Senin 00/00/0000 00:00 WIB | oleh Warta
TMMD Sengkuyung Tahap III Dimulai
Program TNI Manunggal Membangun Desa (TMMD) Sengkuyung tahap III tahun 2018 resmi dimulai. Kali ini sasarannya adalah Kelurahan Pakuncen, Kecamatan Wirobrajan. Wakil Walikota Yogyakarta Heroe Poerwardi berharap, melalui kegiatan ini, TNI, Polri dan masyarakat dapat menjaga lingkungan. Menurutnya, apa yang telah dilaksanakan dalam TMMD sudah sejalan dengan apa yang menjadi program pembangunan Pemerintah Kota (Pemkot) Yogyakarta, yaitu untuk mengentaskan kemiskinan. "Pada TMMD kali ini sasaran kegiatan fisik berupa pembuatan talud permanen didinggiran sungai Winongo sepanjang 23 meter, rehap balai RW, Rehap rumah, dan pembuatan MCK" ungkapnya di lapangan AMC, Senin (15/10). Wawali menilai, apa yang telah dilaksanakan oleh TMMD ini sangat membantu dalam mengatasi persoalan lingkungan, termasuk pembangunan talut di Sungai Winongo. "Terutama nanti kalau sudah musim penghujan, paling tidak di wilayah sekitarnya, bantaran sudah semakin kuat, juga beberapa rumah yang ada di bantaran sudah semakin kuat sehingga kalau ada aliran besar dari Winongo itu bisa diantisipasi kalau air meluap," lanjutnya. Heroe melanjutkan, sebagaimana sesuai dengan program gandeng-gendong, pihaknya berharap, program tersebut upaya bersama dalam menyelesaikan yang menjadi pokok masalah di lingkungan setempat. "Kegiatan ini merupakan wujud sinergitas masyarakat, Pemerintah, TNI dan Polri dalam upaya meningkatkan kualitas kehidupan masyarakat dengan agenda-agenda pembangunan yang bermuara pada peningkatan kesejahteraan sosial, pendidikan, kesehatan, sanitasi, dan keberdayaan bagi masyarakat Kota Yogyakarta" katanya. Ia menambahkan, Pemerintah Kota Yogyakarta tidak akan lepas tangan, tetapi bersama-sama warga menjaga, memelihara maupun meneruskan program-program yang belum selesai. "Kami atas nama Pemkot mengucapkan terimakasih kepada jajaran TNI Kodim 0734 beserta seluruh jajarannya yang ikut dalam proses TMMD," katanya.(Han)
Senin 00/00/0000 00:00 WIB | oleh Warta
Ratusan Goweser Kota Yogya Galang Dana Bantu Sulteng
Sejumlah elemen masyarakat di Kota Yogya melakukan penggalangan dana untuk korban gempa dan tsunami di Kota Palu, Donggala, dan Sigi, Sulawesi Tengah. Mereka mengumpulkan donasi untuk disalurkan kepada para korban. Satu diantaranya adalah para komunitas sepeda, pagi ini ratusan penggemar sepeda atau biasa disebut goweser yang ada di Yogyakarta, Jepara dan Cilacap melakukan gerakan sosial kemanusian berupa pengalangan dana dan doa bersama di Alun-alun Utara Yogya, Minggu (14/10). Aksi ini dilakukan dengan bersepeda sembari menggalang bantuan dari masyarakat. Wakil Walikota Yogyakarta, Heroe Poerwadi yang turut serta dalam acara tersebut menyambut baik kegiatan sosial kemanusian tersebut. "Ini sangat luar biasa dari para komunitas penggowes (pesepeda) yang melakukan aksi sosial berupa penggalangan dana membantu saudara - saudara kita yang terkena musibah gempa-tsunami di Palu, Sigi, dan Donggala. Saya sangat mengapresiasi kegiatan ini. Semoga kegiatan seperti ini bisa dilakukan oleh komunitas yang lain," katanya dilokasi. Para goweser pun tampak antusias dan sudi menyisihkan uang dan memberikan donasi untuk korban gempa dan tsunami melalui aksi para pegiat sepeda dari Kota Yogya Pada kesempatan tersebut, dana yang terkumpul sebanyak Rp 17.438.000, setelah dana tersebut terkumpul kemudian di titipkan melalui dompet KR peduli. "Intinya dari kegiatan ini, kita bersama merasakan apa yang dialami saudara-saudara kita sesama NKRI di Palu, Sigi, dan Donggala (Sulteng). Kuncinya, kita bersatu demi NKRI," ujarnya Wawali berharap Dia berharap melalui kegiatan ini dapat menumbuhkan semangat solidaritas dari pesepeda Kota Yogya. (Han)
Senin 00/00/0000 00:00 WIB | oleh Warta
Ratusan Peserta memadati Karnaval Budaya, Tasik October Festival 2018
Gelaran karnaval budaya sukses menjadi sajian ajang Tasikmalaya October Festival (TOF) 2018. Acara ini diikuti ratusan peserta Karnaval Budaya termasuk salah satu rangkaian acara HUT Kota Tasikmalaya ke-17. Acara ini dilaksanakan di sepanjang Jalan Otto Iskandardinata, Minggu (15/10). Selain itu, antusiasme masyarakat yang begitu tinggi dalam menyaksikan suguhan ragam seni budaya dan kerajinan khas lokal menandakan Tasikmalaya siap menjadi destinasi wisata berbasis industri kreatif. Sejak pukul 06.00 WIB, ribuan masyarakat kota Tasikmalaya sudah berkumpuk di titik startkarnaval, di samping kantor Disporabudpar Kota Tasikmalaya. Jumlah masyarakat dan wisatawan terus bertambah seiring pembukaan TOF 2018 dan pelaksanaan karnaval pada pukul 08.00 WIB. Acara ini juga di hadiri oleh Walikota Yogyakarta, Haryadi Suyuti yaitu merupakan Ketua Komwil III Apeksi. Walikota Tasikmalaya, Budi Budiman, mengatakan bahwa Tasikmalaya October Festival 2018 merupakan bagian dari rangkaian dalam menyambut Hari Ulang Tahun (HUT) Purwakarta yang tahun ini memasuki usia 16 tahun. "Ini pesta masyarakat Tasikmalaya, yang menjadi kebahagiaan kita semua masyarakat Tasik," ujarnya. Tasikmalaya October Festival (TOF) sebagai ajang tahunan sekaligus salah satu destinasi wisata di Kota Tasikmalaya yang telah dikenal oleh negara luar akan digelar pada tanggal 13 - 15 Oktober 2018. Selain itu, festival ini juga akan diisi fashion show busana muslim asal Tasikmalaya yang sudah dikenal di kota-kota besar seperti Jakarta dan Bandung. Bahkan Malaysia dan Singapura telah mengenal industri kreatif fashion muslim dari daerah yang berjuluk kota santri tersebut. Acara ini meliputi Tasik Fashion Karnival dan Tasik Jampana Karnival. Seperti tahun sebelumnya, acara ini akan diperkenalkan oleh warga dari segi Pariwisata dan Industri kreatif menurut masing-masing daerah. Kegiatan yang dilaksanakan setiap memperingati hari jadi Kota Tasikmalaya untuk kali ini, dihadiri langsung oleh Menteri Perhubungan, Budi Karya, Wakil Gubernur Jawa Barat, Uu Ruzhanul Ulum dan 25 Walikota peserta Rakor Komwil III Apeksi, tiap unsur Pemkot, para tokoh serta tamu undangan lainnya. "Event ini sebagai branding Kota Tasikmalaya ke luar negeri dan menjadi kebanggaan masyarakat Tasikmalaya dan Jawa Barat. Tahun ini negara maju Jepang tertarik dan mengirimkan langsung delegasinya ke Kota Tasikmalaya" ungkapnya. (Hes)
