Senin 00/00/0000 00:00 WIB | oleh Warta
FORMI KOTA YOGYAKARTA IKUTI LOMBA POCO-POCO TINGKAT NASIONAL
Federasi Olahraga Rekreasi Masyarakat Indonesia Kota Yogyakarta mengikuti Lomba Senam Poco-poco yang digelar oleh FORMi Pusat Jakarta, Lomba bertempat di Taman Mini Indonesia Indah Jakarta. Lomba poco-poco yang digelar Formi Pusat ini sudah yang ke empat kalinya, namun Kota Yogyakarta baru mengirimkan team terbaiknya pada tahun ini, Hal ini dikatakan Drs. Nuri Hartana. M.S, Ketua Rombongan seusai audiensi dengan Wakil Walikota Yogyakarta, Imam Priyono di Ruang Kerja Wakil Walikota, Senin (11/11). Dikatakan Nuri, pihaknya sebagai wakil dari Kota Yogyakarta optimis mendapatkan juara. " Kami telah berpamitan sekaligus minta do"a restu kepada Bapak Wakil Walikota yang sekaligus Ketua Formi Kota Yogyakarta, bahwa kami berangkat ke Jakarta Senin Sore ini, saya berharap pulang nanti bisa menjadi Juara, Optimis ini berdasar pada keseriusan kami Berlatih selama 2 bulan penuh," katanya. Ditambahkan, untuk pertamakalinya tanding di kancah nasional ini Nuri mempercayakan kelompok senam dibawah naungan FORMI Kota Yogtakarta yakni T"Jis (Tiang Jogja Istimewa) yang selama dua bulan penuh berlatih di Pendopo kecamatan Mergangsan setiap hari, yang akan menurunkan dua tim yakni Tim 7 dan tim 9 " Tim 7 dan tim 9 ini yang dimaksud adalah satu tim terdiri dari 7 peserta dan 9 Peserta. Lomba ini untuk mengekpresikan kreativitas dan sportivitas yang dimiliki oleh warga Kota Yogyakarta terutamanya dibidang senam Poco-poco," tandas Nuri. Sementara itu Wakil Walikota yang sekaligus Ketua Formi Kota Yogyakarta, Imam Priyono mengatakan, Prestasi yang dipersembahkan warga masyarakat utamanya senam Poco-poco merupakan pengaktualisasian generasi muda dan masyarakat pada umumnya dalam proses pengembangan potensi dibidang olahraga dan seni di Daerah Istimewa ini. " Ini merupakan bukti dari FORMI Kota Yogyakarta dimana Formi mewadahi olahraga non prestasi, Kami akan terus mendukung apa yang telah dilakukan masyarakat khususnya olahraga nonprestasi ini, selain olahraga non prestasi Formi juga akan tetap konsisten mengembangakan dan Ngleluri olahraga tradisional, dolanan Bocah yang akhir-akhir ini sudah mulai ditinggalkan, olehnya, Formi Kota Yogyakarta Konsen melestarikan olahraga tradisional maupun dolanan anak yang benar-benar mendidik dan adiluhung ini", kata Imam.
Senin 00/00/0000 00:00 WIB | oleh Warta
WALIKOTA PERINGATI HARI PAHLAWAN BERSAMA LANSIA KLITREN
Walikota Yogyakarta, Haryadi Suyuti peringati Hari Pahlawan bersama Paguyuban Lansia Kusumaning Jati di wilayah Klitren. Kegiatan berlangsung di lapangan SD N Langensari pada Minggu pagi (10/11) yakni Senam Lansia, Sepeda Gembira dan Pembagian Doorprize dan Kesenian Organ Tunggal. Setelah Sepeda Gembira dan senam pagi bersama, dilaksanakan mengheningkan cipta dipimpin oleh Walikota. Dalam sambutannya Walikota Yogyakarta mengajak para hadirin khususnya para lansia untuk memanfaatkan event peringatan ini sebaik-baiknya. Selain mengingat jasa-jasa para pahlawan dan mengirim doa, juga memanfaatkan even olahraga ringan sambil bersilaturahmi antar anggota paguyuban. Meskipun sudah lansia diharapkan tetap aktif berkarya dan menjaga kesehatan dengan baik. Apresiasi diberikan Walikota kepada Paguyuban Kusumaning Jati yang bisa menyelenggarakan kegiatan ini dengan khidmat dan meriah. Paguyuban Lansia Kusumaning Jati yang terdaftar mengikuti kegiatan Sepeda Gembira saat itu adalah 147 lansia dari seluruh anggota yang terdaftar sejumlan 374 lansia. Diperkirakan jumlah Lansia diwilayah Klitren 500 orang. Kegiatan ini juga dihadiri Camat Gondokusuman, Lurah Klitren dan Anggota Dewan DPRD. (byu)
Senin 00/00/0000 00:00 WIB | oleh Warta
Pemkot Adakan Simulasi Bencana Di Kelurahan Kricak
