Senin 00/00/0000 00:00 WIB | oleh Warta
PEMKOT GELAR BUKA PUASA BERSAMA SKPD
Pemkot selenggarakan buka puasa bersama untuk Walikota, Jajaran Sekda, Kepala SKPD/Instansi, Camat dan Lurah pada Senin (22/7) bertempat di Gedung Kotak Taman Pintar. Dalam kesempatan ini Walikota Yogyakarta, Haryadi Suyuti dan Asisten Pemerintahan Setda Kota Yogyakarta, Ahmad Fadli berikan Tauziah kepada hadirin dan sekaligus juga diserahkan hadiah kepada SKPD peraih point tertinggi dalam Penilaian Citra Pelayanan Prima 2013. Dalam sambutannya Haryadi Suyuti mengungkapkan bahwa kegiatan buka puasa bersama saat ini dikemas seperti layaknya sebuah rapat koordinasi SKPD dan cukup diselenggarakan sederhana. Setiap SKPD bisa saling bertemu, saling sharing dan lebih akrab, sehingga akan lebih mempermudah dalam bekerja. Ditambahkan Haryadi akan serius mempercepat pelaksanaan dan pencapaian reformasi Birokrasi Pemkot dalam rangka peningkatan kualitas pelayanan kepada Masyarakat. Berbagai penghargaan tingkat Nasional yang diterima Pemkot hingga saat ini membuktikan bahwa reformasi yang dilakukan sudah berjalan on the track, tinggal membenahi beberapa sisi pelayanan yang masih dinilai kurang. Selanjutnya disampaikan tauziah oleh Ahmad Fadli yang menganjurkan hendaknya para Pegawai Pemkot lebih meningkatkan lagi kualitas kerjanya dan meniatkan sebagai ibadah. Peraih point tertinggi dalam penilain CPP adalah Dinas Perizinan dan sebagai runner up adalah Kantor Pengelolaan Taman Pintar. Disusul oleh RS Jogja, Puskesmas Jetis, Puskesmas Umbulharjo 2, SMAN 3 Yogyakarta, Kantor Arsip dan Perpustakaan Daerah dan Kecamatan Danurejan. Hadiah dan piagam diserahkan langsung oleh Walikota didampingi Sekda dan Asisten, kepada para Kepala SKPD yang merupakan ujung tombak melayani masyarakat ini. (byu)
Senin 00/00/0000 00:00 WIB | oleh Warta
FROM TRASH TO CASH : WALIKOTA SERAHKAN TIMBANGAN KE PENGURUS BANK SAMPAH
Pemerintah Kota Yogyakarta melalui Badan Lingkungan Hidup (BLH) dan warga masyarakat Kota Yogyakarta dalam kurun waktu empat tahun, mampu menurunkan jumlah sampah yang dihasilkan. Tercatat volume sampah pada tahun 2009 kurang lebih sebanyak 320 ton per hari. Jumlah ini menurun dengan pesat menjadi 180 ton per hari di tahun 2012. Demikian ungkap Walikota Yogyakarta, H. Haryadi Suyuti pada acara peningkatan kapasitas Bank Sampah dan penyerahan bantuan fasilitas bank sampah kepada 40 kelompok pengelolah Bank Sampah yang tersebar di 14 kecamatan di Kota Yogyakarta. Walikota mengatakan Keberhasilan untuk menurunkan volume sampah ini merupakan hasil kerja keras dan kesiap-siagaan seluruh komponen masyarakat dan pemerintah Kota Yogyakarta. " ini tentunya berkat kesiap-siagaan masyarakat, dan juga berkat kerja keras dan kerelaan dari rekan rekan sekalian. Ini merupakan kesuksesan dari kita semua yang telah bisa mengurangi jumlah sampah dari 320 (ton) menjadi 180 dalam kurun waktu kurang lebih empat tahun," ujar walikota. Penurunan jumlah sampah ini menurut Haryadi, bukan berarti tidak ada sampah yang diproduksi warga. Tetapi sampah hasil produksi warga yang ada di wilayah dikelolah melalui pengelolaan pengolahan sampah di masyarakat atau yang lebih dikenal dengan pengolahan sampah mandiri. Dalam penilaian Adipura Kencana, isu sampah memiliki nilai yang cukup tinggi dalam kriteria penilaian. Namun, menurut Haryadi bukan penghargaan Adipura Kencana semata yang dicari, tetapi yang perlu juga diperhatikan adalah bahwa dari tahun ke tahun Kota Yogyakarta terus meraih penghargaan Adipura. " Sebetulnya yang kita cari itu bukan hanya sekedar mendapatkan penghargaan atau penilaian peringkat Adipura Kencana, tetapi dari waktu ke waktu bahwa kota Yogyakarta mendapatkan Adipura, karena kita telah mampu menjaga , memenuhi standar menjaga kebersihan secara nasional. Ini yang penting, " ujar Haryadi. Walikota mengatakan hampir semua jalan dan kampung di kota Yogyakarta bersih. Hal ini karena kesadaran dan komitmen semua komponen masyarakat Kota Yogyakarta untuk menjaga dan membangun nilai kebersihan. Walikota berharap komitmen menjaga kebersihan harus terus dipertahankan. Terkait