Senin 00/00/0000 00:00 WIB | oleh Warta
MERTI TUMPENG ROBYONG DEWA BRONGTO
Walikota Yogyakarta, Haryadi Suyuti lepas Kirab Budaya Bergodho Kusumeng Yudha yang merupakan rangkaian Upacara Adat Merti Tumpeng Robyong di wilayah Kelurahan Brontokusuman Kecamatan Mergangsan. Kegiatan budaya ini dilangsungkan pada hari Selasa (5/11) tepatnya acara berlangsung di bantaran sungai Code bawah Jembatan Tungkak. Upacara Merti Tumpeng diawali dengan prosesi 'Raja Melawan Arus' yakni rombongan sang Raja, yang diperankan Lurah Brontokusuman, bersama para perajurit dan pemuka spiritualnya berjalan melawan arus Sungai Code yang kemudian membacakan ikrar. Prosesi berjalan melawan arus memiliki makna bahwa seorang pemimpin hendaknya berani mengambil jalan atau kebijakan melawan arus untuk memerangi globalisasi yang memberikan pengaruh negatif untuk rakyatnya. Sebelum acara, dalam sambutannya Haryadi Suyuti mengungkapkan bahwa kebudayaan selalu tidak akan pernah lepas dari gaya hidup masyarakat Kota Yogyakarta. Semoga kegiatan ini membawa kebaikan untuk semua dan kebudayaan tetap bisa dilestarikan. Ketua Panitia, Linson Sinaga bahwa acara ini terlselenggara dengan dana PNPM Pariwisata yang berasal dari Kementrian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif RI. Kegiatan ini juga dimaksudkan sebagai ajang promosi Kelurahan Brontokusuman yang memiliki Kampung Wisata bertajuk Dewa Brongto. Dana diwujudkan untuk perlengkapan upacara budaya termasuk seragam 3 rombongan Prajurit Bergada. Kirab Budaya yang diikuti seluruh peserta Upacara Merti Tumpeng dan Perajurit Bergada juga diikuti 3 buah Gunungan yang berisi hasil-hasil pertanian, Kelompok Jatilan dan drumban pelajar yang semuanya terlihat sangat antusias dan bergembira. Rombongan kirab budaya ini finish di Halaman Kecamatan Mergangsan. (byu)
Senin 00/00/0000 00:00 WIB | oleh Warta
WALIKOTA PIMPIN PASANG PATHOK TAHUN ALIP 1947/2013, UMKM AKAN DIFASILITASI
Walikota Yogyakarta H. Haryadi Suyuti memimpin pemasangan Pathok Sekaten tanda dimulainya pembangunan sarana dan prasarana perayaan Sekaten tahun Alip 1947/2013 Masehi di Alun Alun Utara Kota Yogyakarta, Selasa,(05/11) pagi. Prosesi pemancangan pathok didahului dengan arak-arakan bregodo pembawa kayu pancang dan pukul besi serta rombongan terdiri dari Walikota Yogyakarta, penghageng Kraton Yogyakarta yakni GBPH Hadiwinoto dan GBPH Prabukusumo, Sekda dan para Asisten Sekda, para kepala SKPD, Camat dan undangan dari Gedung Dwi Soto Warso menuju ke Alun-Alun Utara diiringi dengan sholawatan dari kelompok Sholawatan dari kecamatan Kotagede. Walikota merupakan orang pertama menancapkan pathok kemudian disusul GBPH Hadiwonoto dan GBPH Prabukusumo sebagai wakil dari pihak Keraton Yogyakarta. Kemudian pemancangan dilanjutkan oleh Sekda Kota Yogyakarta, Titik Sulastri, para Asisten, ke-14 camat dan terakhir ketua panitia Pasar Malam Perayaan Sekaten (PMPS) tahun Alip 1947/2013 Ir, Aman Yuriadijaya. Setelah pemancangan rombongan kembali ke gedung Dwi Soto Warso untuk dilanjutkan acara pemotongan tumpeng dan doa bersama mohon keberhasilan pelaksanaan Sekaten. Sedangkan segala uba rampe yang ada disekitar pathok menjadi rebutan warga. Menurut mereka uba rampe ini akan membawa rejeki bagi keluarganya. Walikota Yogyakarta berharap pelaksanaan Pasar Malam Sekaten yang akan dibuka tanggal 06 Desember 2013 dan digelar selama 40 hari ini dapat menjadi wahana pemberdayaan ekonomi masyarakat. Haryadi menambahkan Pemerintah Kota Yogyakarta melalui Dinas Perindakoptan akan memfasilitasi UMKM yang ada. " Nantinya stand-stand akan dikelolah oleh Dinas Perindakoptan, sehingga bisa memfasilitasi UMKM-UMKM yang ada. Sehingga adaya PMPS ini bisa meningkatkan masyarakat melalui kegiatan usaha," urai Walikota. Walikota juga mengatakan berdasarkan usul, saran dan kritikan penyelenggaraan PMPMS tahun lalu baik dari masyarakat maupun pihak Keraton Yogyakarta, tahun ini panitia bertekad memperbaiki dan meningkatkan kualitas pelaksanaannya. " Masukan dari semua pihak termasuk dari pihak Keraton dan Masyarakat, akan kami perbaiki dan kami lakukan pembenahan-pembenahan, terutama penataan parkir. Sehingga pengunjung akan nyaman datang ke PMPS," tambah Walikota. Rencananya area parkir akan ditata di tiga titik yakni sebelah utara, timur dan barat. Walikota menambahkan peristiwa Sekaten tidak bisa terlepas dari Keraton, Masjid Agung dan Alun-Alun Utara. Ketiganya ini merupakan simbol peristiwa Budaya yang diwakili Keraton, Religi diwakili Masjid Agung Yogyakarta dan Alun-Alun Utara mewakili perekonomian. Para pengunjung juga akan gratis masuk ke area