Senin 00/00/0000 00:00 WIB | oleh Warta
WAKIL WALIKOTA LEPAS KARNAVAL BUDAYA KELURAHAN GOWONGAN
Kota Yogyakarta akan merayakan hari jadi ke -257 tahun, tanggal 07 Oktober 2013 yang akan datang. Salah satu kegiatan yang akan digelar untuk memeriahkan hari ulang tahun Kota Yogyakarta tahun ini adalah Festival Budaya di 45 kelurahan di Kota Yogyakarta. Kelurahan Gowongan kecamatan Jetis Kota Yogyakarta merupakan salah satu kelurahan yang mendapat nomor urut pertama untuk menggelar Festival Budaya yang bertemakan "Dengan Segoro Amarto, Menuju Jogja (yang lebih) Istimewa" ini. Untuk mengawali kegiatan Festival Budaya 45 Kelurahan, kelurahan Gowongan telah mendahului dengan menggelar karnaval budaya yang melibatkan 13 Rukun Warga (RW) yang ada di wilayahnya, Minggu ( 01/09/2013). Karnaval dilepas oleh Wakil Walikota Yogyakarta, Imam Priyono DP didampingi Wakil ketua TP.PKK Suryani Imam Priyono, Camat Jetis, Drs. Supardji beserta Ibu, Lurah Gowongan Siti Maymunah, SIP dan tokoh masyarakat Gowongan. Karnaval Budaya Kelurahan Gowongan menampilkan potensi kesenian dan ekonomi dari masing RW. Perwakilan RW. 07 misalnya menampilkan gunungan aneka sayuran dan buah yang mirip dengan gunungan Sekaten serta diiringi para ibu yang mengenakan pakaian tradisional Jawa, menggendong bakul sayuran. Peserta RW.05 menampilkan bergodo Jogoyudo, RW.11 menampilkan hasil kerajinan batik Sayekti, juga RW lainnya menampilkan potensi seni dan budaya yang mereka miliki sehingga membuat suasana di sepanjang jalur terasa meriah. Karnaval yang dimeriahkan juga drumband siswa SD Kanisus Gowongan, serta atraksi dari paguyuban seni dan perwakilan pelajar dan mahasiswa luar Yogyakarta ini mengambil start di jalan Jenderal Sudirman, melewati jalan Pangeran Mangkubumi, Gowongan Kidul, Bumijo dan berakhir di jalan Gowongan Lor. Wakil Walikota dan istri serta para undangan ikut bergabung dan berjalan sampai ke halte bus Trans Jogja jl. Mangkubumi. Wakil Walikota Imam Priyono mengatakan dirinya sangat mengapresiasi kegiatan budaya yang digelar kelurahan Gowongan sebagai satu rangkaian kegiatan dalam rangka peringatan hari ulang tahun kota Yogyakarta ke-257. Menurut Imam kegiatan Festival budaya yang digelar di 45 kelurahan sekota Yogyakarta memiliki dampak yang sangat baik bagi generasi muda bangsa. Dari budaya, generasi muda bangsa akan banyak belajar tentang nilai luhur bangsa dan budi pekerti. "Yang namanya budaya itu, mendidik generasi bangsa untuk baik. Festival budaya ini untuk mendidik generasi kita untuk berperilaku yang baik dalam membangun karakter bangsa,"ujar Wakil Walikota. Sementara itu, lurah kelurahan Gowongan Siti Maymunah, SIP, menjelaskan bahwa kelurahan yang dipimpinnya mendapat nomor urut pertama dalam penyelenggaraan Festival Budaya 45 Kelurahan. Rangkaian kegiatan diawali dengan karnaval yang diikuti 12 dari 13 RW yang ada di kelurahan Gowongan. Seabagai puncak acara akan diakhiri dengan pergelaran Malam Pentas Seni pada tanggal 07 September 2013 di SMK Negeri 7 Gowongan. Dijelaskan malam pentas seni akan menampilkan semua potensi seni dan budaya yang dimiliki wilayahnya seperti tarian, band Kusplusan, fragmen, dan ditutup dengan kethoprak dengan lakon "Juminten Edan" yang dimainkan oleh paguyuban seni Mekar Manunggal Budaya sebagai gong dari semua rangkaian kegiatan festival di kelurahan Gowongan. Sementara itu, Edi Purwanto salah seorang tokoh masyarakat Gowongan berharap semua elemen masyarakat di kelurahan golongan dari tua sampai muda untuk tetap terus bersatu berjuang dengan cara masing untuk mendukung keistimewaan Yogyakarta dengan melakukan kegiatan positip seperti kegiatan festival budaya dan karnaval budaya. Edi dan tokoh masyarakat lain akan terus memberikan dukungan mereka. (@mix)
Senin 00/00/0000 00:00 WIB | oleh Warta
PENGUNDIAN PROMO PASAR DAN BELANJA BERHADIAH THN 2013
Berkaitan dengan pelaksanaan Gebyar Promo Pasar dan Belanja Berhadiah Tahun 2013 yang dilaksanakan oleh Dinas Pengelolaan Pasar Kota Yogyakarta....... SELENGKAPNYA KLIK DI FILE1 DAN FILE2
Senin 00/00/0000 00:00 WIB | oleh Warta
YOGYAKARTA DITETAPKAN SEBAGAI KAWASAN BERBUDAYA HKI