Senin 00/00/0000 00:00 WIB | oleh Warta
Pemkot Yogya Gelar Lomba Burung Berkicau
Pemerintah Kota Yogya kembali mengadakan lomba burung berkicau ke 4 di Halaman Balaikota. Kegiatan ini diikuti sekitar 800 peserta yang dikhususkan berasal dari DI Yogyakarta. Kegiatan yang merupakan rangkaian dari HUT ke-262 Kota Yogya yang juga diharapkan dapat mendorong giat ekonomi kreatif. Ketua panitya lomba tersebut, Asmo Nugroho menjelaskan ada beberapa jenis burung yang diperlombakan dalam lomba tersebut diantaranya adalah Murai Batu, Cucak Hijau, Kacer, Plentet, Love Bird, Kenari, Pleci, Ciblek, dan Trucukan. Setiap jenis burung akan dilombakan sendiri-sendiri sesuai dengan durasi, volume, lagu, dan gaya kicauannya. "Untuk kelas Walikota, juara 1 akan mendapatkan uang Rp.600.000 rupiah, dan untuk juara 1 kelas Jogja Istimewa akan mendapatkan uang senilai Rp. 500.000 rupiah." Katanya dalam pembukaan lomba burung berkicau, Minggu (14/10) Sementara itu Wakil Walikota Yogyakarta, Heroe Poerwadi mengatakan lomba burung berkicau bisa menjadi tempat pertemuan dan komunikasi para komunitas pecinta burung. Karena itu dalam event tersebut pihaknya menghadirkan sejumlah komunitas pecinta hewan unik untuk turut hadir meramaikan lomba tersebut. "Kami ingin jadikan event satwa baik burung dan lainnya ini punya agenda rutin, sehingga komunitas bisa bertemu, karena dengan ini akan menjadi destinasi wisata. Kalau ada agenda yang pasti, masyarakat ingin nonton bisa langsung datang," ujarnya. Melalui event itu pula, Ia berharap bisa memberikan nilai tambah pada ekonomi yang bisa dikategorikan ekonomi kreatif. Lantaran praktik itu harus melalui proses panjang para anggota komunitas sehingga menghasilkan burung piawai berkicau atau satwa lain yang bisa memenangkan. Acara itu secara aktif akan mendorong para anggota komunitas burung berkicau untuk mampu menghadirkan anakan burung berkicau sehingga ada nilai perkembangan bisnis. Wawali meminta agar Dinas Pertanian dan Pangan Kota Yogya memberikan fasilitas kepada komunitas satwa seperti burung agar mereka mempunyai pertemuan rutin dalam beberapa bulan sehingga bisa turut memantau peningkatan pertumbuhan komunitas. "Tujuannya mendorong ekonomi kreatif dari sektor satwa. Ini kami harapkan dari Walikota Cup IV jadi tidak sekadar memperingati HUT Kota Yogya tetapi juga mendorong potensi pertumbuhan ekonomi ini diteruskan," katanya. (Han)
Senin 00/00/0000 00:00 WIB | oleh Warta
SMP Muhammadiyah 1 Yogyakarta Siap Wakili DIY dalam Ajang Lomba Sekolah Sehat Nasional
SMP Muhammadiyah 1 Yogyakarta siap menjadi wakil DIY dalam ajang sekolah sehat tingkat nasional. Tim juri pun telah melakukan verifikasi dan penilaian, Senin (15/10/2018). Wakil Walikota Yogyakarta Heroe Poerwadi menyampaikan, Lomba Sekolah Sehat adalah suatu tatanan dimana program pendidikan dan kesehatan dikombinasikan untuk menumbuhkan perilaku kesehatan sebagai faktor utama untuk kehidupan. "Melalui LSS sekolah bukan hanya sebagai tempat kegiatan belajar, tetapi juga sebagai sarana untuk pembentukan perilaku hidup sehat," tandasnya. Menurutnya Promosi kesehatan di sekolah merupakan langkah yang strategis dalam upaya peningkatan kesehatan masyarakat. "Karena sekolah merupakan lembaga yang dengan sengaja didirikan untuk membina dan meningkatkan kualitas SDM baik fisik, mental, moral, maupun intelektual," jelasnya. Selain itu promosi kesehatan melalui sekolah dinilainya paling efektif sebab anak usia sekolah merupakan kelompok yang sangat peka pada perubahan, sehingga pada taraf ini seorang anak mudah dibimbing dan ditanamkan kebiasaan-kebiasaan yang baik. Pihaknya menegaskan komitmen Pemerintah Kota Yogyakarta untuk mewujudkan Kota Yogyakarta sebagai kota pendidikan yang berkualitas tidak dapat dilepaskan dari upaya untuk membangun kesehatan di lingkungan pendidikan. "Kondisi lingkungan sekolah yang sehat diharapkan mampu mendorong efisiensi dan efektivitas dalam proses kegiatan belajar mengajar untuk mencapai target kualitas pendidikan yang telah ditetapkan," paparnya. Heroe Poerwadi sangat mendukung lomba sekolah sehat ini, pasalnya dengan adanya lomba ini dapat menciptakan sumber daya manusia yang sehat. Ia mengaku bangga SMP Muhammadiyah 1 Yogyakarta menjadi kandidat wakil DIY dalam ajang Lomba Sekolah Sehat Tingkat Nasional. "Ini tidak terlepas dari komitmen seluruh warga sekolah, melalui peran aktif menuju perubahan perilaku gaya hidup sehat," katanya. Selain itu, lanjutnya, juga dilaksanakan berbagai program yang saling terintegrasi, dengan kata lain Sekolah Sehat di SMP Muhammadiyah 1 Yogyakarta tidak berdiri sendiri, namun saling mengkait berbagai program. "Terpilihnya SMP Muhammadiyah 1 Yogyakarta ke Tingkat Provinsi melalui proses pembinaan yang panjang, tidak secara instan, dan melibatkan seluruh komponen disekitar warga diluar sekolah" ujarnya. Kepala Sekolah SMP Muhammadiyah 1 Yogyakarta Suprapto menyampaikan, SMP Muhammadiyah 1 Yogyakarta pernah menerima penghargaan Adhiwiyata pada tahun 2008- 2011. Ia juga menyampaikan bahwa dalam menjalankan sekolah sehat menemui kendala diantaranya sikap sebagian siswa yang belum memiliki kesadaran hidup sehat dan masih terbatasnya pendidikan dan pelatihan bagi guru/ pendidik. "Dalam melakukan peningkatan pelayanan kesehatan SMP Muhammadiyah 1 Yogyakarta juga menyediakan dokter umum dan dokter gigi bagi warga sekolah," ujarnya. Peningkatan kesehatan, sambungnya, dilaksanakan melalui kegiatan penyuluhan kesehatan dan latihan keterampilan yang dilaksanakan melalui ekstrakulikuler diantaranya adanya Duta Lingkungan, Palang