PMPS tanpa dipungut biaya sepeserpun. Sementara itu, pengahgeng Keraton GBPH Hadiwinoto berharap penyelenggara dalam hal ini Pemkot Yogyakarta membuat terobosan yang lebih inovatif. Bentuk inovasi yang dimaksud Hadiwinoto adalah membuat souvenir khas Sekaten yang hanya dijual saat sekaten dan dibeli di area seketen saja, seperti souvenir endog abang. " Selama ini ndog abang hanya dimakan dan habis. Coba kalau dibuatkan semacam souvenir yang menarik. Dan harus dibeli di Sekaten dan saat sekaten saja. Kalau mau dapat souvenir (endog abang) itu, ya datang ke sekaten," ujar Hadiwinoto. Untuk itu Hadiwnoto menyarankan untuk bisa merangkul para perajin yang ada di Yogyakarta. Hadiwinoto menambahkan pelaksanaan sekaten tahun ini akan lebih menonjolkan kembali segi budaya dan religinya. Siar-siar kegamaan akanlebih diintensifkan, baik melalui sarana pengajian maupun seni music bernuansa Islami. Hal ini untuk mengenang kembali dan menghormati masuknya agama Islam di tanah Jawa. (@mix)
Senin 00/00/0000 00:00 WIB | oleh Warta
Walikota Buka Bazar KUBE FM dan USEP KM
Dinsosnakertrans Kota Yogya bekerjasama dengan Kelompok Usaha Bersama Fakir Miskin (KUBE FM) dan Usaha Sosial Ekonomi Produktif Keluarga Miskin (USEP KM) se-Kota Yogya menggelar Basar dan 'Senam Waton Obah'. Pembukaan dilakukan oleh Walikota Yogyakarta Haryadi Suyuti pada Selasa (5/11) bertempat di XT Square. Dalam sambutannya Haryadi mengatakan bahwa di Kota Yogya saat ini telah tumbuh 320 KUBE FM, 56 USEP KM dan beberapa telah berkembang menjadi industri kecil yang berbasis pada budaya dan potensi lokal dan itu perlu berbagai upaya agar KUBE FM dan USEP KM benar - benar dapat menjadi aset bersama guna meningkatkan kesejahteraan warga masyarakat. "kegiatan ini sangat bermanfaat khususnya bagi penanggulangan kemiskinan di Kota Yogyakarta melalui basar ini marilah kita bangun komitmen bersama untuk mengembangkan iklim, kondisi dan kesempatan berusaha yang kondusif" ujar Haryadi. Ia berharap basar hasil dari KUBE FM dan USEP KM yang baru pertama kalinya digelar ini akan menjadi agenda rutin tahunan yang digelar di kompleks XT Square. Sementara itu Ketua Panitia Basar dan 'Senam Waton Obah" Nur Arida menambahkan, dalam bazar ini ada 130 stan dari berbagai KUBE FM dan USEP KM, dan ditambah stan dari pihak lain. Ada ratusan door prize menarik seperti dua sepeda motor, dua sepeda gunung, 10 handphone, dan lain-lain, yang akan dibagikan hingga siang hari nanti.
Senin 00/00/0000 00:00 WIB | oleh Warta
Musim Hujan Waspadai Penyakit DBD dan Leptospirosis
Warga Yogya diminta mewaspadai sejumlah penyakit yang biasa menyerang di musim penghujan, antara lain Demam Berdarah Dengue (DBD), Leptospirosis, Chikungunya, Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) dan Diare. Banyaknya genangan air di lingkungan sekitar dapat memicu perkembangbiakan sumber penularan penyakit. Untuk itu, warga diminta meningkatkan daya tahan tubuh serta menjalankan perilaku hidup bersih sehat (PHBS) agar terhindar dari berbagai penyakit yang merebak selama musim penghujan. Demikian disampaikan Kepala Bidang Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (P2PL) Dinas Kesehatan Kota Yogyakarta, Citraningsih Yuniarti didampingi Kepala Seksi Pengendalian Penyakit, dr Endang Sri Rahayu kepada wartawan, Senin (4/11) di Aula Humas Kota Yogya. "Genangan air yang tidak dibersihkan bisa menjadi tempat perkembangbiakan nyamuk apalagi kalau suhu udara meningkat nyamuk akan mudah sekali menetas. Agar terhindar dari penyakit, kita harus meningkatkan daya tahan tubuh dengan mengkonsumsi gizi seimbang. Jangan cuma makan nasi yang banyak tapi lengkapi dengan vitamin, buah dan sayur agar daya tahan tubuh tetap terjaga," jelasnya. Pemkot Yogya telah melakukan kesiapan terhadap berbagai macam penyakit yang biasa menyerang di musim penghujan dengan membuat Surat Edaran (SE) Kewaspadaan DBD dan Leptospirosis yang ditandatangani Sekretaris Daerah. Disamping itu, petugas survailance yang ada di wilayah secara rutin berkeliling ke rumah warga melalui Ketua Rukun Tetangga (RT) memantau jika ada penularan penyakit untuk segera dilaporkan ke Puskesmas yang selanjutnya dilakukan tindakan untuk penanggulangan. "Kami juga telah mengingatkan kembali kepada wilayah yang telah memiliki Community Deal gerakan pemberantasan nyamuk, apakah sudah rutin dilaksanakan atau belum? Karena, masalah kesehatan tidak bisa hanya ditangani oleh Dinas Kesehatan tapi perlu kerja sama dengan masyarakat. Kami juga minta warga menjadi juru pemantau jentik (jumantik) di rumah masing-masing karena yang mengetahui kondisi rumahnya adalah