Senin 00/00/0000 00:00 WIB | oleh Warta
Yogyakarta – Australia Komitmen Atasi Masalah Sanitasi
Kerjasama Pemerintah Yogyakarta dengan Australia untuk mengatasi sanitasi di Kota Yogyakarta akan terus dikembangkan. Keduanya sepakat mengintensifkan kerjasama tersebut dengan melakukan pembangunan kembali sambungan rumah dan saluran pembawa. "Pemerintah Kota Yogyakarta akan terus melakukan upaya untuk mengatasi masalah sanitasi di Kota Yogyakarta. Dan bantuan hibah Pemerintah Australia ini menjadi sangat berarti," ucap Wakil Walikota Heroe Poerwadi saat melakukan audiensi dengan tim Sanitasi-Australia Indonesia Infrastructure Grants for Sanitation/sAIIG di Balaikota, jum"at (9/2). Heroe menyebut sejak tahun 2013 masalah sanitasi di Kota Yogyakarta semakin berkurang, hal tersebut tidak lepas dari hasil kerjasama Pemerintah Kota Yogyakarta dengan Pemerintah Australia melalui program sAIIG. Pemkot melalui Dinas Pekerjaan Umum Perumahan dan Kawasan Permukiman tengah menyiapkan pembangunan sambungan rumah dan saluran pembawa. " Di Suryodiningratan kami siapkan anggaran sekitar Rp450 juta dan di Sorosutan dengan alokasi anggaran sekitar 2,47 miliar," jelas Heroe. Di Kota Yogyakarta, lanjut dia, baru ada 16.170 sambungan rumah yang terbangun, dari total 92.965 unit rumah yang ada di wilayah tersebut. Heroe berharap kerjasama ini akan terus menghasilkan manfaat yang berarti bagi warga Yogyakarta. Ia juga berharap kerjasama ini tidak hanya fokus pada pembangunan saluran rumah saja, namun juga pada pengelolaan sampah. Sementara itum Kepala Seksi Limbah Dinas Pekerjaan Umum Perumahan dan Kawasan Permukiman Kota Yogyakarta Endro Susilo menjelaskan, selain membangun saluran air Pemkot juga melakukan pembangunan instalasi pengolahan air limbah komunal skala rumah tangga sebagai salah satu upaya mengurangi pencemaran sungai. "Upaya pemenuhan 100 persen sanitasi di Kota Yogyakarta terus diintensifkan, salah satunya dengen program jambanisasi yang akan didukung dengan pembangunan septic tank komunal," ungkapnya. Pada tahun ini, Pemerintah Kota Yogyakarta akan menyalurkan bantuan sebanyak 85 jamban ke warga yang terdiri dari 45 jamban bantuan dari Pemerintah DIY dan 40 jamban dari Pemerintah Kota Yogyakarta. Pada tahun anggaran 2018, DPUPKP Kota Yogyakarta merencanakan pembangunan tujuh septic tank komunal di antaranya berada di Kecamatan Umbulharjo dan Gondomanan. Sebelumnya Tim Kemitraan Indonesia Australia untuk Infrastruktur (KIAT) melakukan review program hibah Australia-Indonesia Infrastructure Grants for Sanitation (sAIIG) yang diberikan pada Pemkot Yogyakarta. Bambang Tata Samiadji perwakilan tim dari KIAT mengatakan review tersebut dilakukan untuk mengumpulkan informasi terkait perkembangan dalam pelaksanaan, kemanfaatan, efektivitas bantuan hibah AIIG. Kunjungan dilakukan dibeberapa kota di Indonesia. (Ayunadea R.Z/Tam)
Senin 00/00/0000 00:00 WIB | oleh Warta
Musrenbang Anak Kuatkan Yogyakarta Sebagai Kota Layak Anak
Sebanyak 80 anak yang berasal dari perwakilan 45 Forum Anak Kelurahan di Kota Yogyakarta mengikuti workshop Musyawarah Rencana Pembangunan (Musrenbang) khusus anak, Minggu (11/2) di Balaikota Timoho Yogyakarta. Acara ini diselenggarakan oleh Dinas Pemberdayaan Masyarakat Perempuan dan Perlindungan Anak (DPMPPA) Kota Yogyakarta bersama Forum Anak Kota Yogyakarta (FAKTA). Untuk kelima kalinya sejak tahun 2014 workshop musrenbang khusus anak ini diselenggarakan dan mendapat antusiasme yang luar biasa dari para peserta. Kegiatan ini dibuka Plt Kepala DPMPPA Octo Noor Arafat SIP MSi yang memberikan motivasi dan penyampaian materi mengenai "Kebijakan Pemerintah Kota Yogyakarta terkait Perlindungan dan Pemenuhan Hak Anak". Dalam sambutan dan arahannya disampaikan bahwa arah kebijakan Pemerintah Kota Yogyakarta senantiasa memberikan keberpihakan kepada kelompok gender yang meliputi kelompok masyarakat miskin, penyandang disabilitas, lanjut usia, perempuan dan anak. Lebih jauh dikatakan bahwa Workshop Musrenbang Anak merupakan bagian penting dari wujud komitmen untuk menjadikan Kota Yogyakarta sebagai Kota Layak Anak. Salah satu upaya pemenuhan hak anak yakni hak untuk berpartisipasi terakomodasi melalui kegiatan ini. "Melalui Musrenbang tematik ini diharapkan akan ada banyak masukan-masukan yang positif bagi kemajuan Kota Yogyakarta," katanya. Selaku fasilitator Musrenbang Anak adalah Ifa Ariyani S.Psi, M.Psi, yang memandu tahapan Musrenbang, penetapan pimpinan sidang dan tata tertib dilanjutkan dengan identifikasi persoalan anak di 5 klaster. Sesuai KHA pada 1989, cluster hak anak ini dibagi menjadi 8 klaster. Di mana di negara Indonesia ini dikerucutkan menjadi 5 klaster. Klaster I: Hak Sipil dan Kebebasan, Klaster II: Lingkungan Keluarga dan Pengasuhan Alternatif, Klaster III: Kesehatan Dasar dan Kesejahteraan, Klaster IV: Pendidikan dan Pemanfaatan Waktu Luang, Kegiatan Seni Budaya dan Klaster V: Perlindungan Khusus. Kelima klaster ini didiskusikan dengan membagi peserta ke dalam 5 kelompok, yang didampingi oleh anggota Forum Anak Kota Yogyakarta. Dengan menuliskan usulan dalam form yang telah disediakan oleh DPMPPA, usulan ini selanjutnya akan disampaikan ke Bappeda Kota Yogyakarta untuk menjadi bagian dari kebijakan Pemerintah Kota Yogyakarta pada tahun 2019. (Nia/DPMPPA)
