Senin 00/00/0000 00:00 WIB | oleh Warta
PERAN WANITA MENDUKUNG KEISTIMEWAAN YOGYAKARTA
Penjabaran 10 Program Pokok PKK seharusnya mengacu pada RPJMN di Pusat danDPRD di daerah, mengingat Tim Penggerak PKK adalah mitra kerja Pemerintah, terkait hal ini diharapkan Tim Penggerak PKK dapat berperan sebagi Narasumber dan memberikan Masikan mengenai peranan Tim Penggerak PKK dalam Forum Musrenbang di setiap tahun, demikian sambutan Ketua Tim Penggerak PKK Pusat, Vita Gumawan Fauzi, yang dibacakan Tim Ketua Tim Penggerak PKK Kota Yogyakarta, Anna Haryadi, dalam Puncak acara Hari Kesatuan Gerak PKK Ke 41, di Ruang Utana Atas, Kamis (14/03). Ditambahkan, seluruh upaya yang dilakukan oleh gerakan PKK harus diarahkan pada terwujudnya kehidupan keluarga yang lebih maju, bahagia, sehat, dan Sejahtera. Hal ini hendaknya saling tercermin dalam suasana kehidupan keluarga yang saling Asah, Asih dan Asuh sebagai modal dasar terwujudnya keharmonisan kehidupan keluarga, yang didukung oleh kehidupan social ekonomi yang memadai. Hal Senada dikatan Walikota Yogyakarta Drs. Haryadi suyuti, eksistensi gerakan PKK telah diakui secara luas sebagai gerakan dari dan oleh masyarakat mampu memposisikan diri sebagai mitra kerja pemerintah dalam melaksanakan pembangunan. Sebab PKK merupakan unsure dan dukungan terhadap peningkatan kualitas hidup keluarga dengan mengutamakan sumber daya manusia secara utuh. " Prestasi kaum ibu dari tahun ke tahun terus meningkat, olehkarenanya ijinkan saya mengatakan bahwa salah satu yang mendukung keistimewaan Yogyakarta adalah kaum ibunya yang memang luarbiasa", papar Haryadi. Hartadi juga mengajak kepada segenap pengurus dan anggota PKK untuk senantiasa mawas diri, mengevaluasi apa saja yang telah dilakukan, keberhasilan apa yang telah dicapai, masalah dan hambatannya serta bagaimana solusi untuk kemudian dijadikan panduan agar langkah-langkah gerakan PKKberikutnya kedepan lebih baik. Dalam kesmpatan tersebut Walikota Yogyakarta menyerahkan hadiah Lomba yang dilaksanakan sebelum kegiatan puncak acara Hari Kesatuan Gerak PKK. Sementara itu ketua Panitia Hj. Rumiyati Amat Suhar menjelaskan, sebelum puncak acara yang mengambil tema "Dengan Semangat Hari Kesatuan Gerak PKK Ke 41, Mari Kita Mewujudkan Keluarga yang mandiri dan Sejahtera Melalui Hari Kesatuan Gerak PKK", pihaknya telah melalukan kegiatan yang melibatkan semua unsure yang ada di Kecamatan maupun kelurahan bahkan Rw dan Rt. " Kegiatan ini kami lakukan untuk meningkatkan motivasi dan kesadaran kader serta masyarakat untuk lebih tahu, mau dan mampu melaksanakan program PKK serta terus aktif mendukung kegiatan PKK", katanya. Dikatakan Rumiyati, kegiatan yang telah dilaksanakan meliputi monitoring Kegiatan Kesatuan Gerak PKK KB Kesehatan Tingkat Kota Yogyakarta di 14 Kecamatan, meliputi 10 Kegiatan diantaranya, Pembinaan Rumah Pondokan, Pengelolaan sampah mandiri Kegiatan kesehatan lingkungan, Gerakan Pos Yandu Plus, sosialisasi penanggulangan Penyalahgunaan napza, HIV Aids serta Sosialisasi bank sampah. Guna meningkatkan kegiatan PKK dalam melaksanakan Program-programnya di Kota Yogyakarta masih diperlukan peran serta dan dukungan dari lintas sectoral terkait, sehingga dapat meningkatkan keberhasilan daik tingkat Kota, DIY, maupun di tingkat Nasional.
