Senin 00/00/0000 00:00 WIB | oleh Warta
Pemkot Bangun Drainase, Warga RW 4 Wirobrajan Tak Lagi Khawatirkan Genangan Saat Hujan
Warga Jl. Setiaki, RW 4 Wirobrajan kini tak lagi khawatir adanya genangan air ketika hujan tiba, pasalnya, Pemerintah Kota Yogyakarta melalui Dinas Pekerjaan Umum, Perumahan, dan Kawasan Permukiman (PUPKP) telah membangun drainase beserta peresapan di sepanjang jalan tersebut. Atas hal itu, Ketua RW 4, Gatot Sunardi mengungapkan apresiasinya terhadap Pemerintah Kota Yogyakarta. "Kami mengucap rasa syukur dan terima kasih pada Pemkot yang telah nuruti jejalukane masyarakat. Dengan adanya drainase kami tidak perlu lagi was-was dengan adanya genangan air ketika hujan tiba" Ungkap pria yang kesehariannya berjualan es goreng di Kawasan Alun-alun kidul tersebut pada Jum"at (19/10) sore. Walikota Yogyakarta, Haryadi Suyuti yang hadir meresmikan secara resmi drainase tersebut menuturkan, pembangunan drainase dilakukan dengan material terbaik untuk menjaga ketahanan drainase. Hal tersebut merupakan komitmen Pemkot dalam memberikan pelayanan terbaik pada warga Kota Yogyakarta. "Untuk aspalnya saja kami menggunakan AC-WC (Asphalt Concrete -Wearing Course) yang teksturnya paling halus dan membuat lapisan makin kuat" Tutur Walikota. Selanjutnya, Walikota meminta warga untuk dapat menjaga kebersihan lingkungan agar saluran air hujan dapat tetap berfungsi dengan baik. "Drainase itu musuhnya sampah, sebaik-baiknya drainase kalau perilaku masyarakat masih suka buang sampah sembarang ya bakal tetap tersumbat. Saya titip agar (drainase) dirawat, kalau ada sampah sesedikit apapun ya harus segera dibersihkan" Pinta Walikota. Sementara, Kepala Bidang Sumber Daya Air Dinas PUPKP Kota Yogyakarta mengatakan, pembangunan dilaksanakan di jalan sepanjang 320m selain itu juga dilengkapi dengan peresapan sedalam 3,5 m di setiap 12m. "Pembangunan tersebut berhasil diselesaikan dalam kurun waktu empat bulan" Imbuhnya (ams)
Senin 00/00/0000 00:00 WIB | oleh Warta
Hebat! Bank Jogja Luncurkan ATM Tanpa Kartu
Nyaman, cepat, dan simpel. Tiga hal tersebut merupakan impian semua orang dalam melakukan segala hal, termasuk bertransaksi. Tak heran, guna mencapai tiga hal tersebut PD BPR Bank Jogja terus berinovasi. Salah satunya, meluncurkan Anjungan Tunai Mandiri (ATM) tanpa kartu yang rencananya bisa digunakan oleh nasabah pada awal Desember mendatang. Direktur Utama PD BPR Bank Jogja, Kosim Junaedi, mengatakan tujuan ATM tanpa kartu tersebut tidak lain demi kemudahan bertransaksi bagi para nasabah. "Penyediaan ATM tujuannya untuk mempermudah bagi nasabah untuk melakukan transaksi," ujarnya usai peluncuran atm tanpa kartu di Stadion Mandala Krida, Minggu pagi (21/10). Ia menjelaskan ATM tanpa kartu, merupakan teknologi yang menggunakan notifikasi baru dengan menggunakan ponsel. Hal tersebut memanfaatkan fasilitas yang ada. "Sebab rata-rata semua nasabah Bank Jogja sudah punya HP. Dalam penerapannya, nanti semua nomor ponsel nasabah harus terdaftar terlebih dahulu" katanya Cara kerja ATM tanpa kartu tersebut, lanjutnya, nasabah terlebih dulu mendaftarkan nomor ponsel dan rekening Bank Jogja ke costumer service. Setelah itu nasabah mengunduh aplikasi tersebut baik lewat Google Play Store untuk sistem operasional android dan iOS untuk produk Apple. "Aplikasi ini aman karena ada password bagi penggunanya. Ada juga kode penarikan dan PIN untuk tarik tunai melalui mesin ATM," katanya. Rencanya ATM milik Bank Jogja ini akan di tempatkan di lima tempat yakni Kantor Pusat Bank Jogja yang ada di Patangpuluhan, kantor kas Gedongkuning, Balai Kota, XT Square dan kantor kecamatan Jetis. Menurutnya selain simpel nasabah juga akan lebih mudah dan nyaman bertransaksi selama 24 jam tanpa harus menunggu kantor buka. Ia berharap aplikasi tersebut bisa memanjakan nasabah Bank Jogja karena sangat penggunaannya sangat simple dan aman. "Saat ini masih dalam tahap uji coba dan menunggu izin dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Kalau sudah dapat izin dari OJK, nasabah bisa menggunakan aplikasi yang pertama ada di Jogja ini," katanya. Sementara itu, Walikota Yogyakarta, Haryadi Suyuti berharap agar Bank Jogja terus berinovasi meningkatkan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat. Sebagai perusahaan daerah di bidang perbankan, Bank Jogja juga diminta untuk terus meningkatkan pelayanan. "Inovasi layanan yang dilakukan Bank Jogja turut berkontribusi kepada program pembangunan yang dilakukan oleh Pemkot," ujarnya. (Han)
Senin 00/00/0000 00:00 WIB | oleh Warta
Sambut Hari Santri Nasional, Kemenag Gelar Lomba Karnaval