Bank Sampah Walikota menambahkan bahwa kegiatan Bank Sampah merupakan sebuah kegiatan ekonomi yang bisa tumbuh dan berkembang di tengah masyarakat. "Sampah bukanlah sesuatu yang harus dibuang tetapi juga memiliki manfaat ekonomi . Rasanya kok kurang elok kalau saya mengatakan dari sampah jadi duit. Tetapi saya menyebutnya from trash to cash . Ini adalah sebuah transformasi yang ada nilai, yang bisa dikelolah dari sebuah kegiatan pengelolaan bank sampah," ungkap Walikota Sementara itu, Kepala BLH Kota Yogyakarta Irfan Susilo, SH mengatakan Bank Sampah memiliki arti yang sangat strategis sebagai upaya untuk mengurangi sampah yang dibuang ke lingkungan. Bank Sampah ini juga merupakan bukti nyata peran aktif masyarakat dalam mengurangi sampah sebagaimana diamanatkan oleh Undang _ Undang nomor 18 Tahun 2008 tentang pengelolaan sampah dan Perda Kota Yogyakarta nomor 10 tahun 2012 tentang pengelolaan sampah, demi terciptanya lingkungan yang bersih, sehat, indah, nyaman dan layak huni. Menurut Irfan Susilo, ada peningkatan jumlah Bank Sampah dari tahun 2012 sampai 2013. Tahun 2012 tercatat ada 61 Bank Sampah dan sampai bulan juni 2013 jumlahnya meningkat menjadi 129 Bank Sampah. Sejumlah 29 diantaranya dalam tahap rintisan yang diharapkan di akhir tahun 2013 ini dapat dijalankan. Bantuan yang diberikan kepada 40 Bank Sampah, berupa 1 buah timbangan digital yang bisa dibawa (portable ), 50 eksemplar Buku tabungan Bank Sampah, dan 100 set tas pilah sampah ini disampaikan langsung oleh Walikota kepada 14 perwakilan Bank Sampah dari 14 kecamatan yang ada di kota Yogyakarta. Bantuan ini menurut Irfan adalah unutk memberikan motivasi, dan juga sebagai wujud peningkatan akuntabilitas Bank Sampah agar mendapatkan kepercayaan dari masyarakat. Irfan berharap di tahun 2015 nanti setiap Rukun Warga (RW) memiliki 1 Bank Sampah seniri. (@mix)
Senin 00/00/0000 00:00 WIB | oleh Warta
HARGA BAHAN PANGAN DI PASAR RELATIF STABIL
Walikota Yogyakarta Drs. Haryadi Suyuti melakukan kunjungan kerjannya ke Pasar Induk Giwangan dan Pasar Legi Kota gede, Kamis (18/07). Dalam kunjungannya dipasar Induk Giwangan tersebut Walikota memeriksa bebeapa buah segar yang masih menumpuk belum laku. " Buah jeruk yang masih segar ini didatangkan dari mana", tanya Haryadi Buah jeruk yang biasa digunakan untuk minuman itu, ternyata didatangkan dari Daerah Jawa Timur khususnya Banyu wangi. Selain menanyakan asal buah jeruk tersebut, Haryadi juga meminta keterangan kenapa masih menumpuk, ternyata buah tersebut baru didatangkan pada malam hari dan dikeesokan harinya para konsumen baru membelinya. " Ternyata buah local tidak kalah dengan buah import, terbukti ini para konsumen sudah mulai berbelanja buah local, saya punya keyakinan bahwa buah local aman dari bahan pengawet, dan buah local ini bisa dikontrol langsung, mana yang layak konsumsi dan tidak", terang haryadi. Sementara itu di Pasar Kotagede, Walikota Yogyakarta menyambangi beberapa pedagang sayuran, beras dan Daging. Dipasar ini harga daging masih relative tinggi berkisar anatar 90 ribu samapai 100 ribu, namun untuk stok daging masih mencukupi. Sedangkan harga daging ayam berkisar 30 ribu untuk per kilonya, bahkan para pedagang ayam mengaku masih banyak stok ayam yang siap dipasarkan. Menjawab pertanyaan tentang melambungnya harga cabai yang masih tinggi Haryadi Suyuti menjelaskan, kelangkaan cabai yang terjadi dipasaran disebabkan oleh musim yang tidak mendukung. Haryadi mengajak kepada warga masyarakat agar benar-benar mementau dan mengetahui harga- harga dari pasar bukan dari kabar yang beredar. " Kabar yang beredar memang membuat orang enggan untuk berbelanja, namun setelah saya mengetahui secara langsung di kedua pasar besar di Kota Yogyakarta harga cukup terjangkau, semisal harga cabai 65 ribu bukan 100 ribu seperti yang dikabarkan. Saya ingin warga masyarakat tetap berbelanja dan mengetahui harga secara langsung", katanya. Kebutuhan bahan pangan yang dibutuhkan masyarakat dikedua pasar ini relative mencukupi dan harga tidak begitu mahal, bahkan stok bahan pangan sampai dengan lebaran mendatang cukup.
