Senin 00/00/0000 00:00 WIB | oleh Warta
Pemkot Yogya Terus Dorong Program Perlindungan Anak
Pemerintah Kota Yogyakarta melalui Dinas Pemberdayaan Masyarakat, Perempuan, dan Perlindungan Anak (DPMPPA) Kota Yogya terus berupaya menekan kasus kekerasan terhadap anak, salah satu cara yang dilakukan adalah terus menggencarkan program pencegahan kekerasan terhadap anak. Program ini diciptakan semata-mata agar anak bisa memperoleh hak dasar mereka, salah satunya adalah rasa aman. Kepala UPT P2TP2 DPMPPA Kota Yogya, Polana Setiya Hati menegaskan perlindungan dan pemenuhan hak-hak anak harus jadi perhatian bersama. Mulai dari hak untuk berkembang, belajar, bermain, bersosialisasi, bebas dari ancaman kekerasan verbal dan nonverbal, perundungan, penelantaran, salah pergaulan maupun kelalaian dalam pemenuhan hak dasar anak. Untuk itu, kata dia, keluarga berperan yang sangat penting dalam membentuk karakter anak dalam masa tumbuh kembang mereka. "Anak-anak perlu tumbuh dan berkembang sesuai dengan nilai-nilai keluarga dan masyarakat. Keluarga dan lingkungan memiliki peran vital bagi tumbuh kembang anak. Sebagai sebuah komunitas sosial, keluarga, dan masyarakat berperan dan bertanggungjawab dalam mendidik dan membentuk anak-anak menjadi pribadi yang unggul dan berkarakter," katanya disela-sela acara kumpul bocah yang merupakan salahsatu program DPMPPA dalam pencegahan kekerasan terhadap anak di hotel melia purosani, Minggu (2/12/2018) Ia mengklaim angka kekerasan terhadap anak usia 0-17 tahun di Kota Yogya dalam empat tahun terakhir mengalami penurunan. Dari 142 kasus pada 2014, jumlahnya menjadi 86 kasus pada 2015, 88 kasus pada 2016 dan turun menjadi 58 kasus pada 2017. "Meskipun cenderung turun, sejumlah program untuk meningkatkan perlindungan terhadap anak tetap kami gencarkan. Ia menjelaskan jika DPMPPA juga mempunyai program perlindungan anak yang berbasis masyarakat, yakni program Perlindungan Anak Terpadu Berbasis Masyarakat (PATBM). Selain menekan kasus kekerasan pada anak, katanya, gugus tugas PATBM di masing-masing kelurahan wajib bersinergi dengan kecamatan dalam menjamin hak anak. "Masyarakat terlibat aktif mengantisipasi dan mencegah terjadinya kekerasan terhadap anak. Peran keluarga sangat ditonjolkan, ucapnya. DPMPPA Kota Yogyapun rutin menggelar pelatihan bagi calon aktivis program PATBM. "Ini semua dilakukan agar mereka memiliki komitmen kuat untuk memenuhi hak-hak dasar anak. Terlebih permasalahan dan tantangan yang dihadapi oleh anak-anak pada zaman sekarang semakin kompleks" ujarnya. (Han)
Senin 00/00/0000 00:00 WIB | oleh Warta
Silvia, Fasilitas Baru Milik Perpus Kota Untuk Tingkatkan Literasi
Perpustakaan Kota Yogyakarta terus melakukan inovasi layanan untuk meningkatkan literasi masyarakat Yogyakarta dan menjelang akhir tahun ini mengoperasionalkan layanan Silvia atau Sinema Literasi Visual untuk Pemustaka. Layanan yang di berada di lantai satu gedung Perpustakaan Kota Yogyakarta ini dapat dinikmati oleh pengunjung secera gratis. Pelaksana Tugas Kepala Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kota Yogyakarta, Wahyu Hendratmoko mengatakan melalui layanan Silvia tersebut, Perpustakaan Kota Yogyakarta ingin menunjukkan bahwa layanan literasi tidak harus dilakukan dengan peminjaman buku maupun buku digital tetapi bisa dilakukan melalui kegiatan menonton film. "Jika ada masyarakat yang ingin memanfaatkan Silvia untuk menonton film yang mereka bawa sendiri pun tidak masalah. Tentunya, petugas kami akan menyortir film tersebut terlebih dulu untuk memastikan agar konten yang ditonton tidak bermuatan hal-hal negatif," katanya di lokasi, Senin (3/12/2018). Melalui layanan tersebut, lanjutnya, pemustaka Perpustakaan Kota Yogyakarta dapat menikmati atau menonton berbagai film koleksi Perpustakaan Kota Yogyakarta yang terdiri dari berbagai genre yang semuanya sudah disaring dan dipastikan film-film tersebut memiliki konten atau pesan yang positif. Untuk koleksi film nya sendiri, Ia menjelaskan jika saat ini Perpustakaan Kota Yogyakarta memiliki sekitar 50 judul film dari dalam dan luar negeri. "Semua koleksi film ini bukan bajakan, tetapi asli, kita membeli secara legal" katanya. Untuk menikmati layanan tersebut para pengunjung bisa langsung datang ke Perpustakaan Kota Yogyakarta untuk mengakses layanan. Namun, jika jumlah pemustaka yang mengakses Silvia cukup banyak, maka pemustaka diminta untuk melakukan reservasi terlebih dulu. Perpustakaan Kota Yogyakarta juga akan melakukan pemutaran film secara rutin di Silvia pada Selasa, Kamis, Sabtu dan Minggu di jam-jam tertentu. Khusus Selasa dan Kamis dilakukan pemutaran satu kali sehari, namun pada Sabtu dan Minggu dilakukan dua kali sehari. layanan Silvia tersebut juga akan direplikasi di Perpustakaan Alternatif Kota Yogyakarta (Pevita) yang berada di Jalan Mayjend Sutoyo. "Jumlah pemustaka yang berkunjung ke Pevita cukup bagus sekitar 80-90 orang per hari. Kami targetkan, bisa mencapai 100 orang per hari apalagi perpustakaan tersebut sudah buka 20 jam sehari," katanya. (Han)