mereka sendiri," kata Citra. Berdasarkan data Dinas Kesehatan Kota Yogya, dari bulan Januari sampai dengan awal November tahun ini jumlah penderita DBD di Kota Yogya mencapai 875 kasus, 4 orang diantaranya meninggal dunia. Dibandingkan tahun lalu, jumlah ini mengalami peningkatan. Sedangkan untuk Leptospirosis terdapat 24 kasus tersebar di sejumlah wilayah di Kota Yogya. Sampai dengan awal tahun dimana curah hujan masih tinggi, warga diminta tetap meningkatkan kewaspadaan terhadap penyakit yang disebabkan oleh nyamuk. Kasi Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan Kota Yogya, dr Endang Sri Rahayu menambahkan masyarakat diminta untuk peduli menghitung hari panas jika ada anggota keluarganya yang sedang sakit. Sebab untuk penyakit DBD biasanya warga lengah dengan panas yang sudah turun pada hari keempat dan kelima. Padahal justru pada saat itu sedang dalam masa kritis sehingga warga diminta untuk siaga dan segera membawa ke rumah sakit. "Kalau Leptospirosis itu gejala umumnya hampir sama dengan Chikungunya, seperti demam, sakit kepala, lemah dan lesu. Tapi jika penderita mengalami konjungtivitis atau mata memerah seperti belekan, nyeri di betis dan tidak bisa kencing selama enam jam, berarti merupakan gejala Leptospirosis dan harus segera dibawa ke rumah sakit. Leptospirosis kalau sudah masuk dalam tubuh prosesnya cepat sekali sehingga harus segera ditangani di rumah sakit," jelas dr Endang. (Ita)
Senin 00/00/0000 00:00 WIB | oleh Warta
WALIKOTA RESMIKAN UPACARA ADAT JAGA X JAGA KE-2
Upacara Adat Jaga X (kali) Jaga ke-2 dirayakan warga kelurahan Notoprajan kecamatan Ngampilan dan kelurahan Wirobrajan Yogyakarta dengan meriah. Upacara diawali dengan kerja bakti membersihkan sungai Winongo yang dilakukan oleh warga segenap komponen pencinta dan pemerhati sungai. Kemudian dilanjutkan dengan penebaran ratusan bibit ikan yang diisi dalam 5 ember berukuran sedang ke sungai Winongo oleh Walikota Yogyakarta, H. Haryadi Suyuti, Camat Ngampilan dan Tokoh masyarakat, Minggu, (03/11/2013). Ikan-ikan ini menjadi rebutan anak-anak dan warga yang telah menunggu dibawah panggung yang didirikan di badan sungai Winongo. Kemudian upacara dilanjutkan dengan pengambilan air dari belik (mata air) yang berada tepat di bawah jembatan Serangan. Empat gadis remaja mengenakan pakaian kemben membawa 4 guci berukuran kecil dipandu seorang tokoh masyarakat, Camat Ngampilan dan beberapa tokoh masyarakat. Setelah itu air dari belik ini diarak keliling kampung Notoprajan diiringi bergodo Jaga X Jaga, Bergodo sampah, bergodo seni budaya, blekdigdot, jatilan, sanggar Angin-Angin, dan warga masyarakat. Casnugi, Koordiantor kegiatan upacara adat Jaga X Jaga menjelaskan pengambilan air dari belik dan diiringi 4 gadis dan 4 guci menggambarkan empat penjuru mata angin. "Harapannya air yang diambil dan akan dikembalikan ke sungai Winongo ini akan memberi manfaat kepada masyarakat yang berada di empat penjuru mata angin ini," jelas Casnugi. Casnugi menjelaskan secara keseluruhan acara dimaksud mengajak warga masyarakat yang berada di bantaran sungai untuk mencintai lingkungan sungai dan sekaligus mengoptimalkan lingkungan sekitar sungai dengan kegiatan pengembangan ekonomi warga. Sementara itu Walikota Yogyakarta H. Haryadi Suyuti mengajak warga masyarakat yang ada di bantaran sungai untuk menjaga sungai dengan tidak membuang sampah ke sungai. " Sungai dimanapun berada bukan tempat untuk membuang sampah. Jadi Saya minta warga jangan lagi buang sampah ke sungai. Air merupakan hal yang penting bagi kehidupan kita," Harap Walikota. Menurut Walikota, apabila kawasan sungainya bersih maka segala aktivitas warga yang mengarah kepada seni, budaya dan perekonomian akan dapat dikembangkan dan menjadi aset bagi warga setempat dan kota Yogyakarta. Upacara Adat Jaga X Jaga ke-2 mengusung tema Sri Ktri Werdo Dadi . (@mix)
Senin 00/00/0000 00:00 WIB | oleh Warta
WALIKOTA JOGJA BERKUNJUNG KE RUMAH SAKIT JOGJA