Memperingati Hari Santri Nasional (HSN) 2018 yang jatuh setiap 22 Oktober, Kementrian Agama (Kemenag) menggelar rangkaian kegiatan yang berlangsung pagi ini yaitu dengan menggelar Lomba Karnaval Se-Kota Yogyakarta. Lomba Karnaval tahun ini mengusung tema "Bersama Santri Damailah Negri". Kegiatan ini dilaksanakan di depan Kementrian Agama Kota Yogyakarta, pada Minggu (21/10) di Jalan Ki Mangun Sarkoro 43 A Pakualam, Yogyakarta. Dengan tema karnaval "Bersama Santri Damai Negeri" diharapkan semua umat islam mampu mengusahakan Islam yang rahmatan lilalamin, mampu membuat masyarakat merasa sejuk damai dan sejahtera. Kepala Kementrian Agama Sigit Warsito mengatakan, kegiatan Lomba Karnaval ini membawa banyak santri se-Kota Yogya yang berjumlah 52 mobil memadati Kantor Kementrian Agama. "Kegiatan ini disupport oleh berbagai pihak dari santri se-Kota Yogya, seperti yang terlihat ada 52 Mobil dan 2 Pickup memadati jalan Ki Mangun Sarkoro" ujarnya. Satu mobil diperkirakan berisi 7 hingga 10 orang. Dalam Lomba ini yang dinilai oleh panitia adalah kreativitas, keindahan, dan kekompakan.Lomba Karnaval HSN memperebutkan Trophy Walikota, Kapolresta, dan Kementrian Agama. Sigit Warsito berharap kegiatan ini berjalan dengan lancar dan memberikan efek baik bagi santri dan Negara. "Diharapkan akan menjadi titik kebangkitan bagi kita untuk memberikan yang terbaik bagi diri sendiri dan Negara yang kita banggakan" ujarnya. Lomba Karnaval melibatkan 52 kelompok santri dengan menaiki kendaraan hias dan berbagai macam hiasan di mobil ataupun hiasan kostum. Tak hanya itu, antusias santri mengikuti Hari Santri Nasional ini dimeriahkan dengan beberapa para santri menabuh gamelan sepanjang jalannya Lomba Karnaval HSN 2018. Rute karnaval ini berjalan mulai dari depan Kantor Kemenag Kota Yogya, ke selatan, lalu ke timur, menuju Jalan Sukonandi, ke utara, lalu ke barat menuju Jalan Hayam Wuruk, ke selatan, lalu ke timur, dan kembali ke tempat semula di depan Kantor Kemenag Kota Yogya. Acara ini juga di hadiri oleh Wakil Walikota Yogyakarta, Heroe Poerwadi, dalam sambutannya mengatakan, dalam perkembangan zaman selama lima tahun belakangan ini banyak sekali perbedaan yang terjadi yang bisa di pilah untuk dijadikan inspirasi para santri untuk berlomba-lomba dalam kebaikan. "Seperti yang kita ketahui dalam lima tahun belakangan ini perbedaan yang terjadi mampu mengantisipasi dalam kebaikan. Semoga diri kita tidak menjadi korban pertumbuhan yg berlangsung" ungkapnya. Selain itu Heroe Poerwadi mengatakan untuk sebagai santri harus mampu memperbaiki diri terus menerus dimanapun mereka berada. "Semoga menjadi santri yang inspirasi, mempunyai sentuhan pada diri sendiri dalam memperbaiki lingkungan dan mensejahtetakan Kota Yogyakarta"ungkapnya. Heroe Poerwadi berharap para santri bisa menjaga ukhuwah islamnya. "Kita berharap bisa menjaga ukhuwah islamnya dan memiliki semangat agama didalam ataupun diluar keagamaan. HSN juga sebagai upaya menjaga, merajut, kebersamaan masyarakat di seluruh kota Yogya" ungkapnya. (Hes)
Senin 00/00/0000 00:00 WIB | oleh Warta
Wawali Blusukan Kampung, Tingkatkan Potensi Wilayah Seni dan Budaya Kota Yogya
Dalam melestarian seni dan budaya, Pemerintah Kota Yogyakarta menggelar Blusukan Kangen Kampung, Gelar Potensi Wilayah Seni dan UMKM "Dewa Bronto" di Museum Perjuangan Brontokusuman, Kota Yogyakarta, Minggu (21/10). Acara ini di ikuti oleh seluruh warga Brontokusuman mulai dari pengunjung, peserta UMKM dan pengisi acara seni pertunjukkannya. Sementara itu Camat Mergangsan, Budi Santosa mengatakan kegiatan blusukan kampung ini merupakan sebuah upaya konsolidasi sosial untuk membangun kekerabatan masyarakat secara menyeluruh. "Mengingat Brontokusuman merupakan salah satu pusat wisata kota Yogyakarta dan merupakan destinasi wisata. Dari Kampung Brontokusuman ini kami ingin menjadi lebih Istimewa. Selain itu, disini yang kami unggulkan yaitu Museum Perjuangan dan destinasi wisata lainnya" jelasnya. Disamping itu, Wakil Walikota, Heroe Poerwadi mengatakan, kegiatan ini merupakan salah satu langkah mengangkat potensi wisata yang ada di kampung Brontokusuman dan Kota Yogya. "Ini menjadi tantangan tersendiri bagi kami untuk terus mengembangkan kampung wisata di Kota Yogya, agar kunjungan wisatawan semakin padat dan mensejahterakan warganya. Makanya gelar kampung wisata ini kita gelar agar bisa meningkatkan kunjungan wisatawan," terangnya. Ia menganggap saat ini masih banyak masyarakat yang belum sadar akan potensi yang ada pada kampung Brontokusuman dimana banyak sekali yang bisa dipetik untuk di lestariakan mulai dari seni dan budayanya. Selanjutnya, Heroe Poerwadi juga berharap pada perekonomian bagi masyarakat sekitar Brontokusuman, dengan diadakannya Gelar