Senin 00/00/0000 00:00 WIB | oleh Warta
LOMBA FOTO HERITAGE JOGJA TAHUN 2013
LOMBA FOTO HERITAGE JOGJA TAHUN 2013 Mengupas Heritage Jogja Menuju Generasi Sadar Budaya DINAS PARIWISATA DAN KEBUDAYAAN KOTA YOGYAKARTA TAHUN 2013 SASARAN DAN KETENTUAN KEGIATAN Lomba diikuti oleh Pelajar dan mahasiswa, setinggi-tingginya strata 1 (ditunjukkan dengan kartu pelajar atau mahasiswa). Lomba dibagi dalam 2 (dua) katagori yaitu Tingkat Pelajar dan Tingkat Mahasiswa. Obyek foto adalah bangunan yang sudah berstatus cagar budaya atau warisan budaya yang ada di wilayah Kota Yogyakarta (data dapat dilihat di Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kota Yogyakarta atau di website pariwisata atau media sosial lainnya). Pengumpulan foto diserta penjelasan deskriptif naratif bangunan yang berisi tentang bangunan tersebut yang berisikan 5W + 1 H atas bangunan tersebut (What/Nama Bangunan, Where/Alamat, When/Waktu Pendirian, Who/Pemilik, Why/Mengapa Bangunan Itu Ada, How/Bagaimana Bangunan Itu Berdiri). Pendaftaran tanpa ditarik biaya. Foto dikumpulkan dalam ukuran 12 R dengan sisi terpanjangnya adalah 40 cm dilengkapi dengan penjelasan deskriptif naratifnya beserta soft copynya (Soft copy dalam bentuk JPG dengan ukuran minimal 1024 pixel 300 dpi). Foto pemenang menjadi hak panitia dan dapat dimanfaatkan sebagai bahan sosialisasi, edukasi, dan promosi bangunan heritage Kota Yogyakarta oleh Pemerintah Kota Yogyakarta. Sementara foto terseleksi apabila akan dipergunakan oleh Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kota Yogyakarta guna kepentingan sosialisasi, edukasi, dan promosi akan ada konfirmasi kepada yang bersangkutan. Hasil yang diikutsertakan tidak diperkenankan menggunakan digital imaging. Editing hanya diperbolehkan sebatas cropping, brightness contras. Foto dicetak dengan photo print atau kertas foto dan bukan docucolour, dicetak warna (colour) dan tidak dicetak dengan warna hitam putih. Foto yang diikutsertakan tidak mengandung unsur sara dan pornografi. Peserta maksimal boleh mengirimkan 5 (lima) karya untuk diikutsertakan lomba dengan obyek yang berbeda. Karya yang diikutsertakan dalam lomba adalah karya yang diambil pada tahun 2013 dan belum pernah diikutsertakan dalam lomba sejenis sebelumnya. Lomba memperebutkan trophi, piagam, dan total hadiah uang sebesar Rp. 10.000.000,00. Keputusan Juri bersifat mutlak dan tidak dapat diganggu gugat. Panitia dan juri tidak diperbolehkan mengikuti lomba ini. Dengan mengikuti Lomba Foto Heritage ini peserta dianggap menyetujui ketentuan di atas. PENGUMPULAN Pengumpulan karya paling lambat tangal 30 Agustus 2013 di Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kota Yogyakarta Jl. Suroto 11 Kotabaru Yogyakarta (cap pos apabila melalui pos). Karya yang dikumpulkan ditulis dibagian belakang foto dengan identitas pengirim (Nama, Tempat Tanggal Lahir, Sekolah/Universitas, Alamat Rumah, No Kontak (HP, email), dan Judul Foto). Diskripsi naratif dituliskan di lembar tersendiri. Peserta harus melampirkan fotocopy kartu pelajar atau kartu mahasiswa).
Senin 00/00/0000 00:00 WIB | oleh Warta
Pemkot Yogya Kembali Gelar Kegiatan Gugus Ramadan Tahun 2013
Dari hasil Operasi Cipta Kondisi dan Gugus Ramadan yang diadakan Dinas Ketertiban Kota Yogya bersama instansi terkait berhasil menertibkan 2 (dua) tempat usaha pemondokan yang tidak berizin, 2 (dua) tempat usaha hiburan malam yang menjual minuman keras (miras) tidak berizin dan mengamankan 43 botol miras serta melakukan tes urine terhadap pengunjung dan karyawan di tempat hiburan malam untuk mengetahui tingkat pemakaian Napza. Selain itu, petugas gabungan juga berhasil mengamankan 36 orang gelandangan dan pengemis termasuk diantaranya bayi berusia 40 hari serta menjaring 10 orang Pekerja Seks Komersial (PSK) pada saat operasi pelacuran. Demikian disampaikan Kepala Dinas Ketertiban Kota Yogya, Drs Nurwidi Hartana, dalam siaran pers terkait hasil pelaksanaan Operasi Cipta Kondisi dan Gugus Ramadan Pemkot Yogya. Operasi Cipta Kondisi telah diadakan pada tanggal 4 Juli 2013 sedangkan Gugus Ramadan diadakan mulai tanggal 10 Juli sampai dengan 7 Agustus 2013. Lokasi operasi penertiban di wilayah Kota Yogya terutama tempat dan fasilitas umum dari keramaian antara lain Alun-alun Utara, Alun-alun Selatan, penggal jalan protokol, Plengkung Gading dan Taman BI. Selain itu juga diadakan di tempat pemondokan, pasar tradisional dan modern, tempat usaha hiburan dan rekreasi, arena permainan, panti pijat, tempat usaha jasa makanan dan minuman, tempat/fasilitas umum yang sering digunakan untuk pelacuran."Kegiatan Operasi Cipta Kondisi dan Gugus Ramadan ini bertujuan untuk menciptakan situasi dan kondisi Kota Yogya yang aman, tertib dan nyaman serta terciptanya suasana religius dan kekhusyukan umat Islam dalam menjalankan ibadah puasa dan merayakan Hari Raya Idul Fitri 1434 H," jelasnya. Lebih lanjut dijelaskan kegiatan Gugus Ramadan Tahun 2013 dilakasanakan sebagai upaya Pemkot Yogya dalam mendukung dan menciptakan situasi dan