Sebagai bagian dari rangkaian acara Hari HKI Nasional Tahun 2013, Direktorat Jenderal Hak Kekayaan Intelektual (DJHKI), Kementerian Hukum dan HAM laksanakan kegiatan Penetapan Kawasan Berbudaya HKI. Acara ceremonial penganugerahan dilaksanakan di Bangsal Srimanganti Keraton Ngayogyakarto Hadiningrat pada Selasa malam (27/8). Kawasan Berbudaya HKI dianugerahkan langsung oleh Menteri Hukum dan HAM Amir Syamsudin kepada Kraton Yogyakarta, Universitas Gadjah Mada, Universitas Islam Indonesia, Institut Seni Indonesia Yogyakarta, Pemerintah Kota Yogyakarta, Pemerintah Kabupaten Sleman, Pemerintah Kabupaten Gunung Kidul, Pemerintah Kabupaten Bantul, Pemerintah Kabupaten Kulon Progo. Untuk Kraton Yogyakarta, diterima langsung oleh Sri Sultan Hamengkubuwono X dan Kota Yogyakarta diterima Wakil Walikota Imam Priyono, beserta para Bupati di wilayah D.I.Yogyakarta. Selain itu Diserahkan pula Piagam Anubhawa Sasana Desa kepada Gubernur, Walikota dan para Bupati di Wilayah D.I. Yogyakarta. Dalam laporan penyelenggaraan, Dirjen HKI Menkumham, Ahmad M Ramli bahwa kegiatan ini bertujuan untuk memberikan penghargaan terhadap pihak-pihak yang selama ini memberikan peran dalam meningkatkan produktifitas masyarakat dalam menghasilkan karya-karya intelektual, disamping juga meningkatkan kesadaran serta pemahaman masyarakat mengenai peranan dan kontribusi kekayaan intelektual dalam perekonomian, kebudavaan dan kemajuan masyarakat di wilayah tersebut. Dengan penetapan ini maka para pemangku kepentingan termasuk Instansi Pemerintah akan memelihara dan memajukan budaya HKI di lingkungan masing-masing dengan cara semakin berkreasi dan berinovasi serta memiliki cara-cara untuk memberi perlindungan hukum terhadap karya intelektual. Setelah penyerahan Menkumham menyampaikan bahwa karya intelektual sangat erat dengan kehidupan sehari-hari dan sebagai aset juga memerlukan perlindungan. Perlindungan HKI merupakan upaya untuk melindungi kreativitas masyarakat secara makro sehingga akan tercipta kondisi yang kondusif bagi para kreator dan inventor untuk terus berkarya. Perlindungan HKI akan meminimalisir terjadinya fenomena brain drain atau talent drain, dimana anak-anak bangsa kita yang memiliki kemampuan intelektual atau talenta tinggi justru dimanfaatkan oleh negara lain, mencari pekerjaan atau karir di luar negeri padahal mereka sangat dibutuhkan oleh bangsa kita sendiri,ungkap Amir Syamsudin. Menkumham juga mengajak kepada seluruh lapisan masyarakat untuk tidak melakukan tindakan melanggar hukum seperti memalsu atau membajak karya orang lain, sesuai dengan adegium yang menyatakan nikmati karyanya, harga kreatornya, lindungi hak kekayaan intelektualnya, hindari pembajakannya. Karena hanya dengan sistem perlindungan dan pemajuan HKI yang baik dan diikuti dengan upaya penegakan hukum yang efektiflah maka industri kreatif akan berkembang menjadi tulang punggung perekonomian negara kita khususnya di Yogyakarta, tegas Amir. (byu)
Senin 00/00/0000 00:00 WIB | oleh Warta
BUNDA PAUD KOTA YOGYAKART MAJU TINGKAT DIY
Bunda PAUD yang akhir-khir ini semarak merupakan pejuang yang memberikan kontribusi untuk pembangunan di Indonesia umumnya dan Kota Yogyakarta pada khususnya, keberadaan Bunda Paud berperan sangat menentukan generasi penerus, sebab sebelum jenjang pendidikan dasar yang merupakan upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak usia 1-6 tahun, demikian sambutan Bunda PAUD Kota Yogyakarta, Hj. Trikirana Muslidatun, S.Psi atau Ana Haryadi, sebelum melakukan paparan dalam rangka Penilaian Apresiasi Bunda PAUD tingkat DIY, Rabu (28/08) di Ruang utama Bawah Balaikota Yogyakarta. Didalam paparannya Ana Haryadi menjelaskan, PAUD yang selama ini sebagai awal pembentukan karakter anak, selain memberikan pendidikan secara dini juga memberikan rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dalam perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan pendidikan lebih lanjut yang diselenggarakan pada jalur non Formal dan Formal. " Di kota Yogyakarta ini lembaga yang melayani PAUD ada 587 paud, 217 Taman kanak-kanak, 81 Kelompok bermain, serta 43 Tempat penitipan anak. Angka Partisipasi kasar atau APK di kota Yogyakarta adalah 49,47 persen untuk APK Paud non formal, serta untuk Paud Formal berjumlah 33 persen. APK PAUD yang kita miliki Formal dan Non Formal mencapai 82, 52 Persen, hal