Potensi Wilayah ini akan terangkat UMKM, kuliner khas daerah hingga potensi kesenian maupun budaya yang disajikan dalam event ini. Heroe Poerwadi menambahkan, ini akan menjadi kekuatan bagi kampung wisata untuk terus mengembangkan potensi wisata khususnya bagi yang berada dikawasan Brontokusuman. "Kita Pemerintah Kota Yogyakarta akan terus mencoba mendata kawasan wisata dengan pihak-pihak yang terkait sebagai pemasaran wisata agar dapat berkunjung kekampung-kampung wisata yang saat ini masih terus melestarikan seni, budaya dan UMKM sehingga ini bisa memberikan kesejahteraan bagi warganya" ungkapnya. Heroe Poerwadi juga berpesan agar segenap warga Kota Yogyakarta juga ikut menjaga dan merawat semua fasilitas yang ada di wilayahnya masing-masing. (Hes)
Senin 00/00/0000 00:00 WIB | oleh Warta
Kirab Grebeg Pedagang Pasar Meriahkan HUT Kota Yogyakarta
Grebeg Pasar yang menjadi agenda tahunan pada Peringatan HUT berlangsung meriah. Dalam grebeg tersebut Sebanyak 30 gunungan dari 30 kontingen pasar tradisional se-Kota Yogya diarak dan dirayah pada acara Grebeg Pasar 2018. Gunungan tersebut berisikan komoditas dari pasar mulai dari gunungan pakaian batik atau konveksi, gunungan teh poci, gunungan tanaman dan ikan, hingga gunungan barang barang bekas yang merupakan komoditas dagang di pasar Klithikan Pakuncen. Selain menampilkan gunungan, dalam acara tersebut juga menampilkan berbagai kreasi seni. Dalam kirab yang diawali dari kontingen dari Pasar Beringharjo, setelah menempuh perjalanan sekitar 2 kilometer, tibalah kirab tersebut di Pasar Ngasem. Saat yang ditunggu-tunggu warga pun tiba, di mana ribuan warga terlihat sudah menunggu untuk memperebutkan puluhan gunungan para pedagang tersebut. Semua warga bersemangat dan tumpah ruah. Seperti Ine yang mengaku senang mendapat alat masak, meski harus berjuang melawan desak-desakan warga. Wakil Walikota Yogyakarta, Heroe Poerwadi berharap dengan adanya festival grebeg pasar tradisional tersebut dapat menjadi sarana mengenalkan pasar tradisional yang terbukti tetap eksis ditengah berkembangnya pasar-pasar modern. Menurutnya dengan grebeg pasar tersebut, kita akan tahu apa saja yang menjadi komoditas yang dijual berbagai pasar tradisional yang ada di Kota Yogya. Ia menegaskan jika Pemerintah Kota Yogya akan terus mengembangkan pasar tradisonal guna untuk memberi manfaat pada masyarakat. "Insya Allah ini merupakan bagian dari upaya kita untuk menunjukkan bahwa pasar tradisional di Kota Yogya masih tetap hidup dan dibututuhkan masyarakat," katanya di lokasi, Sabtu (19/10). Sementara dari pihak pedagang, meski harus mengeluarkan biaya untuk membuat gunungan dan keperluan kirab, mereka tampak puas dan senang, karena menurut mereka kegiatan grebeg pasar ini dianggap sebagai salah satu ajang promosi keberadaan pasar tradisional di tengah persaingan dengan pasar modern. (Han)
Senin 00/00/0000 00:00 WIB | oleh Warta
Warga Tumpah Ruah Berebut Ribuan Bakpia
Merti Bakpia kembali digelar, kali ini terdapat 5 (lima) buah gunungan Bakpia yang terdiri dari gunungan lanang, wadon dan 3 (tiga) buah gunungan anakan. Pada gunungan lanang dan wadon berisikan sekitar 6.000 butir bakpia, sedangkan tiga gunungan anakan berisikan sekitar 4.000 butir bakpia. Lima gunungan tersebut di arak mulai dari bekas pabrik Tegel Kunci yang berada di Jalan KS Tubun melalui Jalan Letjen Suprapto, simpang empat Parkir Ngabean, Jalan KH Ahmad Dahlan, Jalan Bhayangkara dan berakhir di Jalan KS Tubun. Sama seperti tahun - tahun sebelumnya, dalam arak arakannya lima gunungan tersebut diiringi berbagai kesenian yang berasal dari 13 RW yang ada di Kelurahan Ngampilan. Pembedanya, tahun ini Merti Bakpia juga akan melibatkan sekolah-sekolah. Ketua Panitia Merti Bakpia, Kusmantoro mengatakan, merti Bakpia memang sudah menjadi agenda rutin yang digelar tiap tahun. Tahun ini, gelaran yang dimulai sejak 2012 tersebut selalu berpusat Jalan KS Tubun. "Namun kali ini kita pusatkan di bekas pabrik tegel kunci" ujarnya di lokasi, Sabtu, (19/10). Pemilihan lokasi dilatarbelakangi tempat yang bersejarah dan luasnya yang cukup memadai, yaitu sekitar 6.000 meter persegi. Merti Bakpia tahun ini dimulai satu hari penuh. Ia menjelaskan jika seluruh bakpia dalam gunungan tersebut merupakan produk khas dari pelaku usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) bakpia di Kelurahan Ngampilan, Kecamatan Ngampilan. "Sekarang terdapat sekitar 170 produsen bakpia di kelurahan tersebut dan tiga koperasi yang menaunginya. Kami membeli bakpia yang diproduksi oleh pelaku usaha di wilayah sehingga bakpia yang diarak adalah benar-benar produk lokal," katanya. Sementara itu Wakil Walikota Yogyakarta, Heroe Poerwadi, saat memberikan sambutan menyampaikan berita gembira karena beberapa waktu lalu Kota Yogyakarta telah menerima sertifikat yang menyatakan bahwa Bakpia adalah salah satu Warisan Budaya Tak Benda (WBTB) yang dimiliki Kota Yogya, yang punya nilai sejarah dan keaslian dari Kota Yogya terutama dari pathuk. "Grebek Bakpia penting untuk terus dilaksanakan dan kita pelihara sebagai identitas dan brand bahwa bakpia berasal dari pathuk", tuturnya. (Han)
