yang diberikan oleh Wawali berupa TV 21 inc untuk warga Surokarsan agar tetap semangat dalam kegiatan warga Kecamatan Mergangsan. (Hes)
Senin 00/00/0000 00:00 WIB | oleh Warta
Wawali Buka Festival Seni Budaya Wedangan
Wakil Walikota Yogyakarta, Heroe Poerwadi membuka Festival Seni Budaya Wedangan, dalam festival ini terdapat berupa pagelaran wayang kulit semalam suntuk dengan lakon Romo Gondo, oleh Dalang Ki Sugiyant, pameran seni rupa, kerajinan, dan kuliner. Festival Seni Budaya Wedangan ini di gelar selama 10 hari, yakni dari tanggal 11 hingga tanggal 20 September 2018 mendatang. Ketua panitya acara tersebut Slamet Riyanto mengatakan kegiatan pagelaran seni tersebut sudah dilakukan sebanyak 14 kali dengan berpindah-pindah tempat dan terakhir di Taman Budaya Yogyakarta (TBY) pada bulan April 2017 lalu. "Setidaknya dua kali setiap tahunnya kami berswadaya atau patungan bikin pagelaran. Dan kali pertamanya kegiatan dari Kelompok Wedangan diselenggarakan di Plaza Ngasem, dan mendapat dukungan dari pemerintah kota Yogya" jelasnya di lokasi Sementara atas nama Pemerintah Kota Yogyakarta, Wakil Walikota Yogyakarta, Heroe Poerwadi memberikan apresiasinya dan mendukung atas kegiatan tersebut yang diharapkan dijadikan motivasi semakin tumbuh kembangnya kesenian di Kota Yogya "Sehingga seniman lukis khususnya dan para pekerja seni lainnya, bisa lebih sering memamerkan atau promosi karya-karyanya dan berdampak ada interasksi positif dengan masyarakat maupun wisatawan yang berkunjung,"pungkasnya.
Senin 00/00/0000 00:00 WIB | oleh Warta
Workshop Sertifikat Kompetensi Okupasi bagi PPKom, PP dan Pokja di Pemkot Yogya
Pemerintah Kota Yogyakarta melalui Dinas LKPP mengadakan Workshop Sertifikat Kompetensi Okupasi bagi PPKom, PP dan Pokja. Kegiatan ini dihadiri oleh 70 peserta,di ruang Bima Pemkot Yogyakarta, Kamis (13/9). Pemerintah telah menerbitkan Peraturan Presiden No.16 Tahun 2018 tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah yang salah satunya mengatur mengenai Pejabat Pembuat Komitmen (PPKom), Pejabat Pengadaan (PP), dan Kelompok Kerja (Pokja) untuk wajib memiliki Sertifikat Kompetensi di bidang Pengadaan Barang/Jasa sebagai upaya mendorong pembinaan sumber daya manusia di bidang pengadaan barang/jasa. Dalam sambutan Walikota Yogyakarta yang diwakili oleh Aman Yudian Wijaya selaku Asisten Perekonomian menjelaskan bahwa Pemerintah Kota Yogyakarta menyambut baik keluarnya Perpres ini. Sebab sejalan dengan tantangan dalam kompetisi dunia kerja melalui penumbuhan kesadaran aparatur tentang pentingnya profesionalisme yang disertai sertifikasi, sehingga tidak hanya menjadi profesionalisme semu semata, namun memiliki kekuatan hukum dalam wujud sertifikat. "Melalui workshop ini kami berharap dapat menyuntikan semangat dan atmosfer baru memasuki era kompetensi sehingga dapat mencetak pejabat pengadaan barang/jasa yang berkualitas, unggul, profesional serta memiliki sertifikasi.", jelasnya. Aman Yudian Wijaya menambahkan, Pemerintah Kota Yogyakarta berkomitmen bahwa kompetensi dan pengetahuan yang komprehensif menjadi hal yang mutlak dimiliki oleh setiap personil yang berkecimpung dan bersentuhan dengan pengadaan barang/jasa pemerintah. "Untuk itu, saya meminta Bapak dan Ibu sekalian agar dapat mengikuti acara ini dengan baik serta menggunakan kesempatan ini untuk membentuk sebuah forum diskusi yang dinamis dan efektif sehingga mendapatkan pemahaman yang sama dan pengetahuan yang menyeluruh terkait dengan aturan sertifikasi dalam pengadaan barang/jasa pemerintah." ungkapnya. (Hes/Vio/Ret/ich)
Senin 00/00/0000 00:00 WIB | oleh Warta
Pemkot Gencarkan Pencegahan Penyakit Tidak Menular