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Yogya dan Dinas Kesehatan Kota Yogya serta instansi terkait Sabtu pagi (9/11) menggelar simulasi penanganan bencana di RW 08 dan 09 Kricak Kidul Tegalrejo Yogyakarta. Kegiatan yang berdurasi 1,5 jam ini di ikuti seluruh RW 08 dan RW 09. Diskenariokan salah satu rumah warga ketika sedang di fogging lupa tidak mematikan tv dan alat elektronik lainnya, yang berdampak konsleting listrik dan mengakibatkan kebakaran. Kemudian salah satu warga meminta bantuan kepada BPBD melalui telepon 7474704 untuk mengirimkan armada kebakaran. Karena api semakin besar salah satu warga membunyikan kentongan agar masyarakat dapat bisa membantu memadamkan api. Beruntung hydrant kering yang tersedia di kampung tersebut dapat berfungsi dengan baik. Kobaran api pun dapat dikendalikan dan korban dapat di elakuasi. Sejumlah warga yang mengalami luka bakar dapat ditangani dengan baik. Hal ini berkat kesigapan warga setempat yang langsung menghubungi Yogyakarta Emergency Service (YES) 118. Kepala BPBD Kota Yogyakarta Agus Winarto mengatakan bahwa kegiatan ini bertujuan untuk menjadikan warga kuat saat mengalami kebakaran di kampungnya "kami sengaja melibatkan warga secara aktif karena harapan kami adalah warga menjadi kuat ketika terjadi kebakaran" katanya Sementara itu Camat Tegalrejo Sutini Sri Lestari mengatakan simulasi yang diadakan di RW 08 dan RW 09 ini memberikan dampak yang positif mengingat padatnya penduduk di kelurahan Kricak, Ia berharap dengan adanya simulasi seperti ini masyarakat bisa tanggap oleh bencana. Hal senada juga di katakan oleh Tarjo selaku ketua RW 09 "dengan adanya simulasi seperti ini saya berharap masyarakat bisa tahu apa yang harus dilakukan ketika terjadi kebakaran". (Hanang)
Senin 00/00/0000 00:00 WIB | oleh Warta
WALIKOTA LAUNCHING LESEHAN DAN ANGKRINGAN BUKU MALIOBORO
Paguyuban Komunitas Malioboro bekerja sama dengan Pemkot Yogyakarta gelar Obrol Santai dan Soft Launching Lesehan dan Angkringan Buku di Kawasan Malioboro pada Kamis (7/11) malam bertempat di Halaman Kantor UPT Malioboro. Acara selain launching juga diisi dengan obrolan santai bersama Komunitas Malioboro yang bertemakan Dengan Inspirasi Hijrah dan Semangat Kepahlawanan Kita Tegaskan Jogja sebagai Kota Buku dan Kota Pendidikan. Dalam laporan kegiatan Ketua Presidium Paguyuban Kawasan Malioboro, Sujarwo mengungkapkan bahwa Ini merupakan awal dari wujud nyata usaha memperluas pustaka Mletik Malioboro yang telah dilaunching Mei 2010 di Parkir Abu Bakar Ali. Bahkan ada wacana buka dapat dinikmati oleh pengunjung pula bukan hanya komunitas, bukan hanya dengan kereta dorong saja tetapi buku ditempatkan di setiap sudut tempat berkumpul pengunjung Malioboro. Akhirnya Komunitas Malioboro telah menjawab tantangan tersebut. Soft Launching Lesehan dan Angkringan Buku merupakan momentum untuk memotivasi dan fase awal untuk belajar sekaligus mencari masukan dalam perbaikan dan penyempurnaannya. Maka direncanakan dalam dua bulan ini sebagai uji coba, dibuka ruang masukan dari komunitas, warga dan pengunjung sehingga program ini benar-benar dibuat secara parsipatoris dan mengenyam harapan semua pihak. Diharapkan Lesehan dan Angkringan Buku bisa eksis hingga Desember 2013 akan dilakukan Grand Launching. Uji coba melibatkan Lesehan yang ada di depan Gedung DPRD Propinsi DIY dan Angkringan didepan Komplek Kepatihan, sementara kereta dorong bergerak bisa menjangkau pengunjung hingga depan Beteng Vredebrug. Nantinya akan diselenggarakan pula lomba desain untuk rak atau tempat lesehan dan angkringan bukunya. Demikian tambah Sujarwo. Ungkap Haryadi Suyuti dalam sambutannya, Lesehan dan Angkringan Buku akan menjadi tambahan keunikan bagi kawasan wisata Malioboro, disisi lain, hal tersebut akan meningkatkan budaya baca serta menegaskan Jogja sebagai Kota Buku dan Kota Pendidikan. Walikota mengajak masyarakat untuk ikut berperan aktif mengisi Malioboro agar lebih menarik karena Malioboro adalah milik semua. Diharapkan program ini bisa dimanfaatkan oleh semua pegunjung, baik menambah jumlah bukunya maupun bersedia mengembalikan tepat waktu bagi peminjamnya. Agar buku yang disediakan semakin beragam dan mensukseskan program ini akan menggandeng semua pihak seperti Arpusda Kota Yogyakarta, para penerbit lokal dan sumbangan dari masyarakat seperti program bank buku. Setelah melaunching dengan penyerahan rak buku secara simbolis kepada perwakilan komunitas Malioboro, Walikota juga menerima secara langsung dari salah satu penerbit yang langsung menyumbangkan 1000 buku untuk mendukung program ini. (byu)
Senin 00/00/0000 00:00 WIB | oleh Warta
WALIKOTA SERAHKAN SIMBOLIS DANA STIMULAN RW