Senin 00/00/0000 00:00 WIB | oleh Warta
Seleksi Anugerah Inovasi dan Anugerah Penelitian 2018
Pemerintah Kota Yogyakarta kembali melaksanakan seleksi pemberian penghargaan terhadap para inovator iptek dan peneliti bidang budaya, sosial, dan ekonomi melalui kegiatan Anugerah Inovasi dan Anugerah Penelitian Tahun 2018. Tersedia uang apresiasi dengan total nilai sebesar Rp 40,25 juta dan piagam Walikota bagi para pemenang. Info lebih lengkap silahkan unduh tautan di bawah ini atau datang langsung ke Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kota Yogyakarta di Komplek Balaikota Timoho
Senin 00/00/0000 00:00 WIB | oleh Warta
Kunjungan Kerja Pemerintah Kota Denpasar, Bali Di Kelurahan Kotabaru Yogyakarta
YOGYAKARTA- Kota Yogyakarta adalah kota yang banyak di kunjungi berbagai daerah di dalam kota maupun di luar pulau jawa. Hal ini mengakibatkan Pemerintah di kota Yogyakarta melakukan reformasi dan birokrasi dengan dinamika yang sudah ada di kota Yogyakarta saat ini. Berjalannya waktu banyak pihak lain tertarik mengunjungi kota Yogyakarta ini, salah satunya di Kelurahan Kotabaru Kecamatan Gondokusuman jumat (9/2/2018), menerima kunjungan kerja Camat dan Lurah serta rombongan anggota dari pemerintah kota Denpasar, Bali. Dalam kunjungannya, ingin mengetahui kinerja yang ada di kota Yogyakarta terkait dengan pengelolaan ruangan dan bagaimana cara pekerjaan Lurah mengenai PPTK terutama di Kelurahan Kotabaru. Menurut I Made Toya Asisten Pemerintah Kota Denpasar Bali mengatakan "kami ingin mengetahui terkait dengan pengelolaan ruangan, kami berharap kelurahan dan kecamatan kota Denpasar mengetahui bagaimana cara kerja di kelurahan, berkaitan dengan PPTK di Yogyakarta, apa saja yang dikerjakan sehingga kami bisa mengadopsi apa yang dikerjakan dan kami terapkan di kota Denpasar". Pemerintah Kota Yogyakarta memutuskan mulai sejak 2015, Lurah menjadi PPTK kegiatan permberdayaan di masyarakat. Hal tersebut bertujuan agar kegiatan pemberdayaan masyarakat dapat lebih dimaksimalkan. Sementara kegiatan pemberdayaan yang dilakukan adalah berdasarkan hasil dari Musrenbang. Dalam hal ini kelurahan memiliki indikatif (plafon anggaran) yang digunakan untuk kegiatan pemberdayaan masyarakat seperti untuk pelatihan, sosialisasi, dan pembinaan kelembagaan di tingkat kelurahan. Pemberdayaan itu sendiri untuk tiap kelurahan berbeda, sesuai dengan jumlah penduduk, jumlah RT / RW, realiasi PBB dan keluasan wilayah. Kelurahan Kotabaru Yogyakarta, Riyan Wulandari mengatakan "Kelurahan Kotabaru sudah menggunakan E-office di Dinas atau Instansi lain, ini sangat membantu menyampaikan undangan atau informasi, mengefisienkan waktu jika ada kegiatan lain yang bisa dilakukan dengan baik". Beliau juga mengatakan bahwa "diwajibkan tiap anggota mempunyai rekening di bank daerah untuk kegiatan dana LPMK dan dana via transfer dan via bank semuanya tidak ada tunai. Sehingga ada kontrol, apakah benar ada kegiatan dan di realisasikannya seperti apa". Dalam perkembangannya, Camat dan Lurah serta anggota Pemerintah kota Denpasar mendukung kegiatan yang ada, sehingga ada perencanaan untuk membangun Denpasar yang lebih baik dengan mempelajari kinerja Kelurahan Kotabaru Yogyakarta , menyangkut Lurah sebagai PPTK Pemberdayaan Masyarakat. (Hes)
Senin 00/00/0000 00:00 WIB | oleh Warta
Selamat Ulang Tahun Ke-54 Pak Walikota , Semoga Tetap Amanah Hingga Akhir Jabatan
Walikota Yogyakarta H. Haryadi Suyuti hari Jumat, (09/02/2018) genap berusia 54 tahun. Pesta ulang tahunnya dirayakan dengan sangat sederhana oleh para staf, keluarga dan, koleganya di ruang Yudhistira Balaikota Yogyakarta. Tepat pukul 08.39 WIB pintu ruangan Yudhistira dibuka dan begitu menginjakkan kaki di depan pintu Walikota disambut lagu Selamat Ulang Tahun dari Ibu Anna Haryadi Suyuti dan putri sulungnya dr. Karina Arifiani serta para stafnya yang sudah menunggu. Di tangan Ibu Anna Haryadi ada kue ulang tahun bertuliskan ucapan selamat dan lilin berangka 54 yang sedang menyala. Ada juga sebuah meja berisi nasi tumpeng beserta umbo rampe"nya. Walikota menyalami para stafnya kemudian mendekati Ibu Anna Haryadi yang sedang memegangi nanpan kue ultah. Walikota meniup lilin dan melanjutkan memotong tumpeng dan diberikan kepada ibu Anna Haryadi, Istri Walikota. Potongan kedua diberikan kepada Wakil Walikota Yogyakarta, Heroe Poerwadi. Saat itu, diputarkan slide foto dan video ucapan selamat ulang tahun dari warga dan karyawan Pemerintah Kota Yogyakarta. Ada slide foto jaman dulu (jadul), sewaktu Haryadi masih duduk di bangku SMA dan kuliah ikut ditampilkan. Foto jadul itupun menjadi bahan candaan Walikota dan stafnya. Selain itu pula ditampilkan foto ketika Haryadi masih menjabat Wakil Walikota. Perubahan fisik dan gestur tubuh saat berfoto juga menjadi bahan candaan yag segar. Ada celotehan lucu keluar dari Walikota sendiri dan juga para staf membuat suasana menjadi penuh canda dan sukacita. Walikota Yogyakarta , Drs. H. Haryadi Suyuti saat dimintai komentarnya, mengatakan dirinya sangat berterima kasih kepada Wakil Walikota Yogyakarta Heroe Poerwadi dan stafnya yakni Sekda, Asisten, Kepala OPD, Camat, para kepala BUMD yang menggelar acara syukuran peringatan hari ulang tahunnya. Ucapan