Pemerintah Kota Yogyakarta melalui Dinas Kesehatan tengah menggencarkan pencegahan penyakit tidak menular melalui gerakan masyarakat sehat (Germas). Komitmen tersebut ditegaskan oleh Wakil Walikota Heroe Poerwadi saat menghadiri Workshop pencegahan penyakit tidak menular dan keswa di Ruang Bima Balaikota Yogyakarta, Rabu (12/9/2018). "Masyarakat di Kota Yogya sudah harus memulai membuat kampungnya menjadi kampung germas supaya bisa terbiasa menerapkan perilaku sehat," kata Heroe. Ia mengingatkan, bahwa trend penyakit mematikan telah berganti dari penyakit menular menjadi penyakit tidak menular. "Sebelumnya berasal dari gen dan keturunan hingga sekarang menjadi yang ke arah sikap dan perilaku di masyarakat," paparnya. Ini yang harus kita ubah, Heroe pun optimis Germas bisa digunakan dalam rangka mengubah perilaku yang sehat. "Karena ancaman terbesar adalah kematian dikarenakan perilaku gaya hidup," tandasnya. Apalagi, menurut Heroe, makanan yang saat ini ditawarkan banyak mengandung gula, kolestrol, dan menjadi kesukaan. Apalagi anak-anak tidak banyak yang mau makan sayur. "Mau tidak mau ini tantangan kita semua agar sayur bisa dimakan dan disukai anak-anak," imbuhnya. Dalam kesempatan yang sama Kepala Dinas Kesehatan Kota Yogyakarta Fita Yulia menambahkan, diperkirakan pada 2030 mendatang sepertiga kematian dini disebabkan oleh penyakit tidak menular. Ia menegaskan Pemkot Yogyakarta pun telah mengeluarkan kebijakan untuk mengatasi hal itu. "Mulai dari Perda Kawasan Tanpa Rokok, Perwal Petunjuk Pelaksanaan Perda KTR, Perwal Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (Germas), dan Perwal Pembentukan Posbindu FR PTM Krhisna Husada di Kompleks Balaikota," urainya. Fita pun memberberkan, Penyakit tidak menular perlu dicegah melalui Germas yakni dengan melakukan aktifitas fisik, konsumsi sayur dan buah, serta memeriksakan kesehatan secara berkala. (Tam)
Senin 00/00/0000 00:00 WIB | oleh Warta
Pemkot Yogya Pangkas Izin Usaha
Pemerintah Kota Yogyakarta melalui Dinas Penanaman Modal dan Perizinan (DPMP) Kota Yogyakarta terus berupaya melakukan upaya-upaya untuk mempermudah layanan publik, khususnya pelayanan perizinan untuk masyarakat melalui inovasi-inovasi pelayanan sesuai dengan perkembangan dan kebutuhan masyarakat, salah satu yang sedang dikembangkan adalah penyederhanaan perizinan usaha. Sekretaris DPMP Kota Yogyakarta Christy Dewayani mengatakan dengan dihapusnya layanan Izin Gangguan (HO) maka secara otomatis Izin Usaha Toko Swalayan (IUTS) menjadi pilihan yang akan dijadikan legalitas untuk usaha di bidang Usaha Toko Swalayan. "Adapun penyederhanaan IUTS tersebut menyangkut beberapa aspek yaitu antara lain dalam hal penyederhanaan persyaratan, waktu proses penerbitan izin maupun prosedur dan mekanisme pelayanan" katanya saat membuka FGD Penguatan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (PTSP) di Hotel Neo Awana, Kamis (13/9). Penguatan penyederhanaan pelayanan perizinan tersebut, lanjunya, diaktualkan oleh Pemkot Yogya Pemerintah Kota Yogyakarta dengan diterbitkannya Peraturan Walikota Yogyakarta Nomor 14 Tahun 2016 tentang Penyelenggaraan Perizinan Pada Pemkot Yogya dan Peraturan Walikota Yogyakarta Nomor 42 Tahun 2018 tentang Perubahan Atas Peraturan Walikota Yogyakarta Nomor 29 Tahun 2018 Tentang Penyelenggaraan Perizinan Dan Non Perizinan Pada Pemkot Yogya. "Dalam peraturan tersebut secara tegas telah memberikan kewenangan yang luas kepada Kepala Organisasi Perangkat Daerah (OPD) sebagai penyelenggara pelayanan untuk membuat kebijakan teknis dalam pelaksanaan pelayanan" tandasnya Tak sampai disitu DPMP Kota Yogya juga melakukan upaya penyederhanaan perizinan guna mendukung investasi dan percepatan usaha di daerah. "Salah satu yang dikembangkan di DPMP Kota Yogyakarta adalah pelayanan IUTS secara on line, yang mana pemohon dapat mengisi semua persyaratan dari rumah melalui aplikasi yang ada di Web DPMP Kota Yogya dan pemohon tinggal ambil izinnya saja di DPMP Kota Yogyakarta" ujarnya. Ia pun berharap agar semua berjalan lancar tentunya harus ada kerjasama dan partisipasi dari berbagai pihak dan semua stakeholder yang berkaitan dengan kegiatan usaha di Kota Yogyakarta. "Keberadaan Pelayanan Terpadu Satu Pintu membuat segala proses perizinan menjadi ringkas untuk internal birokrasi dan masyarakat, namun harus ada dukungan dari kapasitas organisasional (IT, SDM, aparatur) dengan tujuan utama untuk mempermudah pelayanan perizinan usaha" katanya. (Han).
