Senin 00/00/0000 00:00 WIB | oleh Warta
Musrenbang Kecamatan Mantrijeron di Hadiri Wakil Walikota Yogya
Kegiatan Musyawarah Perencanaan Pembangunan Kecamatan (Musrenbang) sekaligus rembuk kegiatan per kelurahan tahun 2019 di Wilayah Kecamatan Mantrijeron, dilaksankan pada, selasa (12/2), di Hotel Ruba Grha, Kecamatan Mantrijeron, KotaYogyakarta. Kegiatan ini rutin dilaksanakan guna menyeimbangkan gagasan warga dan anggaran yang akan di realisasikan. Wilayah kecamatan Mantrijeron ini menghasilkan beberapa jenis kegiatan atau usulan yang sudah di rangkum bersama tiap-tiap Kelurahan. Usulan kegiatan ini terdiri dari Sosial Budaya yang diselenggarakan tiap kelurahan meliputi Kelurahan Mantrijeron, Kelurahan Gedongkiwo, Kelurahan Suryodiningratan dan menyepakati 190 usulan dengan perkiraan Total Anggaran mencapai lebih dari Rp 730 Juta. Usulan tersebut diajukan dalam pelaksanaan kegiatan Musrenbangkel tingkat Kecamatan Mantrijeron Adapun anggaran yang di gunakan dalam bidang ekonomi yang terdiri dari 48 usulan dengan anggaran Rp 190 Juta. Selain itu di bidang Fisik meliputi 294 usulan dengan anggaran Rp 2 M dalam kegitan yang akan di laksanakan di tahun 2019. Disamping itu, Wakil Walikota Yogyakarta, Heroe Poerwadi mengatakan, apa yang direncanakan bisa memberikan kemajuan. "Apa yang sudah direncanakan bisa dilakukan secara fokus, sehingga memberikan kemajuan dan manfaat bagi masyarakat" katanya Atas kerjakeras bersama dari kecamatan, kelurahan di wilayah Kota Yogyakarta, kini Kota Yogya memiliki nilai penting di tingkat Nasional, karena pembangunan Indeks Pembangunan Manusia (IPM) nya tertinggi di Indonesia. IPM atau Human Developmen Index (HDI) ini merupakan pengukuran perbandingan dari harapan hidup, pendidikan dan standart hidup untuk semua negara. Heroe Poerwadi mengatakan, pihak masyarakat termasuk Camat dan Lurah mampu memberdayakan apa yang ada di daerahnya sendiri terlebih dahulu, sehingga mampu mendorong pendapatan masyarakat sehingga terlaksanannya Gandeng Gendong dan menurunkan angka kemiakinan di kota Yogyakarta. "Tahun ini presentase kemiskinan kita 6.98%, dengan Gandeng Gendog angka kemiskinan sudah melewati target yang ditentukan dua tahun kedepan, dengan memberdayakan apa yang ada pada daerah sendiri terlebih dahulu" ungkapnya. Heroe Poerwadi menambahkan, untuk bersama sama membangun Kecamatan Mantrijeron dengan semaksimal mungkin agar berjalan secara lancar dalam program-program yang sudah di usulkan juga terlaksana dengan baik. "Kami sangat berharap pertemuan musyawarah perencaaan pembangunan ini betul-betul membawa kebaikan dan kemajuan bagi kelurahan serta Kecamatan Mantrijeron itu sendiri". (Hes/Mil)
Senin 00/00/0000 00:00 WIB | oleh Warta
Walikota lantik Pengurus PKK Kota Yogya
Walikota Yogyakarta, Haryadi Suyuti melantik jajaran pengurus Tim Penggerak (TP) PKK Kota Yogya periode 2018 " 2023. Walikota yakin seluruh jajaran pengurus TP PKK Kota Yogya yang baru mampu bersinergi dengan Pemerintah Kota Yogya dalam pelaksanaan program pembangunan dan dapat berperan lebih aktif dalam melaksanakan peran dari PKK di seluruh wilayah Kota Yogya "Saya yakin seluruh jajaran pengurus TP PKK Kota Yogya dapat berperan lebih aktif dalam melaksanakan peran dari PKK di seluruh wilayah Kota Yogya" kata Walikota usai pelantikan di ruang Bima, Selasa (12/2/2019). Walikota menjelaskan tantangan bagi kader gerakan PKK di era modernisasi semakin berat. Bukan hanya menyesuaikan rancangan kegiatan masyarakat dalam mensukseskan program pemerintah, kader PKK juga harus mampu menangani pergantian kader yang berhenti atau mengundurkan diri, hingga mengikutsertakan pemuda dalam kegiatan-kegiatan PKK. "Permasalahan ini dapat diselesaikan jika kader PKK mampu menggandeng organisasi pemuda, seperti Karang Taruna, PIK-Remaja, maupun GenRe (Generasi Berencana), yang berisi anak-anak muda yang sudah terbiasa aktif di kegiatan-kegiatan kemasyarakatan" ungkapnya. Menurutnya PKK Kota Yogya harus tampil kekinian sehingga menarik minat generasi muda untuk berkecimpung di dalamnya, mengingat sebagian anak muda cenderung kurang peduli dengan pembangunan keluarga dan lingkungan lebih banyak menjelajah dunia maya melalui media sosial. "PKK di zaman millenial harus lebih responsif terhadap permasalahan di masyarakat, baik yang terkait bidang kesehatan, bidang sosial, termasuk ketenagakerjaan. Tidak sebatas menyelenggarakan kegiatan-kegiatan yang ada di empat pokja, namun PKK juga harus bisa merespons ketika ada sesuatu yang belum ter-cover oleh empat pokja tersebut beserta turunan-turunannya" tegas Walikota. Sebab, lanjutnya, sebagai organisasi yang terus berkembang, PKK di masa mendatang akan banyak menghadapi tantangan baik internal maupun eksternal. "Sehingga keempat Pokjanya hendaknya senantiasa meningkatkan pengembangan kapasitas agar mampu menjawab dinamika masyarakat, mengingat kemajuan dan perkembangan PKK juga tidak lepas dari peran aktif para pengurus" ujarnya. Sementara itu, Ketua Tim Penggerak PKK Kota Yogya, Tri Kirana Muslidatun juga mengajak kepada seluruh pengurus tim penggerak PKK dan kader PKK di Kota Yogya untuk memberikan pengabdian yang terbaik kepada seluruh masyarakat, khususnya melalui Program Pokok PKK. "Saya mengajak kepada seluruh pengurus dan kader PKK di Kota Yogya untuk terus bekerja serta bersinergi dengan Pemkot Yogya, khususnya dalam rangka untuk menyukseskan program pembangunan di Kota Yogya," katanya. (Han)