ini diatas rata-rata target nasional yang hanya mentargetkan 75 persen, dan rata-rata APK PAUD di Indonesia Baru 34,54 Persen", kata Ana Haryadi. Lebih lanjut ana haryadi menjelaskan, Jumlah anak Paud di tahun 2013 adalah 35.654 anak yang berusia 0-6 tahun, sedangkan anak yang terlayani baru 29.989 anak, jumlah anak yang belum bisa terlayani adalah 5.665 anak pada usia 0-1 tahun. Untuk mendukung layanan tersebut diatas, pihaknya telah melakukan penobatan Bunda PAUD di 14 Kecamatan dan 45 Kelurahan se Kota Yogyakarta. " Dari tahun 2007 Kami melaunching 622 Pos Paud, namun saat ini menjadi 587 SPS PAUD dan 10 lembaga beralih menjadi Kelompok Bermain, penyusutan ini dikarenakan jumlah anak didik kurang dari standart yang ditentukan, olehnya kami melakukan regrouping, agar pelayanan kepada warga masyarakat ini lebih maksimal", tandas Ana Haryadi. Sementara itu ketua tim penilai Apresiasi Bunda PAUD tingkat DIY Dra. Mulyani Yuni Pratiwi menjelaskan, Kota Yogyakarta merupakan urutan penilaian yang ke 4, sebelumnya telah melakukan penilaian di Kabupaten Kulon Progo, Gunungkidul, Sleman, serta yang akan datang di Kabupaten Bantul " Dari beberapa Kabupaten yang kita nilai semua memberikan nilai plus, namun penilaian ini kami akan melakukan secara obyektif, sebab masing-masing daerah mempunyai cirri khas niali Plus tersendiri. Selain paparan kami akan menialai beberapa unggulanyang dipunyai masing-masing wilayah", katanya. Tim Penilai yang terdiri dari 5 orang serta 6 Pendamping ini, selain mendengarkan Paparan, melaukan tanya jawab dengan Bunda PAUD, serta melakukan kunjungan lapangan. Kunjungan lapangan yang akan dilakukan di Kota Yogyakarta adalah Ruang Sahabat Ibu dan anak Beringharjo, Tempat penitipan anak Beringharjo, Kelompok Bermain Kirana dan Rumah Pemulihan Gizi, serta RW 10 Brontokusuman Yogyakarta.
Senin 00/00/0000 00:00 WIB | oleh Warta
Amdal
AMDAL merupakan singkatan dari Analisis Mengenai Dampak Lingkungan. AMDAL merupakan kajian dampak besar dan penting terhadap lingkungan hidup, dibuat pada tahap perencanaan, dan digunakan untuk pengambilan keputusan. Izin Lingkungan 2013 Permohonan Izin Lingkungan UKL - UPL Permohonan Izin Lingkungan AMDAL Izin Lingkungan UKL - UPL 2014 Izin Lingkungan AMDAL 2014 Dokumen Kerangka Acuan Analisis Dampak Lingkungan Hidup (KA-ANDAL) Dokumen Analisis Dampak Lingkungan Hidup (ANDAL) Dokumen Rencana Pengelolaan Lingkungan Hidup (RKL) Dokumen Rencana Pemantauan Lingkungan Hidup (RPL)
Senin 00/00/0000 00:00 WIB | oleh Warta
SYAWALAN GUBERNUR DIY DENGAN PEJABAT DAN TOKOH MASYARAKAT KOTA YOGYAKARTA
Dalam kontek membangun peradaban yang menandai keistimewaan bisa diandaikan "Hijrah" kembali ke "Fitrah ", yang sejatinya baru langkah awal untuk menata sebuah konstruksi masyarakat peradaban. Masyarakat peradapan yang sedang dituju adalah, representasi masyarakat yang ditegakkan lima Perdais sebagai pilar Keistimewaan, yang mengikat setiap warga ditengah masyarakat yang majemuk. Hal ini dikatakan Gubernur DIY, Sri Sultan Hamengku Buwono X, dalam acara Syawalan dan Silahturahmi Pejabat dan Tokoh Masyarakat Kota Yogyakarta, Kamis (22/08) di Halaman Balaikota Timoho. Ditambahkan Sultan, masyarakat peradaban setidaknya memuat lima prisip pokok dalam dimensi, Kepemimpinan, Sosial Budaya, Agama, Politik, dan Hukum. Kepemimpinan dalam semua jenjang harus menjadi suri teladan masyarakat layaknya sosok Satriya yang rela melayani. Tentu merubah mindset ini tidaklah mudah karena dalam budaya Jawa seorang Satriya selalu dilayani oleh para punakawan. "Kota butuh banyak pemimpin-pekerja dalam semua sektor dan di setiap jenjang dengan tipe work leader. Pemimpin yang memimpin dengan bekerja di lapangan tidak hanya duduk di meja. Ibarat pohon solusinya tidak berada di buah tetap di akar-akarnya. Pemimpin di semua eselon harus memeriksa sampai aspek bagaimana kebijakan dan proyek dijalankan tidak hanya percaya pada judul kegiatannya saja," jelasnya. Lebih lanjut dijelaskan masyarakat peradaban akan bisa terbangun jika ada interaksi positif antar tiga institusi negara. Lembaga eksekutif sebagai aparat penyelenggara negara harus mampu bekerja demi kemaslahatan rakyat. Lembaga legislatif sebagai pengontrol eksekutif juga harus bersih. Lembaga