kondisi wilayah yang aman, tertib dan nyaman serta untuk mendukung terciptanya suasana religius dan kekhusyukan umat Islam dalam menjalankan ibadah puasa dan merayakan Hari Raya Idul Fitri 1434 H. Kegiatan ini telah dimulai dengan diadakannya Operasi Cipta Kondisi dan memasuki bulan Ramadan yang telah dimulai hari Rabu tanggal 10 Juli 2013 lalu sampai dengan perayaan Hari Raya Idul Fitri. Sasaran kegiatan Gugus Ramadan adalah melakukan kegiatan pengawasan penyelenggaraan usaha hiburan (jenis usaha hiburan malam) dan rekreasi, operasi penertiban penyakit masyarakat (prostitusi, minuman keras), masalah-masalah sosial (operasi gelandangan dan pengemis, petasan), kegiatan operasi tempat usaha (pondokan, panti pijat, jasa makanan dan minuman), pemantauan dan pengawasan di tempat/fasilitas umum dan pengawasan terhadap peredaran dan penjualan daging dan makanan kemasan. Pelanggaran terhadap ketentuan kegiatan usaha hiburan dan rekreasi jenus usaha hiburan malam, jenis usaha impresariat, usaha panti pijat, usaha arena permainan serta usaha jasa makanan dan minuman."Bagi para pelanggar akan kami kenai sanksi mulai dari teguran lisan sampai dengan penutupan paksa," kata Nurwidi Hartana. Adapun dasar hukum pelaksanaan kegiatan Gugus Ramadan Tahun 2013 antara lain, Perda Kota Yogya No. 4 Tahun 2010 tentang Penyelenggaraan Kepariwisataan, Perda Kota Yogya No. 36 Tahun 2011 tentang Petunjuk Pelaksanaan Peraturan Daerah Kota Yogya No. 4 Tahun 2010 tentang Penyelenggaraan Kepariwisataan. Surat Edaran Walikota Yogya No. 556/37/SE/2013 tanggal 28 Juni 2013 tentang Ketentuan Penyelenggaraan Usaha Hiburan dan Rekreasi pada bulan Ramadan dan Hari Raya Idul Fitri 1434 H/2013 di Kota Yogya. Sedangkan personil yang terlibat dalam kegiatan tersebut berasal dari Dinas Ketertiban, Dinas Perizinan, Dinas Pariwisata dan Kebudayaan, Dinas Perindagkoptan, Polresta Yogya serta Kodim 0734 Yogya. (Ita)
Senin 00/00/0000 00:00 WIB | oleh Warta
Yogya Miliki Ruang Sahabat Ibu dan Anak di Fasilitas Publik
Pasar Beringharjo sebagai salah satu tempat publik dan tujuan wisata belanja di Yogyakarta kini memiliki fasilitas Ruang Sahabat Ibu dan Anak yang terletak di beranda Masjid Muttaqin di sisi selatan pasar. Fasilitas tersebut di bangun atas kerjasama Pemerintah Kota Yogyakarta bersama PT Sarihusada Generasi Mahardika. Hal ini dilakukan dalam rangka memperingati Hari Anak Nasional 2013 dan upaya mendukung Yogyakarta sebagai Kota layak anak. Peresmian ruang yang berfungsi sebagai ruang laktasi (menyusui) ini dilakukan oleh Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, Linda Agum Gumelar, yang disaksikan oleh Walikota Yogyakarta, Haryadi Suyuti dan Presiden Direktur Sarihusada, Boris Bourdin, Minggu siang (14/07). Dalam sambutannya Linda mengungkapkan inisiatif menyediakan Ruang Sahabat Ibu dan Anak ini merupakan wujud kepedulian terhadap ibu dan anak dan sekaligus merupakan bentuk dukungan terhadap terwujudnya Kota Layak Anak. Keberadaan ruang tersebut akan semakin mempermudah ibu untuk memberikan Air Susu Ibu (ASI) kepada bayinya dengan nyaman meskipun sedang disibukkan dengan aktivitas sehari-hari. Linda berharap keberadaan ruang yang buka tiap hari dari pukul 08.00 hingga 16.00 ini betul-betul dimanfaatkan oleh para ibu dalam memberikan dan menyimpan ASI nya sehingga program pemberian ASI eksklusif betul-betul dapat diwujudkan dan terdukung. Ia juga memberikan apresiasinya kepada Pemerintah Kota Yogyakarta yang telah bekerja sama dengan Sari Husada sebagai perusahaan yang tergabung dalam Asosiasi Perusahaan Sahabat Anak Indonesia (APSAI) untuk mewujudkan fasilitas tersebut. "Ini sebuah konsep baru yang perlu terus dikembangkan. Mengenai jumlah ideal, itu sangat tergantung dari kondisi di daerah. Namun, semakin banyak akan semakin baik, katanya. Selain dilengkapi dengan ruangan khusus untuk menyusui, fasilitas tersebut juga dibuat cukup nyaman dengan adanya penyejuk ruangan (AC), buku bacaan, berbagai macam permainan anak, lemari pendingin, wastafel dan tempat untuk mengganti popok bayi. Fasilitas tersebut kemudian dikelola oleh Tim Penggerak PKK Kota Yogyakarta yang akan mempekerjakan seorang petugas untuk menjadi koordinator Ruang Sahabat Ibu dan Anak tersebut. "Masyarakat, baik itu pedagang di pasar atau masyarakat umum seperti wisatawan bisa memanfaatkan ruang ini secara gratis asalkan anak masih berusia di bawah dua tahun," kata Ketua Tim Penggerak PKK Kota Yogyakarta Tri Kirana Muslidatun. Sementara itu Walikota Yogya Haryadi Suyuti menyampaikan, Pemkot Yogya sangat serius dalam berupaya menciptakan Yogya sebagai Kota Layak Anak melalui penyediaan prasarana yang penting untuk ibu dan anak. Kami berterimakasih atas dukungan yang dilakukan oleh pihak swasta, dalam hal ini Sarihusada dalam program Pemerintah Kota dalam menciptakan berbagai Prasarana untuk anak termasuk Ruang Sahabat Ibu dan Anak, ujarnya. (Nang)
Senin 00/00/0000 00:00 WIB | oleh Warta
SAFARI TARAWIH PEMKOT 1434 H MASJID AL IKHLAS REJOWINANGUN TERIMA BANTUAN