Senin 00/00/0000 00:00 WIB | oleh Warta
Festival Tahunan Jogja Heboh 2019, Gelar 1000 Angkringan dan Batik Jumputan
Festival Tahunan Jogja Heboh 2019 menggelar 1000 Angkringan dan Batik Jumputan di Jalan Kali Manunggal, Kelurahan Tahunan, Kota Yogyakarta. Acara ini di meriahkan oleh UMKM Batik Jumputan Kelurahan Tahunan dan angkringan yang ada di Kelurahan Tahunan. Panitia Festival Tahunan Jogja Heboh 2019, Helmi mengatakan festival ini merupakan salah satu rangkaian dari event Jogja Heboh 2019. Acara ini menghadirkan kolaborasi seni budaya sebagai ajang ekspresi para pelaku seni sekaligus dengan diadakan pameran jumputan dari pelaku UMKM kreatif di Kelurahan Tahunan. Rangkaian kegiatan Festival Kesenian Kelurahan Tahunan tersebut meliputi pentas kesenian , karnaval budaya, pameran jumputan dan angkringan yang melibatkan seluruh cendekiawan, seniman, komunitas, industri atau UMKM kreatif dan tentunya masyarakat yang ada di Kelurahan Tahunan. Semoga Festival Kelurahan Tahunan bisa menjadi alternatif hiburan bagi warga lokal maupun wisatawan luar Kota Yogyakarta, ujar Helmi. Ketua Panitia Jogja Heboh 2019 HR Gonang Djuliastono menuturkan Kelurahan Tahunan kini sudah dikenal menjadi salah satu kampung wisata di Kecamatan Umbulharjo Yogyakarta. Memiliki ikon andalannya yaitu kain jumputan. Sehingga tidak mengherankan Kampung Tahunan terkenal sebagai sentra penghasil kain jumputan di Kota Yogyakarta. Event Jogja Heboh 2019 kali ini ingin mengangkat kain jumputan ke tengah masyarakat agar produk tekstil ini diminati oleh masyarakat Di kampung Tahunan inilah banyak terdapat UMKM jumputan yang belum terekspos sehingga perlu diangkat agar dikenal masyarakat maupun wisatawan, kata Gonang. Selain itu Wakil Walikota Yogyakarta, Heroe Poerwadi pada saat membuka Festival 1000 angkringan dan Jumputan di penggalan jalan Batikan Umbulharjo mengatakan, Kelurahan Tahunan sangat tepat untuk dijadikan sentra fashion melihat banyaknya UMKM terutama batik Jumputan disekitarnya. "Kami akan buatkan tempat sentra batik Kota Yogyakarta di daerah Tahunan ini namun tidak hanya jumputan akan tetapi seluruh model dan motif batik serta Eco Print," ujarnya. Heroe Poerwadi menambahkan, Batik Jumputan direncanakan juga akan menjadi salahsatu seragam Pemerintah Kota Yogyakarta sebagai dukungan kepada para pengrajin batik jumputan di Tahunan. "Nanti rencananya batik jumputan akan menjadi seragam pada setiap hari Jum"at, tanggal genap nya lurik seperti yang sudah ada dan tanggal ganjilnya memakain batik jumputan atau eco-print dari Tahunan ini," jelas Wawali. (Hes)
Senin 00/00/0000 00:00 WIB | oleh Warta
TNI dan POLRI Latihan Pengamanan Jelang PEMULU 2019
Gabungan antara TNI dan Polri mulai dilaksanakan Latihan Pengamanan Jelang Pemilihan Umum (Pemilu) 2019 di kompleks Balai Kota Yogyakarta, Minggu (10/2). Diawali dengan simulasi, yang dilaksankan di luar ruangan, namun juga di dalam ruangan dalam bentuk Techinacal Floor Game (TFG) yang berlangsung di Ruang Bima kompleks Balai Kota Jogja, Jumat (8/2). Kepala Penerangan Korem (Kapenrem) 072/Pamungkas Yogyakarta, Mayor Arm Mespan Haryadi mengatakan bahwa TGF ini diikuti sekitar 75 personel dari TNI-Polri dan juga unsur terkait lainnya. "Pagi ini kami lakukan TFG gabungan bersama Polri setelah sebelumnya kami lakukan gelar pasukan bulan lalu. Maka dari itu, diperlukannya koordinasi antar pimpinan baik TNI-Polri yang juga disimulasikan dalam kegiatan tersebut" jelasnya. Menurutnya, simulasi ini diperlukan agar setiap personel yang terlibat bisa melakukan langkah-langkah antisipasi jika muncul hal-hal yang tak diinginkan selama pelaksanaan tahapan pemilu. Danrem 072/Pamungkas Brigjen TNI Muhammad Zamroni mengatakan simulasi dilakukan untuk melihat kesiapan prajurit dalam melakukan pengamana Pemilu pada April mendatang. Muhammad Zamroni mengatakan, bila selama ini Polri yang menggelar simulasi, maka simulasi saat ini menitikberatkan pada kesiapan TNI dalam membantu Polri saat pengamanan Pemilu. Kegiatan ini menunjukkan kesiapan pasukan TNI dalam membantu tugas pengamanan yang dilakukan kawan Polri. Prajutit sekalian dan semua pimpinan sudah mengetahui prosedur , mekanisme, dan langkah-langkah yang perlu dilakukan pada saat memberikan bantuan pengamanan, katanya. Muhammad Zamroni menambahkan, latihan Tripatra dimotori oleh teman-teman Polri dan kita TNI saling membantu. Kalau beberapa hari yang lalu, latihan Tripatra dimotori oleh teman-teman Polri dan kita TNI solid membantu. Beberapa hari terkahir ini latihan dilakukan oleh TNI, sehingga tadi lebih banyak apa yang dilakukan TNi dalam pengamanan, ungkapnya. Selain itu, dalam melihat kesiapan prajurit, melalui simulasi juga menunjukkan kekompakkan dan sinergitas antara anggota TNI dan Polri. Muhammad Zamroni berpesan, agar anggota TNI dan Polri terus meningkatkan sinergitas dan soliditas dalam melaksanakan tugas pada Pemilu April mendatang. Simulasi ini menunjukkan kekompakanantara TNI dan Polri. Kepada seluruh prajurit dan bhayangkara, terus tingkatkan sinrgitas dan soliditas, tambahnya. (Hes)