Merah, kepadanduan Hizbul Wathon, Aksi Donor Darah bersama PMI dan jalan sehat yang diikuti oleh seluruh keluarga SMP Muhammadiyah 1 Yogyakarta. "Selain melakukan peningkatan pelayanan SMP Muhammadiyah 1 Yogyakarta juga meningkatkan pembinaan lingkungan sosial dan mental. Dalam mewujudkan mental dan sosial yang sehat diwujudkan dengan kerja bakti kebersihan, lomba SK, lomba yang berhubungan dengan kesehatan dan lingkungan, pembinaan kebersihan lingkungan, dan piket sekolah," jelasnya. Sementara itu, Ketua Tim Juri penilaian Surti Raharyanto menyampaikan, Kebugaran siswa akan berpengaruh pada saat pembelajaran, jika kesehatan baik maka prestasi akan unggul, sebaliknya jika kesehatan turun maka prestasi akan menurun. "3 komponen penilaian diantaranya apakah sudah sejalan yang dilaksanakan sekolah dengan kriteria sekolah sehat, quisioner yang harus di isi oleh kepala sekolah ditambah 10 siswa beserta tim pembina UKS, dn mewawancarai perilaku hidup sehat dengan melihat langsung kondisi lingkungan sekolah," urainya. "visitasi dan penilaian yang dilakuka sangat ketat karena pada zaman sekarang ini, yang paling sulit diubah adalah mengenai budaya dari sekolah dan siswa sendiri," imbuhnya. Ia juga menyampaikan bawha dalam merubah masalah budaya itu tidak hanya bisa dalam sebulan, apalagi siswa SMP Muhammadiyah Yogyakarta yang berjumlah 470 itu tidak mudah. bahkan memakan waktu setahun dalam menggagasnya. Dalam visitasi tersebut ada 9 yuri yang diwakilkan dari berbagai macam dinas di Yogyakarta. Selain itu juga para yuri diarahkan untuk menilai, ruang kelas, kepala sekolah, ruang ibadah, unit Kesehatan Siswa, ruang BK, Kamar mandi, Kantin, Perpustakaan, bak sampah, Tempat Cuci Tangan, Green House, Composter, dan Lab IPA. (Fina/Dwi/Rizal)
Senin 00/00/0000 00:00 WIB | oleh Warta
Walikota Yogya buka Rakor Apeksi Komwil III di Tasikmalaya
Sebanyak 25 delegasi dari seluruh Anggota Asosiasi Pemerintah Kota Seluruh Indonesia (Apeksi) Komisariat Wilayah III (Komwil III), melaksankan Rapat Koordinasi yang digelar di Hotel Grand Metro Tasikmalaya, Minggu (14/10). Wakil Gubernur Jawa Barat, Uu Ruzhanul Ulum, secara resmi membuka, sekaligus memberi arahan, pada kegiatan yang berlangsung 13-15 Oktober 2018 tersebut. Wagub Uu mengungkapkan, bahwa Apeks ini sebagai forum silaturahim pemerintah kota, ia harapkan dapat melahirkan kebijakan yang inovatif dalam menunjang pelayanan publik yang prima. Kali ini Tema Rakorwil III Apeksi tentang "Pengembangan Daya Saing Ekonomi Daerah dengan sub tema Pariwisata dan Ekonomi Mikro". "Daya saing diantaranya dipengaruhi dari pengembangan usaha mikro dengan berbagai kebijakan pemerintah sesuai kemampuan daerah, dan intinya menyejahterakan masyarakat," ungkapnya. Ajang Rakor ini, juga dituntut untuk dapat meningkatkan hubungan kerjasama antar kota yang dapat menompang pertumbuhan ekonomi serta pemberdayaan masyarakat. "Rakor tersebut membahas berbagai permasalahan yang dihadapi setiap kota anggota Apeksi Komwil III," tambahnya. Untuk itu, Wakil Gubernur, Uu Ruzhanul Ulum mengajak setiap kota anggota Apeksi, untuk berbagi berbagai pengalaman dan program yang sukses diaplikasikan, agar jadi -role model,- atau contoh bagi kota lainnya. Bicara mengenai ekonomi, Wagub Uu menyebut, sektor yang sedang dan akan terus menggeliat perkembangannya adalah pariwisata. Dimana modalnya, adalah identitas dan karakteristik setiap kota itu sendiri. "Setiap kota, memiliki khasanah keunikan, potensi khas masing- masing. Maka upaya -branding- menjadi kebutuhan dasar supaya ciri kota tersebut menjadi karakter," kata Uu. Adapun kelestarian alam, lanjut Uu, masih bisa menjadi modal, atau potensi yang punya daya jual. Maka setelah branding, yang dibutuhkan adalah meningkatkan pilar keberlanjutan lingkungan (environmental sustainability Development). Disamping mengenalkan potensi wisata secara digital, sesuai tuntutan jaman milenial masa kini. Selanjutnya, Uu berharap pertemuan Asosiasi ini, menjadi ajang berbagi dan diskusi menghadirkan solusi demi kesejahteraan masyarakat, dan meningkatkan daya saing. Selain itu Wakil Walikota Yogyakarta, Hardyadi Suyuti yang juga menjabat sebagai Ketua Komisi III Apeksi mengatakan dengan diadakannya Komisi III APEKSI 2018 mampu mendongkrak daya saing di bidang Industi kreatif, ekonomi dan Pariwisata di daerahnya. "Diharapkan acara ini dapat meningkatkan daya saing yang kuat, khusus meningkatkan potensi dalam sektor ekonomi mikro dan pariwisata didaerah masing-masing kota" ucapnya. Hardyadi Suyuti menerangkan bahwa APEKSI tahun 2019 diperkirakan akan diadakan di kota yang sedang dipertimbangkan oleh anggota APEKSI Pusat antara lain dari Kota Semarang dan Kota Tasikmalaya yang akan menjadi tuan rumah APEKSI 2019. (Hes)
Senin 00/00/0000 00:00 WIB | oleh Warta
Belajar Konservasi Lingkungan dan Mikrohidro, Tegalrejo Kunjungi Kampung Glintung
Menindaklanjuti Sarasehan Konservasi Air dan Pelestarian Lingkungan beberapa waktu yang lalu, warga dan aparatur Kecamatan Tegalrejo melakukan kunjungan ke kampung Glintung Malang, Jawa Timur, Minggu (14/10). Kampung yang terkenal dengan nama Kampung 3G ( Glintung Go Green) ini memang istimewa. Dahulu, kampung Glintung akrab dengan banjir dan kawasan kumuh sekarang berubah drastis menjadi kampung yang hijau dan asri. Hal ini tak lepas dari kebijakan Pemerintah Kota Malang yang menggiatkan sektor lingkungan sejak tahun 2012 yang lalu. Salah satunya dengan Gerakan Menabung Air (GEMAR). Dan kampung yang pertama melakukannya adalah Kampung Glintung. Kampung yang berada di kelurahan Purwantoro Kota Malang merupakan kampung pioner GEMAR. Salah satu penggerak perubahan kampung Glintung adalah Bambang Irianto, yang juga sebagai Ketua RW 23 Kampung Glintung. Dia bersama sama dengan masyarakat sekitar mulai melakukan perubahan, mulai dengan mensyaratkan adanya penghijauan per rumah bila memerlukan stempel RW hingga mulai memikirkan cara