Senin 00/00/0000 00:00 WIB | oleh Warta
Meriahkan Hari Kunjung Perpustakaan, Perpustakaan Kota Gelar Berbagai Kegiatan
Dalam rangka menyemarakkan Hari Kunjung Perpustakaan yang jatuh pada hari Jum"at (14/9), Perpustakaan Kota Yogyakarta menyelenggarakan berbagai kegiatan. Rangkaian kegiatan sendiri sudah digelar mulai dari hari Kamis (13/9) hingga Selasa (18/9) mendatang dengan fokus kegiatan utama bertempat di Perpustakaan Kota Yogyakarta, Jl. Suroto no. 9, Kotabaru Yogyakarta. Kamis-Jumat 13 hingga 14 September jam 13.00 dilaksanakan Festival Literasi berupa Sanggar Jurnalistik bagi Remaja. Kegiatan ini merupakan pelatihan kepenulisan bagi siswa-siswi SMP di Kota Yogyakarta bertempat di lantai 2 Perpustakaan Kota Yogyakarta. Puncak peringatan dilaksanakan pada Jumat 14 September 2018 dengan kegiatan Semarak Hari Kunjung Perpustakaan". Kegiatan ini berupa service excellent perpustakaan kepada pengunjung. Para pustakawan secara aktif akan mendampingi pengunjung dalam memanfaatkan perpustakaan, juga disediakan welcome drink dan snack, serta doorprize menarik. Kegiatan lainnya adalah digelarnya Seminar Regional Perpustakaan Sekolah pada Selasa 18 September 2018 pukul 08.00 -13.00 WIB bertempat di SMA Muhammadiyah 1 Yogyakarta. Seminar mengangkat tema Inovasi Perpustakaan Sekolah" Narasumber dalam seminar ini RUA Zainal Fanani, MM, P.rac, dan Heri Abi Burrachman, MIP. Plt. Kepala Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kota Yogyakarta, Wahyu Hendratmoko, SE, MM menjelaskan bahwa peringatan hari kunjung perpustakaan ini merupakan kontibusi nyata untuk mendukung pembangunan Yogyakarta Smart City. "Harapan saya perpustakaan sebagai pilar bidang pendidikan akan mampu mendorong terwujudnya masyarakat literat di Kota Yogyakarta. Melalui Semarak Hari Kunjung Perpustakaan 14 September ini menjadi puncak layanan prima bagi pemustaka yang datang ke Perpustakaan Kota Yogyakarta," tuturnya Lebih lanjut, Wahyu menuturkan, bulan september juga menjadi momen penting bagi Perpustakaan Kota Yogyakarta untuk senantiasa meningkatkan layanan. "Berbagai upaya telah kami kembangkan yang diharapkan dapat menarik minat baca masyarakat. Salah satu upaya terbaru dan akan diluncurkan segera adalah dibukanya perpustakaan baru di wilayah Jogja Selatan. Hal ini diharapkan akan mampu meningkatkan coverage area layanan perpustakaan sekaligus memecah tingginya kunjungan pemustaka ke perpustakaan kotabaru," Tambah Wahyu. (Ismawati Retno/ed.ams)
Senin 00/00/0000 00:00 WIB | oleh Warta
Yogyakarta Raih Dua Penghargaan Dalam Ajang Indonesia Attractiveness Award 2018
Kota Yogyakarta kembali memenangi penghargaan Indonesia-s Attractiveness Award 2018, yang diselenggarakan Tempo Media Group bekerjasama Frointer Consulting Group, di Ballroom Dua Mutiara Hotel JW Marriott Jakarta Selatan, Jumat (14/9)malam. Yogyakarta meraih predikat sebagai Kota terbaik pariwisata kategori platinum sekaligus sebagai kota terbaik investasi kategori gold dalam ajang Indonesia"s Attractiveness Award (IAA) 2018. Penghargaan diserahkan Menteri Dalam Negeri Tjahjo Kumolo dan diterima langsung oleh Wakil Walikota Yogyakarta Heroe Poerwadi. Heroe Poerwadi pun mengaku bangga dengan torehan prestasi tersebut, pihaknya menilai bahwa dua perngahargaan tersebut sangat prestisius. "Semogga ini mampu menjadi pemicu kita untuk terus bekerja memberikan yang terbaik bagi kemajuan Kota Yogyakarta," ucap Heroe Poerwadi usai menerima penghargaan Indonesia-s Attractiveness Award 2018 di Hotel JW Marriott Jakarta Selatan. Heroe Poerwadi menjelaskan, penghargaan ini diberikan berdasarkan pada pengukuran dan observasi yang dilakukan oleh Tempo Media Group dan Frontier Consulting Group yang memberikan gambaran tentang daya tarik setiap kabupaten atau kota se-Indonesia. "Penghargaan ini diberikan