terima kasihnya juga disampaikan kepada sang istri Ibu Anna Haryadi dan putri sulungnya yang ikut hadir pada waktu itu. Walikota meminta dukungan doa dari semua agar tetap amanah dalam menjalankan tugasnya sebagai pelayan masyarakat Yogyakarta hingga akhir periode kedua ini dengan baik. Dirinya juga meminta doa agar diberi rahmat kesehatan sehingga dapat menjalankan tugasnya dengan baik. "Mohon doanya pada teman teman semua, semoga saya tetap terus menjalankan amanah dengan baik sampai dengan akhir periode kedua ini, sehat," ujar Walikota. Haryadi juga berharap semua staf yang dia sapa sebagai teman, bersama dirinya menyelesaikan periode kepemimpinannya , bekerja untuk masyarakat dengan baik dan kelak kembali ke keluarga dengan sehat dan baik pula. "Tentunya harapan saya , saya bukan saja Walikota tetapi saya adalah teman-teman kalian semua. Semua saya anggap teman, kita bekerja untuk masyarakat. Dan itu menjadi harapan saya. Begitu pula istri anak saya juga ingin seperti itu, bisa menyelesaikan periode ini dengan baik dan saya kembali ke keluarga dengan keadan sehat walafiat,"harap Haryadi. Haryadi mengajak semua untuk bersinerji membawa Kota Yogyakarta ke arah yang lebih baik lagi. Sementara itu, Wakil Walikota Heroe Poerwadi mewakili seluruh karyawan Pemerintah Kota Yogyakarta mengucapkan selamat ulang tahun kepada Walikota. Heroe berharap dengan bertambahnya usia bertambah pula kemudahan dalam segala urusan. Heroe mendoakan agar Haryadi terus mejadi peimpin yang bisa diteladani dan amanah serta sehat selalu sehingga dapat menjalankan tugas sehari hari dengan baik agar terciptalah Yogyakarta yang lebih baik lagi. Pada kesempatan itu pula digelar pengajian bersama Ustadz Saijan, S.Ag, M.Si. (@mix)
Senin 00/00/0000 00:00 WIB | oleh Warta
Belajar Tentang Pajak, DPRD Malang Bertolak Ke Yogyakarta
DPRD Komisi tiga Kabupaten Malang, Jawa Timur melakukan kunjungan kerja ke Pemerintah Kota Yogyakarta, jum"at (9/2). Kunjungan kerja tersebut diselenggarakan diruang Yudhistira. Dihadiri oleh 12 anggota dari rombongan DPRD kabupaten Malang. Diantaranya, Wakil Ketua DPRD Kabupaten Malang Siadi, beserta jajaran staf dari berbagai fraksi DPRD Malang. Dalam kunjungannya di hadiri Staf Ahli dari Pemkot Tri Widiyanto, mewakili Walikota Yogyakarta. Acara tersebut dimulai pukul 13.00 WIB. Diawali dengan sambutan dan penyampaian tujuan kunjungan kerja dari Wakil Ketua DPRD Kabupaten Malang, Siadi. Kemudian acara dilanjutkan dengan penyerahan cindramata dari perwakilan kedua belah pihak. Pukul 14.00 WIB acara ditutup dengan penyampaian isi dari materi kunjungan kerja oleh Tri Widiyanto. Agenda utama dari kunjungan kerja tersebut adalah melakukan studi banding terkait dengan penyelenggaraan pajak. Tri Widiyanto mengungkapkan, "saat ini Yogyakarta menerapkan wajib pajak, diantaranya adalah pajak Bumi dan Bangunan (PBB), pajak hotel, pajak restoran, pajak reklame, pajak kartu, pajak air tanah dan pajak burung wallet. Dan perolehan pajak di Yogyakarta tahun 2017 mencapai 47,5 milyar rupiah". "Diharapkan dengan kunjungan kerja ini, Kabupaten Malang mampu menerapkan wajib pajak dengan lebih baik" sambung Siadi. (Dwi Parwati/Hes)
Senin 00/00/0000 00:00 WIB | oleh Warta
Musrenbang, Gondokusuman Fokus Tekan Angka Kemiskinan
Kecamatan Gondokusuman bertekad potong angka kemiskinan dengan melakuan sejumlah upaya, hal tersebut mendakak menjadi prioritas mengingat angka kemiskinan di Kota Yogyakarta mencapai angka 8,7 persen. "Kami merespon angka tersebut dengan melakukan upaya pengentasan kemiskinan di wilayah Gondokusuman,"ucap Camat Gondokusuman Jalaludin pada Musyawarah Rencana Pembangunan Daerah (Musrenbang) 2019 di Hotel Horison, kamis (8/2). Ia menyebut, jumlah penduduk di wilayah Gondokusuman saat ini mencapai 42285 jiwa. Dengan pemegang Kartu Menuju Sejahtera (KMS) sebanyak 5500 jiwa. "Prosentase jumlah peduduk miskin yakni 13,15%, sehingga setiap 100 orang terdapat 13 orang miskin," urainya. Ia menargetkan angka kemiskinan di Gondokusuman turun sebagaimana target Walikota yakni 8 orang dari 100 orang. "Sehingga PR kami tinggal 5 orang saja, semoga aja 2019 target tersebut terlampaui," imbuhnya. Hal tersebut mendapat respon positif dari Wakil Walikota Yogyakarta Heroe Poerwadi, Ia memastikan Pemkot tetap akan memperhatikan warga miskin dengan memberikan program pemberdayaan sehingga warga tersebut tidak lagi masuk kategori warga miskin. Data warga miskin di Kota Yogyakarta sesuai dengan jumlah pemegang kartu menuju sejahtera (KMS) sebanyak 18.651 kepala keluarga (KK) atau 60.215 jiwa. Pemegang KMS selama ini dapat bantuan dari sisi kesehatan, pendidikan, hingga santunan kematian. Heroe menyebut anggaran pengentasan kemiskinan 2018 sebesar Rp 92 miliar. Jumlah tersebut murni dari APBD Kota Yogyakarta, belum termasuk bantuan program dari Pemda DIY dan pemerintah pusat. Heroe meminta semua program di Gondokusuman berbasis pada prinsip gandeng gendong terlebih untuk mengentaskan kemiskinan. Selain menyoroti kemiskinan, Heroe juga meminta Kecamatan Gondokusuman untuk menghidupkan kampung sebagai basis pembangunan Melalui program do it kampung. "Do it kampung yang intinya nanti kampung melaksanakan program dari anggaran yang selama ini dikelola tingkat RW, dengan tujuan meningkatkan kesejahteraan masyarakat terutama yang masih pra sejahtera," sambung Heroe. Ia berharap tiap kelurahan di Gondokusuman memiliki program kegiatan. Sehingga banyak kegiatan di masyarakat yang bisa tumbuh. Ia mencontohkan adanya predikat kampung yang telah ada selama ini untuk dikembangkan lagi. "Sekarang ini yang kita minta kelurahan membuat RPJM hingga 2022 mendatang, sehingga kedepan mau membentuk apa sudah jelas persiapannya," tandasnya. (Dwi Parwati/Tam)