Senin 00/00/0000 00:00 WIB | oleh Warta
Selain Pentas Seni, Kecamatan Kraton Juga Gelar Bazar untuk Peringati HUT ke-262 Kota Yogyakarta
Dalam rangka memperingati hari jadi Kota Yogyakarta ke-262 Kecamatan Kraton menggelar festival budaya dan kesenian di kampung Suryoputran, Sabtu (20/10/2018) malam. Selain menampilkan sederet potensi kesenian, warga juga menggelar bazar kuliner, hasil kerajinan hingga pakaian. "Ini adalah bukti kecintaan warga kecamatan Keraton untuk memajukan wilayahnya," ucapa Heroe Poerwadi saat menghadiri pentas budaya di Suryoputran. Heroe pun mengapresiasi inisiastif warga tersebut, menurutnya pentas seni dipadukan dengan bazar adalah ide cemerlang. "Dengan begitu, selain menghibur warga acara ini pun juga bisa meningkatkan geliat ekonomi di wilayah Kecamatan Kraton," jelasnya. Ia menambahkan, kegiatan Pasar Sore tersebut juga menjadi semacam batu loncatan bagi masyarakat untuk mulai membuka usaha secara mandiri. Heroe pun menyebut bulan Oktober sebagai Bulan Promosi Pariwisata Kota Jogja. Hal ini karena banyak event menarik yang digelar tiap Oktober, termasuk HUT Kota Jogja yang diperingati tiap 7 Oktober. "Mulai saat ini dan seterusnya bulan Oktober sebagai bulan promosi pariwisata kota Jogja," kata Heroe. Ia menerangkan, kini Oktober di Jogja senantiasa dimeriahkan oleh berbagai festival, sepeti Wayang Jogja Night Carnival, Malioboro Night Coffee Festival, Jogja Festival dan sebagainya. Selain itu di Oktober ada juga acara terkait dengan ekonomi kreatif seperti Jogja Great Sale, Festival Distro, Jogja Kreatif dan berbagai pameran lainnya. Menurut Heroe kesemarakan HUT Kota Yogyakarta di setiap Oktober selalu melahirkan rasa haru bangga dan penuh harapan. Yogyakarta kini menurutnya telah memberikan pengayoman sekaligus tantangan dan peluang. Sementara itu Ketua Panitia Pentas Seni Kecamatan Kraton Suhariyanto mengaku acara tersebut mendapat perhatian penuh dari warga Kecamatan Keraton. "Seluruh warga disini ikut mendukung terselenggaranya acara ini, semua memberikan kontribusi," tandasnya. Ia berharap acara tersebut bisa menjadi penggugah semangat warga untuk terus berkarya memajukan wilayahnya. (Tam)
Senin 00/00/0000 00:00 WIB | oleh Warta
Karnaval Budaya Kelurahan Patehan Meriah
Kelurahan Patehan, Kecamatan Kraton Yogyakarta menggelar Karnaal budaya untuk memperingati hari jadi Kota Yogyakarta ke-262, Jum"at (19/10/2018) sore. Karnaval diikuti oleh perwakilan masing-masing RW di Kelurahan Patehan, tidak hanya diikuti orang dewasa, anak-anak pun turut unjuk gigi pada acara tersebut. Dilepas langsung oleh Wakil Walikota Yogyakarta Heroe Poerwadi, karnacal tersebut menampilkan sederet tontonan mulai dari drum band, bregada hingga ogoh-ogoh pun turut diarak. Karnaval dimulai dari Kantor Kelurahan Patehan dan finish di RW 06 Patehan. Penonton pun nampak memadati sepanjang jalan tersebut. Heroe Poerwadi menyambut baik karnaval tersebut, Ia menyebut kegiatan tersebut sebagai bukti bahwa warha Patehan memiliki kepedulian terhadap budaya yang ada. "Acara ini menunjukkan potensi yang dimiliki warga Patehan, semua warga dan para wisawatan pun bisa menyaksikan acara ini," jelasnya. Melalui momentum ini, masyarakat diajak turut mengantarkan Kota Yogyakarta menjadi kota yang aman, tenteram, berbudaya dan berkarakter. Serta, mampu memberikan kesejahteraan bagi seluruh masyarakatnya. "Jadikan kesempatan ini meneruskan niat kita menghadirkan Kota Yogyakarta sebagai ruang seni budaya dan Kota Ramah Anak, Kota Yogyakarta harus dipandang sebagai kanvas, mengundang seniman hadir, memunculkan seniman di kota ini," kata Heroe. Dalam kesempatan yang sama Lurah Patehan Ngajiemi menuturkan, karnaval budaya ini adalah inisiatif warga yang kami dorong untuk memperingati HUT Kota Yogyakarta ke-262. "Tahun ini ada sepuluh peserta dari perwakilan RW di wilayah Patehan, masing-masing menampilkan potensi yang mereka miliki. Ada yang mengusung wayang, ada musik dan lainnya," ucapnya. Ia menambhakan, dari sepuluh peserta tersebut nantinya panitia akan memilih tiga peserta yang memiliki nilai tertinggi dan akan diberikan trofi sebagai bentuk apresiasi. "Kami siapkan tim juri untuk menilai tiga peserta terbaik dan akan kami berikan semacam trofi untuk mereka," ucapnya. (Tam)