Walikota Yogyakarta Haryadi Suyuti melakukan inspeksi ke Rumah Sakit Jogja untuk melihat langsung proses pelayanan di rumah sakit milik Pemkot Yogyakarta, Rabu, (30/10). Walikota datang didampingi beberapa Asisten Sekda dan stafnya langsung menuju ke ruang jaga Instalasi Rawat Darurat (IRD). Setelah menanyakan beberapa hal dengan para petugas jaga Walikota masuk ke salah satu ruangan IRD yang ditempati dua pasien laki. Walikota sempat berbincang dengan salah seorang pasien yang mengaku bernama Reinhard Rudianto. Dalam perbincangan Rudianto menyampaikan keluh kesahnya kepada Walikota. Walikota berpesan agar Rudianto bersabar dan yakin bahwa RS Jogja akan melayaninya dengan baik. Dari Ruang IRD Walikota melanjutkan kunjunganya ke tempat pendaftaran pasien. Disana terlihat puluhan pasien yang sedang mengantri telah memenuhi bangku yang disediakan. Melihat puluhan pasien maupun keluarga pasien yang sedang antri Walikota menyapa beberapa pasien ddi dekatnya."Assalamualaikum Wr.wb. Apa kabar semua," ucap Walikota sambil menyalami para pasien. Walikota menayakan kondisi kesehatan para pasien dan menanyakan pelayanan dan fasilitas yang diberikan RS Jogja kepada mereka selama berobat di sana. Dari jawaban yang diberikan sebagian besar pasien mengatakan sudah cukup puas namun harus ditingkatkan lagi. " Sudah cukup bagus pak. Kalau dibanding dulu-dulu sekarang sudah agak bagus. Tapi perlu ditingkatkan lagi Pak," kata Muh. Bardan yang sedang menunggu giliran dipanggil. Bapak Muh. Bardan datang bersama Istri untuk melakukan chek-up rutin. Walikota juga mengujungi ruang pelayanan ASKES dan Jamkesmas. Di ruangan ini sudah banyak keluarga maupun pasien sedang mengurus ASKES dan JAMKESMAS. Walikota berbincang dengan para petugas dan peserta ASKES. Menurut pengakuan petugas, sehari mereka bisa mengurus kurang lebih 400 permintaan. Sebaliknya, pesertapun merasa tidak ada kesulitan dalam mengurus ASKES dan Jamkesmas. Ketika ditanya maksud kedatangannya ke RS Jogja, Walikota mengatakan dirinya hanya ingin melihat secara langsung pelayanan RS Jogja dan mendengarkan keluhan langsung dari para petugas dan pasien di RS Jogja . " Hari ini saya Cuma ingin melihat langsung. Pelayanan RS Jogja saya nilai sudah cukup bagus. Tapi tetap harus ditingkatkan supaya wargatidak segan datang ke RS Jogja untuk berobat atau hanya sekedar berkonsultasi," ungkap Walikota. Walikota juga mengatakan pertemuan informalnya dengan pasien dan petugas RS Jogja upaya untuk membuka ruang komunikasi tanpa sekat yang telah dijanjikan beberapa saat lalu. Walikota berpesan kepada para petugas RS Jogja untuk tetap melayani dengan hati dan selalu dengan senyum. Karena menurutnya apabila melayani dengan senyum pasien yang dilayani sudah merasa sedikit disembuhkan sebelum diberi tindakan selanjutnya oleh para medis dan petugas lainnya. Inspeksi ke RS Jogja yang dipimpin dr, Tuty Setyowati ini diakui oleh pihak manajemen tanpa sepengetahuan mereka alias tidak diberitahu terlebih dahulu. (@mix)
Senin 00/00/0000 00:00 WIB | oleh Warta
WALIKOTA BUKA PAMERAN SENI RUPA DI TAMAN BUDAYA YOGYAKARTA
Walikota Yogyakarta, H. Haryadi Suyuti membuka pameran seni rupa yang bertajuk "Ngawe Kadang" yang digelar Komunitas Perupa Wedangan, Rabu, (30/10/2013) malam di Taman Budaya Yogyakarta. Sekitar 27 perupa ikut ambil bagian dalam pameran yang digelar dari tanggal 30 Oktober hingga 5 November 2013 ini. Walikota Yogyakarta, H. Haryadi Suyuti sangat mengapresiasi kegiatan pameran seni rupa oleh para perupa senior dan mengucapkan selamat kepada mereka. Walikota mengatakan kehadiran para seniman khususnya para perupa dengan karya-karya istimewanya di kota Yogyakarta akan memberikan arti penting bagi kota ini dan menjadikan Yogyakarta semakin istimewa. Walikota Yogyakarta berharap para perupa yang sebagian besar berusia diatas 50 tahun ini untuk tetap berkarya, menyuarakan hati melalui karya seni yang bisa dinikmati oleh banyak pihak, dan dapat menjadi panutan bagi para perupa muda lainnya. Sementara itu, ketua panitia pameran seni rupa "Ngawe Kadang" mengatakan sebagaian besar peserta pameran ini adalah para perupa yang berusia ditas 50 tahun. Mereka berani tampil untuk berpameran dengan tujuan untuk menunjukkan bahwa mereka (perupa sepuh ) masih ada dan terus ada sehingga tidak dilupakan oleh para perupa muda dan penikmat seni lainnya. " Kami perupa sepuh memberanikan diri untuk tampil berpameran dengan harapan bahwa kami masih ada dan terus ada sehingga kami tidak terlupakan di dalam mewarnai khasanah seni rupa di Indonesia," ujar Slamet Riyanto. Peserta pameran tidak saja berasal dari Yogyakarta tetapi juga dari luar Yogyakarta. Para perupa yang ikut ambil bagian dalam pameran ini adalah AZF Tri Hadiyanto, Slamet Riyanto Faymos, Agus Spartomo, Edi Wahyanto, Sudirman Saputra, C. Slamet Riyanto, Soeharto Pr, Soenarto Pr, Soepono Pr, Naima F Soer, Bambang Sukono Wijoyo, Daryono Yunani, Dunadi, Hadi Wijaya, Ibnu Wibowo, Mahyar Suryaman, Mudhofier, Slamet Wijaya , Soegeng Sumaryono, Sudirman, Sugiyanto, Suhartono, Suwaji, Tatang Maruto, Teguh H.,Tulus W, Yamiek, dan Yunus Sunarto. Ikut hadir dalam pembukaan pameran ini kepala Taman Budaya Yogyakarta, Drs, Diah Tutuko Suryandaru, Seniman, Mahasiswa, dan warga masyarakat pencinta seni. Usai mbuka pameran Walikota dan dan para tamu undangan diajak menikmati karya para seniman di lantai bawa ruang pamer Taman Budaya Yogyakarta.(@mix)