Senin 00/00/0000 00:00 WIB | oleh Warta
Kunjungan Kerja Pemerintah Kabupaten Jembrana Bali Terkait Kegiatan Gabungan Organisasi Wanita dan UMKM
Perempuan merupakan bagian yang memiliki peranan penting dalam pembangunan di masyarakat. Oleh karena itu, dalam pembangunan organisasi perempuan sebagai wadah yang dapat menaungi, memberdayakan sekaligus menyalurkan ide, pendapat, dan aspirasi mereka agar menjadi inspirasi publik bahwa perempuan juga memiliki banyak talenta. Wakil Penasehat Gabungan Organisasi Wanita (GOW) Jembarana Bali, Ni Nyoman Ani Setyawarini menuturkan, "kegiatan kunjungan kerja pemerintah kabupaten Jembrana bersama Gabungan Organisasi Wanita (GOW) Jembarana Bali, bertujuan sebagai wadah untuk bertukar pikiran serta mempelajari tentang bagaimana cara memberdayakan masyarakat, khususnya kaum perempuan yang berdaya dan mandiri". Hal ini yang membuat Gabungan Organisasi Wanita (GOW) dan UMKM Jembranan Bali melakukan kunjungan kerja ke Pemerintah Kota Yogyakarta. Acara tersebut berlangsung di ruang Yudistira pada Kamis (8/2). Kepiawaian Pemerintah Kota Yogyakarta dalam program pemberdayaan perempuan, secara signifikan mampu meningkatkan perekonomian dan kesejahteraan bagi kaum wanita. Diharapkan organisasi ini melahirkan wanita yang mandiri dan dapat memotivasi para wanita disekitarnya untuk terus menjadi contoh dalam bidang politik, kesehatan masyarakat, publikasi, sosial budaya, HAM dan bidang pendidikan. Salah satu pentingnya kesadaran perempuan adalah dalam bidang Hak Asasi Manusia, diwujudkan dengan adanya penyuluhan tentang bahaya dan cara menanggulangi agar tidak terjadi kekerasan dalam rumah tangga. Kunjungan kerja ini diikuti oleh 52 anggota dan 3 pendamping dari Gabungan Organisasi Wanita (GOW) Jembrana Bali. Pada akhir acara tersebut ditutup dengan penyerahan cindera mata dari Pemerintah Kota Yogyakarta. (dea,dp,hes).
Senin 00/00/0000 00:00 WIB | oleh Warta
Tampil Trendi Dengan Produk Cantik Decodian Art Handycraft Milik Nur Diana Hidayati
Tak bisa dipungkiri bahwa naluri setiap wanita ingin tampil cantik dan memesona dihadapan orang. Aksesoris yang dikenakan akan menjadi bagian yang penting. Perpaduan busana, tas dan dompet akan memberi aksen khusus pada setiap penampilan. Maka tak heran banyak kocekpun akan dikeluarkan. Maklum ada pemeo Ingin cantik harus ragat (keluarkan biaya). Benarkah itu? Tentu saja tidak. Tas dan dompet buatan Decodian ( Decoupage On Handycraft) milik Nur Diana Hidayati menepis anggapan bahwa untuk tampil cantik harus mahal. Cukup dengan dana yang terjangkau (murah) tas dan dompet trendi akan menjadi milik anda. Tujuh buah tas jingjing cantik dari anyaman pandan dan rotan tertata rapi di rak kayu bertingkat empat. Sementara, disebelahnya sebuah rak bambu bersusun empat berisi tas berukuran kecil. Pada tingkat ketiga ada beberapa kotak tisu dan paling atas berjejer dompet berbagai ukuran. Di tengah-tengah kedua rak ada gantungan -cowboy- terbuat dari batangan bambu yang masing masing ruas bergantungan dompet mini berbentuk lucu dan unik. Semua produk terbuat dari anyaman daun pandan, lontar dan rotan. Uniknya, semua produk bermotif bunga, hewan dan pemandangan itu dikerjakan dengan teknik decopas (decoupage) atau menggunting dan menempel. Semuanya adalah produk unggulan Decodian (Decupage on Handycraft) milik Nur Dianan Hidayati. Sesuai dengan namanya, Decodian ( Decoupage On Handycraft) memiliki keunggulan pada ornamen yang digunting dan ditempel pada media berupa tas atau dompet. Media terbuat dari anyaman daun pandan, lontar, agel atau rotan. Nur Diana Hidayati menjelaskan "Decodian" berasal dari bahasa Italia Decoupage (Decopas) yang berarti seni menggunting dan menempel. Yang digunting menurut Diana berbahan dasar tisu atau kertas. Namun untuk saat ini, Decodian baru menggunakan tisu bermotif bunga, hewan, dan pemandangan. Guntingan tisu bermotif itu kemudian ditempalkan pada media tas, dompet, dan tempat (kotak) tisu. Seni decopas tidak terbatas pada media anyaman rotan, lontar dan pandan saja. Seni decopas bisa juga ditempelkan pada media lain seperti keramik, kayu, plastik. Namun untuk sementara ini, Decodian hanya berfokus pada media anyaman rotan dan pandan saja. Nur Diana Hidayati dengan Decodiannya boleh dibilang masih baru menggeluti usaha seni decopas, namun usaha yang baru seumur jagung itu telah memberi hasil yang cukup baik. Usahanya mulai dirintis tahun 2016. Tahun ini telah memasuki tahun kedua. Beberapa bulan menggeluti usaha decopas, Nur Diana bergabung dengan Forum Komunikasi UMKM kecamatan Pakualaman. Forum ini merupakan kelompok binaan dari Dinas Koperasi, Tenaga Kerja dan UKM, Nakertrans Kota Yogyakarta. Setelah bergabung di Forkom UMKM ini Nur Diana banyak mendapatkan fasilitas berupa