yudikatif sebagai arena penyelesaian konflik secara legal formal tidak terlibat dalam mafia hukum dan peradilan. Sementara itu, Walikota Yogya, H Haryadi Suyuti mengemukakan guna memaknai kemerdekaan jajaran Pemkot Yogya bersama warga masyarakat berkomitmen mengisi kemerdekaan sesuai dengan kemampuan, kesempatan dan sumber daya masing-masing. Serta menanamkan niat untuk melakukan yang terbaik dan bermanfaat bagi tanah air tercinta dan tentu saja untuk Jogja Istimewa. Dengan tetap berlandaskan pada 4 pilar Segoro Amarto yakni kedisiplinan, kepedulian social, gotong royong dan kemandirian. "Dapat kami haturkan pula bahwa kesungguhan Pemkot Yogya dan bersama seluruh warga masyarakat mewarnai keistimewaan DIY telah berbuah prestasi yaitu keberhasilan Kelurahan Pandeyan Kecamatan Umbulharjo menjadi juara lomba desa dan kelurahan tingkat nasional tahun 2013, yang mengalahkan 8.309 kelurahan lain," jelasnya. Selain itu, kerja keras dan dukungan masyarakat telah mengantarkan KUA Kecamatan Gondomanan meraih juara pertama KUA tingkat nasional. Penghargaan bagi Pemda yang berkinerja tertinggi juga kami peroleh yang rencananya akan diserahkan oleh Presiden RI di Kampus IPDN Jatinanggor pada tanggal 27 Agustus mendatang. (And)
Senin 00/00/0000 00:00 WIB | oleh Warta
Pandeyan Kelurahan Terbaik Se-Indonesia
Sebuah prestasi membanggakan kembali diraih Kota Yogya. Kelurahan Pandeyan yang terletak di Kecamatan Umbulharjo berhasil meraih predikat sebagai Kelurahan Terbaik se-Indonesia tahun 2013 dengan menyisihkan 8.309 kelurahan di tanah air. Atas prestasinya itu, Pandeyan berhak memboyong Piala Adhikarya Bhakti Praja Utama. Piala Adhikarya Bhakti Praja Utama dibawa dari Jakarta oleh delegasi yang terdiri dari camat, lurah serta tokoh masyarakat. Warga Pandeyan pun bersuka cita menyambut kedatangan delegasi ini dan langsung diarak saat tiba di Komplek Balaikota Timoho. Bregodo Prajurit Lombok Abang mengawal delegasi pembawa piala menuju Halaman Air Mancur Balaikota untuk bertemu dengan Walikota Yogya bersama jajarannya. Walikota Yogya, H Haryadi Suyuti sangat mengapresiasi terhadap prestasi yang diraih oleh Kelurahan Pandeyan. Prestasi ini baru pertama diraih oleh Kota Yogya sehingga memberikan kesan yang tidak ternilai bagi Pemkot Yogya dan warga Kota Yogya. Walikota berharap prestasi ini terus dijaga dan ditingkatkan. "Ini merupakan kemenangan warga Pandeyan khususnya dan warga Kota Yogya pada umumnya. Setelah mendapat penghargaan ini, Pandeyan akan dikunjungi oleh berbagai daerah di tanah air. Jadi saya minta kepada warga untuk siap menjadi tuan rumah yang baik," jelasnya. Warga Pandeyan sangat bangga dengan prestasi yang diraih ini. Sebab tanpa keterlibatan dari masyarakat dalam pembangunan maka prestasi ini tak bisa berada di tangan warga Pandeyan. Menurut Lurah Pandeyan, Sulasmi, ada sejumlah program unggulan yang membuat dewan juri melirik Pandeyan sebagai kelurahan terbaik. Antara lain, keberadaan Sanggar Batik Jenggolo, program Kampung Hijau serta Sapaan Anak Kos. "Sapaan Anak Kos ini menjadi nilai lebih saat penjurian. Bahkan dewan juri Ibu Vita Gamawan Fauzi sampai terharu karena anak-anak kos di Pandeyan serasa memiliki orangtua asuh dari warga. Beliau terharu karena suaminya pernah kuliah di Yogya," jelasnya. Sedangkan untuk keberadaan Sanggar Batik Jenggolo ini sangat istimewa karena berhasil menjadi sebuah program pemberdayaan kaum lanjut usia (lansia). Lansia yang awalnya tidak memiliki kegiatan dengan kehadiran Sanggar Batik Jenggolo menjadi lebih berdaya dan lebih mandiri serta produktif. Kini, kehadiran Sanggar Batik Jenggolo mampu berkembang menjadi ikon Kelurahan Pandeyan. Untuk program Kampung Hijau di Kelurahan Pandeyan tak perlu ditanyakan lagi. Warga Pandeyan yang sadar akan pentingnya lingkungan yang hijau, bersih dan sehat berhasil menyulap lahan-lahan sempit di perkampungan menjadi asri. Mereka mulai melakukan pengolahan sampah serta membuat ruang-ruang publik. Ke depan Kampung Hijau di Pandeyan juga akan dikembangkan menjadi Kampung Ilmu Pengetahuan dan Teknologi dan akan mengembangkan pengolahan biogas. Seperti diketahui penghargaan Adhikarya Bhakti Praja Utama diserahkan oleh Menteri Dalam Negeri RI, Gamawan Fauzi dan diterima Asisten Pemerintahan Pemkot Yogya, Achmad Fadli dalam acara Temu Karya Nasional di Jakarta.(Ita)