Walikota Yogyakarta Haryadi Suyuti serahkan secara simbolis Dana Stimulan 2013 kepada perwakilan RW di Kelurahan Gowongan Kecamatan Jetis. Penyerahan ini dilangsungkan pada acara pertemuan Warga di Aula Kelurahan Gowongan pada Rabu malam (6/11). Hadir pada pertemuan ini Camat Jetis, Lurah Gowongan, Ketua LPMK Gowongan, Ketua dan Sekretaris dari 13 RW sekelurahan Gowongan. Dalam arahan kepada para pengurus ini Haryadi Suyuti mengungkapkan bahwa dana stimulan ini ditujukan untuk mempercepat pembangunan di wilayah kota Yogyakarta. Meskipun dana yang terbilang pas-pasan, hanya sejumlah 5 juta rupiah per RW, harapannya bisa dimanfaatkan sebaik-baiknya. Proposal diharapkan tadinya tidak usah muluk-muluk dibikin, karena nantinya akan kesulitan dalam pelaksanaan dan yang lebih penting lagi adalah penyusunan Laporan Pertanggung Jawaban (LPJ) setelah pelaksanaan kegiatan di wilayah masing-masing. Penyusunan LPJ oleh setiap RW diharapkan dapat dilaksanakan secepatnya pula setelah kegiatan selesai, selain nanti jika jangka waktu terlalu lama menjadi terlupa juga dikarenakan sudah hampir tutup tahun 2013. Monitoring pendistribusian dana ini nantinya juga akan ketat dilakuan, apakah benar setiap rw benar-benar sudah menerima dana stimulan ini. Ungkap Walikota yang kemudian secara simbolis menyerahkan dana stimulan kepada dua orang perwakilan RW. Setelah Acara ini disempatkan pula acara dialog dengan Walikota untuk penyelesaian permasalahan di wilayah masing-masing yang perlu dikoordinasikan kepada Pemkot Yogyakarta. Penyerahan secara simbolis di Kelurahan Gowongan ini merupakan acara yang pertama untuk periode tahun 2013 yang kemudian juga diikuti oleh tiap Kelurahan seKota. (byu)
Senin 00/00/0000 00:00 WIB | oleh Warta
MERTI TUMPENG ROBYONG DEWA BRONGTO
Walikota Yogyakarta, Haryadi Suyuti lepas Kirab Budaya Bergodho Kusumeng Yudha yang merupakan rangkaian Upacara Adat Merti Tumpeng Robyong di wilayah Kelurahan Brontokusuman Kecamatan Mergangsan. Kegiatan budaya ini dilangsungkan pada hari Selasa (5/11) tepatnya acara berlangsung di bantaran sungai Code bawah Jembatan Tungkak. Upacara Merti Tumpeng diawali dengan prosesi 'Raja Melawan Arus' yakni rombongan sang Raja, yang diperankan Lurah Brontokusuman, bersama para perajurit dan pemuka spiritualnya berjalan melawan arus Sungai Code yang kemudian membacakan ikrar. Prosesi berjalan melawan arus memiliki makna bahwa seorang pemimpin hendaknya berani mengambil jalan atau kebijakan melawan arus untuk memerangi globalisasi yang memberikan pengaruh negatif untuk rakyatnya. Sebelum acara, dalam sambutannya Haryadi Suyuti mengungkapkan bahwa kebudayaan selalu tidak akan pernah lepas dari gaya hidup masyarakat Kota Yogyakarta. Semoga kegiatan ini membawa kebaikan untuk semua dan kebudayaan tetap bisa dilestarikan. Ketua Panitia, Linson Sinaga bahwa acara ini terlselenggara dengan dana PNPM Pariwisata yang berasal dari Kementrian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif RI. Kegiatan ini juga dimaksudkan sebagai ajang promosi Kelurahan Brontokusuman yang memiliki Kampung Wisata bertajuk Dewa Brongto. Dana diwujudkan untuk perlengkapan upacara budaya termasuk seragam 3 rombongan Prajurit Bergada. Kirab Budaya yang diikuti seluruh peserta Upacara Merti Tumpeng dan Perajurit Bergada juga diikuti 3 buah Gunungan yang berisi hasil-hasil pertanian, Kelompok Jatilan dan drumban pelajar yang semuanya terlihat sangat antusias dan bergembira. Rombongan kirab budaya ini finish di Halaman Kecamatan Mergangsan. (byu)
Senin 00/00/0000 00:00 WIB | oleh Warta
WALIKOTA PIMPIN PASANG PATHOK TAHUN ALIP 1947/2013, UMKM AKAN DIFASILITASI
Walikota Yogyakarta H. Haryadi Suyuti memimpin pemasangan Pathok Sekaten tanda dimulainya pembangunan sarana dan prasarana perayaan Sekaten tahun Alip 1947/2013 Masehi di Alun Alun Utara Kota Yogyakarta, Selasa,(05/11) pagi. Prosesi pemancangan pathok didahului dengan arak-arakan bregodo pembawa kayu pancang dan pukul besi serta rombongan terdiri dari Walikota Yogyakarta, penghageng Kraton Yogyakarta yakni GBPH Hadiwinoto dan GBPH Prabukusumo, Sekda dan para Asisten Sekda, para kepala SKPD, Camat dan undangan dari Gedung Dwi Soto Warso menuju ke Alun-Alun Utara diiringi dengan sholawatan dari kelompok Sholawatan dari kecamatan Kotagede. Walikota merupakan orang pertama menancapkan pathok kemudian disusul GBPH Hadiwonoto dan GBPH Prabukusumo sebagai wakil dari pihak Keraton Yogyakarta. Kemudian pemancangan