Senin 00/00/0000 00:00 WIB | oleh Warta
Hadapi Revolusi Industri 4.0, Aparatur Sipil Negara Wajib Tingkatkan Pelayanan
Aparatur sipil negara (ASN) di lingkungan Pemerintah Kota Yogya dituntut untuk meningkatkan kompetensinya, baik dalam hal pengetahuan, keterampilan, maupun perilakunya. Hal ini perlu dilakukan untuk menjawab tantangan era Revolusi Industri 4.0. Menurut Walikota Yogyakarta, Haryadi Suyuti, sektor publik atau pemerintahan merupakan salah satu unsur penting bagi Indonesia untuk mendapatkan kemanfaatan dari berbagai peluang Revolusi Industri 4.0 yang ditandai dengan penggunaan teknologi secara massif. Ia menjelaskan, dengan visi yang sangat menantang dan sangat kontekstual sesuai dengan tuntutan Revolusi Industri 4.0 ini, ASN harus punya semangat inovatif dan mampu mengembangkan diri. Untuk menjawab tantangan Revolusi Industri 4.0 di kalangan ASN, kata dia, maka setiap ASN harus memiliki pola pikir melayani, bukan dilayani. Sebab, tanpa semangat melayani, tidak akan ada kreativitas dan inovasi. Terlebih, masyarakat kini sudah mulai terbiasa dengan pelayanan yang serba praktis. Pelayanan pemerintah tidak boleh kalah. Demi pelayanan yang cepat efisien, dan responsif, diperlukan ASN yang profesional, melek teknologi, dan punya semangat pelayanan yang tinggi, kata Walikota saat memberikan materi Workshop Peningkatan Sumber Daya Manusia di Kantor Disperidag Kota Yogya, Selasa (4/12/2018). Ia mengungkapakan, selama ini, Pemkot Yogya telah mengimplementasikan inovasi dan pemanfaatan teknologi informasi dalam penyelenggaraan pemerintahan dan pelayanan publik untuk menghadapi Revolusi Industri 4.0. Yakni, dimulai dengan proses tata kelola, pelayanan yang cepat lewat teknologi informasi, laporan pemerintah daerah yang transparan dan akuntabel lewat komputerisasi. Termasuk pelayanan publik secara online, katanya. Ia mengakui, perubahan mindset merupakan inti reformasi birokrasi. Oleh sebab itu, pihaknya selalu mendorong seluruh ASN di lingkungan Pemkot Yogya untuk mengubah mindset menjadi pelayan masyarakat. Ia mengingatkan agar dalam merancang program tidak terfokus dalam pertumbuhan dan pembangunan fisik-materlistik. "Pembangunan yang hanya fokus pada urusan fisik saja akan menghadirkan insan-insan yang kapitalis di tengah geliat raksasa globalisasi sehingga setiap program kegiatan perlu menyentuh aspek budaya spiritualitas dan kesejahteraan sebagian masyarakat" ujarnya juga mengatakan perlu adanya antisipasi terhadap perubahan-perubahan cepat dunia yang saat ini sudah melanda semua negara. Salah satunya, Revolusi Industri 4.0 yang perubahannya sudah diprediksi. Untuk itu, kota harus siap dalam menghadapi perubahan ini. Kita harus sadar betul bahwa akan terjadi perubahan besar yang sangat cepat sekali. Kota juga harus menyiapkan diri dalam mengantisipasi menyiapkan SDM-SDM dalam menghadapi perubahan yang sangat cepat" katanya. (Han)
Senin 00/00/0000 00:00 WIB | oleh Warta
Ribuan Penyandang Tunagrahita Ikut GENTA 2018
Ribuan penyandang tunagrahita Se-Daerah Istimewa Yogyakarta menunjukkan kreatifitas dalam rangka Gelar Seni Tunagrahita (GENTA) 2018, di Taman Pintar Kota Yogyakarta, Selasa (4/12). Kegiatan ini dipenuhi penyandang tunagrahita dan masyarakat sekitar yang berkumpul dalam meramaikan GENTA 2018, diantaranya Festival budaya, drama, tari modern, karawitan dan ber yanyi. Turut hadir dalam acara ini Gusti Kanjeng Ratu Hemas, Kanjeng Gusti Bendoro Raden Ayu (KGBRAy) Atika Purnomowati, Wakil Walikota Yogyakarta Heroe Poerwadi dan ribuan penyandang tunagrahita. Pemerintah Kota Yogyakarta sangat mengapresiasi diadakannya event yang sangat positif seperti Gelar Seni ini. Kegiatan ini, yang merupakan ajang yang sangat berarti bagi siswa-siswi dalam berekspresi, mempraktekkan apa yang telah dipelajari di sekolah, memaksimalkan talenta, serta menyeimbangkan antara kerangka berpikir logis dan olah rasa serta jiwa. Wakil Walikota Yogyakarta Heroe Poerwadi mengatakan di Indonesia ada 98 kota, namun hanya 