Senin 00/00/0000 00:00 WIB | oleh Warta
Peserta Jogjavaganza Diajak Explore Keliling Jogja
Peserta Jogjavaganza pagi ini diajak menikmati wajah baru Kota Yogyakarta dengan berkeliling menggunakan sepeda, Rabu (13/2/2019). Acara tersebut sekaligus untuk mengenalkan mereka dengan Jogja Ada Sepeda" yang telah diluncurkan beberapa waktu lalu. Para pelaku wisata yang berasal dari 30 kota itu bersepeda mulai dari Taman Pintar kemudian mengelilingi spot-spot yang sudah mulai ditata seperti Kota Baru, Margo Utomo dan Malioboro. Dilepas langsung oleh Wakil Walikota Yogyakarta Heroe Poerwadi, Para peserta Jogjavaganza pun begitu antusias menikmati sepeda daring tersebut. Hal yang sama juga dirasakan Heroe Poerwadi, pihaknya begitu antusias dengan kegeiatan promosi wisata tersebut. Heroe berharap, dengan event itu "Jogja Ada Sepeda" semakin dikenal luas oleh para wisatawan. "Acara ini tentu sangat penting bagi kami, sebagai Kota Wisata, Yogyakarta telah berkembang sedemikian pesat, termasuk kini sudah tersedia layanan Jogjabike," ucap Heroe Poerwadi. Pihkanya optimis "Jogja Ada Sepeda" mampu menjadi magnet baru Kota Yogyakarta, karena dengan sepeda tresebut para wisatawan bisa menikmati Yogyakarta dengan cara baru yakni bersepeda. "Keberadaan Jogja Bike diharap mampu memberikan sensasi baru dalam menikmati Kota Yogyakarta," tuturnya. Dalam kesempatan itu, Heroe juga menyampaikan kepada para peserta Jogjavaganza bahwa sepeda-sepeda tersebut asli produk dalam negeri. Dalam kesempatan yang sama Sekretaris Dinas Pariwisata (Dinpar) Kota Yogyakarta Yetti Martanti menuturkan, sepeda dipilih untuk mengajak para pelaku wisata yakni agen perjalanan menikmati suasana Yogyakarta di beberapa tittik wisata yang telah ditata. "Misalnya pedestrian Suroto Kotabaru, Margo Utomo dan Malioboro," cetusnya. Ia melanjutkan, Destinasi yang diunggulkan yakni menikmati suasana Yogyakarta dengan sepeda dan berhenti di tempat-tempat yang bisa untuk spot foto selfie. Ini juga untuk mengenalkan perubahan di Kota Yogyakarta setelah ditata. Pihaknya sengaja mengonsep kombinasi wisata dengan sepeda dan spot-spot foto karena selfie masih menjadi tren. Konsepi itu dinilai bisa menarik para agen perjalanan merasakan pengalaman dan mengajak wisatawan berkunjung. Lebih lanjut Yetti menjelaskan, inti kegiatan Jogjavaganza adalah mempertemukan para pelaku wisata seperti agen perjalanan, hotel, restoran dan pelaku pusat oleh-oleh sebanyak 100 pelaku. Ada sekitar 130 agen perjalanan yang diundang dalam Jogjavaganza untuk melakukan table top dan business to business antara pelaku wisata sebagai penjual dengan agen wisata agar membawa wisatawan. "Para pelaku agen wisata dari seluruh Indonesia yang diundang ini biasanya membawa wisata domestic ke Yogyakarta," paparnya. (Tam)
Senin 00/00/0000 00:00 WIB | oleh Warta
Pedagang Pasar Demangan Kini Bisa Bayar Retribusi Dengan Kartu
Dalam rangka mengimplementasikan Gerakan Nasional Non Tunai (GNNT), Pemkot Yogya bekerjasama dengan Bank BTN meluncurkan retribusi non tunai atau e-retribusi di Pasar Demangan, Rabu (13/2/2019). Tak hanya akan memberikan efektivitas pembayaran retribusi pasar, aplikasi ini juga dapat mendukung transparansi dan akuntabilitas keuangan daerah. Mesin e-retribus ini ditempatkan di bagian depan Pasar Demangan. Sistem penerimaan retribusi non tunai ini merupakan sistem yang memanfaatkan teknologi informasi. Aplikasi ini terdiri atas mesin kios e-retribusi, dashboard e-retribusi, Kartu Jogja Smart, dan perangkat pendukung lainnya. Pengoperasian alat ini dinilai cukup mudah dan efisien, para pedagang cukup melakukan proses pembayaran lewat mesin tersebut, tanpa harus datang ke bank. Setelah melakukan pembayaran pedagang akan mendapatkan bukti berupa struk pembayaran. Sementara pihak bank dan pemerintah akan menerima retribusi tersebut secara otomatis ke dalam rekening. Plt Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Jogja, Yunianto Dwi Sutono mengatakan dikeluarkannya e-retribusi ini sebagai upaya Pemkot Yogya untuk memudahkan paran pedagang dalam melakukan pembayaran retribusi. "Di samping lebih efisien, laporan pemasukan pendapatan daerah ini juga akan langsung terbukukan secara otomatis" ujarnya. Selain itu, tambahnya, Pemkot Yogya juga akan lebih mudah dalam mencatatkan pendapatan dari retribusi, serta dapat mendukung transparansi dan akuntabilitas pendapatan daerah dengan lebih baik. Pembukuan dapat dilakukan secara real time, sehingga