dilanjutkan oleh Sekda Kota Yogyakarta, Titik Sulastri, para Asisten, ke-14 camat dan terakhir ketua panitia Pasar Malam Perayaan Sekaten (PMPS) tahun Alip 1947/2013 Ir, Aman Yuriadijaya. Setelah pemancangan rombongan kembali ke gedung Dwi Soto Warso untuk dilanjutkan acara pemotongan tumpeng dan doa bersama mohon keberhasilan pelaksanaan Sekaten. Sedangkan segala uba rampe yang ada disekitar pathok menjadi rebutan warga. Menurut mereka uba rampe ini akan membawa rejeki bagi keluarganya. Walikota Yogyakarta berharap pelaksanaan Pasar Malam Sekaten yang akan dibuka tanggal 06 Desember 2013 dan digelar selama 40 hari ini dapat menjadi wahana pemberdayaan ekonomi masyarakat. Haryadi menambahkan Pemerintah Kota Yogyakarta melalui Dinas Perindakoptan akan memfasilitasi UMKM yang ada. " Nantinya stand-stand akan dikelolah oleh Dinas Perindakoptan, sehingga bisa memfasilitasi UMKM-UMKM yang ada. Sehingga adaya PMPS ini bisa meningkatkan masyarakat melalui kegiatan usaha," urai Walikota. Walikota juga mengatakan berdasarkan usul, saran dan kritikan penyelenggaraan PMPMS tahun lalu baik dari masyarakat maupun pihak Keraton Yogyakarta, tahun ini panitia bertekad memperbaiki dan meningkatkan kualitas pelaksanaannya. " Masukan dari semua pihak termasuk dari pihak Keraton dan Masyarakat, akan kami perbaiki dan kami lakukan pembenahan-pembenahan, terutama penataan parkir. Sehingga pengunjung akan nyaman datang ke PMPS," tambah Walikota. Rencananya area parkir akan ditata di tiga titik yakni sebelah utara, timur dan barat. Walikota menambahkan peristiwa Sekaten tidak bisa terlepas dari Keraton, Masjid Agung dan Alun-Alun Utara. Ketiganya ini merupakan simbol peristiwa Budaya yang diwakili Keraton, Religi diwakili Masjid Agung Yogyakarta dan Alun-Alun Utara mewakili perekonomian. Para pengunjung juga akan gratis masuk ke area PMPS tanpa dipungut biaya sepeserpun. Sementara itu, pengahgeng Keraton GBPH Hadiwinoto berharap penyelenggara dalam hal ini Pemkot Yogyakarta membuat terobosan yang lebih inovatif. Bentuk inovasi yang dimaksud Hadiwinoto adalah membuat souvenir khas Sekaten yang hanya dijual saat sekaten dan dibeli di area seketen saja, seperti souvenir endog abang. " Selama ini ndog abang hanya dimakan dan habis. Coba kalau dibuatkan semacam souvenir yang menarik. Dan harus dibeli di Sekaten dan saat sekaten saja. Kalau mau dapat souvenir (endog abang) itu, ya datang ke sekaten," ujar Hadiwinoto. Untuk itu Hadiwnoto menyarankan untuk bisa merangkul para perajin yang ada di Yogyakarta. Hadiwinoto menambahkan pelaksanaan sekaten tahun ini akan lebih menonjolkan kembali segi budaya dan religinya. Siar-siar kegamaan akanlebih diintensifkan, baik melalui sarana pengajian maupun seni music bernuansa Islami. Hal ini untuk mengenang kembali dan menghormati masuknya agama Islam di tanah Jawa. (@mix)
Senin 00/00/0000 00:00 WIB | oleh Warta
Walikota Buka Bazar KUBE FM dan USEP KM
Dinsosnakertrans Kota Yogya bekerjasama dengan Kelompok Usaha Bersama Fakir Miskin (KUBE FM) dan Usaha Sosial Ekonomi Produktif Keluarga Miskin (USEP KM) se-Kota Yogya menggelar Basar dan 'Senam Waton Obah'. Pembukaan dilakukan oleh Walikota Yogyakarta Haryadi Suyuti pada Selasa (5/11) bertempat di XT Square. Dalam sambutannya Haryadi mengatakan bahwa di Kota Yogya saat ini telah tumbuh 320 KUBE FM, 56 USEP KM dan beberapa telah berkembang menjadi industri kecil yang berbasis pada budaya dan potensi lokal dan itu perlu berbagai upaya agar KUBE FM dan USEP KM benar - benar dapat menjadi aset bersama guna meningkatkan kesejahteraan warga masyarakat. "kegiatan ini sangat bermanfaat khususnya bagi penanggulangan kemiskinan di Kota Yogyakarta melalui basar ini marilah kita bangun komitmen bersama untuk mengembangkan iklim, kondisi dan kesempatan berusaha yang kondusif" ujar Haryadi. Ia berharap basar hasil dari KUBE FM dan USEP KM yang baru pertama kalinya digelar ini akan menjadi agenda rutin tahunan yang digelar di kompleks XT Square. Sementara itu Ketua Panitia Basar dan 'Senam Waton Obah" Nur Arida menambahkan, dalam bazar ini ada 130 stan dari berbagai KUBE FM dan USEP KM, dan ditambah stan dari pihak lain. Ada ratusan door prize menarik seperti dua sepeda motor, dua sepeda gunung, 10 handphone, dan lain-lain, yang akan dibagikan hingga siang hari nanti.