kepada daerah-daerah yang dinilai maju dan memiliki daya saing untuk menarik investor," imbuhnya. Ia pun menegaskan bahwa penghargaan tersebut berhasil diraih Kota Yogyakarta karena kerjasama seluruh OPD di Pemerintah Kota Yogyakarta dan partisipasi dari warga masyarakat. "Namun penghargaan ini sekaligus menjadi tantangan bagi Kota Yogyakarta untuk terus meningkatkan diri menjadi lebih baik di segala bidang," ucapnya. Ia menjelaskan, Saat ini semua kota tengah berbenah, baik di sektor pariwisata, infrastruktur, investasi, dan pelayanan public. "Sehingga kalau kita tidak ikut meningkatkan diri maka kita bisa tertinggal dari kota lain," imbuhnya. Untuk itu Heroe meminta agar segenap pemangku kepentingan di Kota Yogyakarta terus bersinergi untuk menjadikan Kota Yogyakarta lebih baik. "Harapannya seluruh OPD mampu meningkatkan diri serta terus berinovasi sehingga masing-masing OPD harus punya best practice dan masyarakat agar terus mendoakan dan berpartisipasi aktif dalam membangun Kota Yogyakarta," papar Heroe. Terpilihnya Kota Yogyakarta sebagai pemenang Indonesia Attractiveness Awards 2018, menurut Heroe, menunjukkan adanya potensi besar Kota Yogyakarta dan ini merupakan kerjasama dari seluruh element pemerintahan dan masyarakat. Sementara itu, Dalam sambutannya, Tjahjo Kumolo menyatakan bahwa ajang penghargaan seperti IAA sangat positif karena dapat membuat para kepala daerah berani melakukan inovasi dalam upaya memajukan daerahnya. "Momen seperti ini sangat penting dalam rangka memajukan dan meningkatkan daya saing daerah," tegas Tjahjo. (Tam)
Senin 00/00/0000 00:00 WIB | oleh Warta
Tingkatkan Peran Perpustakaan, Pemkot Yogya Gelar Lomba Perpustakaan
Sebagai upaya meningkatkan peran perpustakaan dan menggalakkan minat baca melalui perpustakaan di tiap instansi dan dunia pendidikan, Pemerintah Kota (Pemkot) Yogyakarta melalui Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kota Yogyakarta menggelar lomba perpustakaan khusus Instansi di lingkungan Pemkot Yogya. Lomba tersebut di bagi menjadi tujuh kelompok. kelompok pertama adalah kelompok kategori Dinas, Badan, Sekretariat Dewan, Inspektorat, RSUD. Kelompok kategori kedua adalah kelompok Bagian, BPBD, dan Kantor, kelompok kategori ketiga adalah kategori Kecamatan, Kelompok keempat adalah kelompok kategori Puskesmas, Kelompok kelima adalah kelompok kategori Kelurahan, Kelompok keenam adalah kelompok kategori Sekolah Negeri, dan kelompok ketujuh adalah kelompok kategori Sekolah Swasta Untuk pemenang kelompok pertama, terbaik pertama diraih Dinas Pendidikan, terbaik kedua diraih Dinas Pariwisata, dan terbaik ketiga diraih BKPP Kota Yogya. Untuk pemenang kelompok kedua, terbaik pertama diraih Bagian Protokol, terbaik kedua diraih Bagian Organisasi, terbaik ketiga diraih Bagian Hukum. Untuk pemenang kelompok ketiga, terbaik pertama diraih Kecamatan Kotagede, terbaik kedua diraih Kecamatan Danurejan, terbaik ketiga diraih Kecamatan Umbulharjo. Untuk pemenang Kelompok keempat, terbaik pertama diraih oleh Puskesmas Kotagede1, terbaik kedua diraih Puskesmas Umulharjo, terbaik ketiga diraih Puskesmas Jetis. Untuk pemenang Kelompok kelima, terbaik pertama diraih oleh Kelurahan Ngupasan, terbaik kedua diraih oleh Kelurahan Wirobrajan, terbaik ketiga diraih Kelurahan Mantrijeron. Untuk pemenang Kelompok keenam, terbaik pertama diraih oleh SMPN 5 Yogya, terbaik kedua diraih MTS N 1 Yogya, terbaik ketiga diraih SMPN 7 Yogya. Untuk pemenang Kelompok ketujuh, terbaik pertama diraih oleh MTS Muallimaat, terbaik kedua diraih MTS Muallimin, sedangkan untuk terbaik ketiga diraih SMP Muh 7. Kepala Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kota Yogyakarta, Wahyu Hendratmoko megatakan tujuan lomba tersebut adalah untuk meningkatkan pentingnya memanfaatkan perpustakaan. "Untuk