17 Kota yang sudah memiliki perda tentang inklusi, hal ini menjadi perhatian pemerintah dalam memperbaiki dan menerapkan Kota Inklusi di setiap kota di Kota Yogya. Heroe Poerwadi mengatakan, seluruh kota mempunyai perhatian sebagai kota inklusi, seperti penyandang disabilitas, anak-anak, dan orang tua. Guna memberikan akses untuk menyiapkan penyandang disanilitas yang mandiri dan memiliki bekal untuk mengelola suatu industri. "Kegiatan ini memberikan sikap untuk siap menjadi pribadi yang mandiri, sebagai orang tua dan guru harus mampu memberikan bekal agar mereka bisa mandiri, mengelola proses pembangunan, menyiapkan tenaga kerja, dan mampu berekspresi berdasarkan kemampuan yang diberikan" katanya. Sudah sekitar 10 perusahaan yg sudah memberikan dan memperkerjakan penyandang tunagrahita. Selain untuk memperingati hari disabilitas Internasional yang telah jatuh pada tiga desember lalu, acara ini merupakan rangkaian kegiatan peringatan hari jadi Taman Pintar. Adanya kebutuhan khusus bagi anak-anak ini tentunya bukan menjadi penghambat atau penghalang bagi kesempatan untuk berkarya, "melainkan menjadi sebuah harapan baru dalam kita mencurahkan kasih sayang, untuk membawa anak-anak tunagrahita meraih prestasi gemilang di masa mendatang,"imbuhnya. Untuk itu ia mengajak pada para orangtua untuk tetap memberikan motivasi yang terbaik bagi anak-anak. "Jangan pernah merasa lelah dan putus asa, hidup tetap berjalan seperti biasa dalam menatap masa depan yang cerah di depan mata," Selain itu, Gusti Kanjeng Ratu Hemas mengajak para murid tunagrahita untuk semangat menuntut ilmu, taat pada perintah orang tua dan guru sekaligus diperhatikan dengan khusus agar mereka selalu nyaman dan bahagia berada di lingkungannya. "Mohon perhatiannya karena ini berkebutuhan khusus mereka harus mempunyai prilaku khusus pula semoga daalam keadaan sehat dan selalu bahagia pula dengan teman-teman mereka" ujarnya. Berharap dengan adanya kegiatan ini akan muncul pribadi yang mandiri dan berilmu dari tengah adik-adik SLB Negeri 2 Yogyakarta, yang nantinya akan siap untuk terjun di tengah-tengah masyarakat yang berguna bagi bangsa dan negara. (Hes)
Senin 00/00/0000 00:00 WIB | oleh Warta
Hari Ibu ke-90, Perempuan Yogyakarta Dituntut Terlibat dalam Pembangunan
Dinas Pemberdayaan Perempuan Masyarakat dan Perlindungan Anak Kota Yogyakarta bekerjasama dengan Gabungan Organisasi Wanita (GOW) Kota Yogyakarta menggelar upacara peringatan Hari Ibu ke-90 di Grha Pandawa, Balaikota Yogyakarta, Selasa (4/12/2018). Dalam kesempatan tersebut Walikota Yogyakarta dalam sambutannya yang dibacakan Sekretaris Daerah (Sekda) Kota Yogyakarta Titik Sulastri, meminta perempuan menjadi motor penggerak pembangunan Yogyakarta. "Jangan lelah dalam ikut terlibat dalam roda pembangunan di Kota Yogyakarta, karena tanpa kasih sayang dan perjuangan para perempuan adalah hal sulit untuk menggerakkan seluruh roda aktivitas dan pembangunan di Kota Yogyakarta ini," ucapnya. Pihaknya menilai bahwa di Yogyakarta, Perempuan memiliki peran yang sangat penting. Hari Ibu lahir dari pergerakan bangsa Indonesia. Dalam pergerakan kebangsaan kemerdekaan, peran perempuan Indonesia sungguh bermakna. "Ekspresinya antara lain terlihat dalam Kongres Perempuan Pertama 22 Desember 1928 di Yogyakarta sebagai tekad bersama dalam mendorong pembentukan Indonesia yang merdeka," paparnya. Peringatan Hari Ibu, menurutnya merupakan bukti adanya perhatian dan pengakuan akan pentingnya eksistensi perempuan dalam berbagai sektor kehidupan. "Perempuan mampu menjadi motor penggerak dan motor perubahan (agent of change) pada setiap lini kehidupan di Kota Yogyakarta ini," imbuhnya. Dalam kesempatan yang sama, Wakil ketua TP PKK Kota Yogyakarta Poerwati Soetji Rahajoe menegaskan, hingga kini perjuangan kaum perempuan Kota Yogyakarta terus berlangsung seiring dengan kemajuan bangsa. Dalam perkembangannya, sambungnya, perempuan telah menikmati hasil perjuangannya, dan menjadi kewajiban kita mengisi nafas kemerdekaan melalui kegiatan pembangunan dengan sumbang perannya, karena sesungguhnya kaum perempuan merupakan sumber daya pembangunan yang mempunyai hak, kewajiban dan kesempatan yang sama dengan pria. "Marilah peringatan hari ibu kali ini, kita jadikan momentum untuk membulatkan tekad mewujudkan ibu-ibu Kota Yogyakarta yang sehat, sejahtera, mandiri, sejahtera dan berdaya," tandasnya. Ia pun berharap Gabungan Organisasi Wanita terus memberikan inovasi-inovasi yang baru, dan harus dapat lebih sinergis lagi kedepannya.