Senin 00/00/0000 00:00 WIB | oleh Warta
Musim Hujan Waspadai Penyakit DBD dan Leptospirosis
Warga Yogya diminta mewaspadai sejumlah penyakit yang biasa menyerang di musim penghujan, antara lain Demam Berdarah Dengue (DBD), Leptospirosis, Chikungunya, Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) dan Diare. Banyaknya genangan air di lingkungan sekitar dapat memicu perkembangbiakan sumber penularan penyakit. Untuk itu, warga diminta meningkatkan daya tahan tubuh serta menjalankan perilaku hidup bersih sehat (PHBS) agar terhindar dari berbagai penyakit yang merebak selama musim penghujan. Demikian disampaikan Kepala Bidang Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (P2PL) Dinas Kesehatan Kota Yogyakarta, Citraningsih Yuniarti didampingi Kepala Seksi Pengendalian Penyakit, dr Endang Sri Rahayu kepada wartawan, Senin (4/11) di Aula Humas Kota Yogya. "Genangan air yang tidak dibersihkan bisa menjadi tempat perkembangbiakan nyamuk apalagi kalau suhu udara meningkat nyamuk akan mudah sekali menetas. Agar terhindar dari penyakit, kita harus meningkatkan daya tahan tubuh dengan mengkonsumsi gizi seimbang. Jangan cuma makan nasi yang banyak tapi lengkapi dengan vitamin, buah dan sayur agar daya tahan tubuh tetap terjaga," jelasnya. Pemkot Yogya telah melakukan kesiapan terhadap berbagai macam penyakit yang biasa menyerang di musim penghujan dengan membuat Surat Edaran (SE) Kewaspadaan DBD dan Leptospirosis yang ditandatangani Sekretaris Daerah. Disamping itu, petugas survailance yang ada di wilayah secara rutin berkeliling ke rumah warga melalui Ketua Rukun Tetangga (RT) memantau jika ada penularan penyakit untuk segera dilaporkan ke Puskesmas yang selanjutnya dilakukan tindakan untuk penanggulangan. "Kami juga telah mengingatkan kembali kepada wilayah yang telah memiliki Community Deal gerakan pemberantasan nyamuk, apakah sudah rutin dilaksanakan atau belum? Karena, masalah kesehatan tidak bisa hanya ditangani oleh Dinas Kesehatan tapi perlu kerja sama dengan masyarakat. Kami juga minta warga menjadi juru pemantau jentik (jumantik) di rumah masing-masing karena yang mengetahui kondisi rumahnya adalah mereka sendiri," kata Citra. Berdasarkan data Dinas Kesehatan Kota Yogya, dari bulan Januari sampai dengan awal November tahun ini jumlah penderita DBD di Kota Yogya mencapai 875 kasus, 4 orang diantaranya meninggal dunia. Dibandingkan tahun lalu, jumlah ini mengalami peningkatan. Sedangkan untuk Leptospirosis terdapat 24 kasus tersebar di sejumlah wilayah di Kota Yogya. Sampai dengan awal tahun dimana curah hujan masih tinggi, warga diminta tetap meningkatkan kewaspadaan terhadap penyakit yang disebabkan oleh nyamuk. Kasi Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan Kota Yogya, dr Endang Sri Rahayu menambahkan masyarakat diminta untuk peduli menghitung hari panas jika ada anggota keluarganya yang sedang sakit. Sebab untuk penyakit DBD biasanya warga lengah dengan panas yang sudah turun pada hari keempat dan kelima. Padahal justru pada saat itu sedang dalam masa kritis sehingga warga diminta untuk siaga dan segera membawa ke rumah sakit. "Kalau Leptospirosis itu gejala umumnya hampir sama dengan Chikungunya, seperti demam, sakit kepala, lemah dan lesu. Tapi jika penderita mengalami konjungtivitis atau mata memerah seperti belekan, nyeri di betis dan tidak bisa kencing selama enam jam, berarti merupakan gejala Leptospirosis dan harus segera dibawa ke rumah sakit. Leptospirosis kalau sudah masuk dalam tubuh prosesnya cepat sekali sehingga harus segera ditangani di rumah sakit," jelas dr Endang. (Ita)
Senin 00/00/0000 00:00 WIB | oleh Warta
WALIKOTA RESMIKAN UPACARA ADAT JAGA X JAGA KE-2
Upacara Adat Jaga X (kali) Jaga ke-2 dirayakan warga kelurahan Notoprajan kecamatan Ngampilan dan kelurahan Wirobrajan Yogyakarta dengan meriah. Upacara diawali dengan kerja bakti membersihkan sungai Winongo yang dilakukan oleh warga segenap komponen pencinta dan pemerhati sungai. Kemudian dilanjutkan dengan penebaran ratusan bibit ikan yang diisi dalam 5 ember berukuran sedang ke sungai Winongo oleh Walikota Yogyakarta, H. Haryadi Suyuti, Camat Ngampilan dan Tokoh masyarakat, Minggu, (03/11/2013). Ikan-ikan ini menjadi rebutan anak-anak dan warga yang telah menunggu dibawah panggung yang didirikan di badan sungai Winongo. Kemudian upacara dilanjutkan dengan pengambilan air dari belik (mata air) yang berada tepat di bawah jembatan Serangan. Empat gadis remaja mengenakan pakaian kemben membawa 4 guci