itu, marilah kita jadikan budaya membaca sebagai sebagai gaya hidup dan bagian penting dalam keseharian kita guna mencerdaskan kehidupan bangsa, menjadi bangsa yang beradab sesuai dengan cita-cita pendiri bangsa ini" katanya saat ditemui usai upacara bendera di lapangan Balaikota, Senin (17/9). Menurutnya predikat Kota Yogya sebagai kota pelajar harus didukung dengan perpustakaan-perpustakaan yang representatif. Yogyakarta harus menjadi pusat intelektual, tidak hanya dengan banyak universitas, namun didukung perpustakaan modern yang menghapus citra kuno dan membosankan. "Untuk itu, pada tahun 2018-2019 Pemkot Yogya akan membuka tiga PEVITA atau Perpustakaan Alternative Yogyakarta yakni di Jalan Mayjend Sutoyo, Wirobrajan dan Kawasan Timoho sehingga kebutuhan baca bagi masyarakat dapat terpenuhi dengan baik" katanya. Untuk mendukung minat baca dan pembinaan perpustakaan tersebut, Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kota Yogya terus melaksanakan pendampingan di sekolah dan perpustakaan khusus, antara lain melalui lomba. Sementara itu Wakil Walikota Yogyakarta, Heroe Poerwadi yang pada kesempatan tersebut berkesempatan menyerahkan hadiah lomba kepada para pemenang sangat menyambut baik apa yang telah dilakukan oleh Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kota Yogya, karena menurutnya membaca merupakan hal yang sangat penting bagi kemajuan Bangsa dan Negara. "Sebagaimana kita ketahui bahwa keterampilan membaca sangat berperan penting dalam segala aspek kehidupan, karena informasi dan pengetahuan itu akan kita diperoleh melalui berbagai aktivitas, dimana salah satunya adalah membaca" ungkapnya Oleh karena itu, lanjutnya, kegemaran membaca harus menjadi gaya hidup masyarakat, birokrat, pelajar, maupun mahasiswa. Wawali menghimbau kepada seluruh pegawai di jajaran Pemkot Yogyakarta untuk senantiasa memanfaatkan perpustakaan sebagai salah satu sarana untuk memperluas cakrawala berpikir dan meningkatkan pengetahuan untuk mendukung kinerja.(Han)
Senin 00/00/0000 00:00 WIB | oleh Warta
Pajeksan Deklarasikan Kampung Tanggap Bencana
Kampung Pajeksan, Kelurahan Sosromenduran, Gedongtengen mendeklarasikan sebagai Kampung Tanggap Bencana (KTB), Ahad (17/9/2018) pagi. Dengan begitu kini Yogyakarta telah memiliki 97 Kampung Tanggap Bencana. Deklarasi yang digelar di halaman SMP Ma"aarif itu pun dilengkapi dengan simulasi tanggap bencana yang diikuti oleh seluruh warga Pajeksan. Wakil Walikota Yogyakarta Heroe Poerwadi yang turut dalam simulasi tersebut mengapresiasi Kampung Pajeksan sebagai KTB. "Inisiatif warga Pajeksan harus kita apresiasi, langkah KTB ini merupakan bentuk kepedulian sesama warga untuk saling menyelamatkan," cetusnya. Namun begitu, Heroe mengingatkan agar pelatihan tersebut berlanjut sehingga tidak hanya sekedar deklarasi saja. "Jangan hanya deklarasi saja namun benar " benar menyiapkan masyarakat untuk siap merespon terjadinya bencana," tandasnya. Pihaknya juga meminta simulasi serupa digelar secara rutin, supaya warga benar-benar paham dan siap dalam menghadapi bencana. "Kalau bisa simulasi seperti ini dilakukan secara terus menerus. Rutin setiap tahun," kata Heroe. Menurut Heroe yang terpenting adalah bagaimana caranya mencegah terjadinya bencana, khususnya kebakaran. "Mulai dari hal yang sangat sederhana seperti menyambung listrik, harus ada pelatihan yang memberikan gambaran yang benar dan aman," urainya. Untuk itu, selain skill Heroe pun meminta warga untuk memiliki peralatan yang lengkap untuk merespon ketika terjadi suatu bencana. Sementara itu Kepala Pelaksana BPBD Kota Yogyakarta Hari Wahyudi menurutkan, bahwa Pajeksan menjadi KTB ke 97. "Total yang sudah mendeklarasikan sebagai KTB ada 97 kampung," jelas Hari. Ia pun mengapresiasi Kampung Pajeksan karena telah mendeklarasikan sebagai KTB, di tengah keterbatasan yang dimiliki oleh warga Pajeksan ini simulasi tetap berjalan lancer. Ia pun berharap simulasi di Kampung Pajeksan tersebut tidak menjadi yang terakhir, melainkan menjadi yang pertama. "Semoga kedepan aka nada simulasi lanjutan untuk bencana-bencana lainnya, nanti bisa bekerjasama dengan Pusdalop BPBD Kota Yogyakarta," cetusnya. (Tam)