menabung air menggunakan biopori dan sumur injeksi. Dengan inovasi yang dilakukan Kampung Glintung ini membuat Kampung Glintung menyabet penghargaan Ghuangzou Award Urban Innovation tahun 2016. Cerita tentang perubahan kampung Glintung ini yang membuat Camat Tegalrejo, Ryanto Tri Nugroho tergelitik mengajak masyarakat, LMPK dan aparatur di wilayah kecamatan Tegalrejo berkunjung ke kampung Glintung. "Menindaklanjuti apa yang kita rencanakan sebelumnya bahwa kecamatan Tegalrejo akan menjadi kawasan konservasi air, tanaman perkotaan dan pariwisata berbasis budaya, kunjungan ke Glintung ini merupakan langkah awal melihat perubahan. Perubahan yang ke depan semoga memberi manfaat bagi masyarakat di wilayah Kecamatan Tegalrejo. Terutama bagaimana mengubah mindset masyarakat terkait lingkungan" ujar Ryanto, panggilan akrabnya di sela-sela kunjungan. Hal senada juga diungkapkan oleh Bambang Irianto yang pernah menjadi salah satu pembicara acara sarasehan konservasi air di Kecamatan Tegalrejo bulan lalu. "Memang benar, saya pernah diundang Kecamatan Tegalrejo sebagai salah satu pembicara pada acara sarasehan konservasi air dan pelestarian lingkungan. Bahkan, Bapak Wakil Walikota pun turut hadir pada acara tersebut. Ini menjadi modal utama perubahan mindset masyarakat bahwa pemerintah kota Yogyakarta pun akan selalu mendukung program terkait pelestarian lingkungan," ungkap Bambang. Pada acara sarasehan konservasi linkungan itu ,Bambang Irianto bercerita bagaimana kampung Glintung berubah hingga bagaimana menyimpan air menggunakan biopori jumbo. Acara Kunjungan Kedatangan 40 orang dari rombongan Tegalrejo tersebut disambut oleh Ketua RW 23 Glintung, Purwantoro, Malang yang juga merupakan inisiator kelahiran Kampung Glintung Go Green (3G), Bambang Irianto didampingi para Srikandi 3G yang menjadi guide para rombongan berkeliling Kampung Glintung. Mereka disuguhi beragam tanaman penghijauan yang ditempatkan di masing-masing rumah warga. Bahkan di setiap rumah tampak beragam usaha yang dikelola masing-masing penghuni rumah. " Keberadaan usaha rumahan yang dikelola oleh masing-masing orang merupakan dampak dari seringnya kami menerima kunjungan. Alhamdulillah, perubahan yang kami lakukan selain mengubah lingkungan juga menambah pendapatan masyarakat, " tambah Bambang. Bambang Irianto menegaskan bahwa ada hal yang menarik di Yogyakarta yang bisa diambil dan diterapkan di kota Malang yakni adanya Peraturan Walikota jogjakarta tentang kampung wisata yang benar-benar mengatur tentang Kampung Wisata secara detail. "Jika Walikota Malang juga mengeluarkan peraturan yang sama untuk mengatur Kampung Wisata maka perkembangan Kampung Wisata atau Kampung tematik di kota Malang akan bisa semakin terarah dan bisa benar-benar bermanfaat bagi semuanya," ungkap Bambang Irianto. Selain melihat beragam penataan lingkungan, rombongan dari Kecamatan Tegalrejo juga ditunjukkan pembangkit listrik tenaga listrik mikrohidro (PLTMH) yang ada di kampung Glintung. PLTMH merupakan sumber tenaga listrik skala kecil yang menggunakan tenaga air sebagai pengggeraknya seperti saluran irigasi, sungai dan jumlah debit air. (Kurniawan Sapta/ Kecamatan Tegalrejo) Belajar Konservasi Lingkungan dan Mikrohidro, Tegalrejo Kunjungi Kampung Glintung Menindaklanjuti Sarasehan Konservasi Air dan Pelestarian Lingkungan beberapa waktu yang lalu, warga dan aparatur Kecamatan Tegalrejo melakukan kunjungan ke kampung Glintung Malang, Jawa Timur, Minggu (14/10). Kampung yang terkenal dengan nama Kampung 3G ( Glintung Go Green) ini memang istimewa. Dahulu, kampung Glintung akrab dengan banjir dan kawasan kumuh sekarang berubah drastis menjadi kampung yang hijau dan asri. Hal ini tak lepas dari kebijakan Pemerintah Kota Malang yang menggiatkan sektor lingkungan sejak tahun 2012 yang lalu. Salah satunya dengan Gerakan Menabung Air (GEMAR). Dan kampung yang pertama melakukannya adalah Kampung Glintung. Kampung yang berada di kelurahan Purwantoro Kota Malang merupakan kampung pioner GEMAR. Salah satu penggerak perubahan kampung Glintung adalah Bambang Irianto, yang juga sebagai Ketua RW 23 Kampung Glintung. Dia bersama sama dengan masyarakat sekitar mulai melakukan perubahan, mulai dengan mensyaratkan adanya penghijauan per rumah bila memerlukan stempel RW hingga mulai memikirkan cara menabung air menggunakan biopori dan sumur injeksi. Dengan inovasi yang dilakukan Kampung Glintung ini membuat Kampung Glintung menyabet penghargaan Ghuangzou Award Urban Innovation tahun 2016. Cerita tentang perubahan kampung Glintung ini yang membuat Camat Tegalrejo, Ryanto Tri Nugroho tergelitik mengajak masyarakat, LMPK dan aparatur di wilayah kecamatan Tegalrejo berkunjung ke kampung Glintung. "Menindaklanjuti apa yang kita rencanakan sebelumnya bahwa kecamatan Tegalrejo akan menjadi kawasan konservasi air, tanaman perkotaan dan pariwisata berbasis budaya, kunjungan ke Glintung ini merupakan langkah awal melihat perubahan. Perubahan yang ke depan semoga memberi manfaat bagi masyarakat di wilayah Kecamatan Tegalrejo. Terutama bagaimana mengubah mindset masyarakat terkait lingkungan" ujar Ryanto, panggilan akrabnya di sela-sela kunjungan. Hal senada juga diungkapkan oleh Bambang Irianto yang pernah menjadi salah satu pembicara acara sarasehan konservasi air di Kecamatan Tegalrejo bulan lalu. "Memang benar, saya pernah diundang Kecamatan Tegalrejo sebagai salah satu pembicara pada acara sarasehan konservasi air dan pelestarian lingkungan. Bahkan, Bapak Wakil Walikota pun turut hadir pada acara tersebut. Ini menjadi modal utama perubahan mindset masyarakat bahwa pemerintah kota Yogyakarta pun akan selalu mendukung program terkait pelestarian lingkungan," ungkap Bambang. Pada acara sarasehan konservasi linkungan itu ,Bambang Irianto bercerita bagaimana kampung Glintung berubah hingga bagaimana menyimpan air menggunakan biopori jumbo. Acara Kunjungan Kedatangan 40 orang dari