Senin 00/00/0000 00:00 WIB | oleh Warta
Miliki 8 Kecamatan Inklusi, Pemkot Komitmen Wujudkan Yogyakarta Ramah Disabilitas
Pemerintah Kota (Pemkot) Yogyakarta melalui Dinas Sosial menggelar peringatan Hari Disabilitas Internasional ke-26 di Halaman Balaikota, Rabu (5/12/2018) pagi. Acara pun diramaikan oleh ratusan kaum penyandang disabilitas. "Pemerintah Kota Yogyakarta berkomitmen untuk menggalang kepedulian, kesejahteraan dan pemberdayaan bagi penyadang disabilitas dalam segala bidang," kata Walikota Yogyakarta dalam sambutannya yang dibacakan Sekretaris Daerah, Titik Sulastri. Hal tersebut dilakukan, ucapnya, sebagai salah bentuk perwujudan dari Kota Yogyakarta sebagai kota yang ramah disabilitas. Untuk menguatkan komitmen itu, Pemkot telah berhasil membentuk delapan kecamatan inklusi pada 2018 ini. "Diharapkan pada tahun 2022, seluruh kecamatan di Kota Yogyakarta sudah menjadi Kecamatan Inklusi," imbuhnya. Pihaknya pun mengajak seluruh elemen masyarakat untuk mewujudkan Kota Yogyakarta sebagai Kota yang Istimewa, nyaman, dan toleran bagi penyandang disabilitas serta menjadi barometer Kota Inklusi dengan pemenuhan hak-hak disabilitas secara optimal. "Kita hilangkan jurang perbedaan, sebab semua masyarakat memiliki kesempatan yang sama dan peran yang sama dalam membangun Kota Yogyakarta yang lebih baik," tandasnya. Dimulai dari Kota Yogyakarta, sambungnya, kita hapuskan hambatan, kita ciptakan masyarakat yang inklusif dan ramah untuk semua. Serta mari kita wujudkan Yogyakarta yang Istimewa bagi penyandang disabilitas, yang akan menginspirasi kota-kota lainnya di Indonesia. Ia pun menilai mustahil inklusivitas bagi setiap komunitas masyarakat dapat tercapai, apabila tanpa partisipasi aktif dari seluruh lapisan masyarakat untuk mendukung dan mengangkat kesetaraan dari para penyandang disabilitas tersebut, khususnya di Kota Yogyakarta. Dalam kesempatan yang sama Pelaksana Tugas (PLT) Kepala Dinas Sosial Kota Yogyakarta Bejo Suwarno menerangkan, acara peringatan hari disabilitas internasional tahun ini diikuti 500 peserta. Sebelumnya Dinsos juga menggelar pelatihan ketrampilan membuat beragam souvenir bagi difabel bekerjasama dengan Dinas Koperasi UKM dan Nakertrans dan sejumlah tokoh masyaraakat. "Acara tersebut diikuti 15 orang dan usai acara kami berikan bantuan modal usaha masing-masing Rp.1.500.000, selain itu juga kami berikan bantuan modal usaha bagi keluarga penyandang disabilitas sebanyak 20 orang," urainya. Pemkot, sambungnya, juga menyalurkan bantuan biaya hidup bagi penyandang disabilitas berat memalui APBN sebanyak 33 orang dan APBD sebanyak 115 orang, dengan besar bantuan masing-masing Rp.300.000 setiap bulan selama 12 bulan. (Tam)
Senin 00/00/0000 00:00 WIB | oleh Warta
Hut DWP Kota Yogya, Perempuan Harus Mengaktualisasi Diri
Penasihat Dharma Wanita Persatuan (DWP) Kota Yogya Poerwati Soetji Heroe Poerwadi menyoroti peran ganda perempuan dalam pembangunan saat memberi pengarahan dalam perayaan Hari Ulang Tahun (HUT) DWP ke-19 di ruang Bima Balaikota Yogyakarta, Rabu (5/12/2018). "Kaum wanita mempunyai peran ganda, baik sebagai seorang istri pendamping suami maupun ibu dari anak-anaknya, apalagi sebagai seorang istri Pegawai Negeri Sipil (PNS), diharapkan menjadi pendamping suami yang baik, serta dapat memberikan dorongan semangat dan dukungan moril kepada suaminya agar dapat melaksanakan tugas yang telah dipercayakan kepadanya dengan sebaik-baiknya," ujarnya. Peran ganda perempuan dalam pembangunan, lanjutnya, sangat strategis untuk mengaktualisasikan dirinya dalam banyak hal. Misalnya menyesuaikan diri dengan program prioritas pembangunan Kota Yogya. Sejumlah aspek yang kini digalakkan pemerintah antara lain pendidikan, ekonomi dan kesehatan. Peran ibu dalam hal ini sangat penting dan dapat membawa pengaruh positif bagi perempuan selaku pengayom keluarga dan yang selalu membangkitkan semangat serta perekat utama keutuhan keluarga dan yang lebih utama adalah keagungan peran perempuan sebagai ibu ditengah-tengah keluarga dan masyarakat, harapnya. Ia berharap agar para anggota DWP turut aktif meningkatkan peran perempuan dalam membawa bangsa ini menjadi bangsa yang cerdas dan mandiri. Sebagai ibu, kaum perempuan harus sadar akan tugasnya untuk membina anak serta melakukan pembinaan pola asuh dan tumbuh kembang anak, juga perlu ditingkatkan pengetahuannya guna memberdayakan perempuan dalam meningkatkan usaha ekonomi, tambahnya. Sementara itu, Sekda Kota Yogya, Titik Sulastri menyampaikan bahwa HUT DWP tersebut merupakan wahana dan sarana untuk lebih meningkatkan koordinasi, kerjasama dan konsultasi mengenai berbagai permasalahan yang muncul di dalam organisasi. "Pemkot Yogya mengharapkan organisasi Dharma Wanita benar-benar menjadi organisasi yang dapat dibanggakan dalam memposisikan diri sebagai mitra pemerintah dalam melaksanakan pembangunan di berbagai bidang kehidupan." ujarnya. Ia berharap anggota DWP juga selalu kritis dalam melihat isu-isu yang sedang berkembang dalam masyarakat dan membuat penyelesaian secara antisipatif termasuk bahaya narkoba. Khusus di Kota Yogya isu terpenting yang harus diwaspadai oleh para ibu adalah tentang penyalahgunaan Narkotika di tengah-tengah masyarakat yang saat ini tidak hanya mengincar anak-anak, remaja dan orang dewasa, tetapi juga rumah tangga dalam hal ini suami dan istri yang bukan hanya sebagai pemakai tetapi juga sebagai pengedar, tegasnya. Ia berpesan kepada para anggota agar mengembangkan Dharma Wanita menjadi organisasi yang kreatif, selalu berpikiran maju dan berkembang. Jalinlah kebersamaan dan kekeluargaan antar anggota dengan sesungguhnya agar mendatangkan kekuatan untuk bersama-sama memajukan organisasi DWP Kota Yogyakarta pesannya. (Han)