Senin 00/00/0000 00:00 WIB | oleh Warta
Sambut HUT Kota Yogyakarta ke-262, Tiga Pasangan ini Nikah di Atas Crane PJU
Dalam rangka menyambut hari jadi Kota Yogyakarta ke-262, Pemerintah Kota (Pemkot) Yogyakarta bekerjasama dengan Forum Ta"aruf Indonesia (FORTAIS) Sewon Bantul menggelar acara nikah atau ijab qabul di atas crane. Tiga pasangan mempelai pun akhirnya berani untuk saling mengikat janji mereka di atas crane PJU di halaman Taman Pintar Yogyakarta, Ahad (16/9/2018). Tiga pasang calon pengantin tersebut adalah Sigit Raharjo-Pensy Yuli R, Chairul Sukito A-Prasasti Y dan Sugito dengan Feri Sulasmiyati. Kemudian ketiga calon pengantin, secara bergantian naik di atas Crabe JPU untuk segera dinikahkan oleh Kepala KUA Kecamatan Gondomanan, Setyo Purwadi dengan saksi Ketua Fortais RM Ryan Budi Nuryanto. Sementara itu pasangan mempelai lainya melangsungkan akad nikah mereka di depan di Gong Perdamaian, Taman Pintar, Yogyakarta. "Upacara -Pre-Post Wedding Nikah Bareng Jogja Istimewa diikuti 26 pasang pengantin," Kata Ketua Fortais RM Ryan Budi Nuryanto. Menurut Ryan, filosofi nikah di crane PJU milik Dinas PUPKP Kota Yogyakarta, bahwa dengan crane PJU ini akan mengantarkan mereka ke pernikahan yang tinggi nilainya dan menuju ke kehidupan yang bahagia, terang hatinya dan satu hati untuk NKRI. "Jadi maknanya cukup tinggi," imbuhnya. Ryan mengungkapkan Peserta nikah barang tidak hanya dari Yogyakarta, tapi justru banyak yang datang dari luar kota. Misalnya, Magelang, Klaten, Wonosobo, Salatiga, bahkan ada yang datang dari Jawa Barat dan luar Pulau Jawa. Sementara dalam sambutan tertulisnya Walikota Yogyakarta Haryadi Suyuti mengapresiasi kegiatan tersebut. "Kegiatan nikah bareng ini selain menyongsong Hari Uang Tahun Kota Yogyakarta ke-262 juga dapat menjadi sesuatu yang ikonik sehingga masyarakat tetap mengingat peristiwa ini," kata Walikota Yogyakarta Haryadi Suyuti. Kegiatan ini, sambungnya, juga sangat membantu para pasangan yang selama ini ingin melangsungkan pernikahan resmi namun terkendala dengan urusan lain. "Sehingga dengan program nikah bareng ini akan membantu saudara kita yang mempunyai kesulitan itu," imbuhnya. Pihaknya menilai, Konsep nikah bareng yang mengambil tempat yang unik dan jauh dari kebiasaan dengan segala pernak-pernik acaranya merupakan salah satu penerapan pola pikir out of the box melalui prosesi pernikahan seperti ijab qabul dan seterusnya. "Sehingga mudah-mudahan dengan konsep yang unik, menarik dan lain dari biasanya, kegiatan ini akan memberikan kesan tersendiri bagi setiap pasangan yang mengikuti kegiatan ini," kata Haryadi menambahkan. (Tam)
Senin 00/00/0000 00:00 WIB | oleh Warta
Launching Posbindu di Kecamatan Mergangsan Yogya
Lauching Pos Pembinaan Terpadu (POSBINDU) Kecamatan Mergangsan dilaksanakann pada Jum"at (14/9) di Halaman Kecamatan Mergangsan, Kota Yogyakarta. Acara tersebut dihadiri oleh Kepala Dinas Kesehatan Kota Yogyakarta, Camat Mergangsan dan jajaran Forkopimka Kecamatan Mergangsan. Pembentukan Posbindu berlandaskan karena adanya program deteksi dini faktor risiko Penyakit Tidak Menular pada karyawan Pemerintah Kota Yogyakarta. Dalam sambutannya, Camat Mergangsan, Budi Santosa menyampaikan bahwa kegiatan Posbindu ini dalam rangka mewujudkan pemantauan kesehatan secara rutin. "kegiatan Posbindu ini dalam rangka mewujudkan pemantauan kesehatan secara dini bagi karyawan dan karyawati yang akan dilakukan secara