Senin 00/00/0000 00:00 WIB | oleh Warta
Merti Golong-gilig Kampung Dipowinatan Simbol Persatuan Warga
Kampung Dipowinatan telah dicanangkan sebagai salah satu kampung wisata di Kota Yogya. Mereka memiliki cara tersendiri untuk memperkuat semangat kebersamaan dan persatuan antar warga. Masih dalam suasana gegap gempita menyemarakkan peringatan HUT Kemerdekaan RI, pada hari Minggu (18/8) warga Kampung Dipowinatan menggelar Merti Golong-gilig. Ritual budaya Golong-gilig dilakukan dengan seremoni pengikatan lidi simbol kebersamaan. Warga diibaratkan seperti sebatang lidi yang kemudian saling diikatkan menjadi satu kesatuan. Selanjutnya dilakukan kirab budaya yang dilepas oleh Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kota Yogya, Eko Suryo Maharso dengan mengangkat bendera Bregodo Dipo Satrio. Eko Suryo mengatakan bila orang tidak tahu sepintas Kampung Dipowinatan tak jauh beda dengan kampung-kampung lainnya di Kota Yogya. Namun bila dilihat lebih dalam lagi kampung ini memiliki kekhasan tersendiri. Selain lingkungannya bersih, warganya ramah dan memiliki kepedulian menjaga budaya yang dimiliki. "Semoga kegiatan ini makin meneguhkan semangat nasionalisme warga dan lebih meningkatkan kecintaan terhadap tradisi dan budaya," ujarnya. Upacara adat Merti Golong-gilig Kampung Dipowinatan selalu digelar setelah peringatan HUT Kemerdekaan RI. Dalam upacara tersebut ditampilkan fragmen persatuan warga yakni berupa prosesi pengumpulan lidi oleh warga yang dimulai dari tingkat RT hingga RW. Kemudian lidi yang terkumpul dibawa ke lokasi upacara untuk dilakukan pengukuhan niat dengan diikat menjadi satu dengan kain merah putih. Pengurus Paguyuban Warga Dipowinatan (PWD), Agus Sutopo menambahkan upacara adat tersebut menjadi simbol persatuan dan kebersamaan warga. Usai prosesi pengikatan lidi dilakukan kirab budaya keliling kampung. Kirab ini melibatkan Bregodo Diposatrio yang merupakan duplikat Bregodo Patangpuluhan sebagai simbol penjaga keamanan serta gunungan simbol golong-gilig dan dimeriahkan tokoh masyarakat serta pasukan musik rebana. Selain untuk melestarikan budaya, Merti Golong-gilig Kampung Dipowinatan juga sebagai ajang pesta rakyat. Karena, di sela upacara adat dibagikan makanan khas Dipowinatan yakni kue bakpao dan arem-arem kepada warga masyarakat. Kemudian dilanjutkan pembagian aneka makanan dari warga kepada pengunjung. Maka tak heran jika kegiatan seni budaya ini berlangsung meriah dan disambut gembira oleh warga masyarakat dan pengunjung. Selain berhasil menanamkan nilai-nilai kebersamaan kegiatan budaya ini juga mampu memberikan hiburan bagi masyarakat. (Ita)
Senin 00/00/0000 00:00 WIB | oleh Warta
WALIKOTA YOGYAKARTA JADI INSPEKTUR PERINGATAN HUT RI KE-68
Walikota Yogyakarta Haryadi Suyuti menjadi Inspektur Upacara ( Irup) apel bendera peringatan hari ulang tahun kemerdekaan ke-68 Republik Indonesia di Halaman Balaikota Yogyakarta, Sabtu, (17/08/2013). Peringatan yang didahului dengan mengenang detik-detik proklamasi ini dihadiri Wakil Walikota dan ibu, Mantan Walikota beserta isteri, Pimpinan Forum Komunikasi Pimpinan Daerah Kota Yogyakarta, Karyawan Pemkot Yogyakarta, BUMD, LSM, Pelajar, dan masyarakat. Petugas pengibar bendera merupakan gabungan para siswa terbaik dari Kota Yogyakarta didukung sepenuhnya oleh personil dari Kapolresta Yogyakarta, Lanud,Lanal dan Kodim 0734 Yogyakarta. Upacara berjalan kidmad dan lancar dengan diselingi hiburan lagu persembahan SMA Stela Duce Yogyakarta. Walikota Yogyakarta H. Haryadi Suyuti usai apel peringatan mengucapkan selamat kepada seluruh rakyat Indonesia dan khususnya kepada warga masyarakat Yogyakarta. (@mix)
Senin 00/00/0000 00:00 WIB | oleh Warta
WALIKOTA GELAR OPEN HOUSE SYAWALAN