berukuran kecil dipandu seorang tokoh masyarakat, Camat Ngampilan dan beberapa tokoh masyarakat. Setelah itu air dari belik ini diarak keliling kampung Notoprajan diiringi bergodo Jaga X Jaga, Bergodo sampah, bergodo seni budaya, blekdigdot, jatilan, sanggar Angin-Angin, dan warga masyarakat. Casnugi, Koordiantor kegiatan upacara adat Jaga X Jaga menjelaskan pengambilan air dari belik dan diiringi 4 gadis dan 4 guci menggambarkan empat penjuru mata angin. "Harapannya air yang diambil dan akan dikembalikan ke sungai Winongo ini akan memberi manfaat kepada masyarakat yang berada di empat penjuru mata angin ini," jelas Casnugi. Casnugi menjelaskan secara keseluruhan acara dimaksud mengajak warga masyarakat yang berada di bantaran sungai untuk mencintai lingkungan sungai dan sekaligus mengoptimalkan lingkungan sekitar sungai dengan kegiatan pengembangan ekonomi warga. Sementara itu Walikota Yogyakarta H. Haryadi Suyuti mengajak warga masyarakat yang ada di bantaran sungai untuk menjaga sungai dengan tidak membuang sampah ke sungai. " Sungai dimanapun berada bukan tempat untuk membuang sampah. Jadi Saya minta warga jangan lagi buang sampah ke sungai. Air merupakan hal yang penting bagi kehidupan kita," Harap Walikota. Menurut Walikota, apabila kawasan sungainya bersih maka segala aktivitas warga yang mengarah kepada seni, budaya dan perekonomian akan dapat dikembangkan dan menjadi aset bagi warga setempat dan kota Yogyakarta. Upacara Adat Jaga X Jaga ke-2 mengusung tema Sri Ktri Werdo Dadi . (@mix)
Senin 00/00/0000 00:00 WIB | oleh Warta
WALIKOTA JOGJA BERKUNJUNG KE RUMAH SAKIT JOGJA
Walikota Yogyakarta Haryadi Suyuti melakukan inspeksi ke Rumah Sakit Jogja untuk melihat langsung proses pelayanan di rumah sakit milik Pemkot Yogyakarta, Rabu, (30/10). Walikota datang didampingi beberapa Asisten Sekda dan stafnya langsung menuju ke ruang jaga Instalasi Rawat Darurat (IRD). Setelah menanyakan beberapa hal dengan para petugas jaga Walikota masuk ke salah satu ruangan IRD yang ditempati dua pasien laki. Walikota sempat berbincang dengan salah seorang pasien yang mengaku bernama Reinhard Rudianto. Dalam perbincangan Rudianto menyampaikan keluh kesahnya kepada Walikota. Walikota berpesan agar Rudianto bersabar dan yakin bahwa RS Jogja akan melayaninya dengan baik. Dari Ruang IRD Walikota melanjutkan kunjunganya ke tempat pendaftaran pasien. Disana terlihat puluhan pasien yang sedang mengantri telah memenuhi bangku yang disediakan. Melihat puluhan pasien maupun keluarga pasien yang sedang antri Walikota menyapa beberapa pasien ddi dekatnya."Assalamualaikum Wr.wb. Apa kabar semua," ucap Walikota sambil menyalami para pasien. Walikota menayakan kondisi kesehatan para pasien dan menanyakan pelayanan dan fasilitas yang diberikan RS Jogja kepada mereka selama berobat di sana. Dari jawaban yang diberikan sebagian besar pasien mengatakan sudah cukup puas namun harus ditingkatkan lagi. " Sudah cukup bagus pak. Kalau dibanding dulu-dulu sekarang sudah agak bagus. Tapi perlu ditingkatkan lagi Pak," kata Muh. Bardan yang sedang menunggu giliran dipanggil. Bapak Muh. Bardan datang bersama Istri untuk melakukan chek-up rutin. Walikota juga mengujungi ruang pelayanan ASKES dan Jamkesmas. Di ruangan ini sudah banyak keluarga maupun pasien sedang mengurus ASKES dan JAMKESMAS. Walikota berbincang dengan para petugas dan peserta ASKES. Menurut pengakuan petugas, sehari mereka bisa mengurus kurang lebih 400 permintaan. Sebaliknya, pesertapun merasa tidak ada kesulitan dalam mengurus ASKES dan Jamkesmas. Ketika ditanya maksud kedatangannya ke RS Jogja, Walikota mengatakan dirinya hanya ingin melihat secara langsung pelayanan RS Jogja dan mendengarkan keluhan langsung dari para petugas dan pasien di RS Jogja . " Hari ini saya Cuma ingin melihat langsung. Pelayanan RS Jogja saya nilai sudah cukup bagus. Tapi tetap harus ditingkatkan supaya wargatidak segan datang ke RS Jogja untuk berobat atau hanya sekedar berkonsultasi," ungkap Walikota. Walikota juga mengatakan pertemuan informalnya dengan pasien dan petugas RS Jogja upaya untuk membuka ruang komunikasi tanpa sekat yang telah dijanjikan beberapa saat lalu. Walikota berpesan kepada para petugas RS Jogja untuk tetap melayani dengan hati dan selalu dengan senyum. Karena menurutnya apabila melayani dengan senyum pasien yang dilayani sudah merasa sedikit disembuhkan sebelum diberi tindakan selanjutnya oleh para medis dan petugas lainnya. Inspeksi ke RS Jogja yang dipimpin dr, Tuty Setyowati ini diakui oleh pihak manajemen tanpa sepengetahuan mereka alias tidak diberitahu terlebih dahulu. (@mix)