Masjid Al Ikhlas yang terletak di Rejowinangun Kotagede, menerima bantuan dari Pemerintah Kota Yogyakarta berupa uang tunai sebesar 10 Juta Rupiah. Bantuan yang diserahkan langsung oleh Walikota Yogyakarta, Drs.H Haryadi Suyuti tersebut diterima langsung oleh Takmir Masjid Masjid Al Ikhlas Darsono, Bsc. Bantuan yang diberikan pada putaran pertama Safari Tarawih Pemkot pada Rabu (10/07) dimaksudkan membantu mendanai pembangunan masjid tersebut. Dalam sambutan Darsono mengungkapkan bahwa masjid ini sebelumnya masih berupa Musholla dengan bangunan seadanya. Karena warga kampung Rejowinangun merasa Musholla sudah tidak bisa menampung lagi warga saat beribadah, terutama saat shalat Jumat maupun shalat berjamaan di Bulan Ramadhan yang memang biasanya lebih banyak jamaah yang datang maka bertekad membangunnya. Maka dibentuk suatu panitia kecil pembangunan masjid yang meningkatkannya menjadi masjid dua lantai. Dana didapatkan dari swadaya warga dan sedikit bantuan dari Pemkot dan sisanya meminjam dari Bank. Pembangunan menelan dana sebanyak 306 juta rupiah telah dipenuhi hingga sekarang masih bersisa sekitar 50 juta berupa hutang kredit bank. Jamaah Masjid juga mendukung kegiatan Gemmar Mengaji, yakni tafsir Quran oleh Ibnu Kadir yang telah berjalan secara rutin diikuti warga sekitar. Dalam sambutannya setelah shalat Tarawih Haryadi mengungkapkan bahwa kegiatan Safari Tarawih ini selain dalam rangka penggalakan ibadah juga untuk mempererat tali silaturahmi. Pada tahun ini akan dilaksakanan sebanyak empat kali bersama Jajaran Muspida, Jajaran Pejabat SKPD, Muspika Kecamatan Kotagede, BUMD Kota dan Instansi terkait lainnya. Haryadi juga mengajak para jamaah untuk semakin semangat beribadah, seiring dengan semangat Segoro Amarto yang juga menyemangati para pegawai Pemkot. Yakni azaz Kedisiplinan, untuk tetap menjaga intensitas ibadah dan kualitas pekerjaannya; azaz Kemandirian, yakni dengan segenap kemampuan yang dimiliki berusaha memberikan hasil yang terbaik untuk pekerjaan dengan niat beribadah dengan ikhlas; azaz Kepedulian, menyisihkan sebagian rejeki untuk mambantu saudara kita yang kekurangan; azaz Kebersamaan, yakni saling bekerja sama dengan menciptakan suasana yang kondusif dan senantiasa memakmurkan Masjid Al Ikhlash. (byu)
Senin 00/00/0000 00:00 WIB | oleh Warta
BPKP Melakukan Mapping Penerapan SPIP di Pemerintah Kota Yogyakarta
BPKP mengunjungi Pemerintah Kota Yogyakarta untuk melakukan monitoring dan evaluasi penerapan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP). Rombongan BPKB dipimpin oleh Deputi Pengelola Keuangan BPKP RI Iman Bastari didampingi Kepala BPKP Perwakilan Daerah Istimewa Yogyakarta Condro Imantoro dan beberapa staf dari Jakarta dan DIY. Rombongan diterima oleh Bapak Wakil Walikota yogyakarta Imam Priyono di Ruang Rapat Wawali, Rabu 10 Juli 2013. Wawali menerima kunjungan tersebut didampingi beberapa SKPD antara lain Inspektorat, Dinas Perizinan, RS Jogja, Kecamatan Umbulharjo dan Bagian Organisasi. Dalam sambutannya, Imam Priyono menyinggung tentang Kota Yogyakarta yang sudah empat tahun berturut-turut mendapatkan predikat Wajar Tanpa Pengecualian (WTP). " Ini tidak lepas dari kinerja Inspektorat yang kenceng, mereka juga tidak segan memeriksa saya. Ini gambaran bahwa Inspektorat tidak takut pada pimpinan. Hal ini tidak menjadi masalah karena ini adalah untuk kebaikan bersama," tambahnya. Dalam kunjungan ini, Inspektur Kota Yogyakarta Drs. Wahyu Widayat, MSc.,MM memaparkan perkembangan penerapan SPIP di Kota Yogyakarta. Mulai dari awal pelaksanaan SPIP hingga perkembangan terbaru di Kota Yogyakarta. Agar perkembangan SPIP semakin terlihat jelas, diberi pula kesempatan kepada Dinas Perizinan dan Rs Jogja untuk memaparkan pelaksanaan SPIP di instansi tersebut. Kepala Dinas Perizinan Drs. Heri Karyawan memberikan pemaparan mengenai proses pelaksanaan SPIP di Dinas Perizinan yang mendapat pendampingan BPKP dari tahap pertama yaitu sosialisasi, tahap kedua dan ketiga workshop dan tahap terakhir yaitu tahap keempat pelaksanaan SPIP . "Kami bersama-sama BPKP Pusat maupun BPKP Perwakilan DIY sudah bisa menyusun yang pertama peta resiko, kemudian yang kedua kegiatan pengendalian yang ada, dan yang ketiga rencana kegiatan pengendalian," katanya. Setelah itu, Wakil Direktur Umum dan Keuangan RS Jogja Dra. Antik Suharyanti, M. Si juga memaparkan mengenai penerapan SPIP yang selama ini dilaksanakan di RS Jogja. " Kami menanamkan kesadaran bahwa SPIP bukanlah kewajiban melainkan kebutuhan" katanya. Hal ini membuat pelaksanaan SPIP bukanlah hal yang memberatkan tetapi mendukung kinerja. Diakhir acara, Iman Bastari memberkan tanggapan terhadap pemaparan yang diberikan oleh Pemerintah Kota Yogayakarta. SPIP adalah tanggung jawab bersama. Diharapkan dengan adanya SPIP kan semakin memperlancar dan meningkatkan kinerja baik dalam ketaatan maupun pelayanan terhadap masyarakat. Dan Pemerintah Kota Yogyakarta juga sudah menerima predikat WTP empat kali berturut-turut. " Namun perlu diingat bahwa WTP is not guarantee of there is no corruption," katanya. BPKP mengapresiasi apa yang sudah dilakukan Pemkot Yogyakarta dalam penerapan Sistem Pengendalian intern pemerintah. (NADE)