Walikota Yogyakarta, H. Haryadi Suyuti gelar Open House, Syawalan dan Halal bi Halal bersama para pegawai di lingkungan Pemkot Yogyakarta dan Tokoh Masyarakat se Kota Yogyakarta. Kegiatan ini dilangsungkan di pendopo Rumah Dinas Walikota setempat pada Senin (12/8) yang merupakan hari pertama masuk kerja setelah Libur Lebaran 2013. Untuk memperlancar acara Syawalan ini dibagi menjadi dua tahap, tahap pertama dihadiri jajaran Sekda dan kepala SKPD dan semua pegawai Pemkot Yogyakarta hingga Kecamatan dan Kelurahan. Kemudian Tahap kedua dilangsungkan lebih siang adalah syawalan bersama tokoh-tokoh masyarakat. Kegiatan dibuka dengan Ikrar Syawalan yang disampaikan oleh Sekda Kota Yogyakarta, H. Titik Sulastri, didampingi jajaran Asisten dan Staf Ahli. Dalam sambutannya Haryadi mengucapkan selamat Hari Raya Idul Fitri 1434 H dan mohon maaf lahir batin jika ada kesalahan yang telah dilakukan baik sengaja ataupun tidak sengaja. Sebagai mitra kerja tentulah tidak bisa luput dari itu, dan kembali mengajak para pegawai untuk kembali bekerja dengan optimal setelah menjalani libur Lebaran. Diharapkan dengan tali silaturahmi yang baik terjalin antar para Pegawai bisa membawa suasana harmonis dan meningkatkan kualitas kerja Pemkot yogyakarta. Kemudian Walikota dan Wakil Walikota didampingi istri menerima jabat tangan dari segenap hadirin yang datang. (byu)
Senin 00/00/0000 00:00 WIB | oleh Warta
Walikota Beri Bingkisan kepada Pasukan Kuning
Pemerintah Kota bekerjasama dengan BRI dan Natasha Skin Care memberikan bingkisan berupa sembako kepada Pasukan Kuning. Walikota Yogyakarta Haryadi Suyuti didampingi Ketua Tim Penggerak PKK Tri Kirana Muslidatun memberikan bingkisan kepada orang-orang yang berjasa menjaga kebersihan Kota Yogyakarta ini. Penyerahan bingkisan diberikan secara simbolis di Rumah Dinas Walikota Jumat, 02 Agustus 2013.. Hadir pula Sekretaris Daerah Kota Yogyakarta Dra. RR.Titik Sulastri, Asisten Pemerintahan Drs. H. Achmad Fadli, Asisten Perekonomian dan Pembangunan Ir. Aman Yuriadijaya, MM, Asisten Administrasi Umum Dra. M.K. Pontjosiwi W dan Kepala Badan Lingkungan Hidup Kota Yogyakarta Irfan Susilo, SH. Dalam laporannya Irfan Susilo mengatakan bahwa Pasukan Kuning di Kota Yogyakarta ada 320 orang, namun pada acara Silaturahmi dan Penyerahan Bingkisan dari Bapak Walikota kepada Pasukan Kuning ini hanya kurang lebih 30 orang yang dapat hadir. " Tadi malam lembur sampai jam 2 pagi, padahal subuh harus sudah bekerja lagi. Sebagian bahkan belum pulang ke rumah" katanya. Pemerintah Kota memberikan apresiasi terhadap kinerja pasukan kuning ini. "Kami menyadari tanpa kehadiran Bapak-bapak sekalian, Kota Yogya tidak tahu akan seperti apa, setiap harinya ada 230 ton sampah yang harus dibersihkan di Kota Yogyakarta" kata Haryadi Suyuti. Pada hari-hari libur seperti Hari Raya Idul Fitri tahun ini Pemerintah Kota Yogyakarta akan melipatgandakan tenaga kebersihan. Hal ini dilakukan agar selama libur lebaran Kota Yogyakarta tetap bersih, tertib dan nyaman. Selama lebaran, pasukan kuning akan tetap bekerja untuk membersihkan Kota Yogyakarta. "Saya atas nama Pemerintah Kota Yogyakarta beserta seluruh Jajarannya dan masyarakat Kota Yogyakarta berterimakasih dan memberikan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada para bapak-bapak sekalian. Kami juga mengucapkan terima kasih kepada keluarga Bapak-bapak sekalian karena harus merelakan waktu berkumpul dengan keluarga digunakan untuk menjaga kerbersihan di Kota Yogyakarta" tambah Haryadi Suyuti. (Nade)
Senin 00/00/0000 00:00 WIB | oleh Warta
53 Tahun SMPN 9 Yogyakarta
Sekolah Menengah Pertama (SMP) Negeri 9 Yogyakarta Rabu (31/07) kemarin pagi mempeingati hari ulang tahun (HUT) sekolahnya ke-53, acara tersebut berlangsung di lapangan upacara SMPN 9. Dalam acara tersebut dihadiri Kepala Dinas Pendidikan, Kepala Kantor Kementrian Agama, Kepala Badan Narkotika, Muspika Kecamatan Kotagede, Komite sekolah SMPN 9, Pengurus Yayasan Alumni "Insan Kamil" dan Kepala Sekolah di Wilayah Kotagede. Dalam sambutannya Kepala Dinas Pendidikan Edy Hery Suasana mengatakan sekolah sebagai lembaga pendidik harus mampu memberikan kepada anak didiknya ilmu pengetahuan, ketrampilan dan kemampuan mengadopsi berbagai inovasi dan kemajuan jaman. Selain itu yang lebih penting lagi adalah membekali ketauladanan budi pekerti yang luhur agar anak didik mampu membentengi diri dari arus perubahan jaman yang tidak semua berpengaruh positif. Edy berharap keluarga besar SMPN 9 Yogyakarta mampu menunjukkan komitmennya mewujudkan pendidikan berkualitas. "Rasa syukur atas ultah yang ke-53 hendaknya terwujud dengan semakin banyaknya dihasilkan calon-calon ilmuwan, cendekiawan