Senin 00/00/0000 00:00 WIB | oleh Warta
Kota Jogja Menjadi Juara Umum Porda XII 2013
Warga Kota Jogja boleh merasa bangga karena Kota Jogja berhasil menjadi Juara Umum Pekan Olahraga Daerah (Porda) XII 2013 yang diadakan di Gunungkidul. Kota Jogja menjadi juara umum setelah menyabet 156 medali emas, 116 perak, dan 140 perunggu. Untuk peringkat ke dua disusul dari kontingen Sleman dengan perolehan 122 emas, 138 perak, 120 perunggu. Untuk posisi ketiga dari Bantul dengan 109 emas, 140 perak, 136 perunggu, dan untuk posisi 4 dan 5 diduduki oleh kontingen dari Kulonprogo dan Gunungkidul. Piala bergilir tersebut diserahkan oleh Asisten Administrasi Umum Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta Sigit Sapto Raharjo kepada Walikota Yogyakarta Haryadi Suyuti di Gedung Olahraga Siyono, Selasa sore (29/10). Hadir pula dalam penutupan tersebut Ketua KONI DIY GBPH Prabukusumo yang mengungkapkan hasil dari Porda kali ini akan dievaluasi untuk masing " masing cabang olahraga. Ia berharap untuk Porda tahun depan kualitas pertandingannya bisa lebih baik, meskipun cabang olahraga yang dilombakan tetap. Semetara itu Sigit Sapto Raharjo yang membacakan sambutan Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta mengatakan, Porda ini merupakan ajang pencarian bibit unggul serta pembinaan bagi para atlet. Dengan adanya Porda ini maka akan terjadi peningkatan kualitas atlet. Ia juga berpesan untuk kontingen yang belum berhasil merebut juara agar tidak patah semangat dan terus berusaha menjadi lebih baik. Untuk Porda XIII 2015 akan berlangsung di Kabupaten Kulonprogo.(HW/AND)
Senin 00/00/0000 00:00 WIB | oleh Warta
Sekda Sambut Kepulangan Jamaah Haji Kota Yogya
Jamaah haji asal Kota Yogya sudah mulai tiba di tanah air, Selasa (29/10) disambut oleh Sekda Kota Yogya, Hj RR Titik Sulastri bersama Asisten Pemerintahan Pemkot Yogya, Drs H Achmad Fadli di Halaman Balaikota Timoho. Mereka tergabung dalam kelompok terbang (Kloter) 21 SOC sebanyak 177 orang dan Kloter 22 SOC sebanyak 54 orang. Sedangkan jamaah yang tergabung dalam Kloter 25 SOC sebanyak 161 orang akan sampai tanah air pada hari Rabu tanggal 30 Oktober 2013. Dari 392 orang jamaah haji asal Kota Yogya semua kembali utuh. Sekda Kota Yogya, Hj Titik Sulastri menyatakan selamat datang kembali ke Kota Yogya kepada jamaah haji. Tentunya perasaan senang dan bahagia ikut mengiringi kedatangan mereka yang telah dinanti oleh keluarga. Setelah sekian lama berpisah dengan sanak keluarga untuk mengikuti rangkaian ibadah haji. "Saya ucapkan selamat kepada para jamaah haji yang telah menyelesaikan semua ibadah di tanah suci semoga menjadi haji mabrur. Usai menunaikan ibadah haji bukan berarti tugas dan kewajiban bapak ibu telah selesai. Dengan predikat haji yang telah bapak ibu sandang, saya berharap bisa menjadi teladan untuk masyarakat," katanya. Sementara itu, Kepala Kantor Kementrian Agama (Kemenag) Kota Yogya, Drs H Fathoni MA menambahkan tahun 2013 total jamaah haji asal Kota Yogya yang berangkat ke tanah suci sebanyak 392 orang dan kembali utuh. Hanya saja ada satu orang jamaah yang sakit sehingga harus dirawat ke RS Moewardi Solo. Jamaah atas nama Ny Suwartilah warga Wirobrajan ini menderita penyakit jantung. "Alhamdulillah semuanya berjalan lancar dan bisa kembali ke keluarga dan rumah masing-masing. Tahun lalu ada satu jamaah yang meninggal dunia. Kalau tahun ini utuh," katanya. Secara umum menurut Fathoni kondisi kesehatan jamaah haji asal Kota Yogya baik. Hanya ada beberapa yang mengeluhkan infeksi saluran pernafasan ringan karena dampak dari renovasi Masjidil Haram sehingga banyak debu. Setelah tiba di tanah air para jamaah haji diimbau untuk tetap melaporkan ke Puskesmas tempat memeriksakan kesehatan sejak awal keberangkatan. Meskipun merasa sehat namun semua jamaah harus tetap memeriksakan diri dan akan mendapatkan buku kesehatan.(Ita)
Senin 00/00/0000 00:00 WIB | oleh Warta
WALIKOTA HIMBAU WARGA BERHATI-HATI DENGAN PERGANTIAN MUSIM