Senin 00/00/0000 00:00 WIB | oleh Warta
PEMKOT LAUNCHING KULTUM RUTIN KARYAWAN
Walikota Yogyakarta, Haryadi Suyuti berikan siraman rohani sekaligus membuka Kultum Ramadhan bada shalat berjamaah Dhuhur yang dilangsungkan di Masjid Diponegoro Balaikota pada hari Rabu (10/07) . Selanjutnya pada hari Senin hingga Kamis pada bulan Ramadhan setiap minggunya dilangsungkan kultum secara rutin bagi para jamaah Masjid Diponegoro yang sebagian besar adalah karyawan Balaikota Yogyakarta ini. Haryadi Suyuti mengajak para jamaah untuk mengucapkan syukur masih mendapatkan ridho Allah bisa menikmati bulan Ramadhan tahun ini yang selalu penuh dengan berkah dan ampunan. Itikad untuk menyucikan diri bisa diwujudkan dengan saling maaf-memaafkan tak lain diniatkan agar bisa menjalankan ibadah dengan khusyu, selain itu perlu dipupuk lagi semangat, kesiapan jiwa dan raga untuk meningkatkan ibadah. Inilah yang disebut menyambut ramadahan dengan gembira yang dijanjikan Allah akan memperoleh barokah bagi muslimin yang menjalankannya. Tambah Haryadi, Ibadah bagi para pegawai tentu saja tidak hanya kepada Tuhan semata tetapi agar tetap bisa menjaga kualitas pekerjaanya juga. Jangan sampai penurunan kondisi tubuh karena berpuasa menurunkan semangat bekerja, seiring dengan semangat Segoro Amarto yang diembang para pegawai Pemkot. Yakni azaz Kedisiplinan, untuk tetap menjaga intensitas ibadah dan kualitas pekerjaannya; azaz Kemandirian, yakni dengan segenap kemampuan yang dimiliki berusaha memberikan hasil yang terbaik untuk pekerjaan dengan niat beribadah dengan ikhlas; azaz Kepedulian, menyisihkan sebagian rejeki untuk mambantu saudara kita yang kekurangan. Dan yang keempat adalah azaz Kebersamaan, yakni saling bekerja sama dengan menciptakan suasana kerja yang kondusif dan senantiasa memakmurkan Masjid Diponegoro ini. Diharapkan tidak hanya saat launching ini saja bisa mengikuti siraman rohani, tetapi juga karyawan muslim hendaknya menyempatkan diri shalat tepat pada waktunya dan belajar ilmu agama bersama pada kegiatan ini, Demikian kultum yang disampaikan Walikota Yogyakarta sekaligus secara resmi melaunching kegiatan Kultum Ramadhan di tahun 1434 H ini. (byu)
Senin 00/00/0000 00:00 WIB | oleh Warta
Pemilihan Pemuda Pelopor Tingkat Kota Yogyakarta Tahun 2013
Penilaian untuk Pemilihan Pemuda Pelopor Tingkat Kota Yogyakarta Tahun 2013 telah selesai dilaksanakan. Ada lima bidang dalam penilaian ini yaitu bidang kewirausahaan, sosial budaya, teknologi tepat guna, bela negara, dan kelautan. Berdasarkan hasil penilaian dewan juri untuk bidang kewirausahaan, Andika Kairuliawan ditetapkan sebagai peringkat pertama, Muhammmad Helmi Rakhaman sebagai peringkat kedua, dan Komarudin, S.Psi sebagai peringkat ketiga. Di bidang sosial budaya, peringkat pertama diberikan kepada Dwi Maryono, peringkat kedua kepada Ellisabeth Sri Widayanti, dan peringkat ketiga kepada Azam Assabiq Al Ahmad. Di bidang Teknologi tepat guna diberikan peringkat kedua kepada Indra Haryanto SL, S.Pd. Jas. Di bidang bela negara peringkat pertama diberikan kepada Erma Setyo Wienari, peringkat kedua kepada Meiyana Nurdiantari, dan peringkat ketiga kepada Elisabeth Yudisteria Wanasti. Di bidang kelautan diberikan peringkat kedua kepada Tri Yuliana. Keputusan dewan juri tersebut berlaku mutlak. Peringkat pertama, kedua dan ketiga masing-masing bidang akan mendapatkan piagam penghargaan dari Bapak Walikota Yogyakarta dan dana pembinaan. Khusus untuk peringkat pertama, peserta akan mengikuti Pemilihan Pemuda Pelopor Tingkat Daerah Istimewa Yogyakarta. Sedangkan untuk peserta lain yang berpartisipasi namun belum memperoleh peringkat akan mendapatkan piagam penghargaan dari Bapak Walikota Yogyakarta. (NADE)
Senin 00/00/0000 00:00 WIB | oleh Warta
Taman Pintar Kembali Adakan Kontes Robot Nasional
Ratusan pelajar Kota Yogyakarta unjuk kepintaran dalam merangkai robot di Exhibition Hall Gedung Kotak Lantai 1 Taman Pintar. Sabtu dan Minggu (6-7 Juli). Kontes robotik pelajar tingkat nasional bertajuk "Kontes Robot Pintar Yogyakarta" (KRPY) ini diikuti oleh 120 tim atau 388 orang dari sejumlah sekolah se-Indonesia. Kepala Taman Pintar Yogyakarta, Yuniato Dwi Sutono menjelaskan di tahun yang ke-6 ini agak sedikit berbeda karena KRPY menambah kategori pelajar yang menjadi sasaran kontes. Bila dalam penyelenggaraan-penyelenggaraan sebelumnya KRPY hanya menyasar pada pelajar tingkat SMP, SMA dan SMK sederajat, maka pada tahun 2013 ini ditambahkan kategori pelajar tingkat SD. "Untuk tahun ini ada yang baru, dimana ada kategori baru dalam lomba. Bila tahun-tahun sebelumnya hanya ada kategori untuk SMP, SMA, dan SMK, tahun ini ada kategori untuk SD. Namun ini hanya berlaku untuk SD di wilayah DIY" ujar Yunianto. Ia menambahkan, hal ini dilakukan untuk menumbuhkan kecintaan generasi muda terhadap sains sejak dini, sekaligus