Senin 00/00/0000 00:00 WIB | oleh Warta
Dinas Budaya Kota Yogya Gelar FGD Warisan Cagar Budaya
Dinas Budaya Kota Yogyakarta menggelar Focus Group Discussion (FGD) untuk membahas warisan budaya bukan benda atau Intagible Cultural Heritage yang diselenggarakan di Hotel Ibis Style, Jalan Dagen No.109, Sosromenduran, Gedong Tengen, Kota Yogyakarta, Rabu (5/12). FGD tersebut dipimpin oleh Tim Ahli Pelestarian Cagar Budaya (PCB) Kota Yogyakarta, Fahmi Prihantono. Kegiatan ini dihadiri oleh Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Yogyakarta, Anggota DPRD Kota Yogyakarta, dan kepala kecamatan se-Kota Yogyakarta. Dalam sambutannya menyampaikan, sebagaimana diketahui kegiatan ini merupakan hari ke sepuluh setelah 14 Kecamatan yang sudah diberikan sosialisasi mengenai warisan cagar budaya. Selain itu ada beberapa kawasan yang dilindungi oleh Pemerintah Kota Yogyakarta melalui Dinas Kebudayaan Kota Yogyakarta yaitu lima kawasan cagar budaya antara lain Kraton, Malioboro, Kotabaru, Pakualaman, Kotagedhe. Fahmi Prihantono, pada kesempatan FGD, mengatakan masyarakat berada dikawasan cagar budaya sudah seharusnya menjaga kawasan mereka. "Kita ini hidup di kawasan cagar budaya terutama, seharusnya kita mampu memberikan konsekuensi yang mestinya luarbiasa untuk warisan cagar budaya" ucapnya. Dalam kesempatan tersebut Fahmi juga menyampaikan, Dinas Kebudayaan ingin mencapai pelestarian kawasan yang dapat ditetapkan menjadi warisan budaya, karena kini kebudayaan didukung Undang-undang No. 5 Tahun 2017. Selain itu Fahmi menambahkan pihaknya berharap masyarakat memahami warisan nenek moyang dimasa kini hingga masa depan. "Harapannya kita bisa memahami warisan nenek moyang kita, selain itu masyarakat mampu memahami dan melestarikan kawasan cagar budaya dimasa kini dan tentu di masa depan" katanya. (Hes)
Senin 00/00/0000 00:00 WIB | oleh Warta
Kementerian Kesehatan Kunjungi Pemkot Yogyakarta
Dinas Kesehatan Kota Yogya pada hari sabtu 1 Desember 2018 kemarin memberikan penghargaan bagi 185 Rukun Warga (RW) sebagai wilayah Bebas Asap Rokok di wilayah Kota Yogyakarta. Pemberian penghargaan tersebut sebagai bentuk apresiasi kepada masyarakat karena sudah melakukan langkah-langkah untuk mengurangi dampak buruk rokok di lingkungannya masing-masing. Sampai saat ini program ini terus melakukan berbagai upaya untuk meningkatkan kawasan tanpa asap rokok disejumlah RW di Kota Yogyakarta. Kepala Seksi bidang paru kronis dan gangguan imonologi Directorat P2PTN, Theresia Sandra Diaratih mengatakan, di Kota Yogyakarta belum ada baleho yang memilah iklan rokok dampaknya ke anak-anak sekarang. "Memang di Yogya belum ada beberapa baleho yang menyalahi aturan Iklan, ini ternyata yang mendapatkan perhatian untuk menekan kepada anak-anak dari pengonsumsi rokok dewasa"ungkapnya. Sudah diberikan Peraturan Walikota Yogyakarta nomor 17 tahun 2016 tentang perubahan atas peraturan Walikota Yogyakarta nomor 12 Tahun 2015 tentang kawasan tanpa rokok. Bahwa berdasarkan hasil evaluasi terhadap persiapan pelaksanaan Peraturan Walikota Yogyakarta Nomor 12 Tahun 2015 tentang Kawasan Tanpa Rokok terutama mengenai sarana prasarana pendukung dan sosialisasi program, perlu dilakukan peningkatan agar dapat dilaksanakan sesuai ketentuan yang berlaku. Dalam kesempatan ini Kementrian Kesehatan mengunjungi Pemerinrah Kota Yogyakarta untuk bersilaturahim. Sekretaris Daerah (Sekda) Kota Yogyakarta Titik Sulastri, menerangkan Pengurangan dampak asap rokok memang perlu dilakukan di Kota Yogyakarta di Ruang Sadewa Balaikota Yogyakarta, Senin (3/12). Titik Sulastri mengatakan, perlunya menjaga generasi muda tanpa rokok di Kota Yogyakarta. "Pengurangan dampak asap rokok memang perlu dilakukan. Hal ini untuk menjaga generasi mendatang agar mendapat kesehatan yang lebih baik" ujarnya. Pertemuan ini memperbincangkan mengenai penyakit tidak menular. Yang dimaksud penyakit tidak menular adalah penyakit yang tidak dapat ditularkan kepada orang lain termasuk mengonsumsi rokok. Penyakit tidak menular ini biasnya terjadi karena faktor keturunan dan gaya hidup yang tidak sehat. Meskipun bersentuhan dengan si penderita tidak akan tertular penyakit tersebut. Salah satunya rokok dikalangan masyarakat. Berdasarkan hasil penelitian dari Universitas Indonesia pecandu rokok didominasi oleh kalangan menengah kebawah. Hal ini sudah melalui penelitian, kemampuan logis secara personal maupun dari ruang lingkup keluarga. Hal ini menyebabkan seseorang Lebih pendek usianya dibandingkan bukan pecandu rokok. Maka dari itu, Pemerintah Kota Yogyakarta sudah memiliki Peraturan Daerah (Perda) Nomor 2 Tahun 2017 tentang Kawasan Tanpa Rokok. Beliau menambahkan, menurutnya gerakan setiap RW, yaitu Bebas Asap Rokok tersebut tidak ditujukan untuk melarang warga merokok, tetapi hanya membatasi tempat yang diperbolehkan sebagai lokasi merokok sehingga dampak buruk asap rokok tidak meluas. Perda yang mengatur kawasan yang harus bebas rokok, yaitu fasilitas pelayanan kesehatan, tempat pendidikan, tempat bermain anak, tempat ibadah, angkutan umum, tempat kerja, baik kantor pemerintah maupun swasta dan pribadi serta tempat umum lain yang ditetapkan. Titik Sulastri berharap, pertemuan ini mampu meningkatkan lagi jumlah kawasan khusus merokok di Kota Yogya. Khususnya di ruang publik.(Hes)