Senin 00/00/0000 00:00 WIB | oleh Warta
WALIKOTA BUKA PAMERAN SENI RUPA DI TAMAN BUDAYA YOGYAKARTA
Walikota Yogyakarta, H. Haryadi Suyuti membuka pameran seni rupa yang bertajuk "Ngawe Kadang" yang digelar Komunitas Perupa Wedangan, Rabu, (30/10/2013) malam di Taman Budaya Yogyakarta. Sekitar 27 perupa ikut ambil bagian dalam pameran yang digelar dari tanggal 30 Oktober hingga 5 November 2013 ini. Walikota Yogyakarta, H. Haryadi Suyuti sangat mengapresiasi kegiatan pameran seni rupa oleh para perupa senior dan mengucapkan selamat kepada mereka. Walikota mengatakan kehadiran para seniman khususnya para perupa dengan karya-karya istimewanya di kota Yogyakarta akan memberikan arti penting bagi kota ini dan menjadikan Yogyakarta semakin istimewa. Walikota Yogyakarta berharap para perupa yang sebagian besar berusia diatas 50 tahun ini untuk tetap berkarya, menyuarakan hati melalui karya seni yang bisa dinikmati oleh banyak pihak, dan dapat menjadi panutan bagi para perupa muda lainnya. Sementara itu, ketua panitia pameran seni rupa "Ngawe Kadang" mengatakan sebagaian besar peserta pameran ini adalah para perupa yang berusia ditas 50 tahun. Mereka berani tampil untuk berpameran dengan tujuan untuk menunjukkan bahwa mereka (perupa sepuh ) masih ada dan terus ada sehingga tidak dilupakan oleh para perupa muda dan penikmat seni lainnya. " Kami perupa sepuh memberanikan diri untuk tampil berpameran dengan harapan bahwa kami masih ada dan terus ada sehingga kami tidak terlupakan di dalam mewarnai khasanah seni rupa di Indonesia," ujar Slamet Riyanto. Peserta pameran tidak saja berasal dari Yogyakarta tetapi juga dari luar Yogyakarta. Para perupa yang ikut ambil bagian dalam pameran ini adalah AZF Tri Hadiyanto, Slamet Riyanto Faymos, Agus Spartomo, Edi Wahyanto, Sudirman Saputra, C. Slamet Riyanto, Soeharto Pr, Soenarto Pr, Soepono Pr, Naima F Soer, Bambang Sukono Wijoyo, Daryono Yunani, Dunadi, Hadi Wijaya, Ibnu Wibowo, Mahyar Suryaman, Mudhofier, Slamet Wijaya , Soegeng Sumaryono, Sudirman, Sugiyanto, Suhartono, Suwaji, Tatang Maruto, Teguh H.,Tulus W, Yamiek, dan Yunus Sunarto. Ikut hadir dalam pembukaan pameran ini kepala Taman Budaya Yogyakarta, Drs, Diah Tutuko Suryandaru, Seniman, Mahasiswa, dan warga masyarakat pencinta seni. Usai mbuka pameran Walikota dan dan para tamu undangan diajak menikmati karya para seniman di lantai bawa ruang pamer Taman Budaya Yogyakarta.(@mix)
Senin 00/00/0000 00:00 WIB | oleh Warta
Kota Jogja Menjadi Juara Umum Porda XII 2013
Warga Kota Jogja boleh merasa bangga karena Kota Jogja berhasil menjadi Juara Umum Pekan Olahraga Daerah (Porda) XII 2013 yang diadakan di Gunungkidul. Kota Jogja menjadi juara umum setelah menyabet 156 medali emas, 116 perak, dan 140 perunggu. Untuk peringkat ke dua disusul dari kontingen Sleman dengan perolehan 122 emas, 138 perak, 120 perunggu. Untuk posisi ketiga dari Bantul dengan 109 emas, 140 perak, 136 perunggu, dan untuk posisi 4 dan 5 diduduki oleh kontingen dari Kulonprogo dan Gunungkidul. Piala bergilir tersebut diserahkan oleh Asisten Administrasi Umum Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta Sigit Sapto Raharjo kepada Walikota Yogyakarta Haryadi Suyuti di Gedung Olahraga Siyono, Selasa sore (29/10). Hadir pula dalam penutupan tersebut Ketua KONI DIY GBPH Prabukusumo yang mengungkapkan hasil dari Porda kali ini akan dievaluasi untuk masing " masing cabang olahraga. Ia berharap untuk Porda tahun depan kualitas pertandingannya bisa lebih baik, meskipun cabang olahraga yang dilombakan tetap. Semetara itu Sigit Sapto Raharjo yang membacakan sambutan Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta mengatakan, Porda ini merupakan ajang pencarian bibit unggul serta pembinaan bagi para atlet. Dengan adanya Porda ini maka akan terjadi peningkatan kualitas atlet. Ia juga berpesan untuk kontingen yang belum berhasil merebut juara agar tidak patah semangat dan terus berusaha menjadi lebih baik. Untuk Porda XIII 2015 akan berlangsung di Kabupaten Kulonprogo.(HW/AND)
Senin 00/00/0000 00:00 WIB | oleh Warta
Sekda Sambut Kepulangan Jamaah Haji Kota Yogya