Senin 00/00/0000 00:00 WIB | oleh Warta
Gebyar Budaya Kotagede Tandai HUT Kota Yogyakarta ke-262
Kecamatan Kotagede menggelar pentas seni dan budaya untuk memperingati hari jadi Kota Yogyakarta ke-262, Ahad (21/10/2018) malam. Uniknya, dalam acara tersebut warga juga melakukan Deklarasi Pemilu Damai. Deklarasipun disaksikan langsung Wakil Walikota Yogyakarta Heroe Poerwadi, secara simbolis Heroe melakukan potong tumpeng sabagai penanda hari jadi Kota Yogyakarta ke-262. Pihkanyanya pun mengapresiasi kegiatan tersebut, menurutnya Kotagede memiliki ciri khas tresendiri. Selain acaranya penuh kreatifitas, panggungnya pun juga cukup unik dan khas. "Kotagede sangat spesial, kreatif panggungnya juga menarik dan khas," ucapa Heroe. Atas nama Pemerintah Kota Yogyakarta, Ia pun menyampaikan terimkasih atas partisipasi dan daya upaya warga Kotagede yang telah mempersiapkan acara tersebut. "Semoga ini bisa menjadi bagian seluruh warga untuk mengembangkan potensi dengan tujuan hiburan masyarakat, potensi seni budaya, dan potensi ekonomi. Ini adalah bagian tiga program festival jogja kota," papar Heroe. Sementara itu Camat Kotagede Nurhidayat menyampaikan, acara tersebut merupakan rangkaian HUT Kota Yogyakarta dengan nama Gebyar Budaya Kotagede. Acara ini diharapkan dapat memfasilitasi potensi budaya Kotagede. Sementara itu jogja untuk semua artinya adalah mengajak masyarakat untuk peduli Kotagede melalui kinerja dan karya sehingga masyarakat sejahtera karena Yogyakarta milik kita semua. "kegiatan ini semua dari masyarakat untuk masyarakat Kotagede, semua disiapkan warga. Ini bagian dari gandeng gendong, untuk tingkatkan kampung dan kecamatan khususnya Kotagede. Terkait deklarasi pemili damai, pihaknya mengatakan, Pemilu 2019 Kotagede berkomitmen agar Pemilu di Kotagede aman damai dan sukses. "Untuk itu kami deklarasi damai di Kotagede ini, dan semoga Pemilu 2019 nanti berjalan aman tertib dan damai," ucapnya.
Senin 00/00/0000 00:00 WIB | oleh Warta
Perangi Vandalisme dengan Aksi Mural
Kampung Panca Tertib Klitren Lor bekerjasama dengan Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Kota Yogyakarta menggelar aksi massal perangi vandalisme di sepanjang Jalan Dr Wahidin, Sabtu (20/10/2018) malam. Melibatkan anak-anak muda Klitren, aksi tersebut dilakukan untuk kampanye anti vandalisme di Kota Yogyakarta sekaligus untuk menyadarakan generasi muda agar tidak terlibat dalam vandalisme. Mereka menyulap coretan vandaslime dengan karya seni mural yang dilukis langsung oleh anak-anak muda Klitren Lor. "Kegiatan ini adalah inisiatif kampung panca tertib Klitren Lor bekerjasam dengan Linmas,LPMK, Satpol PP dan juga menggandeng karang taruna muda-mudi Klitren Lor," ucap Koordinator Pantib Klitren Lor Sugeng Siswanto. Rencanya setelah membersihkan coretan tersebut, aksi akan dilanjutkan dengan muralisasi. "Nanti akan kami mural dengan tema kampung bebas jentik nyamuk," imbuhnya. Pihaknya membeberkan, yang paling banyak coretan andalisme adalah di RT 13 RW 04 Kelurahan Klitren Lor. "Kami sepakat untuk melakukan aksi ini sebagai bentuk kepedulian kami terhadap kebersihan lingkungan," paparnya. Kepala Seksi Pembinaan Potensi Masyarakat Satpol PP Kota Yogyakarta Suwarna menerangkan, Kegiatan malam ini adalah aksi nyata komitmen kampung panca tertib Klitren Lor terhadap lingkungan. "Ini salah satu wujudnya menghidupkan lingkungan berish indah dan nyaman," imbuhnya. Sementara itu, aksi mural tersebut bertujuan sebagai media penyadaran masayrakat akan bahanya jentik nyamuk bagi kesehatan. "Dengan melihat mural ini harapanya masyarakat teredukasi untuk menjaga kebersihan," jelasnya. Pihaknya mengaku tidak menutup kemungkinan dilakukannya aksi sama di tempat berbeda. "Yang jelas kami selalu mendorong dan mendukung aksi semacam ini," tandasnya. Acara tersebut menyuarakan agar anak muda di Yogyakarta bersatu memerangi vandalisme yang dinilai meresahkan. Dalam aksi tersebut, Pantib bersama para anak muda yang turut meramaikan acara menyuarakan sikap mereka untu melawan vandalisme. Corat-coret di sembarang tempat sudah dinilai meresahkan masyarakat. (Tam)
Senin 00/00/0000 00:00 WIB | oleh Warta
Wawali Buka Forum Komunikasi Kearsipan se-Kota Yogya