Walikota Yogyakarta, H. Haryadi Suyuti di sela acara penutupan TMMD Sengkuyung tahap II Tahun Anggaran 2013 di Lapangan Karang Kotagede Yogyakarta menghimbau kepada warga masyarakat Yogyakarta agar lebih berhati hati dengan pergantian musim dari musim kemarau ke musim hujan yang sedang terjadi sekarang ini. "Pergantian musim kadang " kadang diwarnai dengan perubahan suhu udara. Untuk itu warga masyarakat perlu mengantisipasi dan berhati-hati. Terutama mengantisipasi berbagai penyakit yang berkaitan dengan ispa. Untuk menghindari penyakit tersebut warga masyarakat perlu menjaga dan meningkatkan daya tahan tubuh. Jadi, lebih kepada daya tahan masyarakat dulu yang kita prioritaskan." ujar Walikota. Walikota juga menghimbau agar masyarakat berhati-hati dengan datangnya angina akibat pergantian musim. Untuk mengantisipasi datangnya angin, Pemerintah Kota Yogyakarta akan bekerjasama dengan pihak Kodim 0734 Yogyakarta dan seluruh elemen Badan Penanggulangan Bencana Daerah dan masyarakat untuk siaga. Pemkot melalui SKPD terkait akan menyiapkan organ ( peralatan ) yang dimiliki untuk menghadapi situasi yang tidak diinginkan. Walikota mengajak seluruh warga masyarakat Kota Yogyakarta untuk mengadakan gerakan kebersihan di hari Minggu atau libur dengan membersihkan saluran-saluran air agar tidak tersumbat dan mengakibatkan kebanjiran. Walikota mengatakan dalam waktu dekat ini Pemkot dan Kodim akan melakukan aksi bersih kota, sebagai bagian dari menjaga kebersihan dan mengantisipasi datangnya pergantian musim. Walikota menambahkan Pemkot Yogyakarta akan terus memantau dan mengantisipasi beberapa sungai yang memiliki potensi terjadinya banjir seperti di Klitren, kali Belik, kali Manunggal dan sungai-sungai lain. Selain sungai Pemkot juga akan melakukan monitor terhadap proyek-proyek pembangunan fisik yang ada di Kota Yogyakarta. "Tidak kala pentingnya juga kami monitor pekerjaan saluran-saluran air. Dan perbaikan fisik yang ada saat ini. Perbaikan jalan, kami mohon (kontraktor) tidak membuang hasil bongkaran itu ke saluran air. Itu yang kami minta betul. Kami cek Dinas terkait dalam hal ini Kimpraswil yang punya proyek fisik membangun jalan agar mengawasi para kontraktornya untuk tidak membuang bongkaran itu ke saluran air." pinta Walikota. Walikota menegaskan akan terus melakukan monitor melalui Dinas Kimpraswil Kota Yogyakarta terhadap pekerjaan fisik proyek perbaikan jalan dan saluran aiar yang ada di Kota Yogyakarta. @mix)
Senin 00/00/0000 00:00 WIB | oleh Warta
Camat dan Lurah se-Kota Yogyakarta Berkomitmen Cegah dan Berantas Narkoba
Camat dan Lurah se-Kota Yogyakarta menyatakan komitmennya untuk mencegah dan memberantas penyalahgunaan dan peredaran gelap narkoba di wilayahnya masing-masing. Komitmen ini ditunjukkan dengan menandatangani ikrar yang disaksikan oleh Walikota Yogyakarta Haryadi Suyuti dan Direktur Reserse Narkoba Polda DIY Kombes Pol Andi Fairan di Ruang Utama Atas Komplek Balai Kota, Selasa 29 Oktober 2013. Penyalahgunaan dan peredaran narkoba di Yogyakarta yang semakin marak membuat Pemerintah Kota Yogyakarta berusaha mengambil langkah preventif. Langkah awal dimulai dari lingkungan terkecil yaitu keluarga. Haryadi Suyuti mengajak para camat, lurah, dan jajaran pegawai Pemerintah Kota Yogyakarta untuk berjuang bersama dalam mencegah dan memberantas penyalahgunaan narkoba dan berkomitmen untuk bersih dari penyalahgunaan dan pengedaran gelap narkoba. Sebelum penandatangan ikrar, Direktorat Reserse Narkoba Polda DIY terlebih dahulu mengadakan pembinaan dan penyuluhan dalam rangka pencegahan, pemberantasan penyalahgunaan dan peredaran gelap narkoba kepada para camat dan lurah tersebut. Kombes Pol Andi Fairan sebagai narasumber menjelaskan perkembangan penyalahgunaan dan peredaran narkoba di Yogyakarta. "Peredaran Narkoba sudah menggunakan jaringan mahasiswa asing yang kuliah di Yogyakarta," katanya. Ada modus operandi baru, narkoba dikemas dalam bentuk permen coklat jadi harus semakin waspada. Jika menggunakan narkoba, akan sangat sulit untuk berhenti. Kemungkinan untuk kembali memakai narkoba besar. Untuk itu langkah yang paling efektif adalah melakukan pencegahan. "Tugas mencegah dan memberantas ini akan semakin mudah jika dilakukan dengan bantuan para camat dan lurah," tambah Andi. Daerah rawan penyalahgunaan narkoba di Kota Yogyakarta dari Januari s.d. Desember 2012 antara lain terdapat di Kecamatan Umbulharjo (18 kasus), Mergangsan (9 kasus), Gondokusuman (8 kasus), Tegalrejo (7 kasus), dan Mantrijeron (7 kasus). Andi Fairan mengatakan perlu disosialisasikan kepada masyarakat bahwa para pengguna narkoba yang ingin sembuh dapat melaporkan diri ke Institusi Penerima Wajib Lapor (IPWL) dan mereka tidak akan diproses hukum. Di Kota Yogyakarta ada tiga IPWL yakni Puskesmas Umbulharjo I, Puskesmas Gedongtengen, dan RS Jogja. Di Penyuluhan ini dihadirkan pula para mantan pengguna narkoba yaitu Bambang Prasetyo, Citra dan Ivan. Mereka menceritakan pengalaman hidup mereka saat menggunakan dan setelah bebas dari narkoba. Cerita nyata dari para mantan pengguna ini diharapkan dapat memberikan gambaran yang jelas mengenai dampak negatif penyalahgunaan narkoba. Penyuluhan ini diharapkan dapat mendorong para camat dan lurah menjadi pelopor pencegahan dan pemberantasan penyalahgunaan narkoba di wilayahnya. (dnn)