rutin"ujarnya. Disamping itu, Kepala Dinas Kesehatan Kota Yogyakarta, Fita Yulia Kisworini, menyampaikan bahwa Posbindu ini untuk meningkatkan kinerja pegawai. "kegiatan Posbindu ini diperuntukkan dalam meningkatkan kinerja pegawai khususnya di wilayah Yogyajarata" ungkapnya. Fita Yulia Kisworini menambahkan semoga di wilayah kecamatan Mergangsan merupakan titik awal berdirinya Posbindi yang ada di Kota Yogyakarta. "mudah-mudahan ini menjadi titik awal terbentuknya Posbindi di wilayah kota Yogyakarta"ungkapnya. Kecamatan Mergangsan merupakan Kecamatan pertama di Kota Yogyakarta yang membentuk Posbindu. Kegiatan Posbindu juga menyediakan berbagai menu sehat yaitu berupa sayur (pecel) dan buah-buahan serta banyak doorprice lainnya. Selain itu peserta posbindu juga bisa melakukan periksa kesehatan dengan petugas dari pengurus posbindu dan Puskesmas secara gratis. Pada kegiatan pertama Posbindu Hakaryo saras, Kecamatan Mergangsan terus berusaha untuk membudayakan tiga hal yang manjadi fokus Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (GERMAS) yaitu dengan olah raga, pemeriksaan kesehatan dan makan sayur dan buah setiap hari. Dengan adanya pembinaan terpadu dalam hal kesehatan tersebut juga dapat menanamkan kepada setiap individu bahwa masyarakat yang sehat diawali dari dalam diri sendiri. (Hes)
Senin 00/00/0000 00:00 WIB | oleh Warta
Merawat Kebersamaan, Memperkokoh Jogja Istimewa
Keistimewaan Jogja bukan semata-mata karena nilai historis dan proses politik pengangkatan Gubernur melalui penetapan namun juga karena nilai budaya dalam masyarakatnya, termasuk tatanan kehidupan masyarakat yang religius. Hal tersebut disampaikan Walikota Yogyakarta, Haryadi Suyuti pada acara Sarasehan Memperkokoh Jogja Istimewa dalam rangka HUT ke- 74 Gereja Hati Santa Perawan (HSP) Maria Tak Bercela Kumetiran, Minggu (16/9) di Panti Paroki Gereja HSP Maria Tak Bercela. Lebih lanjut Haryadi meminta agar pemeluk agama beserta tempat ibadah dapat turut menjaga tatanan masyarakat dalam kebersamaan "Tempat ibadah memiliki konsekuensi sosial kemasyarakatan. Untuk itu gereja dapat memberikan perhatian pada kegiatan ekonomi, pendidikan dan kesehatan dalam membantu permasalahan yang ada di sekitarnya sebagai bentuk tanggung jawab keberadaan gereja di tengah masyarakat." Pinta Haryadi Haryadi juga mengingatkan, tantangan yang dihadapi oleh Gereja HSP Maria Tak Bercela cukup besar. Secara geografis-sosiologis, Gereja HSP Maria Tak Bercela berada di wilayah pusat pariwisata Kota Yogyakarta termasuk di dalamnya kawasan Pasar Kembang dengan berbagai permasalahan sosialnya, selain itu hadirnya revolusi industri 4.0 juga harus menjadi perhatian pihak Gereja. "Diharapkan gereja dapat menjadi tempat menemukan solusi bagi umatnya juga mendorong Orang Muda Katholik untuk tidak hanya sibuk dengan urusan berorganisasi namun juga diberi tanggung jawab mengisi kegiatan beribadah di gereja agar kedekatan dengan tepat ibadah mampu memberikan tuntutan kepada kaum muda di tengah semakin berkurangnya interaksi antar manusia" Imbuh Haryadi Dalam kesempatan tersebut, Haryadi juga menyinggung Program Gandeng Gendong yang saat ini tengah digaungkan oleh Pemerintah Kota Yogyakarta. Dikatakan oleh Haryadi, Gandeng Gendong merupakan pemberdayaan masyarakat menuju masyarakat yang makin sejahtera dengan bersinerginya elemen Korporasi, Kampus, Kampung, Komunitas dan Kota, untuk itu Haryadi mengajak Gereja HSP Maria tak Bercela agar di usianya yang ke-74 ini juga dapat berperan aktif dalam Program Gandeng Gendong dengan memberikan kebaikan dan kebahagiaan bagi umatnya dan masyarakat sekitarnya. Acara ini sendiri disambut dengan antusias oleh peserta yang terdiri darii umat Gereja HSP Maria Tak Bercela, warga dan organisasi di sekitar gereja. Peserta meramaikan jalannya sarasehan