pelatihan dan kesempatan pameran, ekspo atau bazar. Diana pernah diajak berpameran ke Pontianak Expo" dengan produk decopasnya. Di tingat lokal Diana sering diajak mengikuti pameran, salah satunya di Gebyar UMKM serta pada setiap hari Rabu di Balaikota Jogja. Untuk mendapatkan media (tas dan dompet) , Diana bekerjasama dengan pengrajin lain. Diana saat ini mengambil di pasar tradisional Beringharjo Yogyakata. Media yang dibeli masih polos, belum diberi ornamen apapun. Di tangan Diana media ini kemudian ditempelkan gambar sesuai dengan selera atau pesanan konsumen dengan teknik decopas. Bahan baku tisu bergambar tidak sulit didapatkan. Ada toko khusus menjual kebutuhan Decopas. Dalam sehari Diana biasa menghasilkan tiga produk (tas). Satu produk biasanya dibutuhkan waktu dua jam untuk menyelesaikan dari menggunting pola hingga menempelkan pada media. Produk Decodian lebih didominasi motif bunga. Karena menurut Diana motif bunga masih menjadi kesenangan bagi konsumen yang sebagaian besar kaum perempuan. Namun demikian Decodian Diana juga menyediakan motif lain seperti hewan (animal printing) dan pemandangan berdasarkan pesanan. Kalau dua motif terakhir ini biasanya dipesan oleh kaum laki laki. Untuk merintis usahanya, awalnya Diana hanya bermodalkan niat. Mengingat sebelumnya Diana merupakan seorang karyawati kantoran yang bekerja dengan jadual waktu yang pasti dan teratur. "Kalau kerja kantoran sudah ada petunjuk teknis (juknis) yang jelas,tetepi kerja sebagai wiraswasta harus mengatur diri sendiri mulai mngelola waktu, dan produknya.Modalku hanya niat dan dana lima ratus ribu rupiah ," ujar mantan karyawati sebuah perusahan swasta ini. Dengan dana Rp. 500.000,- ini Diana membeli beberapa media berupa dompet dan peralatannya berupa kertas tisue bergambar untuk mencoba membuat pertama kalinya. Alhasil, produksi awal Diana ternyata mendapat sambutan baik dari konsumen. Hasil dari penjualan awal ini kemudian dibelanjakan kembali untuk membeli produk yang lebih besar seperti tas. Dan hal itu terus dilakukan hingga saat ini. Diana menceritakan awal penjualan produk decopas hanya ditawarkan melalui media on line (tokopedia). Selain itu, Diana juga rajin memasarkan melalui media sosial seperti instagram, whatsapp, line, facebook dan lainnya. Dirinya mengakui pembeli produknya masih dari tingkat lokal, Indonesia. Diana juga banyak mendapatkan pembeli yang datang langsung ke workshop atau showroom-nya yang berada di Jl. Ki Mangunsarkoro Nomor 36 Pakualaman Yogyakarta, 55111. Harga yang dipatok sangat terjangkau, berkisar antara Rp. 50.000 hingga Rp.650.000. Untuk dompet berukuran kecil dihargai sekitar Rp. 50 ribu. Sedangkan yang termahal adalah tas anyaman rotal bermotif dengan diberi lis berbahan kulit sapi atau domba. Dari hasil penjualan produk decopas itu , Diana bisa meraup keuntungan bersih lebih dari Rp. 1 juta. Menurutnya hasil ini sudah lumayan bagi pemula. Tren penjualan terus meningkat dan harapannya akan melebihi angka Rp. 1 juta. Dirinya berharap di tahun 2018 ini permintaan produknya semakin banyak dan bisa merambah ke pasaran luar negeri. Diakuinya bahwa untuk saat ini masih melayani pasaran di dalam negeri. Diana pernah mendapatkan pesanan dari Nabire, Merauke Papua Barat , dan ini merupakan pesanan terjauh. Selebihnya Diana melayani pembeli lokal. Sebagai pemula yang bermain di dunia wirausaha, Diana mengakui banyak menemui tantangan. Dia menyadari dunia yang digeluti saat ini adalah dunia mode, dimana ada pasang surutnya. Namun hal itu tidak membuat perempuan muda berjilbab ini patah arang. "Saya menyadari, handmade itu sama halnya dengan dunia mode. Trennya ada naik ada turun. Apalagi produk saya inikan handmade (buatan tangan). Seperti mode itukan ada masanya dia itu tinggi, hits banyak disuka banyak orang, tapi ada masanya dia jenuh. Dan itu akan berimbas ke hasil penjulan, jadi sepi. Kalau saya selalu optimis. Turun naiknya pendapatan itu merupakan sebuah proses. Jalani saja dengan niat yang baik, pasti berhasil," ujarnya optimis. Selama setahun ini usahanya bisa dibilang berjalan stabil, artinya penjualannya tidak terlalu tinggi dan tidak terlalu rendah. Selain menjual sendiri dan melalui media daring (online), Diana juga dibantu reseller (penjual yang yang membeli kemudian memasarkan kembali). Diana mengajak masyarakat mencintai dan menghargai produk handmade dengan membelinya. "Karena dengan membeli kerajinan buatan tangan para pengrajin itu, secara tidak langsung pula akan menumbuhkan UMKM dan pengrajin yang membuat produk itu sendiri. Jadi efek domino positifnya itu banyak, " harap Diana. Peran Serta Pemkot Yogyakarta Diana mengatakan selama ini pengrajin sangat dibantu oleh Dinas Koperasi, Tenaga Kerja dan UMKM, Nakertrans Kota Yogyakarta . Melalui Forum Komunikasi UMKM kecamatan, mereka diberi kesempatan untuk mempromosikan produknya di XT Square. Diana dan pengusaha pemula diberi diklat seperti pelatihan manajemen pembuatan laporan keuangan dan pekejing . Para pengrajin juga diberi fasilitas untuk mendaftarkan HAKI secara gartis. Produk Decopas milik Diana dijamin berkualitas tinggi dan memenuhi keinginan dan selera konsumen. Karena pemilihan bahan dan proses pengerjaan dilakukan dengan cermat, sehingga menghasilkan