data pendapatan daerah bisa langsung masuk ke Pemkot Yogya. Tidak seperti dulu, harus melalui proses yang panjang, dibayar, dicatat, didata kemudian dilaporkan, imbuhnya. Peluncuran e-retribusi di Pasar Demangan ini diresmikan oleh Walikota Yogya Haryadi Suyuti, dalam kesempatan tersebut Ia juga melakukan uji coba pembayaran retribusi oleh sejumlah pedagang. Walikota sangat menyambut baik kehadiran mesin E-Retribusi ini. Menurutnya keberadaan pasar dengan daya tarik tradisionalnya harus dipertahankan, karena pasar tradisional juga salahsatu magnet bagi pariwisata Kota Yogyakarta. "Namun demikian ada beberapa aspek yang harus mengikuti dengan perkembangan jaman, terlebih lagi saat ini arus digitalisasi hadir dalam setiap kehidupan masyarakat sehingga mau tidak mau kita harus menyesuaikan dengan tuntutan zaman," Imbuhnnya. Ia pun berharap inovasi ini akan membuat pasar Demangan semakin berkembang dan maju. Para pedagang yang awalnya pasif harus menjadi aktif dengan adanya inovasi ini, ujar Walikota (Han/Mil)
Senin 00/00/0000 00:00 WIB | oleh Warta
Memanfaatkan Anggaran Dalam Musrenbang Kecamatan Umbulharjo
Musyawarah Perencanaan Pembangunan (Musrenbang) dalam rangka penyusunan Rencana Kerja Pemerintah Daerah (Renja_RKPD) Kota Yogyakarta tahun anggaran 2019 dilaksanakan di Aula Kecamatan Umbulharjo Kota Yogyakarta, Rabu (13/2). Camat Kecamatan Umbulharjo, Nurhidayat mengatakan, acara Musrenbang ini sangat penting untuk diikuti terutama oleh pelaku pembangunan yang terdiri dari unsur pemerintah dan masyarakat. Menyelaraskan program RT atau RW dengan satuan kerja perangkat daerah dibutuhkan supaya partisipasi warga kepada pemerintah bisa selaras. "Tujuannya adalah untuk bersama-sama akan merumuskan arah kebijakan pembangunan pada tahun 2019 guna menjamin kesinambungan pelaksanaan pembangunan," katanya. Sementara itu Wakil Walikota Yogyakarta, Heroe Poerwadi mengatakan untuk lebih menjamin terwujudnya kebutuhan masyarakat, pendekatan kewilayahan merupakan acuan dalam kerangka perencanaan pembangunan di Kota Yogyakarta. Ia berharap para peserta musrenbang betul-betul di mengerti tentang anggaran yang akan dibahas pada musrenbang tersebut. "Pendekatan kewilayahan lebih menjamin terwujudnya kebutuhan masyarakat, pembangunan berada pada kebutuhan masyarakat sebagai faktor pendorong dalam sebuah proses pembangunan, jadi aspek masyarakat lebih ditegaskan sebagai subyek pembangunan pada tahun 2019" ujarnya. Ia mengingatkan kepada para lurah dan LPMK untuk berhati-hati dengan anggaran yang sudah direncanakan agar berjalan lancar. Dengan mengadakan program kegiatan musrenbang berusaha memusatkan khususnya untuk UMKM atau industri kreatif yang ada di Kota Yogyakarta. Dengan secara khusus menyelenggarakan pameran selama seminggu. "Semaksimal mungkin potensi yang bisa kita dorong dengan pameran seminggu itu, ini yang harus kita kerjakan bareng-bareng agar anggaran tidak terbuang sia-sia" ujarnya saat sambutan. Dana alokasi anggaran yang di buat harus di fikirkan dengan matang agar seluruh anggaran yang ada di kelurahan ini mampu berjalan dengan baik yang rata-rata nominalnya hingga 1 M . Untuk itu, kegiatan ini di berbagai bidang seperti kegiatan untuk lansia, anak anak, difabel dan pendapatan orang miskin untuk kegiatan yang fiisik. "Kita menggandeng korporasi untuk menyelaraskan program Gandheng Gendong. Sama halnya dengan Program duit kampung memaksimalkan anggaran untuk fokus membangun duit kelurahan yang sudah dianggarkan. Dalam hal ini pemkot sudah mengatur dengan BAPPEDA untuk fokus bermanfaat untuk masyarakat" ungkapnya. Dalam kegiatan Musrenbang dan pengembangan wilayah tidak hanya pelatihan yang diperlukan namun harus didorong dengan penjualan, produk, menyiapkan lingkungan, dan menyusun kawasan menjadi kawasan yang bergantian memperdayakan kampung sebagai bagian dari peningkatan perekonomian. Heroe Poerwadi juga berharap para tokoh masyarakat dan aparat di wilayah mempersiapkan dengan matang kebutuhan pembangunan di wilayahnya masing-masing. "Melalui musrenbang ini diharapkan senantiasa memperhatikan skala prioritas dan memperhitungkan sumber daya yang ada serta melakukan penelaahan yang mendalam dalam menyusun rencana pembangunan satu tahun kedepan". (Hes)
Senin 00/00/0000 00:00 WIB | oleh Warta
Welcome Dinner Jogjavaganza 2019