dan intelektual yang relevan dengan tuntutan dan kebutuhan bangsa," ujarnya. Beliau juga mengajak anak-anak peserta didik untuk lebih giat belajar membekali diri dengan membentuk sikap, watak, dan kepribadian utama serta mempunyai kemampuan nalar, ketrampilan dan kekuatan fisik yang tangguh. Selain peringatan Hut yang ke 53 dalam acara tersebut juga di warnai dengan Deklarasi Kelompok Siswa Anti Narkoba (KOSISBA) dan penyerahan bingkisan tali kasih kepada 100 keluarga kurang mampu. Hadi Muhtar selaku Sekretaris BNK Kota Yogyakarta dalam sambutannya mengatakan Masyarakat khususnya kaum muda perlu diberi informasi yang jelas tentang bahaya mengkonsumsi narkotika dan obat terlarang lainnya. "Kaum muda sebagai generasi penerus bangsa seringkali menjadi sasaran/obyek penggunan narkoba. Agar terhindar dari berbagai dampak buruk yang ditimbulkan perlu terus menerus dilakukan sosialisasi bahaya narkoba kepada publik" Katanya Acara tersebut di akhiri dengan penandatanganan seluruh tamu undangan di atas kain putih sepanjang 10 Meter bertuliskan "Kami Anti Narkoba". (Nang)
Senin 00/00/0000 00:00 WIB | oleh Warta
Pemkot Yogya Komitmen Wujudkan Good Governance
Menciptakan tata pemerintahan yang baik, bersih dan berwibawa merupakan salah satu agenda pembangunan nasional. Bagi Pemkot Yogya komitmen menuju terwujudnya good governance tersebut ditunjukkan melalui kualitas pelayanan yang baik dan memuaskan, kompetensi dan profesionalitas aparatur pemerintah yang tinggi. Demikian dikemukakan Walikota Yogya, Drs H Haryadi Suyuti dalam acara Penandatanganan Berita Acara Kesepakatan Bersama Pemkot Yogya dengan Perwakilan BPKP DIY, Rabu (31/7) di Ruang Utama Bawah. Hadir dalam kesempatan tersebut Kepala Perwakilan BPKP DIY, Condro Imantoro beserta jajaran. Sedangkan dari Pemkot Yogya diikuti jajaran SKPD di lingkungan Pemkot Yogya. "Untuk mewujudkan tata pemerintahan yang bersih dan baik tidak bisa kita berjalan sendiri sehingga sinergi menjadi hal yang baik untuk terus dilakukan," katanya. Pemkot Yogya juga telah menempatkan pencegahan korupsi, kolusi dan nepotisme (KKN) sebagai salah satu prioritas dalam kebijakan daerah dan berkomitmen untuk secara berkesinambungan mewujudkan pemerintahan yang bersih dan bebas dari KKN. Untuk itu, penandatanganan berita acara kesepakatan tindak lanjut verifikasi hasil koordinasi dan supervisi pencegahan korupsi Perwakilan BPKP DIY dengan Pemkot Yogya ini dalam rangka mewujudkan tata kelola pemerintahan yang baik di jajaran Pemkot. Sekaligus menunjukkan komitmen Pemkot Yogya untuk memberikan pelayanan terbaiknya kepada masyarakat. "Sekarang pemerintahan yang baik dan bersih menjadi tren. Untuk itu, aparatnya juga harus baik. Kami mohon agar selalu diingatkan karena godaannya banyak," kata Haryadi. Sementara itu Kepala Perwakilan BPKP DIY, Condro Imantoro menambahkan kegiatan penandatanganan kesepakatan bersama tersebut merupakan tindak lanjut dari pengamatan atas pelayanan publik di Kota Yogya, antara lain di Dinas Perizinan dan RS Jogja. Pihaknya mendorong instansi publik untuk meningkatkan sistem pengendalian interen pencegahan korupsi. Sasarannya untuk mencari aksi dan sebagai tindak lanjut dalam rangka upaya pencegahan dan penekanan sistem pengendalian interen. "Kami yakin Kota Yogya sudah baik bahkan cukup bagus dalam upaya mengantisipasi resiko yang ada," tambahnya. (Ita)
Senin 00/00/0000 00:00 WIB | oleh Warta
KOTA YOGYAKARTA MILIKI BUNDA PAUD
Sebanyak 59 Ibu di tingkat Kecamatan dan Kelurahan se Kota Yogyakarta dinobatkan menjadi ibunda Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) oleh Ibunda Paud Kota Yogyakarta Tri Kirana Haryadi ditandai pemasangan salempang, di Ruang Utama Atas, Rabu (31/06) Penobatan kali ini merupakan pertamakali, dimana sebelumnya Bunda Paud Kota Yogyakarta Trikirana Haryadi Suyuti telah dinobatkan Jakarta. " Saya berharap semoga Bunda PAUD dapat berperan dalam pengembangan propgram PAUD diwilayah, terutama dalam mensosialisasikan pentingnya PAUD kepada masyarakat dan menjadi figur orangtua yang bijaksana guna mewujudkan masa kanak-kanak yang sehat, cerdas, ceria dan berakhlaq mulia", kata Ana Haryadi. Ditambahkan Ana, selain hal tersebut diatas, secara luas dapat menjadi tauladan semua pihak