tas, dan dompet yang berkualitas. Siapapun yang memakai produk decopas dari Decodian dijamin tampil trendi dan "fashionable". Untuk itu jangan lupa, mengoleksi produk Decodian milik Nur Diana Hidayati. Alamat Workshop dan Showroom di Jalan Ki Mangunsarkoro Nomor 36. Yogyakarta telepon 081808783552. (Instgram : @decodian, Line : ndhidayati, Facebook : www.facebook.com/decodianart) Produk Decodian ( Decopage on handycrat) : Kipas mini, dompet mini, pouch selempang, pouch, kelom Sepatu selop perempuan, cluth lntas, , clucth padan croco, Kotak Tisu, handbag pandan croco, handbag pandan, totebag rotan, handbag stripes, handbag pandan jeans, handbag pandan bantal, gantungan kunci, Dompet kartu nama/uang logam, clutch pandan spek rantai, tas belaja lipat, hanbag pandan/e kayu, handbag pandan goni, hand bag pandan gelombang cinta, dan tas seminar pandan. (@mix)
Senin 00/00/0000 00:00 WIB | oleh Warta
SMK AL-HUDA Sariwangi Tasikmalaya Lakukan Kunjungan Studi ke Pemkot Yogyakarta
Yogyakarta sampai saat ini masih menjadi satu-satunya kota dengan julukan kota pendidikan di Indonesia. Hal ini dibuktikan dengan banyaknya pendatang dari luar daerah yang menuntut ilmu di Yogyakarta. Hal ini pula yang dilakukan oleh dari SMK Al-Huda Sariwangi, Tasikmalaya, Jawa Barat yang melakukan kunjungan studi ke Pemerintah Kota (Pemkot) Yogyakarta pada Rabu (7/2). Kegiatan tersebut diikuti oleh 93 orang siswa dan 5 orang pembimbing ini berlangsung di ruang Bima kompleks Balaikota Yogyakarta. Kunjungan ini membahas tentang kegiatan perkantoran dalam hal pengadministrasian dan tata kelola perkantoran. Selain itu, siswa dijelaskan mengenai profil Pemkot Yogya. Rombongan tersebut disambut Staff Ahli Bidang Umum Tri Widiyanto. Pada kesempata tersebut Ia mengatakan penerapan e-office yang telah diberlakukan secara menyeluruh pada awal Januari 2018, serta konsep Jogja Smart City yang diharapkan tidak hanya sekedar langkah untuk mengejar hal yang bersifat prestisius. "Namun yang terpenting konsep Smart City dan penerapan e-office dapat memberikan manfaat dan kemudahan dalam tata kelola pemerintahan" katanya. Pelaksanaan e-office, lanjutnya, telah dirintis sejak 2016. Dari 17 macam tipe surat, sudah terdapat 3 tipe surat yang dapat diolah secara elektronik, yaitu Surat Edaran, Surat Undangan, dan Surat Biasa. "Tak sampai disitu Pemkot Yogya telah menerapkan aplikasi e-signature atau tanda tangan digital dalam proses surat menyurat, dan juga akan melakukan penetration test atau uji penetrasi terhadap sistem elektronik sebagai media evaluasi terhadap keamanan dari sebuah sistem dan jaringan komputer." Ujarnya. Hal lain yang dikemukakan oleh Tri Widiyanto adalah dari aspek administrasi keuangan, yaitu menindaklanjuti Surat Edaran Menteri Dalam Negeri Nomor 910/1867/SJ, pada September 2017, yaitu Pemkot Yogya menginisasi pelaksanaan transaksi non tunai melalui Instruksi Presiden Nomor 3 Tahun 2017 tentang Pelaksanaan Transaksi Non Tunai.Diharapkan melalui transaksi non-tunai dapat menggerakkan perputaran ekonomi menjadi lebih efisien, demikian pula pengelolaan keuangan yang dilakukan Pemerintah, maupun dunia usaha dapat berlangsung transparan dan akuntabel serta mendorong Keuangan Inklusif melalui akses rekening perbankan. Sementara itu Kepala sekolah SMKAl-Huda Sariwangi, Tasikmalaya, Ahmad Sopandi berharap agar kegiatan ini mampu mengedukasi para siswa tentang kegiatan pengadministrasian dan tata kelola perkantoran di Pemkot Yogya. Kunjungan studi tersebut ditutup dengan pemberian cinderamata dari SMKAl-Huda Sariwangi, Tasikmalaya kepada Bapak Tri Widiyanto. (Han/dp/ay)
Senin 00/00/0000 00:00 WIB | oleh Warta
Pemkot Dorong Koperasi Menuju Kategori Sehat
Pemerintah Kota (Pemkot) Yogyakarta akan terus melakukan upaya untuk mendorong koperasi di Yogyakarta masuk kategori sehat. Hal itu dilakukan untuk mendorong program reformasi koperasi secara nasional. Salah satu caranya adalah meningkatkan partisipasi anggota. "Untuk mewujudkan hal itu perlu adanya peningkatan partisipasi anggota baik dalam bentuk hutang, tabungan, usaha maupun usulan dari anggota," ucap Kepala Dinas Koperasi, UKM, Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kota Yogyakarta, Lucy Irawati saat membuka Rapat Anggota Tahunan (RAT) Koperasi Tridharma di Gedung PDHI, rabu (7/2). Lusi menjelaskan dari program pemeringkatan koperasi yang telah dilakukan pada 150 koperasi terdapat 10 koperasi masuk kategori berkualitas baik, 36 masuk kategori cukup dan 3 koperasi sisanya masuk kategri tidak baik. "Pemerintah pusat memiliki program koperasi sehat, untuk itulah koperasi sehat meski melakukan RAT, namun tidak semua koperasi yang melakukan RAT berarti masuk kategori sehat," jelasnya. Ia menyebut dari 2012 juta koperasi yang tersebar di seluruh Indonesia hanya ada 58 ribu koperasi yang melakukan RAT. Terkait hal tersebut Lusi mengajak semua pengurus koperasi di Yogyakarta untuk bekerjasama meningkatkan kualitas koperasi. "Berkembang atau tidaknya koperasi tergantung kita, jangan hanya diserahkan pada pengurus dan pengawas saja. Para anggota juga memiliki peran penting untuk meningkatkan kualitas koperasi," imbuhnya. Untuk meningkatkan kualitas koperasi Lusi pun meminta sejumlah koperasi yang ada agar