rombongan Tegalrejo tersebut disambut oleh Ketua RW 23 Glintung, Purwantoro, Malang yang juga merupakan inisiator kelahiran Kampung Glintung Go Green (3G), Bambang Irianto didampingi para Srikandi 3G yang menjadi guide para rombongan berkeliling Kampung Glintung. Mereka disuguhi beragam tanaman penghijauan yang ditempatkan di masing-masing rumah warga. Bahkan di setiap rumah tampak beragam usaha yang dikelola masing-masing penghuni rumah. " Keberadaan usaha rumahan yang dikelola oleh masing-masing orang merupakan dampak dari seringnya kami menerima kunjungan. Alhamdulillah, perubahan yang kami lakukan selain mengubah lingkungan juga menambah pendapatan masyarakat, " tambah Bambang. Bambang Irianto menegaskan bahwa ada hal yang menarik di Yogyakarta yang bisa diambil dan diterapkan di kota Malang yakni adanya Peraturan Walikota jogjakarta tentang kampung wisata yang benar-benar mengatur tentang Kampung Wisata secara detail. "Jika Walikota Malang juga mengeluarkan peraturan yang sama untuk mengatur Kampung Wisata maka perkembangan Kampung Wisata atau Kampung tematik di kota Malang akan bisa semakin terarah dan bisa benar-benar bermanfaat bagi semuanya," ungkap Bambang Irianto. Selain melihat beragam penataan lingkungan, rombongan dari Kecamatan Tegalrejo juga ditunjukkan pembangkit listrik tenaga listrik mikrohidro (PLTMH) yang ada di kampung Glintung. PLTMH merupakan sumber tenaga listrik skala kecil yang menggunakan tenaga air sebagai pengggeraknya seperti saluran irigasi, sungai dan jumlah debit air. (Kurniawan Sapta/ Kecamatan Tegalrejo)
Senin 00/00/0000 00:00 WIB | oleh Warta
Lahan Sempit Bukan Alasan Tidak Bisa Menanam Sayur
Wakil Walikota Yogyakarta Heroe Poerwadi melakukan panen perdana di Kampung Pangan Lestari RW 03 Kricak, Kecamatan Tegalrejo, Selasa (16/10/2018) pagi. Bernama Sewu Telu", kampung sayur yang berada di Kampung Jatimulyo ini berhasil mengembangkan banyak varietas tanaman sayur dan buah. Heroe Poerwadi pun mengaku bangga dengan capaian tersebut, pihaknya mengaku akau terus mendorong kampung sayur sewu telu menjadi lebih berkembang. "Tidak ada alasan keterbatasan lahan, karena di era sekarang menanam sayuran tidak hanya dilakukan oleh petani di sawah saja, namun kita bisa dengan memanfaatkan lahan yang ada di pekarangan rumah," ucap Heroe. Pihaknya berharap, kedepan seluruh rumah di Kricak memiliki media tanam sayur dan buah. Dengan begitu Ia optimis keberadaan kampung sayur di Kricak akan semakin maju. "Kalau bisa setiap rumah menanam, sehingga bisa panen raya bareng. Dengan begitu kebutuhan pangan akan tercukupi tanpa harus membeli dari luar," imbuhnya. Dengan adanya pemanfaatan lahan ini, kata Heroe, bisa menjadi cara dalam rangka mewujudkan kemandirian pangan, yang mana dapat dimulai dari bagian paling kecil yaitu dimulai dari masing-masing rumah tangga. "Pangan merupakan suatu kebutuhan dasar dari setiap manusia yang paling hakiki, oleh karena itu kebutuhan pangan pada suatu daerah mutlak harus dipenuhi," kata Heroe. Heroe mengingatkan, jumlah penduduk Indonesia, dan khususnya Kota Yogyakarta semakin bertambah setiap tahunnya, dengan diiringi peningkatan kebutuhan ketersediaan pangan. "Sementara di lain pihak, kita juga mengetahui bersama, ketersediaan area lahan pertanian semakin berkurang sebagai akibat terjadinya alih fungsi lahan pertanian menjadi lahan pemukiman," ujarnya. Sebagai upaya dalam menghadapi tantangan tersebut, menurutnya sangat diperlukan kesadaran untuk setiap keluarga mewujudkan kemandirian pangan yang diwujud nyatakan melalui budaya menanam di lahan pekarangannya masing-masing. "Maka dari itu kegiatan Panen Raya Sayur ini bukan hanya sekedar panen biasa tetapi juga menjadi bukti bahwa di tengah-tengah keterbatasan lahan di Kota Yogyakarta, budidaya tanaman buah dan sayur ternyata masih tetap dapat dilakukan," ucap Heroe. Heroe pun optimis, apabila dikembangkan dengan baik, maka segala macam hasil pertanian ini akan dapat menjadi peluang usaha yang dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan dapat membangun kemandirian pangan. "Sehingga mampu menciptakan kestabilan dan ketahanan pangan di Kota Yogyakarta. Apalagi, hasil produk pertanian merupakan komoditas yang tidak akan lekang oleh waktu, sehingga sampai kapanpun manusia akan senantiasa membutuhkan pasokan pangan guna mencukupi kebutuhan hidupnya," jelas Heroe. Sementara itu, Ketua RW O3 Kricak Mujiyo mengatakan, sejumlah tanaman yang berhasil dikembangkan sekaligus dipanen adalah selada, kangkung, cabe, sawi, terong, hingga bayam. "Namun selain menanam sayuran dan buah, kampung sayur sewu telu juga mengembangkan budidaya ikan nila dengan memanfaatkan lahan kecil di pinggiran jalan kampung," jelasnya. Selain berhasil mananam sayur dan buah, warga juga telah berhasil membuat pupuk sendiri. Dengan begitu, menurutnya bisa menekan biaya pemeliharaan. Namun pihaknya mengaku masih kesulitan air. Selama ini warga mengandalkan air sumur masing-masing. Bahkan sempat terjadi kekeringan . "Kami berharap kedepan ada saluran irigasi khusus yang masuk ke Kricak, mungkin bisa dibuatkan saluran air dari Sleman," ujarnya. Ia menegaskan, Warga Kricak memiliki prinsip dan komitmen bahwa lahan sempit bukan alasan tidak bisa menanam sayur. (Tam)
Senin 00/00/0000 00:00 WIB | oleh Warta
Buka Gema Cermat, Wawali Minta Masyarakat Tak Salah Gunakan Obat