Senin 00/00/0000 00:00 WIB | oleh Warta
WALIKOTA JOGJA RESMI TUTUP TMMD SENGKUYUNG TAHAP II 2013
TNI Manunggal Membangun Desa Sengkuyung tahap II Tahun Anggaran 2013 di wilayah Kota Yogyakarta resmi ditutup Walikota Yogyakarta, H. Haryadi Suyuti di Lapangan Karang Kotagede, Selasa, (29/10/2013). Ketua pelaksana lapangan TMMD Sengkuyung 2013 dan juga Danramil kecamatan Kotagede Kapten Infantri Abdul Latif melaporkan bahwa semua kegiatan yang menjadi sasaran pelaksanaan baik fisik maupun non fisik telah mencapai hasil 100 persen. Lokasi sasaran adalah wilayah kelurahan Rejowinangun, Kotagede, Kota Yogyakarta dengan waktu pelaksanaan 21 hari, dimulai tanggal 09 hingga 29 Oktober 2013. Ditambahkan, kegiatan fisik yang dikerjakan meliputi pembuatan Talud Bronjong di pinggiran sungai Gajahwong sepanjang 103 meter. TMMD Sengkuyung juga memperbaiki Balai RT sebanyak 1 unit, rumah warga 5 unit, dan MCK sebanyak 2 unit. Selain itu, dilakukan kegiatan non fisik berupa sosialisasi dan penyuluhan tentang Bela Negara dan Cinta Tanah Air dari KODIM 0734 Yogyakarta, Sosialisasi tentang Penyakit Masyarakat (Pekat) dan bahaya Narkoba dari Polresta Yogyakarta, serta sosialisasi tentang peryaratan Pernikahan dari Kemenag Kota Yogyakarta. Kegiatan TMMD ini melibatkan 97 orang terdiri dari unsur Kodim 0734 Yogyakarta sebanyak 50 orang atau 2 SST, 1 regu (5 orang) dari Yonif 403/WP, 1 regu (10 orang ) TNI AU, 1 regu (10 orang ) TNI AL, 1 regu ( 10 orang) Polresta Yogyakarta1 Tim tukang (10) dari Kodim 0734 Yogyakarta, tenaga kesehatan, Menwa (5), Tagana (20), dan masyarakat (30). Seluruh pendanaan diambilkan dari APBD DIY sebesar Rp. 50 juta dan APBD Kota Yoyakarta Rp. 226 juta. Walikota Yogyakarta H. Haryadi Suyuti mengucapkan rasa terma kasdihnya kepada seluruh elemen masyarakat yang ikut ambil bagian dalam kegiatan TMMD Sengkuyung tahun 2013 ini baik dari unsure TNI dan Masyarakat dan Organisasi Masyarakat. "Kegiatan TMMD dan hasil yang telah dicapai baik fisk dan non fisik ini merupakan wujud dari kemanunggalan TNI dan rakyatnya, dalam membangun bangsa dan negara khususnya Kota Yogyakarta. Untuk itu, saya mengucapkan terima kasih kepada semua pihak terutama kepada jajaran TNI dan semua warga masyarakat Kota Yogyakarta." Ujar Walikota. Walikota berharap hasil yang telah diserahkan kepada warga iniagar dipelihara dan dirawat dengan sebaik-baiknya oleh warga penerima manfaat. Sementara itu Panglima KODAM IV Diponegoro, Mayjen TNI Sunindyo, dalam amanatnya yang dibacakan oleh Walikota Yogyakarta meminta aagar segala hasil pembangunan atau penegmabnagn sarana dan prasarana fisik yang telah dicapai dapat dimanfaatkan serta dipelihara dengan baik dan lebih dimaksimalkan lagi oleh Pemerintah Daerah beserta segenap warga masyarakat di wilayah itu untuk kepentingan rakyat banyak. Mayjen TNI Sunindyo menjelaskan bahwa pelaksanaan kegiatan operasional TMMD serta berbagai bentuk karya bhakti TNI lainnya pada dasarnya mempunyai dua dimensi sasaran yaitu. Pertama, untuk memperkokoh kemanunggalan TNI dan Rakyat guna mendukung terwujudnya ketahanan wilayah dalam sistem pertahanan semesta. Kedua, memotivasi dan menumbuhkan semangat kegotongroyongan guna menciptakan proses pemberdayaan masyarakat agar berpartisipasi aktif dan kepedulian dalam akselerasi pembangunan di pedesaan. Untuk itu TNI sebagai komponen utama harus mendapat dukungan sepenuhnya dari rakyat. Penutupan TMMD Sengkuyung 2013 di lapangan Karang Kotagede ini dimeriahklan dengan lomba menarikan tarian "Goyang Caesar" dan sepuluh peserta terbaik mendapatkan hadiah dari Walikota Yogyakarta dan Dandim 0734 Yogyakarta Letkol ( Arh) Ananta Wira. Hadir pada acara penutupan TMMD Sengkuyung 2013 ini Dandim 0734 Yogyakarta Letkol Arh, Ananta Wira, dan para petinggi dari AL dan AU Yogyakarta serta Polresta Yogyakarta, Anggota Koramil, Polsek, Camat Kotagede dan staf, para lurah, Tokoh masyarakat, mahasiswa, dan warga masyarakat. (@mix)
Senin 00/00/0000 00:00 WIB | oleh Warta
Haryadi Lepas Start Fun Bike dan Jalan Sehat