Senin 00/00/0000 00:00 WIB | oleh Warta
Wawali Ajak Masyarakat Berantas Narkoba
Penyalahgunaan narkotika dan obat-obatan adiktif (narkoba) menjadi ancaman serius bagi pembangunan di setiap wilayah, tak terkecuali Kota Yogyakarta. Untuk itu, Pemerintah Kota Yogya berserta pemangku kepentingan berupaya untuk mencegah dan menekan peredaran narkoba. Penyalahgunaan dan peredaran narkoba menjadi suatu ancaman serius terhadap masa depan generasi muda dan pembangunan Kota Yogya, ujar Wakil Walikota Yogya, Heroe Poerwadi usai acara pelantikan Pengurus Bakornas Garda Mencegah dan Mengobati (GMDM) di ruang Bima Balaikota Yogya, Jumas (7/12/2018). Heroe menambahkan, kecenderungan itu menjadi perhatian dan keprihatinan masyarakat Kota Yogya yang sedang gencar-gencarnya melaksanakan pembangunan di segala aspek kehidupan. Salah satu modal dasar kemajuan pembangunan adalah masyarakat Kota Yogya yang bebas narkoba sehingga perlu adanya upaya pencegahan dan melakukan pemberantasan dengan mengungkap serta memutuskan jaringan peredaran gelap narkoba, tuturnya. Oleh karena itu, pemberantasan, penyalahgunaan dan peredaran narkoba dibutuhkan adanya sinergitas antarpihak, baik Pemkot Yogya maupun instansi vertikal dengan melibatkan peran masyarakat untuk merumuskan kebijakan dalam rangka memberantas peredaran narkoba. Ia meminta agar semua pihak harus bersinergi dan terpadu dalam memerangi bahaya penyalahgunaan narkoba. Mari kita bersama-sama membukatkan tekad dalam mewujudkan Kota Yogya yang maju dan bebas dari narkoba serta membudayakan hidup sehat dengan olah raga dan tanamkan kepada generasi muda agar tidak terjerumus pada hal-hal negatif seperti narkoba, pungkasnya. (Han)
Senin 00/00/0000 00:00 WIB | oleh Warta
Pramuka Diharap Mampu Membangun Karakter Generasi Muda
Untuk membangun karakter yang berkemajuan, antara nilai kultural dan rasional harus berjalan seimbang. Demikian disampaikan oleh Wakil Walikota Yogyakarta, Heroe Poerwadi pada acara Talkshow Pengembaraan Desember Tradisional (PDT) XLVII 2018 yang digelar oleh Pramuka Kwartir Cabang (Kwacab) Kota Yogyakarta di Ruang Bima Balaikota Yogyakarta Minggu (9/12). Heroe mencontohkan negara Jepang, Korea Selatan, Cina dan India sebagai negara yang memiliki nilai kultural yang kuat dengan diimbangi pengembangan rasionalitas yang baik sehingga masuk ke dalam jajaran negara maju di dunia. "Hidup di belahan bumi Timur berbeda dengan di barat. Orang timur umumnya mengedepankan nilai kultural, sementara di barat mengandalakan rasionalitas. Keduanya harus berjalan berimbang" Ungkap Heroe. Heroe yang juga Ketua Kwarcab Kota Yogyakarta mengemukakan, tantangan yang dihadapi generasi muda Indonesia saat ini semakin berat dengan hadirnya Revolusi Industri 4.0, untuk itu generasi muda harus mampu menyesuaikan diri dengan hal tersebut. "Era Revolusi Industri 4.0 dengan Internet of Things-nya harus mampu dikuasai. Generasi muda harus mempunyai karakter yang adaptif, yang mampu menyesuaikan diri terhadap perkembangan ini agar dapat membawa pada hidup yang lebih baik dan memberikan manfaat bagi kehidupan bangsa" tegasnya. Senada dengan hal tersebut, Wakil Ketua Bina Wasa Pramuka Kwartir Daerah (Kwada) DIY, Sri Budoyo mengatakan, masa depan Negara Indonesia ditentukan oleh generasi mudanya, sehingga pembangunan karakter mutlak diperlukan. Menurut Sri Budoyo, pembentukan karakter secara formal dilakukan melalui sekolah, sedangkan secara non-formal dapat dilakukan melalui gerakan Pramuka "Pramuka mempunyai tujuan untuk membentuk orang muda memiliki kepribadian yang unggul, keimanan dan ketagwaan, keterampilan, kecerdasan serta kesehatan jasmani dan rohani sehingga dapat terbentuk manusia yang berjiwa Pancasila. Dengan menghayati Tri Satya dan Dasa Dharma Pramuka, saat ini adik-adik pramuka sedang dalam proses menjadi pemimpin yang baik serta memiliki kepedulian terhadap lingkungan dan sosial hingga mampu memunculkan Pemuda Indonesia dengan karakter yang disegani." Imbuhnya dalam salah satu sesi talkshow Talkshow yang dihadiri oleh Pramuka Penggalang perwakilan peserta PDT XLVII 2018 ini merupakan pra kegiatan dari PDT XLVII 2018 yang akan diselenggarakan pada tanggal 19 s.d 22 Desember 2018 dengan napak tilas sebagian rute perjuangan Pangeran Diponegoro sepanjang sekitar 70 km. Heroe berpesan agar kegiatan PDT XLVII 2018 dengan rute Pangeran Diponegoro jangan menjadi kegiatan yang hanya menghabiskan energi tapi mampu mengambil inspirasi dari Pangeran Diponegoro yang keluar dari istana dan berjuang bersama rakyat untuk melawan penjajah. Sehingga kegiatan ini nantinya akan mampu membentuk karakter kejuangan dalam membangun negeri.