Wakil Walikota Yogyakarta, Heroe Poerwadi meminta tokoh masyarakat, organisasi masyarakat dan seluruh apoteker di Kota Yogya, proaktif menjelaskan cara pemakaian dan bahaya obat kepada masyarakat. Setiap konsumen yang membeli obat, diharapkan untuk diperlakukan secara baik, bukan sekedar menjual obat dan mengejar profit. Ia menjelaskan tujuan Gema Cermat adalah untuk meningkatkan pemahaman dan kesadaran masyarakat akan pentingnya penggunaan obat secara tepat dan benar. Untuk itu, lanjutnya, dibutuhkan kerjasama dengan berbagai stake holder, bukan hanya institusi dan lembaga pemerintah terkait dengan pemberdayaan masyarakat, pendidikan maupun komunikasi dan informasi. "Optimalisasi peran tenaga kesehatan dengan melibatkan tenaga kesehatan sebagai edukator bagi masyarakat perlu terus ditingkatkan. Khususnya peran tenaga kesehatan yang hadir pada kesempatan ini, yang diharapkan dapat memberikan edukasi secara langsung, menyenangkan, dan mudah dipahami masyarakat" katanya saat membuka sosialisasi Gema Cermat di Hotel Grand Inna Malioboro, Selasa (16/10). Pada kesempatan Wawali juga melantik 40 Apoteker AOC (agent of change), usai melantik Ia mengatakan jika 40 Apoteker AOC tersebut harus siap menjalankan prinsip dalam memberikan edukasi masyarakat tentang penggunaan obat. "Melalui program ini kredibilitas profesi apoteker sangat dipertaruhkan, sehingga besar harapan kami program ini dapat berjalan secara massive dan benar-benar dapat merubah pola pikir serta paradigma masyarakat akan penggunaan obat secara benar dan sesuai dosis" ujarnya Melalui kegiatan Gema Cermat tersebut Ia berharap dapat mengubah sikap dan perilaku masyarakat dalam memilih, mendapatkan, menggunakan, menyimpan dan membuang obat secara benar. Hingga pada akhirnya akan meningkatkan penggunaan obat secara rasional dalam pelayanan kesehatan. "Saya berharap melalui kegiatan Gema Cermat yang melibatkan seluruh entitas di Kota Yogya dapat meningkatkan pemahaman kesadaran masyarakat tentang pentingnya penggunaan obat secara benar; meningkatkan kemandirian dan perubahan perilaku masyarakat dalam penggunaan obat secara benar sekaligus penggunaan obat rasional." Tandas Wawali. (Han)
Senin 00/00/0000 00:00 WIB | oleh Warta
Wawali Reresik Malioboro bersama Masyarakat Yogya
Selasa Wage merupakan kegiatan rutin Pemerintah Kota Yogyakarta dan Pedagang Kaki Lima (PKL) untuk membersihkan sepanjang jalan Malioboro. Aksi bersih-bersih ini meliburkan semua PKL sepanjang Jalan Malioboro guna menjaga kebersihan di area malioboro atau sering disebut reresik Malioboro. Bedanya dalam kesempatan kali ini, Selasa Wage difokuskan pada pembersihan Malioboro dari kebersihan dan jalur tuna netra malioboro. Dimana pada jalur tuna netra malioboro ini sedikitnya ada bagian yang lepas, sehingga menjadi kekhawatiran pejalan khususnya bagi tuna netra. Wakil Walikota Yogyakarta, Heroe Poerwadi yang pada kesempatan tersebut ikut melakukan kegiatan bersih-bersih di kawasan Malioboro mengungkapkan jika aksi Selasa Wage ini diisi dengan kegiatan bersih-bersih bersama. Selain melibatan para pedagang kaki lima (PKL), pihaknya juga mengajak para pengelola toko di sepanjang jalur tersebut untuk terlibat. Aksi Selasa Wage ini dilakukan secara rutin tiap Selasa Wage. "Harapannya, kegiatan ini akan menjadi sebuah kebiasaan bagi seluruh komunitas di Malioboro. Mereka akan otomatis melakukan kegiatan bersih-bersih bersama pada Selasa Wage," ungkapnya. Heroe Poerwadi menambahkan dalam kegiatan reresik malioboro khususnya pada jalur tuna netra ini lebih di perhatikan, agar nyaman bagi pejalanan tuna netra yang berada dikawasan malioboro. Walikota berharap dengan dilaksanakan kegiatan ini akan tercipta Yogyakarta yang bersih, tertib, dan aman. Untuk kegiatan reresik malioboro hari ini, menurut wawali adalah perwujudan dari komitmen menjaga Jogja dari kebersihan yang berada dijalan maupun yang ada di trotoar. Walikota berharap kegiatan membersihkan ini menjadi kegiatan rutin yang dilakukan oleh warga untuk Kota Yogyakarta. Kegiatan bersih-bersih Malioboro yang dilakukan pedagang dan petugas kebersihan ini dimulai sekitar pukul 06.30 wib dan terlihat selesai pukul 08.30. (Hes)
Senin 00/00/0000 00:00 WIB | oleh Warta
Buka Posku di 45 Kelurahan, Walikota Ajak Warga Cek DPT
Walikota Yogyakarta Haryadi Suyuti mengajak warga Yogyakarta untuk mengecek kembali Daftar Pemilih Tetap (DPT). Pemerintah Kota bersama KPU Kota Yogyakarta telah membuka 45 Posko pengecekan hak pilih daftar pemilih tetap (DPT) untuk pemilu 2019. Hal tersebut penting dilakukan untuk memastikan warga yang punya hak pilih dapat menyalurkan hak pilihnya di Pemilu 2019. "Saya menghimbau kepada masyarakat agar berpartisipasi untuk melakukan pengecakan DPT di masing-masing wilayahnya," kata Haryadi saat peluncuran Gerakan Melindungi Hak Pilih (GMHP) di rumah dinas Walikota Yogyakarta, Rabu (17/10/2018). Pihaknya pun tidak ingin ada warga Yogyakarta yang tidak masuk dalam DPT, untuk itulah apabila ada yang belum terdaftar untuk segera melapor. Ia menegaskan bahwa Pemerintah Kota (Pemkot ) Yogyakarta berkomitmen untuk ikut mensukseskan Pemilu 2019 dengan membantu warga Yogyakarta terdaftar dalam DPT. "Kani berharap Warga benar-benar melakukan pengecekan, jangan hanya mendengar saja tapi benar-benar memastikan data sudah valid terdaftar," tegas Haryadi. Posku GMHP akan tersebar 45 keluarahan di Yogyakarta, untuk itulah masyarakat benar-benar bisa ikut berpartisipasi mendorong gerakan tersebut. "Gerakan ini tujuannya adalah untuk memastikan warga yang punya hal pilih terdaftar di DPT jauh-jauh hari sebelum pelaksanaan Pemilu, sehingga tidak ada masalah pada hari pelaksanaan," ujarnya. Pihaknya memastikan setiap Kantor Kelurahan telah siap membantu warga untuk mengaatasi masalah DPT. Sehingga apabila ada masalah, masyarakat diminta segera meminta bantuan ke Kantor Kelurahan. Selain itu, untuk mendukung sekaligus memastikan warga Yogyakarta menyalurkan hak pilihnya, Haryadi juga menyoroti titik " titik rawan yang berpotensi belum terdaftar DPT. "Seperti Pondokan, asrama, panti jompo hingg lapas. Namun kami siap membantu KPU untuk menyasar titik-titik tersebut melalu Kantor Kelurahan," papar Haryadi. Dalam kesempatan yang sama Pelaksana Tugas Ketua KPU Kota Yogyakarta, Sri Suriani menjelaskan, kegiatan ini merupakan gerakan nasional yang dilakukan oleh KPU di seluruh Indonesia yang dimulai pada 1 Oktober dan berakhir 28 Oktober 2018. "Ini dilakukan untuk memastikan setiap warga negara yang telah memenuhi syarat sebagai pemilih, terdaftar sebagai pemilih pada Pemilu 2019 mendatang, sehingga hak untuk memilih anggota DPR, DPD dan DPRD serta Pemilihan Presiden dan Wakil Presiden bisa tersalurkan dengan baik," kata Sri Suriani. Selain mendatangi kelurahan, warga bisa mengecek hak pilihnya melalui situs lindungihakpilihmu.go.id, atau juga bisa diakses dengan menginstall aplikasi KPU RI 2019 di google playstore. (Fina/Dwi/Riza/Annisa)