Pemerintah Kota Yogyakarta melalui Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kota Yogyakarta menyelenggarakan Forum Komunikasi Kearsipan se-Kota Yogyakarta dalam Pengarahan Walikota Yogyakarta yang di wakilkan oleh Wakil Walikota Yogya sekaligus Penyerahan Laporan Audit Kearsipan Internal (LAKI) kepada Kepala SKPD/Unit Kerja se-Kota Yogyakarta di Grha Pandawa, Balaikota Yogyakarta, Selasa (23/10). Forum Komunikasi Kearsipan diikuti puluhan peserta dari Pejabat Struktural sebagai atasan langsung Arsiparis serta sekaligus penanggungjawab pengelola barang inventaris. Pejabat Fungsional Arsiparis dan peserta yang menangani kearsipan. Forum ini bertujuan untuk mempersatukan pendapat dalam hal penanganan kearsipan maupun barang inventaris kantor. Kegiatan ini sekaligus Pengumuman Kearsipan Terbaik se-Kota Yogyakarta yang dalam hal ini peringkat pertama unggul dalam kearsipan adalah Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kota Yogyakarta, peringkat kedua dari Dinas Penanaman Modal dan Perizinan Kota Yogyakarta, dan peringkat ketiga dicapai oleh Dinas Badan Kepegawaian Pendidikan dan Pelatihan Kota Yogyakarta. Wakil Walikota Yogyakarta Heroe Poerwadi mengatakan sangat mendukung Forum Komunikasi Kearsipan Kota Yogyakarta yang menghimpun diri dalam suatu wadah untuk tujuan meningkatkan profesionalisme di bidang kearsipan. "Saya sangat mendukung Forum Komunikasi Kearsipan Kota Yogyakarta yang menghimpun diri dalam suatu wadah untuk tujuan meningkatkan profesionalisme di bidang kearsipan, mengabdikan pemikiran dan tenaga kepada masyarakat serta meningkatkan sikap dan perilaku profesionalisme Arsiparis" ujarnya. Disamping itu, dalam mencapai hal tersebut, tentunya dibutuhkan pelatihan, pengembangan serta dibutuhkan sumber daya manusia yang mempunyai kemauan untuk mengembangkan skill dan knowledge sesuai bidang tugasnya. Heroe Poerwadi menambahkan, melalui wadah ini semua rekan-rekan Arsiparis dapat saling mendukung dan bekerja sama alam pelaksanaan kegiatan organisasi. "Melalui wadah ini semua rekan-rekan Arsiparis dapat saling mendukung dan bekerja sama bahu membahu dalam pelaksanaan kegiatan organisasi sehingga tujuan untuk meningkatkan profesionalisme bisa terwujud"ujarnya. Sehingga hasil akhir kegiatan ini akan berguna dalam terciptanya kesepahaman seluruh Arsiparis Kota Yogyakarta yang berkomitmen untuk bersama-sama meningkatkan kinerja melalui koordinasi dan kerjasama yang solid, sekaligus tanggap akan perkembangan teknologi. Dengan adanya forum komunikasi ini diharapkan dapat meningkatkan sumber daya manusia yang terkait pada Jabatan Fungsional Arsiparis dan Angka Kreditnya, demikian pula dengan penanganan barang inventaris kantor untuk lebih meningkatkan kinerjanya. (Hes)
Senin 00/00/0000 00:00 WIB | oleh Warta
Wujudkan Kota Tanpa Kumuh, Semua Pihak Harus Berkolaborasi
Wakil Walikota Yogyakarta, Heroe Poerwadi meminta semua pihak untuk berkolaborasi dan memiliki pemahaman yang tunggal dalam mewujudkan program Kota Tanpa Kumuh (Kotaku) di Yogyakarta. Menurut Heroe, kolaborasi harus dimulai sejak tahap perencanaan. "Kami bersama-sama mengundang masyarakat untuk memahami rencana yang sama agar tercipta pemahaman yang sama pula akan pembangunan dan pengentasan kekumuhan di wilayah. Jangan sampai apa yang dilakukan Pemerintah Kota tidak seiring dengan yang direncanakan masyarakat" Tutur Heroe dalam acara Pelatihan Program Kotaku bagi Badan Keswadayaan Masyarakat (BKM), Camat, dan Lurah di Kota Yogyakarta, Selasa (23/10) pagi di Ruang Bima Balai Kota. Lebih lanjut, Heroe menuturkan. Penataan lingkungan kumuh memiliki peran penting dalam mewujudkan Yogyakarta sebagai kota yang nyaman huni dan mendorong produktifitas warganya. "Lingkungan yang baik akan menjadikan masyarakat memiliki optimisme karena ruang lingkup hidup yang nyaman menjadikan masyarakat produktif dan mampu memaksimalkan potensinya" Imbuhnya. Senada dengan hal tersebut, Kepala Satuan Kerja Pengembangan Kawasan Permukiman (PKP), Tri Rahayu mengatakan, Pemerintah Kota memiliki peran penting dalam penanganan kawasan kumuh, yakni sebagai penggerak bagi masyarakat. "Selain menyiapkan lahan dan melakukan pembangunan fisik, Pemkot juga punya peran penting sebagai nahkoda yang mampu menggerakkan masyarakat, mulai dari tahap perencanaan sampai pengelolaan" Ungkap Tri Rahayu Sementara Kepala Sub Bidang Pekerjaan Umum dan Permukiman Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kota Yogyakarta, Silvi Maynina mengungkapkan, pengentasan kekumuhan menjadi salah satu perhatian pembangunan di Kota Yogyakarta melalui Renstra yang ditajamkan dengan 12 pokok pikiran. "Ada empat pokok pikiran yang sinergis dengan program kotaku, yakni revitaliasi sungai, menciptakan kota yang nyaman huni, penambahan Ruang Terbuka Hijau, dan ruang kreatifitas anak muda" Katanya. Program Kotaku di Kota Yogyakarta sendiri hingga saat ini sudah berjalan dengan baik. Menurut Muhammad Sofyan selaku Ketua Forum Komunikasi BKM, hingga akhir tahun ini target 50% Program Kotaku dapat tercapai atau tersisa 144 hektare. Sejumlah upaya yang sudah dilakukan untuk pengurangan luasan kawasan kumuh di antaranya penataan reguler di sejumlah kelurahan di sepanjang Sungai Gajah Wong, di antaranya Sorosutan, Muja-Muju, dan Warungboto. Selain itu dilakukan juga penataan kawasan di sepanjang bantaran Sungai Winongo. Penataan kawasan kumuh di Kota Yogya akan terus dilakukan dengan target mengurangi luasan kawasan kumuh yang tersisa agar memenuhi target nasional 100-0-100. Yakni 100 persen sanitasi, nol persen Kawasan kumuh, dan 100 persen akses air bersih pada akhir 2019. (ams)