Senin 00/00/0000 00:00 WIB | oleh Warta
Madrasah Diniyah Berkontribusi terhadap Penguatan Karakter Siswa
Wakil Walikota Yogyakarta Heroe Poerwadi menilai bahwa Madrasah Diniyah telah berkontribusi kepada penguatan pendidikan karakter siswa. Hal itu salah satunya karena sekolah-sekolah dasar di Kota Yogyakarta memberikan perhatian yang tinggi pada peningkatan kemampuan membaca Al Qur"an bagi anak-anak. Hal tersebut Ia sampaikan saat membuka Wisuda Bersama Madrasah Diniyah Baitul Ilmi Dan Nurul Ilmi (SD N Sindurejan dan SD Taman Sari 1 Kota Yogyakarta) di GOR SMA Muhammadiyah 7 Yogyakarta, Senin (10/12/2018). "Sebuah gagasan kreatif dan inovatif yang patut untuk diteladani dan didukung oleh semua pihak agar dapat lebih berkembang," ucap Heroe. Wajib belajar Madrasah Diniyah dinilainya penting sebagai upaya pembenahan akhlak. Karena dnegan mempelajari Al Qur"an tentu akan diperoleh banyak faedah yang akan menjadi bekal penting anak-anak. "Al-Qur"an bagi umat Islam mempunyai arti yang sangat penting yaitu sebagai kitab suci dan pedoman kehidupan beragama dan bermasyarakat," imbuhnya. Sebagai kitab suci dan pedoman hidup, sambung Heroe, Al-Qur"an perlu dipahami secara lebih baik agar dapat dihayati dan diamalkan ajarannya. Pihaknya kembali menegaskan Pembekalan dan pendidikan tentang ajaran-ajaran yang terkandung dalam Al-Qur"an akan memberikan kepada anak-anak keyakinan yang kuat tentang ke-Islaman dan ketaqwaan serta memiliki budi pekerti yang sesuai ajaran Al-Qur"an. "Membaca adalah gerbang ilmu pengetahuan, karenanya ayat Al-Qur"an yang pertama kali turun bukan penekanan pada tauhid, muamalah, maupun akhlak, namun perintah "membaca"," jelasnya. Menurutnya membaca akan mengantarkan pada tauhid, ibadah, muamalah dan akhlak. Juga bagaimana memahami sejarah sebagai teladan. Dengan membaca, sesuatu yang gelap menjadi gamblang dengan berbagai aspeknya. Ia pun berharap jumlah Madrasah Diniyah di Kota Yogyakarta akan terus bertambah secara kuantitas sekaligus kualitas. Dalam kesempatan yang sama Kepala SD N Sindurejan Tri Sukarni mengaku bangga dengan pelaksanaan Madrasah Diniyah. Harapannya, program tersebut bisa mendukung pengembangan potensi dan karakter siswa hingga kualitas sekolah. "Ada penguatan dari sisi keagamaan selain pendidikan umum," katanya. (Tam)
Senin 00/00/0000 00:00 WIB | oleh Warta
Pemkot dan Kodim 0734/Yogyakarta Tingkatkan Sinergitas
Pemerintah Kota (Pemkot) yogyakarta dan Kodim 0734/Yogyakarta terus meningkatkan sinergitas untuk membangun Kota Yogyakarta. "Kerjasama Pemkot dengan Kodim 0734/Yogyakarta sudah tidak diragukan lagi," ucap Wakil Walikota Yogyakarta Heroe Poerwadi saat menyampaikan materinya dalam Apel Danramil dan Babinsa Tersebar Kodim 0734/Yogyakarta, Senin (10/12/2018). Hubungan kerjas Pemkot dengan Kodim 0734/Yogyakarta tidak hanya dalam bidang keamanan saja, namun juga dalam pembangunan melalui TMMD dan dalam bidang- bidang lain yang tidak kalah pentingnya. "Soliditas ini harus terus dijaga dengan duduk bersama, menyatukan program sehingga akan lebih fokus dan kuat," ujar Heroe. Heroe pun mengingatkan, ancaman bangsa saat ini tidak hanya narkoba saja namun termasuk perkembangan teknologi yang harus disikapi secara bijak. "Tidak sedikit generasi muda yang terjebak dalam perkembangan tersebut, penyalahgunaan mulai dari tindakan asusila hingga cyber war," ucapnya. Pemerintah dan TNI, sambungnya, harus mengantisipasi terjadinya perang siber atau cyber war yang dapat mengancam kedaulatan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Dalam kesempatan yang sama Komandan Kodim 0734/Yogyakarta (Dandim) Letkol Inf Bram Pramudia menegaskan, selain perang TNI memiliki tugas membantu Pemerintah Daerah. "Tugas TNI adalah perang dan selain perang, ada 14 tugas selain perang salah satunya adalah membantu pemerintah daerah dalam rangka melancarkan pembangunan dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat," jelasnnya. Pada kesempatan tersebut Dandim juga meminta kepada Wakil Walikota Yogyakarta untuk memberdayakan TNI khususnya Angkatan Darat. "Kami akan selalu siap membantu melalui komando kewilayahan dan satuan satuan yang ada disini," tutur Dandim. (Tam)
Senin 00/00/0000 00:00 WIB | oleh Warta
Tingkatkan Ekonomi Warga Melalui Gebyar UPPKS
