Senin 00/00/0000 00:00 WIB |
oleh
Warta
SMP Muhammadiyah 1 Yogyakarta Siap Wakili DIY dalam Ajang Lomba Sekolah Sehat Nasional
SMP Muhammadiyah 1 Yogyakarta siap menjadi wakil DIY dalam ajang sekolah sehat tingkat nasional. Tim juri pun telah melakukan verifikasi dan penilaian, Senin (15/10/2018).
Wakil Walikota Yogyakarta Heroe Poerwadi menyampaikan, Lomba Sekolah Sehat adalah suatu tatanan dimana program pendidikan dan kesehatan dikombinasikan untuk menumbuhkan perilaku kesehatan sebagai faktor utama untuk kehidupan.
"Melalui LSS sekolah bukan hanya sebagai tempat kegiatan belajar, tetapi juga sebagai sarana untuk pembentukan perilaku hidup sehat," tandasnya.
Menurutnya Promosi kesehatan di sekolah merupakan langkah yang strategis dalam upaya peningkatan kesehatan masyarakat.
"Karena sekolah merupakan lembaga yang dengan sengaja didirikan untuk membina dan meningkatkan kualitas SDM baik fisik, mental, moral, maupun intelektual," jelasnya.
Selain itu promosi kesehatan melalui sekolah dinilainya paling efektif sebab anak usia sekolah merupakan kelompok yang sangat peka pada perubahan, sehingga pada taraf ini seorang anak mudah dibimbing dan ditanamkan kebiasaan-kebiasaan yang baik.
Pihaknya menegaskan komitmen Pemerintah Kota Yogyakarta untuk mewujudkan Kota Yogyakarta sebagai kota pendidikan yang berkualitas tidak dapat dilepaskan dari upaya untuk membangun kesehatan di lingkungan pendidikan.
"Kondisi lingkungan sekolah yang sehat diharapkan mampu mendorong efisiensi dan efektivitas dalam proses kegiatan belajar mengajar untuk mencapai target kualitas pendidikan yang telah ditetapkan," paparnya.
Heroe Poerwadi sangat mendukung lomba sekolah sehat ini, pasalnya dengan adanya lomba ini dapat menciptakan sumber daya manusia yang sehat.
Ia mengaku bangga SMP Muhammadiyah 1 Yogyakarta menjadi kandidat wakil DIY dalam ajang Lomba Sekolah Sehat Tingkat Nasional. "Ini tidak terlepas dari komitmen seluruh warga sekolah, melalui peran aktif menuju perubahan perilaku gaya hidup sehat," katanya.
Selain itu, lanjutnya, juga dilaksanakan berbagai program yang saling terintegrasi, dengan kata lain Sekolah Sehat di SMP Muhammadiyah 1 Yogyakarta tidak berdiri sendiri, namun saling mengkait berbagai program.
"Terpilihnya SMP Muhammadiyah 1 Yogyakarta ke Tingkat Provinsi melalui proses pembinaan yang panjang, tidak secara instan, dan melibatkan seluruh komponen disekitar warga diluar sekolah" ujarnya.
Kepala Sekolah SMP Muhammadiyah 1 Yogyakarta Suprapto menyampaikan, SMP Muhammadiyah 1 Yogyakarta pernah menerima penghargaan Adhiwiyata pada tahun 2008- 2011.
Ia juga menyampaikan bahwa dalam menjalankan sekolah sehat menemui kendala diantaranya sikap sebagian siswa yang belum memiliki kesadaran hidup sehat dan masih terbatasnya pendidikan dan pelatihan bagi guru/ pendidik.
"Dalam melakukan peningkatan pelayanan kesehatan SMP Muhammadiyah 1 Yogyakarta juga menyediakan dokter umum dan dokter gigi bagi warga sekolah," ujarnya.
Peningkatan kesehatan, sambungnya, dilaksanakan melalui kegiatan penyuluhan kesehatan dan latihan keterampilan yang dilaksanakan melalui ekstrakulikuler diantaranya adanya Duta Lingkungan, Palang Merah, kepadanduan Hizbul Wathon, Aksi Donor Darah bersama PMI dan jalan sehat yang diikuti oleh seluruh keluarga SMP Muhammadiyah 1 Yogyakarta.
"Selain melakukan peningkatan pelayanan SMP Muhammadiyah 1 Yogyakarta juga meningkatkan pembinaan lingkungan sosial dan mental. Dalam mewujudkan mental dan sosial yang sehat diwujudkan dengan kerja bakti kebersihan, lomba SK, lomba yang berhubungan dengan kesehatan dan lingkungan, pembinaan kebersihan lingkungan, dan piket sekolah," jelasnya.
Sementara itu, Ketua Tim Juri penilaian Surti Raharyanto menyampaikan, Kebugaran siswa akan berpengaruh pada saat pembelajaran, jika kesehatan baik maka prestasi akan unggul, sebaliknya jika kesehatan turun maka prestasi akan menurun.
"3 komponen penilaian diantaranya apakah sudah sejalan yang dilaksanakan sekolah dengan kriteria sekolah sehat, quisioner yang harus di isi oleh kepala sekolah ditambah 10 siswa beserta tim pembina UKS, dn mewawancarai perilaku hidup sehat dengan melihat langsung kondisi lingkungan sekolah," urainya.
"visitasi dan penilaian yang dilakuka sangat ketat karena pada zaman sekarang ini, yang paling sulit diubah adalah mengenai budaya dari sekolah dan siswa sendiri," imbuhnya.
Ia juga menyampaikan bawha dalam merubah masalah budaya itu tidak hanya bisa dalam sebulan, apalagi siswa SMP Muhammadiyah Yogyakarta yang berjumlah 470 itu tidak mudah. bahkan memakan waktu setahun dalam menggagasnya.
Dalam visitasi tersebut ada 9 yuri yang diwakilkan dari berbagai macam dinas di Yogyakarta. Selain itu juga para yuri diarahkan untuk menilai, ruang kelas, kepala sekolah, ruang ibadah, unit Kesehatan Siswa, ruang BK, Kamar mandi, Kantin, Perpustakaan, bak sampah, Tempat Cuci Tangan, Green House, Composter, dan Lab IPA. (Fina/Dwi/Rizal)