Senin 00/00/0000 00:00 WIB | oleh Warta
Gladen Hageng Jemparingan Ngayogyakarta Membentuk Karakter Ksatria Generasi Muda
Dalam rangka memperingati HUT ke-73 TNI, HUT ke-68 Kodam IV Diponegoro, dan HUT ke-262 Kota Yogya. Kodim 0734/Yka bersama Pemkot Yogya yang didukung oleh Komunitas Paseduluran Jemparingan Yogyakarta menyelenggarakan Gladen Hageng Jemparingan Ngayogyakarta. pGladen Hageng Jemparingan Kali ini diikuti sebanyak 395 peserta yang terdiri dari 209 dewasa, dan 186 anak-anak dari berbagai daerah di Indonesia utamanya DIY, Jawa Timur, Jawa Barat serta beberapa dari luar Jawa. pKomandan Korem (Danrem) 072 Pamungkas Brigadir Jenderal Muhammad Zamroni menyatakan olahraga tradisional jemparingan bernilai filosofi yang tinggi. Karena membidik sesuatu dengan perasaan, jika perasaan mampu menyatu dengan alat maka kemampuannya termasuk lengkap./p pMenurutnya ada semangat bela negara dalam jemparingan, sehingga harus dilestarikan dan masyarakat bisa mengetahuinya. Meskipun tradisional namun tidak kalah dengan panahan modern. Ada keunikan tersendiri dan panah ini termasuk senjata pamungkas yang efektif, ujar di Lapangan Panahan Kenari, Yogyakarta, Minggu (28/10) pSementara itu Wakil Walikota Yogyakarta, Heroe Poerwadi mengatakan jika jemparingan merupakan salah satu warisan budaya yang kaya makna filosofis./p p"Oleh karena itu harus dilestarikan sehingga masyarakat dapat memainkan dan mengambil makna filosofis dari jemparingan. Ada olah rasa, sportivitas dalam memainkan itu harus seimbang, katanya./p pIa menjelaskan dalam Jemparingan Gagrak Mataraman proses membidik sasaran tidak hanya dengan mata tetapi dengan hati. Ini merupakan ajaran dari Sri Sultan HB I terkait dengan menyatukan jiwa./p pAdapun filosofi dari jemparingan, katanya, lebih pada pamenthanging gandewa, pamanthenging cipto atau ketika menthang gandewa yang dipakai untuk membidik itu hati, bukan mata. Bisa dikatakan hal itu untuk mencapai sasaran, dengan sistem kira-kira. Hal ini dimaksudkan untuk melatih konsentrasi./p p"Sri Sultan HB I kala itu berharap agar para abdi dalem, sederek, keluarga, dan rakyat Ngayogyakarta Hadiningrat dapat menjadi ksatria yang memiliki sifat sawiji (konsentrasi), greget (semangat), sengguh (jatidiri) dan emora /emmingkuh (bertanggung jawab) jelasnya./p pIa berharap melalui lomba tersebut dapat menjadi media silaturahmi dan komunikasi diantara komunitas Jemparingan dari berbagai daerah, melalui lomba ini diharapkan mampu mengasah keterampilan dan meningkatkan kemampuan para pemanah jemparingan, sehingga mampu berprestasi di tingkat lokal, regional./p p"Dalam lomba ini kemenangan bukanlah menjadi tujuan akhir, tetapi lebih pada bagaimana para peserta menunjukkan semangat dan sportifitasnya, serta menunjukkan rasa cinta kepada budaya lokal. Dengan adanya lomba yang rutin ini diharapkan mampu menarik minat masyarakat Kota Yogyakarta untuk menekuni Jemparingin ini, dan pada gilirannya nanti mampu menjadi cabang olahraga di tingkat Nasional." Ujarnya. (Han)/p
Senin 00/00/0000 00:00 WIB | oleh Warta
Gebyar Sumpah Pemuda Yogya, Gelar Lomba Pemuda Jogja Mencari Bakat
Dalam rangka memperingati HUT Kota Yogyakarta yang ke-262 Tahun, Pemerintah Kota Yogyakarta menggelar Pemuda Jogja Mencari Bakat 2018 se-Kota Yogyakarta di Atrium Galeria Mall Kota Yogyakarta, Minggu (27/10). pAcara ini sekaligus peringatan ke-90 tahun Sumpah Pemuda melalui Gebyar Sumpah Pemuda Kota Yogyakarta. pLomba Pemuda Jogja Mencari Bakat 2018 diikuti oleh 33 peserta Band Pemuda Yogyakarta, yang berlangsung sejak tanggal 27 Oktober hingga 28 Oktober 2018./p pKetua Pelaksana Pemuda Jogja Mencari Bakat, Indra Hariyanto mengatakan, tahun ini potensi yang diwadahi fokus pada mereka yang menekuni bidang musik./p pPeserta bisa dari warga kota, warga luar kota, maupun warga luar DIY. Asal usianya berada pada rentang 16-30 tahun, ujarnya. pDiharapkan dalam momentum ini dapat menjadi pendorong semangat untuk mengisi kemerdekaan dengan karya nyata, menapaki perjuangan masa depan dengan percaya pada kekuatan diri sendiri, menghantarkan bangsa ini menuju bangsa yang sejahtera. pSelain itu, Indra menambahkan ketentuan yang