Senin 00/00/0000 00:00 WIB | oleh Warta
Sukses Dengan Program STBM, Kota Yogya Raih Penghargaan dari Kemenkes RI
Pagi ini Kota Yogya meraih penghargaan nasional di bidang kesehatan, penghargaan tersebut adalah penghargaan Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM) Berkelanjutan yang di berikan oleh Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. Penghargaan tersbut diberikan langsung oleh menteri kesehatan Nila F. Moeloek di Auditorium Swabessy, Kementerian Kesehatan RI Jakarta. Menteri Kesehatan RI, Nila Moelek mengatakan jika penghargaan tersebut adalah apresiasi dari Kemenkes RI, karena Kota Yogya telah memiliki inovasi terbaik dalam mempertahankan kondisi Stop Buang Air Besar Sembarangan (SBS) dan Kota Yogya memiliki kualitas sanitasi yang baik "Serta dalam penghargaan ini Kota Yogya juga dinilai telah dapat menjalankan progam STBM pada tahun 2018 dengan baik" ungkapnya di lokasi, Kamis (18/10). Ia menjelaskan untuk sistem penilaiannya dilakukan oleh tim evaluasi yang independen dan memiliki kredibilitas, sesuai indikator yang ditetapkan serta melalui proses panjang penilaian. "Indikatornya ada lima, dan harus menjadi pola pembiasaan bagi masyarakat, yaitu tidak buang air besar sembarangan, cuci tangan pakai sabun, pengelolaan air minum dan limbah rumah tangga, pengamanan sampah rumah tangga, dan pengamanan air limbah rumah tangga," katanya Ditemui usai menerima penghargaan, Walikota Yogyakarta, Haryadi Suyuti mengatakan jika penghargaan tersebut merupakan bukti komitmen Pemkot Yogyakarta dalam mewujudkan Kota Yogya sebagai Kota Sehat. "Dalam mewujudkan Kota Yogya sebagai kota sehat tentunya kami tidak bekerja sendirian, kami juga menggandeng lintas sektor untuk dilibatkan dalam memfasilitasi sarana prasarana. Mengingat melihat kondisi lingkungan Kota Yogya yang cukup padat penduduk" katanya. Ia menjelaskan jika Pemkot Yogya memiliki lima pilar STBM. Kelima pilar tersebut adalah stop buang Air Besar Sembarangan (Stop BABS), cuci tangan pakai sabun (CTPS), pengelolaan air minum-makanan rumah tangga (PAMM RT), pengelolaan sampah rumah tangga (PS RT), dan pengelolaan limbah cair rumah tangga (PLC RT). Menurutnya dengan adanya program STBM ini masyarakat akan dapat merubah perilaku higienis dan sanitasi melalui pemberdayaan masyarakat dengan metode pemicuan. Sehingga masyarakat sadar untuk tidak membuang air besar disembarang tempat dengan mengedepankan pola hidup bersih dan sehat dapat terus dijaga. "Sanitasi total yang baik adalah apabila masyarakat sudah sadar untuk tidak membuang air besar disembarang tempat, mencuci tangan dengan sabun, mengelola air minum dan makanan yang aman, mengelola sampah dengan benar, dan mengelola air limbah rumah tangga dengan aman," paparnya. Ia berpsan kedepan seluruh pemangku kepentingan dari Kelurahan Siaga, Forkom Kecamatan Sehat, Lurah, Camat, Kepala OPD dilingkungan Pemkot Yogya dapat terus berperan aktif dalam peningkatan program sanitasi dan penciptaan kondisi kesehatan lingkungan yang kondusif. "Mari kita tingkatkan bersama perilaku komunitas yang higienis dan sanitasi untuk mendukung terciptanya sanitasi total" katanya. Walikota berharap, penghargaan ini dapat menjadi pemicu agar kesehatan di Kota Yogya terus dijaga dengan baik. Salah satu caranya yaitu dengan menyosialisasikan kepada masyarakat pentingnya kesehatan untuk hidup. Karena menurutnya, sehat itu bukan hanya lingkungan, tetapi perilaku.. "Sehat itu tidak hanya lingkungannya saja, tetapi perilakunya dan masyarakat mengonsumsi asupan makanan. Itu harus diperhatikan agar seluruh masyarakat bisa sehat," ujarnya. (Han)
Senin 00/00/0000 00:00 WIB | oleh Warta
Pelaku UMKM Didorong Kembangkan Usaha Lewat E-Commerce
Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemkominfo) bersama Pemerintah Kota Yogyakarta mengajak Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) untuk memaksimalkan e-commerce sebagai wadah untuk mengembangkan usaha mereka. "Kami mengajak teman-teman Usaha Kecil Menengah (UKM) untuk naik kelas. Artinya dari yang offline menjadi online," ucap Direktur Informasi dan Komunikasi Perekonomian Maritim Septriana Tangkary saat Sosialisasi Belanja dan Jualan Online di Universitas Gadjah Mada, Kamis (18/10/2018). Kami menggandeng Dekranasda Kota Yogyakarta, Direktorat IPM dan Ditjen IKP serta marketplace Blibi.com untuk mengedukasi UMKM terkait penggunaan ecommerce. "Diharapkan para pelaku UMKM dapat semakin testimulasi untuk memaksimalkan ecommerce untuk mengembangkan isaha mereka," ucapnya. Indonesia dinilainya memiliki potensi yang sangat besar untuk menjadi negara dengan ekonomi digital terbesar di Asia, mengingat saat ini terdapat penetrasi pengguna internet yang mencapai lebih dari 132 juta. "Pengguna ecommerce pun terus meningkat dengan bertambahnya portal ecommerce yang memenuhi berbagai kebutuhan masyarakat saat ini," jelasnya. Menurutunya perkembangan ekonomi ini harus terus dipupuk dan masyarakat harus terus diberi dorongan dan dukungan untuk terus melakukan transaksi online agar industri dapat terus berkembang dengan pesat. "Namun penting untuk diingat, masyarakat pun perlu melindungi dengan dibekali ilmu cara bertransaksi online yang aman," jelasnya. Saat ini dari data Badan Pusat Statistik (BPS), kontribusi UMKM terhadap prosuk domestik bruto (PDB) Indonesia mencapai 61,41 persen dengan jumlah UMKM hampir mencapai 60 juta unit. "Namun baru sekitar 8 persen atau sebanyak 