Dinas Pariwisata Kota Yogyakarta bersama pelaku pariwisata Kota Yogyakarta menggelar Welcome Dinner dalam Rangkaian Acara "Jogjavaganza" di Grand Aston Hotel, Yogyakarta Selasa (12/2). Kegiatan ini diharapkan mampu menggeliatkan pariwisata Kota Yogyakarta dan seluruh warganya. Event ini digelar di Yogyakarta, pada 12 hingga 15 Februari 2019. Kegiatan "Jogjavaganza" ini mengundang sebanyak 130 biro perjalanan wisata dari seluruh provinsi di Indonesia, Dalam hal ini adapun kategori potential buyer. Yaitu Biro perjalanan wisata tersebut akan diperkenalkan dengan berbagai pelaku industri pariwisata di Kota Yogyakarta mulai dari perhotelan, budaya, objek wisata, hingga pusat oleh-oleh. Tujuannya dengan diadakannya acara ini, untuk memfasilitasi pelaku usaha pariwisata, yaitu hotel bintang 3, bintang 2, bintang 1 dan prioritas hotel non bintang, travel agent di Kota Yogyakarta, obyek wisata, restaurant dan tempat oleh-oleh. Sehingga para pelaku wisata ini bisa memperkenalkan produk mereka dan para agen perjalanan wisata yang diundang menjadi tertarik kemudian mendatangkan wisatawan nusantara maupun mancanegara ke Yogyakarta. Rangkaian kegiatan Jogjavaganza diawali welcome dinner, table top, closing dinner, dilanjutkan post tour ke bebarapa destinasi wisata yang ada di Yogyakarta. Dalam kegiatan ini sebelumnya buyer sudah diajak ke beberapa destinasi dengan menikmati suasana Yogyakarta bersepeda dan berhenti di tempat-tempat spot foto selfie. Ini salah satu mengenalkan perubahan di Kota Yogyakarta setelah ditata oleh Pemerintah Kota Yogyakarta agar terlihat lebih nyaman. Jogjavaganza 2019 sengaja mengonsep kombinasi wisata dengan sepeda dan spot-spot foto karena selfie masih menjadi tren. Konsepi itu dinilai bisa menarik para agen perjalanan dalam merasakan pengalaman dan mengajak wisatawan berkunjung di Kota Yogyakarta. Adapun kegiatan lainnya yakni beberapa kegiatan pendahuluan mulai dari Jogja Ada Sepeda, City Tour, Closing Dinner, Juggling Competition. (Hes)
Senin 00/00/0000 00:00 WIB | oleh Warta
Yogyakarta Percepat Kota Layak Anak
Pemerintah Kota (Pemkot) Yogyakarta tengah gencar mempercepat terwujudnya status kota layak anak di Yogyakarta. Untuk itulah Wakil Walikota Yogyakarta Heroe Poerwadi meminta seluruh Organisasi Perangkat Daerah (OPD) untuk mengintegrasikan kegiatan, dengan begitu pihaknya optimis usaha percepatan kota layak anak akan maksimal. "Kita sedang menyisir program dan kegiatan supaya terlihat induknya kemana, untuk itulah OPD kegiatannya apa, arahnya kemana harus jelas," ucap Heroe saat membuka FGD Percepatan Kota Layak Anak di Hotel Gaia, Rabu (13/2/2019). Namun pihaknya mengingatkan bahwa kota layak anak jangan sampai hanya sekedar status saja, namun harus benar-benar bisa dirasakan oleh masyarkat. "Anak-anak harus bisa merasakannya, mendapatkan perlakuan yang memadai. Seperti tersedianya sekolah layak anak," ucapnya. Pihaknhya juga menyinggung Kecamatan layak anak, yang dinilainya memiliki peran strategis untuk memberikan kesejahteraan untuk anak-anak. "Dengan Kecamatan layak anak ini seharusnya kasus-kasus seperti menikah dibawah usia sudah tidak ada lagi," cetusnya. Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarkat, Perempuan dan Perlindungan Anak (DPMPPA) Kota Yogyakarta Edy Muhammad mengaku pihaknya akan segera mengintegrasikan semua OPD. "Akan kita lakukan evaluasi untuk kemudian mengakselerasi agar bisa segera memenuhi kriteria penilaian pusat," ujarnya. Tahun ini, Edy mengungkapkan, akan segera menyelesaikan 4 kecamatan layak anak, 10 kelurahan layak anak, dan 4 puskesmas layak anak. "Tahun ini akan kita selesaikan, kita dorong untuk segera deklarasi," tandasnya. Selain itu, Dalam rangka mejudkan kota layak anak, pihaknya juga akan memperkuat sistem yang terbangun dari bawah, yakni dari inisiatif masyarakat. "Peran masyarakat, komunitas dan lembaga sosial sangat penting untuk memperkuat akselerasi ini. Untuk itulah kami akan perkuat lagi," kata Edy.
Senin 00/00/0000 00:00 WIB | oleh Warta
PBTY 2019 Resmi Dibuka, Walikota Berharap PBTY Tingkatkan Kepariwisataan Kota Yogya
Gelaran Pekan Budaya Tionghoa Yogyakarta (PBTY) yang ke-14 kembali digelar mulai Rabu (13/2/2019) malam. Berpusat dikampung Ketandan Kota Yogyakarta, gelaran dalam rangka menyemarakkan tahun baru Imlek 2570 ini akan berlangsung selama satu minggu kedepan tepatnya hingga 19 Februari 2019. Dalam penyelenggaraan kali ini PBTY mengusung tema -Harmony In Diversity-. Ketua Umum Panitia PBTY XIV 2019, Tri Kirana Muslidatun mengungkapkan pada perayaan kali ini akan menghadirkan perhelatan seni kreativitas nusantara yang melambangkan kebersamaan di Yogyakarta yang guyub dan harmonis. Tidak hanya budaya Tionghoa saja yang akan mewarnai PBTY 2019, tapi juga budaya nusantara lainnya. Tujuan diselenggarakannya PBTY 2019 salah satunya adalah untuk meningkatkan citra kepariwisataan dan menjadikan Kota Yogyakarta menjadi tujuan wisata dengan pendekatan budaya, imbuhnya. Menurutnya, gelaran PBTY 2019 sekaligus sebagai ajang edukasi budaya Tionghoa kepada masyarakat dan wisatawan. Dengan semangat keinginan melestarikan budaya Tionghoa dan budaya nusantara lainnya, PBTY 2019 dipenuhi beragam kegiatan budaya yang dapat saksikan masyarakat umum. Beberapa rangkaian kegiatan dalam PBTY 2019 diantaranya, atraksi liong dan naga barongsai, wayang potehi yang digelar setiap hari pada sore hari, kompetisi bercerita Tionghoa, kompetisi desain batik peranakan, lomba puisi bahasa Mandarin, lomba tari kreasi baru, lomba Chinese paper cutting, lomba mendongeng bahasa mandarin, dan lain sebagainya. Selain itu, akan digelar pula karnaval dan kirab budaya pada 16 