harus dipenuhi, peserta wajib membentuk formasi band minimal empat orang peserta dan maksimal enam peserta./p p"Para peserta diwajibkan menyertakan identitas diri pada saat melakukan pendaftaran, bisa berupa kartu pelajar, kartu tanda mahasiswa, maupun KTP"ujarnya./p pDengan memperingati Hari Sumpah Pemuda ini perlu rasa saling menghargai dan mencintai antar sesama agar membaur budaya yang juga menumbuhkan perkembangan secara selaras, serasi dan seimbang yang kemudian tumbuh menyatu menjadi karakter budaya bangsa Indonesia yang kuat./p pAdapun lagu yang sudah di tentukan oleh panitia yaitu peserta diwajibkan membawakan lagu nasional dan lagu daerah sebagai pilihan./p pPenilaian lomba yang sudah di sepakati oleh lima juri meliputi Vokal, Harmonisasi, Performance, dan Originalitas yang harus di tonjolkan oleh setiap peserta./p pSelain itu Panitia sudah memiliki pemenang lomba yang sudah terselenggarakan antara lain Juara I diraih oleh nomor urut 09 atas nama Septim, Juara II diraih oleh nomor urut 06 atas nama Vijif, Juara III diraih oleh nomor urut 04 atas nama Groovolution./p pSelain Juara I, II dan III panitia juga memberikan penghargaan juara kepada Juara Harapan./p pDiantaranya, Juara Harapan I diraih oleh nomor urut 05 atas nama Hectis dan Juara Harapan II diraih oleh nomor urut 10 atas nama The All Tunes./p pOleh karena itu, dengan diselenggarakannya Pemuda Jogja Mencari Bakat 2018 se-Kota Yogyakarta di Atrium Galeria Mall Kota Yogyakarta diharapkan kegiatan memperingati Sumpah Pemuda Ke-90 ini mampum meningkatkan kualitas diri pemuda dan membangun ikatan persaudaraan dalam bingkai persatuan dan kesatuan bangsa. (Hes)/p
Senin 00/00/0000 00:00 WIB | oleh Warta
Penguatan Kelembagaan RT, RW, Dan LPMK se Kecamatan Tegalrejo
Guna mensinergikan Rukun Tetangga (RT), Rukun Warga (RW), Lembaga Pemberdayaan Masyarakat Kelurahan (LPMK) dan Pemerintah Kota Yogyakarta. Pemkot Yogya menggelar acara penguatan Kapasitas RT RW dan LPMK se Kecamatan Tegalrejo. pWakil Walikota Yogyakarta, Heroe Poerwadi mengatakan kegiatan tersebut dilaksanakan agar berjalan dengan baik, dengan semakin kuat dan kokohnya kelembagaan RT, RW dan LPMK, diharapkan dapat lebih meningkatkan kesejahteraan masyarakat serta dapat mengaplikasikan Segoro Amarto./p p"Penguatan kelembagaan RT dan RW sangatlah diperlukan, RT dan RW sebagai garda terdepan pemerintahan yang langsung bersentuhan dengan masyarakat mempunyai peran yang sangat penting dalam pembangunan, khususnya di wilayah, dengan semakin kuatnya kelembagaan, RT, RW, dan LPMK diharapkan mampu dan berani memperjuangkan aspirasi dan kepentingan masyarakatnya" ujarnya di SMA MUH 1, (28/10)/p pIa berharap agar RT dan RW mampu pula menterjemahkan dan mendukung program Pemerintah Kota Yogyakarta serta mampu menerapkannya diwilayah./p p"Untuk itu saya mengajak RT, RW dan LPMK bersinergi dengan Pemerintah Kota Yogyakarta, dimana muaranya adalah untuk kesejahteraan masyarakat, tetap menjaga kerukunan antar warga, sehingga Segoro Amarto dapat berjalan dengan baik" katanya/p pMenurutnya keberadaan RT, RW, LPMK yang mempunyai posisi strategis terhadap keberhasilan program pembangunan baik yang diprakarsai Pemerintah maupun yang berasal dari masyarakat secara swadaya./p pSelain itu, lanjutnya, RT, RW dan LPMK menjadi motor penggerak pembangunan yang dinamis yang diharapkan dapat memahami karakteristik dan tanggap terhadap persoalan-persoalan masyarakat di wilayahnya./p p"Adalah wajar bila dalam mewujudkan sinergisitas antar kelembagaan, terkadang muncul friksi yang disebabkan oleh berbagai hal. Maka pada forum sosialisasi penguatan kelembagaan kali ini, menjadi momentum yang sangat bagus untuk menambah wawasan, menyamakan persepsi, kesatuan pandang dan kesamaan visi dalam rangka meningkatkan kemitraan melakukan pelayanan pada tingkat yang sangat dekat dan berhubungan langsung dengan masyarakat" ujarnya./p pDalam kesempatan tersebut juga dilaksanakan deklarasi pemilu damai 2019. Wawalipun mengajak kepada seluruh warga masyarakat Kota Yogyakarta, seluruh peserta dan simpatisan pemilu Kepala Daerah dari Parpol manapun serta aparat keamanan baik dari Kepolisian, TNI, Linmas untuk bersama-sama mengawal dan mensukseskan pemilu pada 17 April 2019 mendatang./p p"Waspadai segala kemungkinan black campaign maupun berita hoax dan upaya-upaya provokatif yang bertujuan untuk menggoyang stabilitas keamanan Kota Yogyakarta. Apabila terjadi satu dua gesekan maupun isu-isu yang menyesatkan, jangan ditanggapi dengan reaktif dan atau membalas dengan perbuatan serupa melainkan harus diselesaikan melalui mekanisme yang ada, melalui dialog, duduk satu meja dan bermusyawarah" tegasnya. (Han)/p