mengembangkan usahanya. "Kalau kemarin hanya simpan pinjam saja, sekarang silahkan ditambah dengan usaha seperti UMKM," tandasnya. Terkait hal tesebut, Pemkot memiliki perhatian khusus terhadap UMKM. Ia menegaskan melalui program gandeng gendong yang telah diluncurkan. "Intinya adalah kita bersama-sama meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Yang kurang mampu digendong yang sudah mampu sehingga bisa mendapatkan kesejahteraan," tukasnya. Lusi mencontohkan, bahwa Wakil Walikota Heroe Poerwadi berencana agar anggaran makan dan minum di Pemkot yang angkanya mencapai Rp.28 miliar dibelanjakan di UMKM. "Jangan sampai dibelanjakan diluar kota Yogyakarta, sehingga bisa membantu masyarakat mengembangkan usahanya," jelasnya. Sementara itu Ketua Dekopinda Kota Yogyakarta Iwa Khoril Fatwa mengajak seluruh koperasi yang ada di Yogyakarta untuk tidak anti medernisasi. Hal itu penting dilakukan agar koperasi bisa bertahan karena mampu mengikuti perkembangan. "Sekarang sudah ada tekhnologi silahkan dimanfaatkan untuk meningkatkan kualitas koperasi . Namun begitu jati diri koperasi jangan sampau ditinggalkan," jelasnya. Menurutnya Jati diri koperasi harus tetap dipegang supaya tidak bekerjas layaknya sistem perbankan. Di Yogyakarta memiliki kearifan lokal yang menjadi ciri kita untuk mengembangakn sekaligus mempertahankan jati diri koperasi," pungkasnya. (Ayunadea R.Z/Tam)
Senin 00/00/0000 00:00 WIB | oleh Warta
Wawali Minta Rencana Kerja 2019 Berbasis Gandeng Gendong
Wakil Walikota Yogyakarta Heroe Poerwadi kembali menegaskan, bahwa semua rencana kerja Pemerintah Kota Yogyakarta harus didasarkan pada prinsip gandeng gendong. Hal tersebut Ia sampaikan saat mengikuti Konsultasi Publik Rencana Kerja Pemkot Yogyakarta 2019 di Balaikota, selasa (6/2). "Gandeng Gendong adalah nilai dasar untuk bersama meraih kesejahteraan," tandas Heroe. Heroe meminta seluruh Organisasi Perangkat Daerah (OPD) untuk menyusun road map rencana kerja selama tahun 2019 mendatang sekaligus target yang akan dicapai dengan mengedepankan konsep gandeng gendong. "Pembangunan di Yogyakarta didasarkan pada semboyan Segoro Amarto dimana semangat gotong royongnya diterjemahkan dalam konsep gandeng-gendong," ucapnya. Labih jauh Ia menjelaskan, Gandeng Gendong dilakukan dalam segala pelaksanaan program kegiatan seperti menanggulangi kemiskinan, meningkatkan pendapatan masyarakat, meningkatkan grade UMKM. "Dalam tataran teknis pembangunan Yogyakarta haruslah melibatkan 5K (Pemerintah Kota, Kampung, Korporat, Kampus, Komunitas)," urainya. Heroe menyebutkan semangat Gandeng Gendong sudah berhasil diterjemahkan dalam program reresik Yogyakarta. Yakni meliputi reresik Malioboro, reresik kampung dan reresik pasar. Ia meminta hal itu menjadi contoh untuk perencanaan program kerja lain. Untuk mempercepat hal tersebut, Heroe bertekad untuk mendorong dana yang mengalir ke kampung semakin besar. Itu dilakukan untuk mendorong predikat kampung-kampung yang sudah ada. "Kalau kampung panca tertib agar benar-benar tertib, kampung hijau juga benar-benar hijau, intinya agar semua kampung agar sesuai dengan predikatnya," kata Heroe. Selain itu, Heroe juga berharap kampung-kampung lain untuk mendeklarasikan kampungnya karena menurut Heroe dasar kegiatan pembangunan Kota Yogyakarta basisnya adalah kampung. "Karna Sumber Daya Manusia di Kamapung jelas lebih banyak dan luas disbanding ketika hanya berbasis RW," katanya. Sementara itu, Kepala Badan Perencanaan Daerah (Bappeda) Kota Yogyakarta Edi Muhammad menambahkan, Konsultasi Publik ini adalah yang pertama di tahun 2018. Sekaligus menjadi forum baru bagi Pemerintah Kota untuk menampung aspirasi.(Dwi Parwati/Ayunadea R.Z)
Senin 00/00/0000 00:00 WIB | oleh Warta
Asiknya Mengikuti Yoga Massal di Balaikota
Ratusan orang meramaikan yoga massal di halaman balaikota Yogyakarta, minggu ( 4/2) pagi. Selain diikuti warga acara yang digelar panitia nyepi 2018 dan Asosiasi Yoga Indonesia itu semakin asik karna juga diikuti oleh Wakil Walikota Yogyakarta Heroe Poerwadi. Kegiatan bertajuk "Yoga for health and peace of mind," dimulai sejak pukul 06:00 wib dan diakhiri dengan pembagian door prize pad pukul 10:00 wib. Heroe merespon baik kegiatan tersebut, ia menilai bahwa Yoga memiliki porsi penting dalam dunia kesehatan dan olahraga. Menurutnya Yoga bisa menjadi olahraga alternatif bagi warga Yogyakarta yang notabene tengah disibukkan dengan beragama aktivitas pekerjaan masing-masing. Ia melihat bahwa saat ini, di tengah-tengah aktivitas yang padat, sebagian masyarakat tetap meluangkan waktu khusus untuk berolahraga. Kini, Heroe menandaskan, masyarakat tidak lagi berolahraga hanya karena mengikuti tren, namun olahraga sudah menjadi kebutuhan dan gaya hidup masyarakat kekinian, untuk mendapatkan kesehatan raga dan jiwa. Terakit dengan olahraga Yoga, Heroe menjelaskan sejak diperkenalkan di Indonesia pada era tahun 90"an, olahraga Yoga terus berkembang pesat. "Hal ini terlihat dari beberapa sanggar kebugaran atau pusat pelatihan senam yang menyediakan kelas atau instruktur Yoga," ucapnya. Lebih jauh Heroe menjelaskan , Yoga tak hanya sekedar kemahiran dalam melakukan pose atau gerakan yang sulit saja. Ada banyak manfaat kesehatan di balik semua gerakan itu. "Beberapa