Februari 2019, dari Taman Parkir Abu Bakar Ali sampai Alun-Alun utara. Selain itu pengunjung akan dimanjakan dengan berbagai jenis kuliner dengan harga yang pas di kantong. "Setiap harinya, pengunjung PBTY dapat menikmati kuliner sambil menonton berbagai pertunjukan pentas seni dari berbagai daerah di area Kampung Ketandan" ungkapnya. Pada gelaran PBTY kali ini, lanjutnya juga diaadakan berbagai lomba yang bisa dinikmati dan diikuti oleh pengunjung.Tentunya yang masih lekat dengan kebudayaan Tionghoa. Diantaranya seperti lomba karaoke Mandarin, lomba melukis kepala wayang potehi, lomba Chinese Paper Cutting, lomba Kaligrafi Tiongkok, lomba mendongeng dalam bahasa Mandarin. Diadakan juga berbagai lomba yang dapat diikuti siswa dan siswi, seperti lomba mewarnai, lomba desain batik, dan juga dance competition.Tentunya setiap lomba memiliki kriteria masing-masing, katanya. Sementara itu Walikota Yogyakarta, Haryadi Suyuti mengatakan acara PBTY ini semakin bermakna yang menandai betapa kayanaya keragaman suku bangsa. Rasa syukur itu semakin bermakna karena kita bisa merasakan suasana kehidupan yang menandai betapa kayanaya keragaman suku-suku bangsa yang hidup di Indonesia, ujarnya Walikota berharap ini dengan adanya PBTY ini dapat membuka wawasan kita mengenai betapa kayanya budaya yang kita miliki, dan menjaga kelestariannya merupakan tugas kita bersama, ungkapnya. "Saya harap dengan adanya gelaran PBTY 2019 ini dapat meningkatkan kepariwisataan Kota Yogya dan menjadikan Kota Yogya sebagai tujuan wisata dengan pendekatan budaya, imbuhnya. (Han)
Senin 00/00/0000 00:00 WIB | oleh Warta
Wawali Minta Tiap Kampung Budidaya Lele Cendol
Wakil Walikota Yogyakarta, Heroe Poerwadi, terus menggencarkan gerakan budidaya lele dengan buis beton sebagai media kolam atau sering disebut dengan budidaya lele cendol pada setiap kelurahan di Kota Yogyakarta. Wawali menilai budidaya lele cendol ini cocok diterapkan di Kota Yogya karena mayoritas wilayah di Kota Yogya adalah wilayah yang padat penduduk, budidaya ini tidak membutuhkan lahan yang luas. Ia menjelaskan alasan memilih pelatihan lele cendol ini karena paling mudah untuk dikembang biakkan, selain itu kebutuhan lele di kalangan masyarakat cukup banyak. Satu buis beton dengan ukuran diameter 60 centimeter dan tinggi 80 sentimeter dapat menampung sekitar 300an ekor lele. "Budidaya lele cendol ini adalah salah satu cara untuk pengentasan kemiskinan, sejalan dengan program Pemkot yakni Do It Kampung dimana fokusnya adalah meningkatkan peran wilayah dalam berbagai program pembangunan maupun pemberdayaan masyarakat" ungkap Wawali saat membuka Musrenbang Kecamatan Pakualaman di Hotel Jambuluwuk, Kamis (14/2/2019). Teknik ini, katanya, juga bebas pencemaran lingkungan karena limbah tidak berbau busuk dan dapat dimanfaatkan menjadi pupuk cair bagi tanaman. "Konsep budidaya lele cendol lebih efektif dan efisien, selain tidak memakan tempat, para pembudidaya tidak perlu bersusah payah menguras kolam" ujarnya Sementara untuk menekan biaya biaya pakan lele, lanjutnya, dapat menggunakan rekayasa pakan seperti menggunakan dengan sistem magot. Magot adalah hewan seperti ulat yang kita kembangkan dari sampah yang dapat difungsikan sebagai makanan lele, sehingga hasil dari keuntungan lele cendol bisa mencapai 50 persen jelasnya. Lele cendol tersebut, lanjutnya, ketika sudah panen bisa dijual ke PKL kuliner yang banyak tersebar di Kota Yogyakarta. "Di Kota Yogya warung pecel lele sangat banyak, kita bisa menjualnya di warung tersebut" ungkapnya. Ia berharap dengan budidaya lele cendol secara signifikan mampu meningkatkan kesejahteraan warga masyarakat, terutama mereka yang masuk dalam KSJPS. (Han/Mil)
Senin 00/00/0000 00:00 WIB | oleh Warta
Bidik Wisatawan Domestik, 120 Buyer Serbu Yogyakarta
Dalam upaya menyiasati low season, Pemerintah Kota Yogyakarta melalui Dinas Pariwisata menggelar table top, Kamis (14/2/2019). Sebanyak 120 buyer travel agen yang berasal dari 30 kota ikut dalam event tersebut. Wakil Walikota Yogyakarta Heroe Poerwadi mengaku optimis, event table top tersebut akan memberikan dampak yang signifikan terhadap jumlah kunjungan wisatawan ke Kota Yogyakarta. "Kami berharap table top ini mampu mempertemukan yang yang menjadi kebutuhan kita masing-masing," ucap Heroe Poerwadi saat membuka table top Jogjavaganza 2019 di Hotel Inna Garuda pagi ini. Pihaknya pun menegaskan bahwa Kota Yogyakarta sebagai Kota Wisata akan memberikan pelayanan terbaik. Terbukti dengan akselerasi penataan Kota Yogyakarta belakangan ini yang begitu masif. "Kami telah menata beberapa spot-spot penting yang nanti kami harapkan bisa memberikan wajah baru bagi wisatawan," imbuhnya. Sekretaris Dinas Pariwisata (Dinpar) Kota Yogyakarta Yetti Martanti menambahkan, inti kegiatan ini adalah mempertemukan para pelaku wisata seperti agen perjalanan, hotel, restoran dan pelaku pusat oleh-oleh sebanyak 100 pelaku. "Ada sekitar 120 buyer yang ikut dalam table top tahun ini dan business to business antara pelaku wisata sebagai penjual dengan agen wisata agar membawa wisatawan," terangnya. Tahun ini, lanjut Yetti, kami menyasar wisatawan domestik, karena itulah, Pihaknya hanya mengkhususkan mengundang hotel bintang 1,2,3 dan hotel non bintang untuk ikut table top. "Harapanya produk yang ada di Jogja semakin dikenal oleh masyarakat diluar Jogja dan semakin banyak membawa wisatawan ke Kota Yogyakarta, sehingga dapat meningkatkan wisatawan dan tingkat belanja semakin lebih tinggi, urainya. (Tam)