dengan beberapa pertanyaan seputar program Pemerintah Kota Yogyakarta seperti masalah transportasi, jaminan kesehatan, ketertiban, lalu lintas dan program Gandeng Gendong. Diantaranya Bapak Slamet yang menanyakan tentang kerukunan umat beragama dan Ibu Aik dari Ngadiwinatan yang mengeluhkan sulit akses keluar masuk rumahnya karena kemacetan lalu lintas saat liburan dan bus yang parkir tidak di tempatnya. Haryadi yang didampingi Kepala Bagian Administrasi Pengendalian Pembangunan, Plt Kepala Dinas Kominfosandi, Plt Sekretaris Dewan, Camat Gedongtengen, Lurah Sosromenduran dan Lurah Pringgokusuman menjelaskan bahwa kerukunan dapat dijaga dengan menahan diri untuk tidak memasuki hal yang bukan urusannya, bertoleransi, dan selalu berupaya menghindari konflik baik dari lingkup kecil seperti RT dan RW hingga lingkup yang lebih besar. Sedangkan untuk masalah kemacetan lalu lintas saat libur memang menjadi masalah di berbagai kota besar namun demikian Pemerintah Kota Yogyakarta berupaya meminimalkan masalah tersebut dengan pengaturan lalu lintas, pelebaran jalan, dan penertiban bagi kendaraan yang parkir di tempat yang dilarang. Melengkapi kunjungannya ke Gereja HSP Maria Tak Bercela , Walikota melakukan penanaman pohon Sawo Beludru di halaman taman Gua Maria Gereja HSP Maria Tak Bercela serta meninjau beberapa fasilitas gereja yaitu: fasilitas untuk difabel, ruang kesehatan dan ruang laktasi.
Senin 00/00/0000 00:00 WIB | oleh Warta
Mengasihi Anak Yatim Melalui Wisata Religi dan Edukasi
Salah satu amalan di Bulan Muharram yang merupakan bulan pertama dalam tahun Islam adalah mengasihi dan mencintai Anak Yatim. Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) Kota Yogyakarta memanfaatkan momentum bulan yang dimuliakan ini dengan menyelenggarakan Wisata Religi dan Edukasi Anak Yatim Yogyakarta, Minggu (16/9). Disampaikan oleh Wakil Ketua BAZNAS Kota Yogyakarta, Adi Soeprapto kegiatan yang mengambil tema "Anak Yatim, Taqwa, Cerdas, Berprestasi dan Mandiri" ini bertujuan sebagai sarana edukasi yang mendorong Anak Yatim mentauladani para syuhada, pejuang dan pemimpin sekaligus untuk meningkatkan ilmu dan amal. Kegiatan ini sendiri diikuti oleh 500 anak yatim yang terdiri dari 400 anak dari 9 Panti Asuhan di Kota Yogyakarta dan 100 anak dari Badko TPA/TKA Kota Yogyakarta. Mereka mengunjungi tiga tempat bersejarah di Yogyakarta, yakni Kraton Yogyakarta, Masjid Gede Kauman dan Istana Kepresidenan Kota Yogyakarta. "Dari Kraton Yogyakarta anak-anak bisa belajar mengenai sejarah Kota Yogyakarta yang tahun ini memasuki usianya yang ke-262, dari Masjid Gede bisa melihat sejarah pertumbuhan umat Islam di Kota Yogyakarta dan di Istana Kepresidenan dapat dipelajari sejarah pemerintahan Indonesia." Ungkap Misbahrudin selaku Wakil Ketua Pelaksana BAZNAS Kota Yogyakarta.. Heroe Poerwadi, Wakil Walikota Yogyakarta mengapresiasi kegiatan tersebut, dan berharap visitasi yang dilakukan dapat memberikan dampak positif bagi peserta "Niatan untuk memberikan pemahaman yang lebih baik dan motivasi yang lebih besar pada anak-anak sehingga mempunyai spirit untuk terus memperbaiki diri agar dapat mengkontribusikan kemampuannya untuk kemajuan Bangsa Indonesia" ucap Heroe Sementara itu, Syaifullah, Kepala Istana Kepresidenan Yogyakarta menyambut baik penyelenggaraan Wisata Religi dan Edukasi di Istana Kepresidenan Yogyakarta sebagai upaya untuk mengenalkan Istana Kepresidenan ke masyarakat agar ada rasa memiliki yang kuat terhadap gedung yang dan nilai bersejarah di dalamnya. Pada kesempatan tersebut BAZNAS Kota Yogyakarta melaksanakan pentasyarufan Zakat, Infaq dan Shodaqoh melalui program Jogja Taqwa sebesar 95 juta rupiah yang disalurkan untuk 9 Panti Asuhan masing-masing sebesar 5 juta rupiah dan 500 anak yatim masing-masing sebesar 100 ribu rupiah.