Jamaah haji asal Kota Yogya sudah mulai tiba di tanah air, Selasa (29/10) disambut oleh Sekda Kota Yogya, Hj RR Titik Sulastri bersama Asisten Pemerintahan Pemkot Yogya, Drs H Achmad Fadli di Halaman Balaikota Timoho. Mereka tergabung dalam kelompok terbang (Kloter) 21 SOC sebanyak 177 orang dan Kloter 22 SOC sebanyak 54 orang. Sedangkan jamaah yang tergabung dalam Kloter 25 SOC sebanyak 161 orang akan sampai tanah air pada hari Rabu tanggal 30 Oktober 2013. Dari 392 orang jamaah haji asal Kota Yogya semua kembali utuh. Sekda Kota Yogya, Hj Titik Sulastri menyatakan selamat datang kembali ke Kota Yogya kepada jamaah haji. Tentunya perasaan senang dan bahagia ikut mengiringi kedatangan mereka yang telah dinanti oleh keluarga. Setelah sekian lama berpisah dengan sanak keluarga untuk mengikuti rangkaian ibadah haji. "Saya ucapkan selamat kepada para jamaah haji yang telah menyelesaikan semua ibadah di tanah suci semoga menjadi haji mabrur. Usai menunaikan ibadah haji bukan berarti tugas dan kewajiban bapak ibu telah selesai. Dengan predikat haji yang telah bapak ibu sandang, saya berharap bisa menjadi teladan untuk masyarakat," katanya. Sementara itu, Kepala Kantor Kementrian Agama (Kemenag) Kota Yogya, Drs H Fathoni MA menambahkan tahun 2013 total jamaah haji asal Kota Yogya yang berangkat ke tanah suci sebanyak 392 orang dan kembali utuh. Hanya saja ada satu orang jamaah yang sakit sehingga harus dirawat ke RS Moewardi Solo. Jamaah atas nama Ny Suwartilah warga Wirobrajan ini menderita penyakit jantung. "Alhamdulillah semuanya berjalan lancar dan bisa kembali ke keluarga dan rumah masing-masing. Tahun lalu ada satu jamaah yang meninggal dunia. Kalau tahun ini utuh," katanya. Secara umum menurut Fathoni kondisi kesehatan jamaah haji asal Kota Yogya baik. Hanya ada beberapa yang mengeluhkan infeksi saluran pernafasan ringan karena dampak dari renovasi Masjidil Haram sehingga banyak debu. Setelah tiba di tanah air para jamaah haji diimbau untuk tetap melaporkan ke Puskesmas tempat memeriksakan kesehatan sejak awal keberangkatan. Meskipun merasa sehat namun semua jamaah harus tetap memeriksakan diri dan akan mendapatkan buku kesehatan.(Ita)
Senin 00/00/0000 00:00 WIB | oleh Warta
WALIKOTA HIMBAU WARGA BERHATI-HATI DENGAN PERGANTIAN MUSIM
Walikota Yogyakarta, H. Haryadi Suyuti di sela acara penutupan TMMD Sengkuyung tahap II Tahun Anggaran 2013 di Lapangan Karang Kotagede Yogyakarta menghimbau kepada warga masyarakat Yogyakarta agar lebih berhati hati dengan pergantian musim dari musim kemarau ke musim hujan yang sedang terjadi sekarang ini. "Pergantian musim kadang " kadang diwarnai dengan perubahan suhu udara. Untuk itu warga masyarakat perlu mengantisipasi dan berhati-hati. Terutama mengantisipasi berbagai penyakit yang berkaitan dengan ispa. Untuk menghindari penyakit tersebut warga masyarakat perlu menjaga dan meningkatkan daya tahan tubuh. Jadi, lebih kepada daya tahan masyarakat dulu yang kita prioritaskan." ujar Walikota. Walikota juga menghimbau agar masyarakat berhati-hati dengan datangnya angina akibat pergantian musim. Untuk mengantisipasi datangnya angin, Pemerintah Kota Yogyakarta akan bekerjasama dengan pihak Kodim 0734 Yogyakarta dan seluruh elemen Badan Penanggulangan Bencana Daerah dan masyarakat untuk siaga. Pemkot melalui SKPD terkait akan menyiapkan organ ( peralatan ) yang dimiliki untuk menghadapi situasi yang tidak diinginkan. Walikota mengajak seluruh warga masyarakat Kota Yogyakarta untuk mengadakan gerakan kebersihan di hari Minggu atau libur dengan membersihkan saluran-saluran air agar tidak tersumbat dan mengakibatkan kebanjiran. Walikota mengatakan dalam waktu dekat ini Pemkot dan Kodim akan melakukan aksi bersih kota, sebagai bagian dari menjaga kebersihan dan mengantisipasi datangnya pergantian musim. Walikota menambahkan Pemkot Yogyakarta akan terus memantau dan mengantisipasi beberapa sungai yang memiliki potensi terjadinya banjir seperti di Klitren, kali Belik, kali Manunggal dan sungai-sungai lain. Selain sungai Pemkot juga akan melakukan monitor terhadap proyek-proyek pembangunan fisik yang ada di Kota Yogyakarta. "Tidak kala pentingnya juga kami monitor pekerjaan saluran-saluran air. Dan perbaikan fisik yang ada saat ini. Perbaikan jalan, kami mohon (kontraktor) tidak membuang hasil bongkaran itu ke saluran air. Itu yang kami minta betul. Kami cek Dinas terkait dalam hal ini Kimpraswil yang punya proyek fisik membangun jalan agar mengawasi para kontraktornya untuk tidak membuang bongkaran itu ke saluran air." pinta Walikota. Walikota menegaskan akan terus melakukan monitor melalui Dinas Kimpraswil Kota Yogyakarta terhadap pekerjaan fisik proyek perbaikan jalan dan saluran aiar yang ada di Kota Yogyakarta. @mix)