Senin 00/00/0000 00:00 WIB | oleh Warta
Kini Sarkem Jadi Kawasan Budaya
Wakil Walikota Yogyakarta Heroe Poerwadi menegaskan sudah saatnya melihat kawasan pasar kembang (sarkem) sebagai kawasan budaya. Hal tersebut Ia sampaikan bersamaan dengan digelarnya event Sarkem Fest, Kamis Sore (14/2/2019). Pihaknya menilai, kawasan yang sejak dulu dikonotasikan negatif itu sekarang sudah tidak begitu relevan lagi mengingat pergerakan warga yang beranjak produktif dan meninggalkan kesan buruk tersebut. Hal itu Ia buktikan dengan keberadaan kampung sosrowijayan sebagai kampung budaya. Hal itu tentu menjadi modal penting untuk merubah cara pandangan masyarakat terhadap sarkem. Kini potret sarkem adalah potret budaya, sosrowijayan sudah deklarasi sebagai kampung budaya. Inilah yang akan terus kita dorong agar warga di kawasan sarkem semakin maju dan lebih produktif lagi, cetusnya. Lebih lanjut Heroe menjelaskan, banyak potensi yang ada di kawasan sarkem. Selain letaknya yang strategis di antara Malioboro dan Stasiun Yogyakarta, banyak UMKM yang sangat potensial di kawasan tersebut. Kami akan terus berusaha untuk melakukan penataan dan pengembangan kawasan sarkem ini, agar kedepan potret sarkem tidak lagi negatif, imbuhnya. Pihaknya pun berharap sarkem fest mampu mengangkat nama sarkem sebagai kawasan budaya. Dengan event itu pun Ia juga berharap sarkem memiliki wajah baru, sehingga dengan begitu dampaknya akan kembali ke warga juga. Dalam kesempatan yang sama panitia Sarkem Fest, Ray Rachel Saraswati, menerangkan ada banyak pertunjukan kesenian yang disuguhkan di Sarkem Fest. Salah satu di antaranya pertunjukan barongsai dan atraksi pasukan bergada di Jalan Sarkem Yogyakarta. Selain itu juga ada pementasan teater di gang Sarkem, urainya. Selain itu juga ada pembagian kopi secara gratis yang disediakan oleh beberapa food truck. Juga akan dimeriahkan dengan pagelaran seni teater dari para seniman Yogyakarta. Rachel berharap dengan digelarnya Sarkem Fest ini wajah Sarkem berubah. Meski begitu dia juga berharap masyarakat luas bisa menerima Sarkem sebagai bagian dari sejarah Kota Yogyakarta, dalam hal keterkaitannya dengan pembangunan jalur rel kereta api di Kota Yogyakarta. Sekian itu yang tidak kalah penting, kami berharap event ini mampu meningkatkan perekonomian warga terutama di bidang pariwisata, ujarnya. Sarkem Fest adalah bagian dari event Jogja Heboh, sebuah event yang digagas Kamar Dagang dan Industri (Kadin) DIY, Asosiasi Perusahaan Perjalanan Wisata Indonesia (Asita) DPD DIY dan Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) DIY. Jogja Heboh berlangsung pada 1-28 Februari 2019. Event ini menghadirkan berbagai atraksi budaya dan promo wisata, seperti fashion, belanja, kuliner, hotel, budaya, berwisata, olahraga dan sebagainya. . (Tam)
Senin 00/00/0000 00:00 WIB | oleh Warta
RW 05 Patangpuluhan Siap Songong Pesta Demokrasi
Dalam rangka menyambut Pemilihan Umum 2019, Warga RW 05 Patangpuluhan, Wirobrajan mendeklarasikan diri sebagai RW Siap Pemilu 2019. Acara yang digelar pada hari Jum"at (15/2) malam bertempat di Gedung Serbaguna Al Mustaqim ini dimaksudkan untuk menyatakan bahwa perangkat wilayah beserta segenap warga RW 05 Patangpuluhan siap menggunakan suara dalam pemungutan suara dan siap untuk turut serta dalam menyukseskan Pemilu Serentak 2019 yang Langsung, Umum, Bebas, Rahasia, Jujur dan Adil serta berintegritas sesuai dengan peraturan. Wakil Walikota Yogyakarta, Heroe Poerwadi yang hadir sebagai saksi mengapresiasi deklarasi tersebut. Menurut Heroe, kehadiran RW Siap Pemilu dapat menjadi ajang pembelajaran masyarakat terhadap politik pada umumnya, dan pemilu pada khususnya. "Ini merupakan sebuah kemajuan bagaimana kita memahami pemilu. Jangan sampai pemahaman tentang politik dan pemilu dipahami dengan tidak pas karena pemilu buntutnya adalah apa yang akan kita alami selama lima tahun ke depan" Ungkap Heroe. Selain itu, Heroe berharap, dengan adanya RW Siap Pemilu, masyarakat dapat memperoleh informasi seluas-luasnya terhadap calon wakil rakyat dan calon presiden yang akan dipilihnya nanti. "Dalam masa kampanye ini masyarakat harus diberi informasi seluas-luasnya tentang caleg dan calon pemimpin sehingga ketika berada di dalam bilik besok, masyarakat benar-benar sadar siapa yang akan dipilihnya, karena tidak seperti membeli baju yang kalau kebesaran bisa diganti langsung, memilih pempimpin, kalau salah memilih pemimpin kita harus menunggu lima tahun," Imbuh