studi menyebutkan bahwa latihan Yoga yang dilakukan secara teratur akan membantu penyembuhan penderita darah tinggi, penyakit jantung, hingga dapat mengurangi tingkat stres dan depresi," urainya. Dengan begitu, Heroe berharap olahraga Yoga bisa memasyarakat dan kelak menjadi olahraga favorit bagi di tengah-tangah masyarkat. Ketua Panitia Yoga massal Yogyakarta 2018 Dewa Kadek Putra Adnyana menjelaskan peserta Yoga kali ini tidak hanya berasal dari Yogyakarta saja namun juga ada yang berasal dari luar daerah. "Pesertanya pun beragam, dari usia muda, anak-anak hingga pada lansia," jelasnya. Kegiatan ini merupakan rangakain dari perayaan hari raya nyepi 2018. Ia juga menyebut kegiatan ini sekaligus sebagai langkah promosi agar Yoga menjadi salah salah satu olahraga yang semakin digemari masyarakat Yogyakarta. (Tam)
Senin 00/00/0000 00:00 WIB | oleh Warta
Walikota Letakkan Batu Pertama Pembangunan Gereja Gondokusuman
Walikota Yogyakarta, Haryadi Suyuti, meletakkan batu pertama pembangunan gedung Gereja Kristen Jawa (GKJ) Gondokusuman pada Sabtu (3/2). Saat datang ke lokasi pembangunan gereja tersebut, Haryadi disambut pimpinan dan jamaat Kristen Gereja tersebut. Menurut Walikota, peletakan batu pertama pembangunan Gedung GKJ Gondokusuman merupakan perwujudan dari sebuah komitmen bersama untuk membangun pelayanan bagi umat Kristen di Kota Yogya. "Pembangunan gedung gereja bukanlah sebuah pembangunan biasa, tetapi sebuah proses spiritual dan pembentukan iman serta jati diri orang. Pembangunan gereja juga untuk membangun semangat kebersamaan, kerja sama, partisipasi, dan tanggungjawab bersama dalam umat," katanya di lokasi. Ia menjelaskan dimulainya pembangunan gedung pertemuan dan kantor gereja ini adalah merupakan hal yang patut disyukuri oleh seluruh jemaat. Sebab, lanjutnya, tentunya merupakan sebuah moment yang sudah ditunggu-tunggu dan diharapkan terwujud dalam rangka menyediakan sebuah sarana yang nyaman, representatif dan bermanfaat bagi kegiatan gereja. "Kegiatan pembangunan serta pembinaan di bidang keagamaan di Kota Yogya mempunyai kedudukan dan peranan yang amat penting sebagai bagian integral dari upaya meletakkan landasan moral dan rohani spiritual yang kokoh bagi keberhasilan pelaksanaan pembangunan nasional dan daerah." katanya. Ia berharap pembangunan prasarana ini tidak hanya membawa pembaharuan secara fisik bagi kegiatan ibadah jemaat GKJ Gondokusuman; tetapi juga membawa kesegaran baru penghayatan iman dalam mengikuti ajaran Kristus. Sementara itu, Ketua Panitia Pembagunan GKJ Gondokusuman, Suratman mengatakan ada dua hal yang mendasari pembangunan gedung gereja tersebut. Yakni Gedung Pertemuan gereja yang selama ini dipakai umat sudah tidak layak lagi. "Kedua, Kantor Gereja juga sudah tidak lagi" katanya. (Han)
Senin 00/00/0000 00:00 WIB | oleh Warta
Walikota Cup Sepak Bola Tahun 2018 Dimulai, Wawali Dukung Penuh Pembinaan Atlet Sepak Bola Di Kota Yogya
Pemerintah Kota (Pemkot) Yogyakarta melalui Dispora Kota Yogya menggelar turnamen sepakbola Walikota Cup tahun 2018. Kompetisi yang diikuti oleh 24 tim ini di gelar di lapangan bola FIK UNY Yogyakarta. Ajang pertandingan tersebut di buka langsung oleh Wakil Walikota Yogyakarta, Heroe Poerwadi. Pada kesempatan tersebut Ia berkomitmen akan terus mendukung pembinaan atlet sepak bola di Kota Yogyakarta. Ia mengatakan pembinaan atlet sepak bola semestinya dilakukan sejak dini yang dimulai pada usia di bawah 17 tahun. "Kemahiran dalam mengulik si kulit bundar di lapangan perlu dilatih untuk menempa dan membangun karakter bertanding calon - calon atlet sepak bola di Kota Yogya" katanya di lokasi, Jumat (2/2) Pemkot Yogyakarta bersama KONI Kota Yogya dan PSSI Kota Yogya akan selalu mencari bibit unggul guna menciptakan ruang kompetisi bagi para bibit - bibit pesepak bola Kota Yogya. Ia juga menekankan bahwa membangun dunia sepakbola sebagai cabang olahraga prestasi tentu tidak dapat lepas dari upaya pembinaan intensif, strategis, tepat sasaran serta berkelanjutan dari sejak usia dini sampai dengan usia senior. Menurutnya hal itu disebabkan karena karakter sebagai juara tidaklah diciptakan dan dilahirkan secara instant, akan tetapi harus dibentuk melalui sebuah proses panjang yang membutuhkan kebulatan tekad, semangat pantang menyerah, profesionalisme dan dukungan dari berbagai pihak. Dengan bergulirnya kompetisi ini dapat menyalurkan minat dan bakat adik-adik sekalian dalam berkarir sebagai pesepak bola profesional, bahkan tidak menutup kemungkinan bisa sampai ke level nasional, katanya. Ia berharap dengan adanya penyelenggaraan Walikota Cup Sepakbola Tahun 2018 dapat menjadi ajang adu prestasi bagi klub-klub di Kota Yogyakarta, dan juga menjadi upaya kita bersama untuk mendapatkan bibit-bibit atlet sepakbola yang potensial dalam rangka mendukung kemajuan prestasi olahraga Kota Yogyakarta. Dalam kesempatan itu juga Wawali berharap agar intensitas kompetisi sepakbola yang terus digelar, dapat mendorong para kontestan untuk senantiasa mengedepankan nilai-nilai sportifitas dalam bertanding. Kalah atau menang dalam sebuah kompetisi adalah hal lumrah, namun yang paling utama dalam sebuah pertandingan adalah bagaimana mengedepankan jiwa sportifitas dalam berkompetisi, ujarnya. (Han)