mendukung visi Taman Pintar sebagai wahana ekspresi, apresiasi dan kreasi sains terbaik se-Asia Tenggara. Kontes ini dibuka Walikota Yogyakarta Haryadi Suyuti, dalam sambutannya beliau berharap dengan adanya kegiatan seperti ini dapat memberikan wahana ekspresi bagi pelajar yang berbakat untuk mengembangkan kreativitasnya serta dapat memperkuat citra Kota Yogyakarta sebagai kota budaya, kota pendidikan dan kota pelajar. Lomba ini dibagi dalam 5 kategori yaitu katagori A (Senior) merupakan robot beroda peniti garis pemadam untuk pelajar tingkat SMA/SMK dan sederajat, katagori B (Yunior) untuk robot penjejak cahaya bagi pelajar SMP dan sederajat, katagori C (expert) untuk robot beroda peniti garis pemadam untuk siswa SMP, SMA, dan sederajat, katagori D (Umum) yang mempertandingkan robot beroda dengan sistem saling dorong antar robot hingga keluar lintasan, bagi siswa SMP, SMA, SMK dan sederajat dan kategori E (SD) untuk siswa Sekolah Dasar yang mempertandingkan robot beroda penjejak cahaya. Sementara itu Ketua Panitia Krismono Adjie menjelaskan, KRPY ini memperebutkan trophy bergilir dan sertifikat dari Kementrian Negara Riset dan Teknologi (Menristek) Republik Indonesia. Selain itu juga ada trophy tetap KRPY 2013 dari Walikota Yogyakarta dan hasil karya pemenang akan dipajang di Taman Pintar.(Nang)
Senin 00/00/0000 00:00 WIB | oleh Warta
PEMKOT JOGJA MELAUNCHING 46 KAMPUNG RAMAH ANAK
Sebanyak 46 Kampung Ramah Anak dari 45 Kelurahan se Kota Yogyakarta dilanching secara bersamaan oleh Sekretaris Daerah Kota Yogyakarta, Dra Titik Sulastri . Ke 46 kampung ramah anak tersebut dilaunching dalam sebuah upacara yang diikuti oleh ribuan anak-anak se Kota Yogyakarta di Halaman Balaikota Yogyakarta, Sabtu (6/7) Sebelumnya diadakan karnaval dari seluruh kontingen Kampung Ramah Anak tersebut yang dimulai dari Gedung Olahraga Amongrogo menuju Balaikota Yogyakarta, dalam karnaval ini anak-anak menampilkan segala macam kreatifitasnya mulai dari kostum, tema, musik dan penampilannya. Karnaval dilepas oleh Ketua TP PKK Kota Yogyakarta, Hj Tri Kirna Muslidatun, S.Psi bersama dengan Kepala Kantor Pemberdayaan Masyarakat dan Perempuan Kota Yogyakarta, Lucy Irawati. Walikota Yogyakarta dalam sambutannya yang dibacakan oleh Sekretaris Daerah Kota Yogyakarta, Dra Titik Sulastri mengatakan, pembentukan kampung ramah anak merupakan langkah maju berikutnya dalam mewujudkan Kota Yogyakarta sebagai Kota Layak Anak secara tuntas setelah sebelumnya mendapatkan penghargaan sebagai Kota Layak Anak Kategori Madya. "Kami berharap kedepan Kota Yogyakarta benar-benar menjadi Kota Layak Anak yang unggul karena mampu mewujudkan perlindungan, pemenuhan dan penghormatan terhadap anak-anak" kata Haryadi Suyuti. Dalam kesemapatan ini Walikota juga mengajak semua pihak untuk memberikan perhatian dan pengayoman terhadap setiap anak dengan bijak mendidik dan memperlakukan anak sebagai titik awal dalam pembangunan peradaban bangsa Indonesia melalui pembentukan pribadi-pribadi penerus bangsa yang berbudaya, berkualitas dan berkarakter. Ketua Panitia, Lucy Irawati dalam laporannya mengatakan, selain karnaval yang diikuti oleh 1500 peserta, rangkaian acara akan diwarnai oleh acara Bocah Obah, berupa lomba permainan tradisional untuk anak, beberapa yang dimainkan diantaranya bakiak, egrang, balap karung, ular naga, hingga gobak sodor serta olah rasa berupa pentas berbagai anak berbakat dari berbagai daerah di Kota Yogya. Kegiatan lainnya berupa kegiatan olah jiwa melalui Potret Kampungku yakni pendidikan hak anak secara berkelompok yang dikemas dalam 4 zona yakni jurnalisme (kampanye hak anak secara tulisan), kampanye hak anak secara verbal, teka teki silang hak anak dan simulasi kampung ramah anak, serta sosialiasi tertib berlalu lintas yang bekerjasama dengan Dinas Perhubungan Kota Yogyakarta dengan maksud pendidikan berlalulintas sejak dini pada anak-anak. (Hg)
Senin 00/00/0000 00:00 WIB | oleh Warta
Panitia Jalan Sehat audiensi dengan Wali Kota Yogyakarta
Wali kota Yogyakarta Haryadi Suyuti menerima kunjungan dari panitia jalan sehat. Adapun tujuan dari panitia yang diketuai oleh widyo Suprayogi ini adalah untuk melaporkan kegiatan jalan sehat sekaligus mengundang bapak wali kota untuk menghadiri kegiatan tersebut. Jalan sehat ini disponsori sepenuhnya oleh White Coffee Kopi Luwak dan bekerjasama dengan Harian Kedaulatan Rakyat. Jalan sehat akan dilaksanakan pada Hari Minggu, 07 Juli 2013 pukul 06.00 WIB- 10.00 WIB di Alun-alun Utara. Acara akan di mulai di Alun-alun Utara lalu mubeng Beteng dan kembali lagi ke Alun-alun Utara. Jarak yang ditempuh sekitar lima kilometer. Target peserta yang ingin dicapai adalah 15.000 orang. Door prize yang diberikan adalah satu buah mobil dan 5 unit motor. Selain itu, selama menunggu semua peserta sampai kembali di Alun-alun utara akan diadakan senam bersama dan hiburan musik dangdut. Di puncak acara, pada saat pembagian hadiah utama, masyarakat akan dihibur oleh penampilan artis ibu kota yang berasal dari Yogyakarta Shaggy Dog. Wali kota menyambut baik kegiatan ini. Selama acara berlangsung, diharapkan kebersihan tetap dijaga. Bila perlu bekerjasama dengan KR untuk menyediakan tempat sampah. " Saya harap kegiatan ini tidak berlangsung sampai siang agar tidak mengganggu aktivitas masyarakat," tambahnya. (NADE)