Heroe. Sementara itu, Ketua RW 05 Patangpuluhan, M. Singgih Widodo menuturkan, latar belakang dideklarasikannya RW Siap Pemilu ini dikarenakan RW 05 Patangpuluhan dinilai sukses dalam melaksanakan Pilkada 2017 lampau. "Pada Pilkada kemarin, tingkat partisipasi di RW 05 cukup tinggi, selain itu pelanggaran juga minim, warga juga aktif dalam mengawasi setiap tahapannya. Inilah yang menjadi dasar kami dalam mendeklarasikan RW 05 Patangpuluhan sebagai RW Siap Pemilu" Kata Singgih Selanjutnya, Singgih berharap langkah tersebut dapat diikuti oleh RW lain di Kota Yogyakarta dan di DIY, untuk itu pihaknya siap jika nanti dijadikan percontohan RW Siap Pemilu. Senada dengan Singgih, PPK Wirobrajan, Panky Febriantanto menilai RW 05 Patangpuluhan layak menjadi RW percontohan karena sinergitas antara warga RW 05 Patangpuluhan dengan penyelenggara pemilu sudah terbangun baik. "RW 05 sudah memiliki indikator-indikator kesiapan seperti mayoritas warga yang sudah mendapat sosialisasi pemilu 2019 serta siap menggunakan hak pilihnya, terjalinnya sinergitas antara RW 05 Patangpuluhan dengan penyelenggara Pemilu, minimnya pelanggaran pemilu, dan kontribusi warga dengan siap-siap mendaftar sebagai KPPS" Ungkapnya
Senin 00/00/0000 00:00 WIB | oleh Warta
Anak Kota Jogja Suarakan Aspirasi Melalui Musrenbang
Dalam rangka memperkuat predikat Kota Yogyakarta sebagai Kota Layak Anak, Pemerintah Kota Yogyakarta melalui Dinas Pemberdayaan Masyarakat Perempuan dan Perlindungan Anak (DPMPPA) Kota Yogyakarta bersama Forum Anak Kota Yogyakarta (FAKTA) menyelenggarakan Musyawarah Perencanaan Pembangunan (Musrenbang) Anak 2019 pada hari Sabtu (16/2) pagi bertempat di Ruang Bima, Komplek Balaikota Yogyakarta. Musrenbang Anak Kota Yogyakarta sendiri telah rutin dilaksanakan sejak tahun 2014. Walikota Yogyakarta, Haryadi Suyuti melalui sambutan tertulisnya yang dibacakan oleh Staf Ahli Bidang Kesra Kota Yogyakarta, Wirawan Hario Yudo, menuturkan, dalam mewujudkan pembangunan yang utuh, perlu adanya peran aktif dari berbagai pihak, termasuk anak-anak "Anak-anak terbukti mampu membawa perubahan dan menyelesaikan permasalahan secara kreatif, sederhana, dan ringkas, oleh sebab itu anak harus turut diikutsertakan dalam proses pembangunan kota untuk mewujudkan pembangunan yang utuh." Tutur Walikota di hadapan peserta yang terdiri dari perwakilan Forum Anak Kelurahan di Kota Yogyakarta, perwakilan anak penyandang disabilitas, dan anak panti asuhan. Lebih lanjut Walikota berharap, Musrenbang ini akan menghasilkan dokumen yang benar-benar mencerminkan kebutuhan anak di Kota Yogyakarta, untuk itu Walikota meminta agar peserta Musrenbang benar-benar berperan aktif menyuarakan aspirasinya dalam acara ini sehingga nantinya akan menghasilkan dokumen yang benar-benar mencerminkan kebutuhan anak di Kota Yogyakarta "Kami berharap dokumen hasil Musrenbang ini berisi program-program yang strategis, bermanfaat, tepat sasaran, dan tepat guna sehingga anak-anak dapat benar-benar merasakan manfaat dari predikat Kota Layak Anak yang disanding Kota Yogyakarta" Imbuh Walikota. Ditambahkan oleh Kepala DPMPPA Kota Yogyakarta, Edy Muhammad, Musrenbang Anak merupakan salah satu pendekatan dalam perencanaan pembangunan dalam bentuk partisipatif dan bottom up di mana peserta akan berpendapat, memberi masukan, dan menyampaikan harapannya kepada Pemerintah Kota untuk nantinya menjadi bahan perencanaan pembangunan" "Aspirasi dari anda semua akan dihimpun dan disinkronkan, sehingga pembangunan dari bawah, masuk ke pemerintahan kota secara berjenjang, disinkronkan dengan pemerintah pusat agar pembangunan keselurahan di Indonesia menjadi sinkron" Edy sendiri mengungkapkan, Pemkot saat ini tengah melakukan akselerasi untuk mewujudkan Yogyakarta semakin layak anak, baik melalui akselerasi Kelurahan Layak Anak, Kecamatan Layak Anak, Puskesmas Layak Anak, dan Sekolah Layak Anak "Insya Allah akselerasi diupayakan tuntas pada tahun ini, selanjutnya kami harus menjangkau pada media massa yang peduli anak dan pengusaha sahabat anak " Tambah Edy. Sementara, Antonia Dyah Ayu selaku fasilitator sekaligus pemandu Musrenbang mengajak peserta untuk mengidentifikasi persoalan anak di lima kluster sesuai dengan Konvensi Hak Anak 1989. "Menurut KHA ada 8 kluster, namun di Indonesia dikerucutkan menjadi lima kluster, yaitu Hak Sipil dan Kebebasan, Lingkungan Keluarga dan Pengasuhan Alternatif, Kesehatan Dasar dan Kesejahteraan, Pendidikan, Pemanfaatan Waktu Luang dan Kegiatan Seni Budaya, serta Perlindungan Khusus" Jelas Ayu. Peserta kemudian diajak untuk mendiskusikan kelima kluster tersebut dengan mengidentifikasi permasalahan yang ada di Kota Yogyakarta dan membuat usulan penyelesaian masalahnya berdasarkan Program Gandeng Gendong dengan mengajak pihak kampus, kota, kampung, komunitas, dan korporat. Hasil diskusi akan disampaikan ke Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kota Yogyakarta untuk menjadi bagian dari kebijakan Pemerintah Kota ke depannya. (ams)