Ratusan warga RW 09 Sorosutan, Umbulharjo Yogyakarta mengikuti jalan santai Minggu pagi (27/10) dalam rangka peringatan Hari Sumpah Pemuda. Pelaksanaan jalan sehat yang melibatkan hampir seluruh warga RW 09 Sorosutan ini dilepas oleh Walikota Yogyakarta Haryadi Suyuti. Kehadiran Walikota dalam acara tersebut mendapat apresiasi dan antusiasme baik dari warga Sorosutan. Sebelum pengibaran bendera start, warga disuguhi oleh atraksi barongsai. Peserta jalan santai terdiri dari orang tua, pemuda, dan anak-anak yang semua terlihat antusias. Antusias yang sangat besar dari warga Sorosutan ini pun mendapatkan apresiasi yang sangat besar dari Walikota Yogyakarta. Dalam Sambutannya Haryadi Suyuti mengatakan kegiatan ini merupakan salah satu bentuk untuk turut memasyarakatkan perilaku hidup sehat bagi seluruh warga Yogya dan ia mengajak warga Yogya khususnya warga Sorosutan untuk terus berolahraga karena dengan berolahraga maka akan menjadikan tubuh sehat. "Dengan berolahraga, maka kita akan sehat, apalagi olahraga yang murah meriah seperti jalan sehat ini, katanya. Sebelum acara pelepasan jalan sehat tersebut, Walikota Yogya juga melepas 5000 peserta Fun Bike di alun alun Utara. (Hanang)
Senin 00/00/0000 00:00 WIB | oleh Warta
Ribuan Warga Yogya Bersih Bersih Malioboro
Memperingati Hari Kesehatan Nasional HKN yang ke 49 Pemkot yogya dan warga yogya melakukan bersih-bersih Malioboro sebagai wujud kepedulian akan lingkungan, Jumat pagi (18/10). Kegiatan yang dimulai dari palang pintu Rel Kereta Api hingga titik nol ini melibatkan 1500 personil dari berbagai unsur yakni Dinas Kesehatan, Dinas pengelolaan Pasar, UPT Malioboro, Badan Lingkungan Hidup, komunitas malioboro, elemen pemuda, HAKLI, TNI dan Polri. Dalam kegiatanan tersebut dihadiri oleh Wakil Walikota Imam Priyono yang juga ikut membersihkan kawasan Malioboro, dalam sambutanya beliau mengatakan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) adalah suatu tindakan perorangan maupun kelompok masyarakat yang sesuai dengan norma kesehatan untuk memperoleh derajat kesehatan yang optimal Ia juga menambahkan gerakan kebersihan Malioboro bukan merupakan akhir dari sebuah tujuan tetapi baru merupakan awal kegiatan untuk melastarikan dan membudayakan masyarakat Kota Yogya untuk peduli dengan kelestarian dan kebersihan lingkungan. "Kegiatan kebersihan Malioboro seperti ini perlu dikembangkan di tempat lain, sehingga masyarakat akan semakin lebih memiliki rasa untuk peduli dengan lingkungan sekitar dan menyadarkan masyarakat untuk selalu hidup bersih dan sehat dengan tidak membuang sampah sembarangan."Katanya. (hanang/manto)
Senin 00/00/0000 00:00 WIB | oleh Warta
NABI IBRAHIM HENDAKNYA JADI TAULADAN
Wakil Walikota Yogyakarta, Imam Priyono mengajak kaum muslimin untuk memaknai nilai-nilai substansi "pengorbanan Ibrahim" dan hendaknya menjadikan nilai-nilai itu dalam kesehariannya. Nilai pengorbanan merupakan bentuk berjuang dan rela berkorban memperjuangkan aspirasi masyarakat, seluruh elemen masyarakat rela berkorban demi terciptanya masyarakat yang adi dan makmur, hal ini dikatakan Wakil Walikota Yogyakarta, Imam Proyono di Komplek Masjid Diponegoro Balaikota Timoho Kamis (17/10) dalam acara penyembelihan hewan Kurban, dalamrangka Peringatan Idul adha 1434 H. Imam juga mengingatkan kepada kaum Muslimin untuk menghargai sesama manusia dengan tidak saling merendahkan atau menjadikannya sebagai sebuah persembahan, atau melecehkan dalam bentuk apapun. Menurutnya nilai-nilai yang merepresentasikan kesetaraan dan sejenisnya perlu diaktualisasikan ke dalam realitas kehidupan sehingga dunia dipenuhi kedamaian, saling peduli, saling menghormati. "Wahyu Allah SWT kepada Ibrahim untuk mempersembahkan putranya yang kemudian diganti binatang kurban memperlihatkan, tidak satu manusia pun boleh merendahkan manusia lain, menjadikannya sebagai persembahan, atau melecehkannya dalam bentuk apapun. Sebab, manusia sejak awal dilahirkan setara dan sederajat,"ujar Wakil Walikota. " Dalam kontek ini Idul Adha perlu kita maknai, bangsa ini membutuhkan orang-orang yang rela berkorban untuk kepentingan sesama, kita berharap pemimpin rela berkorban untuk mensejahterakan rakyat yang telah memberikan mandatnya, bukan bekerja untuk kepentingan diri sendiri,"" kata Imam. Hewan kurban untuk tahun ini berjumlah 6 Ekor sapi masing masing dari Gubernur DIY, Walikota Yogyakarta, Kemenag Kota Yogyakarta BPD Senopati, serta iuran dari SKPD Kota Yogyakarta 2 ekor Sapi Serta 2 ekor Kambing yang masing-masing diserahkan kepada AMM Umbulharjo dan Kelurahan Tahunan. Sebelummya pada hari Selasa telah dilaksanakan Sholat iedulAdha di Halaman Komplek Balaikota Yogyakarta Bertindak sebagai Imam adalah Bapak Achmad Fauzi, SHI dan Khotib Drs. KH Achmad Fadli, MA,MSi. Hadir dalam acara tersebut, Sekretatis Daerah Kota Yogyakarta, Dra. Hj Titik Sulastri, Ketua Tim Penggerak PKK Kota Yogyakarta Ana Haryadi, serta jajaran Kepala SKPD.