untuk lebih meningkatkan perhatian dan kewaspadaan terhadap perkembangan anak. Membekali anak dengan pendidikan yang baik dan terarah, menyisihkan waktu untuk bermain anak dan menjadi sahabat bagi anak. Sehingga pada waktunya nanti anak-anak akan siap untuk melanjutkan sekolah, siap memasuki dunia sosial dan siap untuk menghadapi kehidupan. "Penobatan Bunda PAUD Kecamatan dan Bunda PAUD Kelurahan ini yang menjadi Bunda adalah Istri camat atau lurah, namun apabila camat dan lurahnya perempuan maka selain sebagai camat atau Lurah sekaligus sebagai bunda paud, Kenapa hal ini harus kita lakukan, sebab, pendidikan sebagai salah satu sarana untuk memperoleh kehidupan yang lebih baik, termasuk Pendidikan Usia Dini ini, karena PAUD merupakan tahap yang sangat menentukan dalam pengembangan kecerdasan", jelas ana Haryadi. Sementara itu Sekretaris Daerah dalam sambutanya mengatakan, Pendidikan anak usia dini merupakan hal yang sangat penting karena usia nol hingga enam tahun merupakan pereode emas perkembangan anak yang merupakan fase terpenting bagi pertumbuhan anak-anak. Oleh karena itu pada usia tersebut perlu diletakkan dasar-dasar pendidikan Karakter kecerdasan emosi dan spiritual, bahasa serta Komunikasi. " Kota Yogyakarta merupakan wilayah yang potensial, karena sebagai wilayah perkotaan memiliki potensi sumberdaya manusia berupa populasi usia produktif yang jmlahnya luar biasa. Jika kesempatan emas ini dapat kita kelola dengan baik, populasi usia produktif akan menjadi bonus demografi yang sangt berharga. Peluan ini tentu harus kita tangkap secara cermat. Sebab, bukan mustahil kesempatan emas tersebut menjadi bencana demografi bila kita tidak dapat mengelolanya dengan baik", katanya.
Senin 00/00/0000 00:00 WIB | oleh Warta
WALIKOTA BUKA PASAR RAKYAT DI GENDENG
Walikota Yogyakarta H. Haryadi Suyuti membuka Pasar Rakyat yang diselenggarakan pemerintah kecamatan Gondokusuman bekerjasama dengan Dinas Perindustrian Perdagangan dan Koperasi Daerah Istimewa Yogyakarta dan didukung oleh Dinas Perindagkoptan kota Yogyakarta dan Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil Menengah RI. Pasar Rakyat ini berlangsung dari tanggal 30 Juli hingga 1 Agustus 2013 bertempat di jl. Kusuma Gendeng Baciro Yogyakarta, Selasa ( 30/07/2013). Ketua panitia Pasar Rakyat UMKM kecamatan Gondokusuman mengatakan Pasar Rakyat yang digagas oleh pemerintahan kecamatan Gondokusuman dan Tokoh masyarakat ini bertujuan untuk memberikan kesempatan bagi UMKM pemula untuk memasarkan produknya sekaligus menyambut hari raya Lebaran. Selain itu ada program penjualan sembako murah yang didanai Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil Menengah RI dengan menggunakan kartu. Penjualan sembako murah ini dimaksudkan untuk membantu masyarakat prasejahtera di kecamatan Gondokusuman dan sekitarnya dalam memenuhi kebutuhan hidup dasar dalam menyongsong hari Raya Lebaran menyusul meningkatnya berbagai harga kebutuhan pokok. Kegiatan pasar Rakyat yang diselenggarakan selama tiga hari ini diikuti lebih dari 40 pelaku Usaha Kecil Menengah binaan Perindakop DIY dan Dinas Perindagkoptan Kota Yogyakarta. Produk yang dijual meliputi kerajinan, kuliner, pakaian jadi, dan buku murah. Ir. Bambang Harimurti, kepala bidang Koperasi dan UKM mengatakan pasar rakayt ini diharapkan mampu memberikan kontribusi untuk sedikit meringankan beban masyarakat yang kurang mampu dalam memenuhi kebutuhan pokok dan kebutuhan lainnya menjelang hari raya idul Fitri 1434 H. Sementara itu Walikota Yogyakarta H. Haryadi Suyuti mengatakan bahwa kegiatan pasar rakyat ini merupakan salah satu bentuk silaturahmi antar warga, pengusaha dan juga pemerintah dalam rangka memberikan penguatan pada sendi-sendi ekonomi khususnya pada situasi menjelang hari Raya Idul Fitri. Menurut Walikota kepedulian dari semua pihak termasuk Dinas Perindagkop selaras dengan kegiatan segoro amarto dengan keempat pilarnya. Walikota berharap Pasar Rakyat yang hanya berlangsung tuga hari memberikan manfaat yang besar bagi masyarakat. Pada kesempatan itu, secara simbolis Walikota menyerahkan paket sembako kepada beberapa warga. Walikota juga menyempatkan diri untuk meninjau stand produk di sepanjang jalan Kusuma Gendeng Baciro Yogyakarta. ( @mix)