Senin 00/00/0000 00:00 WIB | oleh Warta
GEREBEG PASAR : PROMOSI PROGRAM KB DI PASAR TRADISIONAL
Dalam rangka mensosialisasikan program KB, BKKBN DIY mengadakan acara Garebeg Pasar atau gerakan pemberdayaan keluarga pas sasaran, Garebeg pasar kali ini dilaksanakan di Pasar Beringhargjo Yogyakarta, Kamis (4/7) diikuti oleh ratusan hadirin termasuk para pedagang pasar dan buruh gendong serta pasangan usia subur di Pasar Beringharjo dan pasar lain di DIY. Menurut Perwakilan BKKBN DIY, Dra Sriana Sujimulyani, Garebeg Pasar dilaksanakan sebagai upaya untuk lebih menginternsifkan komunikasi informasi dan edukasi kependudukan dan Keluarga Berencana (KIE KKB) bagi komunitas pasar tradisional dengan harapan pada pedagang, buruh gendong dapat mengetahui dan berpartisipasi dalam melaksanakan pemenuhan kebutuhan dasar dalam ber KB sehingga dapat merencanakan keluarganya hanya dengan 2 anak saja, dengan keluarga kecil harapannya keluarga lebih bahagia dan sejahtera. "Kegiatan ini sangat strategis dalam upaya mengajak para pedagang-pembeli dan buruh gendong yang kesehariannya bergelut dengan hiruk pikuk pasar untuk mengetahui informasi tentang KB dan berpartisipasi dalam kegiatan KB" Kata Sriana Sujimulyani. Pemilihan lokasi di Pasar beringharjo dikarenakan telah mempunyai fasilitas pelayanan kesehatan atau klinik sehingga harapannya dapat dioptimalkan sekaligus sebagai pelayanan alat kontrasepsi bagi pasangan usia subur di lingkungan pasar. Dalam kesempatan ini juga diberikan bantuan sembako kepada 265 buruh gendong yang diserahkan oleh Ketua TP PKK Kota Yogyakarta, Tri Kirana Muslidatun, S.Psi dan dan pelepas petugas KB Blusukan Pasar untuk menyampaikan informasi KB kepada seluruh pedagang pasar Beringharjo oleh Walikota Yogyakarta, H Haryadi Suyuti. Walikota Yogyakarta dalam sambutannya berpesan, keluarga bahagia tidak hanya pada aspek jumlah dua anak saja namun mensyaratkan juga putra-putri yang sehat dan kuat serta dan dalam tumbuh dan berkembangnya perlu dukungan kebahagiaan dan kerukunan orang tua. "Kalau orang tua tidak bahagia dan tidak rukun, mana mungkin anak bisa tumbuh dengan baik, anak-anak memerlukan inftratruktur keluarga yang rukun dan bahagia sehingga terbentuklan keluarga kecil yang bahagia dan sejahtera" kata Haryadi Suyuti. Sementara itu Kepala Dinas Pasar, Ir Suyono mengatakan, pihaknya punya harapan kegiatan blusukan pasar ini bisa dilakukan di seluruh pasar di Kota Yogyakarta selain Pasar Beringharjo, dimana ada 32 pasar di seluruh kota. Blusukan pasar untuk sosialisasi KB ini sangat tepat mengingat para pedagang bahkan pegawai pasar "yang ada di pasar ini tidak hanya pedagang, juga karyawan yang masih muda merupakan pasangan usia subur, jadi sangat tepat melakukan sosialisai KB di pasar, pedagang dan karyawan berada di pasar 8 jam kalau sudah pulang dan diundang sosialisai pasti tidak datang karena sudah lelah, jadi dengan mendekatkan diri ke sasaran seperti ini sangat efektif." Kata Ir Suyono. (hg)
Senin 00/00/0000 00:00 WIB | oleh Warta
54 PESERTA DIDIK TPA SIAP MASUK TK
Sebanyak 54 peserta didik penitipan di tiga lokasi dikembalikan kepada orang tua, DAN SIAP MASUK (TK) Taman Kanak-kanak. Penyerahan kembali peserta didik, kepada orang tua ini ditandai dengan pengalungan samir. Bagi peserta didik diberikan tropi penghargaan dan bingisan. Pelepasan peserta didik akhir tahun ini dipimpin langsung Wakil Ketua Tim Penggerak PKK Kota Yogyakarta, Suryani Imam Priyono, Kamis (04/07), di Mayang Tirto Kebun raya Gembira loka. Menurut Suryani, acara ini selain untuk melepas serta menyerahkan kembali peserta didik yang ada di Tempat Penitipan Anak Beringharjo, TPA Praba Dharma, dan Kelompok Bermain Kirana, sekaligus mengenalkan lingkungan secara langsung kepada anak-anak, sebab selama ini mereka hanya bermain didalam area penitipan saja. Ditambahkan suryani, acara yang rutin digelar setiap tahun ini memenag tempat pelepasannya selau berbeda-beda, selain pengenalan lingkungan, anak yang saat ini belum dikembalikan orang tuanya, dapat mengenal tempat wisata secara bergantian. " Pelepasan tahun ini sengaja kami mengambil lokasi di Gembira loka, selain tempatnya yang asri, sekalian kami mengenalkan berbagai macam satwa, binatang yang ada di Gembiraloka ini secara langsung kepada anak-anak, sebab selama ini hanya lewat media gambar saja", katanya. Dari 54 peserta didik tersebut 42 siswa dari TPA Bringharjo dan Kelompok Bermain Kirana, selebihya dari Praba Dharma Komplek Balaikota Timoho Yogyakarta. "Kami memang menyediakan layanan penitipwn ini di Komplek Balaikota Timoho, agar para orang tua konsentrasi terhadap pekerjaannya, serta dapat memantau putra putrinya secara dekat dan langsung", kata Suryani.