3,79 juta pelaku UMKM yang sudah memanfaatkan platform online untuk memasarkan produknya," ujarnya. Sementara itu Sekretaris Dinas Koperasi, UKM, Tenaga Kerja, dan Transmigrasi Kota Yogyakarta Tyasning Handayani Santi mengaku belakangan ini telah melakukan usaha tersebut di Yogyakarta. "Ekonomi kreatif bukan hanya dilihat pada produk yang dihasilkan saja, tetapi meliputi metode pemasaranannya. Pemasaran harus dilakukan dengan cara yang kreatif agar produk tersebut bisa dikenal dan diterima di pasar yang lebih luas," ucapnya. Pemerintah, lanjutnya, akan terus mengupayakan memperbanyak pelatihan pemasaran online. Pada tahun ini, Pemerintah Kota Yogyakarta fokus pada tiga subsektor industri kreatif yaitu kerajinan, fashion dan kuliner karena paling banyak dijumpai di Yogyakarta dan mudah untuk melakukan percepatan. "Meskipun demikian, kami juga tetap akan memperhatikan sub sektor lain termasuk animasi yang memiliki perkembangan cukup bagus," imbuhnya. (Tam)
Senin 00/00/0000 00:00 WIB | oleh Warta
Gandeng Gendong Perpustakaan Wujudkan Gerakan Literasi Nasional
Wakil Walikota Yogyakarta menghadiri Seminar Nasional dengan tema "Gandeng Gendong Perpustakaan, Maju Bersama Mewujudkan Gerakan Literasi Nasional" pada Kamis (18/10) di Gedung Grha As-Shakinah SMA Muhammadiyah 1 Yogyakarta. Kegiatan ini sangat erat kaitannya dengan berbagai institusi pendidikan berkualitas yang telah melahirkan pemikir-pemikir kompeten pada bidang-bidang kehidupan yang strategis di Kota Yogyakarta. Melihat semakin banyaknya pembangunan dibidang Pendidikan di Kota Yogyakarta, Pemerintah Kota Yogyakarta akan membangun Taman Bacaan Rakyat, Perpustakaan, ataupun Pojok Taman Baca di berbagai sudut kota. Kepala Sekolah SMA 1 Muhammadiyah Yogyakarta, Tri Ismu Husnan Purwono mengatakan, dalam membantu berlangsungnya pengembangan literasi melalui perpustakaan, SMA Muhi Yogya menerima bentuk partisipasi dari sekolah lain atau lembaga lain untuk bekerjasama dalam membangun Perpustakaan yang lebih baik lagi. "Oleh karena itu kami membuka tenaga lebih untuk bapak ibu yang ingin magang di SMA Muhammadiyah 1 dipersilahkan. Kami terbuka untuk temen-temen yang mau belajar di perpustakaan kami", ungkapnya. Wakil Walikota Yogyakarta, Heroe Poerwadi menerangkan bahwa, konsep Gandeng Gendong sangat tepat diterapkan dalam membangun kekuatan serta keberdayaan masyarakat, termasuk dalam budaya Literasi. "Gandeng-Gendong merupakan pengembangan Semangat Segoro Amarto dengan melibatkan lima elemen mulai dari Kota, Korporasi, Kampus, Kampung dan Komunitas", ungkapnya. Dalam sambutannya Heroe Poerwadi mengatakan, peningkatan Budaya Literasi dari keberadaan perpustakaan harus diperbanyak sehingga akses masyarakat terhadap berbagai jenis buku bacaan terbuka lebar. Maka pada 2018-2019 Pemerintah Kota akan membuka tiga PEVITA atau Perpustakaan Alternative Yogyakarta yakni di Jalan Mayjend Sutoyo, Wirobrajan dan Kawasan Timoho sehingga kebutuhan baca bagi masyarakat dapat terpenuhi dengan baik. "Melalui seminar ini diharapkan muncul gagasan membangun perpustakaan yang mampu berfungsi secara optimal bagi masyarakat dengan sistem manajeman perpustakaan yang baik dan menekankan pada tersedianya berbagai bahan bacaan yang bersifat informatif, edukatif, rekreatif dan bermanfaat bagi kehidupan masyarakat," ujar Heroe Poerwadi. Heroe Poerwadi menambah, "demikian akan terbentuk perpustakaan yang tidak hanya memenuhi kebutuhan masyarakat terhadap layanan pustaka namun juga mampu menumbuhkan rasa handarbeni masyarakat terhadap perpustakaan tersebut,". Harapannya masyarakat Yogyakarta sendirilah yang akan secara aktif memanfaatkan, mengelola dan mengembangkan perpustakaan desa, membentuk masyarakat literasi menuntut kesadaran berpikir kritis masyarakat dan kemauan untuk terus menjadi manusia pembelajar seumur hidup.(Hes/Ich/Riz)
Senin 00/00/0000 00:00 WIB | oleh Warta
Tim Penilaian Lomba Binter Kunjungi Kodim IV/DIP Yogyakarta
Tim penilaian Lomba Binter mengunjungi Kota Yogyakarta yang diikuti oleh keseluruhan anggota Kodim IV/DIP, Jumat (19/10) di Jalan A.M Sangaji, Kota Yogyakarta. Tim penilai lomba binter dari mulai menyambangi berbagai stakeholder, Kapolresta, Wakil Waikota Yogyakarta, Kajari, Wakil Pengadilan, Ketua DPR, Tokoh Masyarakat, Tokoh Agama, Tokoh Pemuda hingga ke setiap staf yang ada di Makodim. Penilaian ini dilakukan dengan kategori lomba diantaranya pangkalan (kerapian, kebersihan, ketertiban dan keindahan), materiil (gudang senjata, angkutan), Persit Kartika Chandra Kirana, pembinaan meliputi personel, latihan dan administrasi serta melakukan kunjungan dan wawancara dengan forkompimda. Komandan Kodim, Dandim 0734/yka, Letkol Inf Bram Pramudia berharap masyarakat terus mendukung penuh kelancaran lomba ini. "Selama ini kami mencoba dan terus menjalin hubungan yang baik dengan pemangku kepentingan maupun masyarakat. Sehingga berharap hasil yang kami dapat bisa memuaskan," harapnya. Selain itu Letkol Inf Bram Pramudia berharap warga ikut bangga mendukung tim penilaian, agar penilaian ini berjalan dengan baik. "Maka itu, warga Yogyakarta ikut bangga mendukung tim penilaian, agar penilaian ini berjalan dengan baik dan tim mengetahui apa yang telah dan akan dilaksanakan untuk memajukan TNI dan wilayah Kota Yogyakarta. Agar bisa menyejahterakan masyarakat dan NKRI tetap terjaga keutuhannya," jelasnya. Sementara itu, Wakil Walikota Yogyakarta Heroe Poerwadi mengatakan pihak pemerintah selalu berkoordiasi agar Kota Yogyakarta aman dan damai. "Kita selalu berkoordinasi terus-menerus agar Kota Yogyakarta menjadi kota yang nyaman huni bagi masyarakat Yogya" ungkapnya. Heroe Poerwadi berharap selama penilaian pada Kodim IV/DIP Yogyakarta bisa berjalan dengan baik. Serta sejauh mana kodim bisa menciptakan program inovatif, nyaman dan aman di luar program penilaian maupun kegiatan yang lain dan dapat memberikan manfaat nyata untuk bangsa dan negara. (Hes)