Senin 00/00/0000 00:00 WIB |
oleh
Warta
Tampil Trendi Dengan Produk Cantik Decodian Art Handycraft Milik Nur Diana Hidayati
Tak bisa dipungkiri bahwa naluri setiap wanita ingin tampil cantik dan memesona dihadapan orang. Aksesoris yang dikenakan akan menjadi bagian yang penting. Perpaduan busana, tas dan dompet akan memberi aksen khusus pada setiap penampilan. Maka tak heran banyak kocekpun akan dikeluarkan. Maklum ada pemeo Ingin cantik harus ragat (keluarkan biaya). Benarkah itu? Tentu saja tidak. Tas dan dompet buatan Decodian ( Decoupage On Handycraft) milik Nur Diana Hidayati menepis anggapan bahwa untuk tampil cantik harus mahal. Cukup dengan dana yang terjangkau (murah) tas dan dompet trendi akan menjadi milik anda.
Tujuh buah tas jingjing cantik dari anyaman pandan dan rotan tertata rapi di rak kayu bertingkat empat. Sementara, disebelahnya sebuah rak bambu bersusun empat berisi tas berukuran kecil. Pada tingkat ketiga ada beberapa kotak tisu dan paling atas berjejer dompet berbagai ukuran. Di tengah-tengah kedua rak ada gantungan -cowboy- terbuat dari batangan bambu yang masing masing ruas bergantungan dompet mini berbentuk lucu dan unik. Semua produk terbuat dari anyaman daun pandan, lontar dan rotan. Uniknya, semua produk bermotif bunga, hewan dan pemandangan itu dikerjakan dengan teknik decopas (decoupage) atau menggunting dan menempel. Semuanya adalah produk unggulan Decodian (Decupage on Handycraft) milik Nur Dianan Hidayati.
Sesuai dengan namanya, Decodian ( Decoupage On Handycraft) memiliki keunggulan pada ornamen yang digunting dan ditempel pada media berupa tas atau dompet. Media terbuat dari anyaman daun pandan, lontar, agel atau rotan.
Nur Diana Hidayati menjelaskan "Decodian" berasal dari bahasa Italia Decoupage (Decopas) yang berarti seni menggunting dan menempel. Yang digunting menurut Diana berbahan dasar tisu atau kertas. Namun untuk saat ini, Decodian baru menggunakan tisu bermotif bunga, hewan, dan pemandangan. Guntingan tisu bermotif itu kemudian ditempalkan pada media tas, dompet, dan tempat (kotak) tisu. Seni decopas tidak terbatas pada media anyaman rotan, lontar dan pandan saja. Seni decopas bisa juga ditempelkan pada media lain seperti keramik, kayu, plastik. Namun untuk sementara ini, Decodian hanya berfokus pada media anyaman rotan dan pandan saja.
Nur Diana Hidayati dengan Decodiannya boleh dibilang masih baru menggeluti usaha seni decopas, namun usaha yang baru seumur jagung itu telah memberi hasil yang cukup baik. Usahanya mulai dirintis tahun 2016. Tahun ini telah memasuki tahun kedua.
Beberapa bulan menggeluti usaha decopas, Nur Diana bergabung dengan Forum Komunikasi UMKM kecamatan Pakualaman. Forum ini merupakan kelompok binaan dari Dinas Koperasi, Tenaga Kerja dan UKM, Nakertrans Kota Yogyakarta. Setelah bergabung di Forkom UMKM ini Nur Diana banyak mendapatkan fasilitas berupa pelatihan dan kesempatan pameran, ekspo atau bazar. Diana pernah diajak berpameran ke Pontianak Expo" dengan produk decopasnya. Di tingat lokal Diana sering diajak mengikuti pameran, salah satunya di Gebyar UMKM serta pada setiap hari Rabu di Balaikota Jogja.
Untuk mendapatkan media (tas dan dompet) , Diana bekerjasama dengan pengrajin lain. Diana saat ini mengambil di pasar tradisional Beringharjo Yogyakata. Media yang dibeli masih polos, belum diberi ornamen apapun. Di tangan Diana media ini kemudian ditempelkan gambar sesuai dengan selera atau pesanan konsumen dengan teknik decopas. Bahan baku tisu bergambar tidak sulit didapatkan. Ada toko khusus menjual kebutuhan Decopas. Dalam sehari Diana biasa menghasilkan tiga produk (tas). Satu produk biasanya dibutuhkan waktu dua jam untuk menyelesaikan dari menggunting pola hingga menempelkan pada media.
Produk Decodian lebih didominasi motif bunga. Karena menurut Diana motif bunga masih menjadi kesenangan bagi konsumen yang sebagaian besar kaum perempuan. Namun demikian Decodian Diana juga menyediakan motif lain seperti hewan (animal printing) dan pemandangan berdasarkan pesanan. Kalau dua motif terakhir ini biasanya dipesan oleh kaum laki laki.
Untuk merintis usahanya, awalnya Diana hanya bermodalkan niat. Mengingat sebelumnya Diana merupakan seorang karyawati kantoran yang bekerja dengan jadual waktu yang pasti dan teratur. "Kalau kerja kantoran sudah ada petunjuk teknis (juknis) yang jelas,tetepi kerja sebagai wiraswasta harus mengatur diri sendiri mulai mngelola waktu, dan produknya.Modalku hanya niat dan dana lima ratus ribu rupiah ," ujar mantan karyawati sebuah perusahan swasta ini.