Pemerintah Kota (Pemkot) Yogyakarta melalui Dinas Pengendaian Kependudukan dan Keluarga Berencana (DaldukKB) Kota Yogya tampilkan produk-produk unggulan Usaha Peningkatan Pendapatan Keluarga Sejahtera (UPPKS) pada gelaran gebyar UPPKS 2018. Pameran ini merupakan ajang promosi atau media bagi kelompok-kelompok UPPKS setelah mereka merasakan ikut KB, yang pada akhirnya dapat meningkatkan pendapatan keluarganya. Plt Kepala Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana Kota Yogya, Eny Retnowati mengatakan kegiatan ini adalah wujud perhatian Pemkot Yogya terhadap peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia. Selain pemberdayaan ekonomi keluarga, para pengusaha yang memiliki UMKM juga dibina dalam hal standar produk, masa kedaluarsa, pengemasan yang baik, juga laporan perkembangan kepesertaan KB. "Selama ini kegiatan ekonomi produktif tersebut terwadahi dalam UPPKS yang tersebar di 14 kecamatan." Ujarnya di Grha Pandawa, Selasa (11/12/2018). Ia berharap melalui kegiatan ini anggota UPPKS semakin semangat meningkatkan kualitas kelompok baik dari sisi kualitas produk, kemasan, pemasaran maupun administrasi dan pengelolaan kelompok UPPKS. "Untuk itu Pameran Gebyar Promosi UPPKS ini merupakan salah satu upaya bersama untuk menciptakan iklim yang kondusif bagi pemasaran produk-produk kelompok UPPKS melalui penyebarluasan informasi potensi dan ekspose produk kepada masyarakat luas sehingga masyarakat semakin mengenal apa itu UPPKS dan apa yang bisa dibeli dari UPPKS" ungkapnya. Selain melakukan kegiatan layaknya UMKM, tambahnya, ada pertemuan kelompok tiap bulan, simpan pinjam, sharing usaha dan mengingatkan anggota tentang keikutsertaannya dalam KB, "Jadi memang inti pokok kegiatan UPPKS adalah untuk meningkatkan kesejahteraan dan mengingatkan serta memantapkan keikutsertaan KB" Katanya Hal senada dikatakan Wakil Walikota Yogyakarta, Heroe Poerwadi, menurutnya dengan adanya pameran Gebyar Promosi UPPKS merupakan kegiatan ekonomi produktif sebagai bagian dari Program KB yang merupakan salah satu aspek penting untuk menentukan keberhasilan pencapaian sasaran dalam pembangunan sumber daya manusia. Ia menghimbau agar para pelaku ekonomi kreatif juga memaksimalkan penggunaan sarana non fisik. "Yaitu dengan mengguakan media online dan jejaring media sosial untuk mendongkrak pemasaran produk-produk yang dihasilkan. Sebab melalui media online dapat mempertemukan pembeli dan penjual di jagat maya secara lebih luas" katanya. Dalam pameran terebut produk-produk yang dipamerkan adalah produk unggulan dari hasil karya atau produk olahan berupa kerajinan tangan, makanan ringan yang merupakan cirri khas Kota Yogya. Seperti gantungan kunci, kalung, gelang yang terbuat dari manik-manik, kain tenun, kipas, baju. (Han)
Senin 00/00/0000 00:00 WIB | oleh Warta
Yogyakarta Komitmen Tingkatkan Optimalisasi Dana Zakat
Pemerintah Kota (Pemkot) Yogyakarta dan Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) Kota Yogyakarta berkomitmen meningkatkan optimalisasi dana zakat untuk kesejahteraan masayarakat Yogyakarta. "Saya berharap, Pemerintah kota Yogyakarta, Baznas Kota Yogyakarta dan lembaga zakat yang ada di Kota Yogyakarta semakin erat jalinan koordinasi dan komunikasinya," ucap Walikota Yogyakarta dalam sambutannya yang dibacakan Sekda Kota Yogyakarta Titik Sulastri dalam Focus Group Discussion di Kantor Kementerian Agama Kota Yogyakarta, Selasa (11/12/2018). Sehingga, sambungnya, mampu mengoptimalkan pemetaan potensi, pengumpulan serta pentasyarufan zakat, infaq, shadaqah dengan harapan kedepan mampu meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Dalam konteks negara Indonesia saat ini, menurutnya, dengan segala permasalahan besarnya, wacana pengarusutamaan zakat, infaq dan shodaqoh untuk keadilan sosial yang saat ini masih terus bergulir dalam mayarakat tampaknya telah menemukan momentumnya. "Gagasan zakat, infaq dan shodaqoh untuk kesejahteraan bangsa merupakan cita-cita yang sudah sepantasnya segera terwujud, mengingat penduduk Indonesia mayoritas dari golongan muslim," jelasnya. Disamping itu,sambungnya, lembaga-lembaga amil zakat yang amanah dan profesional sudah banyak hadir untuk membantu kita melaksanakan tuntunan zakat secara tepat dan benar. "Program-program pengentasan kemiskinan dan peningkatan kesejahteraan rakyat yang dilaksanakan oleh Pemerintah selama ini adalah searah dan sebangun dengan ajaran Islam yang berwatak sosial," ucapnya. Dalam hubungan inilah maka zakat sebagai pelaksanaan ajaran Islam yang berkaitan dengan keberpihakan terhadap nasib kaum dhuafa harus dikelola dengan sistem yang baik dan profesional agar dapat memberikan kontribusi yang nyata di tengah kehidupan umat dan bangsa kita. Wakil Ketua Bidang Pentasyarufan Baznas Kota Yogyakarta, Adi Suprapto menuturkan Sebagaimana kita ketahui, Indonesia sebagai negara berpenduduk muslim mayoritas memiliki potensi zakat yang sangat besar. "Namun dalam kenyataannya hingga saat ini zakat yang terkumpul pada lembaga pengelola zakat masih belum signifikan dengan jumlah penduduk muslim yang ada," imbuhnya. (Tam)