Dengan dana Rp. 500.000,- ini Diana membeli beberapa media berupa dompet dan peralatannya berupa kertas tisue bergambar untuk mencoba membuat pertama kalinya. Alhasil, produksi awal Diana ternyata mendapat sambutan baik dari konsumen. Hasil dari penjualan awal ini kemudian dibelanjakan kembali untuk membeli produk yang lebih besar seperti tas. Dan hal itu terus dilakukan hingga saat ini.
Diana menceritakan awal penjualan produk decopas hanya ditawarkan melalui media on line (tokopedia). Selain itu, Diana juga rajin memasarkan melalui media sosial seperti instagram, whatsapp, line, facebook dan lainnya. Dirinya mengakui pembeli produknya masih dari tingkat lokal, Indonesia. Diana juga banyak mendapatkan pembeli yang datang langsung ke workshop atau showroom-nya yang berada di Jl. Ki Mangunsarkoro Nomor 36 Pakualaman Yogyakarta, 55111.
Harga yang dipatok sangat terjangkau, berkisar antara Rp. 50.000 hingga Rp.650.000. Untuk dompet berukuran kecil dihargai sekitar Rp. 50 ribu. Sedangkan yang termahal adalah tas anyaman rotal bermotif dengan diberi lis berbahan kulit sapi atau domba.
Dari hasil penjualan produk decopas itu , Diana bisa meraup keuntungan bersih lebih dari Rp. 1 juta. Menurutnya hasil ini sudah lumayan bagi pemula. Tren penjualan terus meningkat dan harapannya akan melebihi angka Rp. 1 juta. Dirinya berharap di tahun 2018 ini permintaan produknya semakin banyak dan bisa merambah ke pasaran luar negeri. Diakuinya bahwa untuk saat ini masih melayani pasaran di dalam negeri. Diana pernah mendapatkan pesanan dari Nabire, Merauke Papua Barat , dan ini merupakan pesanan terjauh. Selebihnya Diana melayani pembeli lokal.
Sebagai pemula yang bermain di dunia wirausaha, Diana mengakui banyak menemui tantangan. Dia menyadari dunia yang digeluti saat ini adalah dunia mode, dimana ada pasang surutnya. Namun hal itu tidak membuat perempuan muda berjilbab ini patah arang. "Saya menyadari, handmade itu sama halnya dengan dunia mode. Trennya ada naik ada turun. Apalagi produk saya inikan handmade (buatan tangan). Seperti mode itukan ada masanya dia itu tinggi, hits banyak disuka banyak orang, tapi ada masanya dia jenuh. Dan itu akan berimbas ke hasil penjulan, jadi sepi. Kalau saya selalu optimis. Turun naiknya pendapatan itu merupakan sebuah proses. Jalani saja dengan niat yang baik, pasti berhasil," ujarnya optimis.
Selama setahun ini usahanya bisa dibilang berjalan stabil, artinya penjualannya tidak terlalu tinggi dan tidak terlalu rendah. Selain menjual sendiri dan melalui media daring (online), Diana juga dibantu reseller (penjual yang yang membeli kemudian memasarkan kembali).
Diana mengajak masyarakat mencintai dan menghargai produk handmade dengan membelinya. "Karena dengan membeli kerajinan buatan tangan para pengrajin itu, secara tidak langsung pula akan menumbuhkan UMKM dan pengrajin yang membuat produk itu sendiri. Jadi efek domino positifnya itu banyak, " harap Diana.
Peran Serta Pemkot Yogyakarta
Diana mengatakan selama ini pengrajin sangat dibantu oleh Dinas Koperasi, Tenaga Kerja dan UMKM, Nakertrans Kota Yogyakarta . Melalui Forum Komunikasi UMKM kecamatan, mereka diberi kesempatan untuk mempromosikan produknya di XT Square. Diana dan pengusaha pemula diberi diklat seperti pelatihan manajemen pembuatan laporan keuangan dan pekejing . Para pengrajin juga diberi fasilitas untuk mendaftarkan HAKI secara gartis.
Produk Decopas milik Diana dijamin berkualitas tinggi dan memenuhi keinginan dan selera konsumen. Karena pemilihan bahan dan proses pengerjaan dilakukan dengan cermat, sehingga menghasilkan tas, dan dompet yang berkualitas. Siapapun yang memakai produk decopas dari Decodian dijamin tampil trendi dan "fashionable". Untuk itu jangan lupa, mengoleksi produk Decodian milik Nur Diana Hidayati. Alamat Workshop dan Showroom di Jalan Ki Mangunsarkoro Nomor 36. Yogyakarta telepon 081808783552. (Instgram : @decodian, Line : ndhidayati, Facebook : www.facebook.com/decodianart)
Produk Decodian ( Decopage on handycrat) : Kipas mini, dompet mini, pouch selempang, pouch, kelom Sepatu selop perempuan, cluth lntas, , clucth padan croco, Kotak Tisu, handbag pandan croco, handbag pandan, totebag rotan, handbag stripes, handbag pandan jeans, handbag pandan bantal, gantungan kunci, Dompet kartu nama/uang logam, clutch pandan spek rantai, tas belaja lipat, hanbag pandan/e kayu, handbag pandan goni, hand bag pandan gelombang cinta, dan tas seminar pandan. (@mix)