Senin 00/00/0000 00:00 WIB | oleh Warta
PEMKOT YOGYA KOMITMEN WUJUDKAN KOTA LAYAK ANAK Tahun Ini Targetkan 32 Kampung Ramah Anak
YOGYA " Pemerintah Kota (Pemkot) Yogya sangat menyadari bahwa anak merupakan aset yang sangat berharga karena di tangan merekalah kelak kemajuan Kota Yogya akan terwujud. Untuk itu, Pemkot Yogya bersama-sama dengan warga masyarakat memiliki cita-cita dan komitmen yang kuat dalam mengupayakan agar Kota Yogya sebagai kota yang layak bagi anak. Dengan harapan seluruh anak-anak di Kota Yogya terbentuk menjadi anak yang berkualitas, berkarakter dan berbudaya. Demikian disampaikan oleh Walikota Yogya Drs H Haryadi Suyuti saat menjadi keynote speech dalam acara Sosialisasi Kampung Ramah Anak, yang digelar Kamis (7/3) di Ruang Utama Atas Balaikota Timoho. Selain Walikota Yogya, sosialisasi ini juga menghadirkan Kepala Kantor Pemberdayaan Masyarakat dan Perempuan (KPMP) Kota Yogya, Dra Lucy Irawati serta Direktur Lembaga Studi dan Pengembangan Perempuan dan Anak (LSPPA), Ifa Aryani SPSi. Menurut Haryadi Suyuti, komitmen Pemkot Yogya berkaitan dengan perlindungan dan pemenuhan hak-hak anak tertuang dalam misi pembangunan, yakni antara lain mewujudkan Kota Yogya Sehat, memperkuat masyarakat yang toleran, inklusif, bermoral, beretika, beradab dan berbudaya, memperkuat Kota Yogya sebagai kota pendidikan yang berkualitas, berkarakter dan inklusif, Kota Yogya yang nyaman dan ramah lingkungan serta memperkuat Kota Yogya yang aman, tertib, bersatu dan damai. Sedangkan untuk strategi kebijakan pembangunan dengan peningkatan pemberdayaan masyarakat yang berafirmatif gender dengan arah kebijakan meningkatkan pemberdayaan masyarakat berbasis kewilayahan dan meningkatkan pemberdayaan kualitas hidup serta perlindungan perempuan dan anak. "Pembentukan kampung ramah anak di Kota Yogya adalah langkah maju berikutnya dalam mewujudkan Kota Yogya sebagai Kota Layak Anak," katanya. Tahun 2009 Kota Yogya mendapat penghargaan sebagai Kota Layak Anak Yang Mandiri dan Tahun 2012 mendapat penghargaan sebagai Kota Layak Anak Kategori Madya. Sejak tahun 2011 Pemkot Yogya telah membentuk percontohan kampung ramah anak berbasis RW yang dilaksanakan di RW 11 Badran Kecamatan Jetis dan RW 07 Dagaran Kecamatan Umbulharjo. Sementara itu Kepala KPMP Kota Yogya, Dra Lucy Irawati menambahkan tahun ini Pemkot Yogya menargetkan ada 32 kampung di Kota Yogya yang bisa ditetapkan sebagai kampung ramah anak. Masing-masing kampung akan diberikan dana srimulan. Di setiap kelurahan di Kota Yogya juga sudah dibentuk gugus tugas kampung ramah anak. Untuk mendukung pembentukan kampung ramah anak Pemkot Yogya juga telah memiliki indikator kampung ramah anak yang terbagi dalam beberapa aspek, yakni komitmen wilayah, hak sipil dan kebebasan, lingkungan, keluarga dan pengasuhan alternatif, hak kesehatan dasar dan kesejahteraan, pendidikan, pemanfaatan waktu luang dan kegiatan seni budaya, hak perlindungan khusus dan sarana prasarana. Untuk itu, diharapkan komitmen bersama dan partisipasi semua pihak dalam mewujudkan kampung ramah anak. "Kami berharap dengan penambahan jumlah kampung ramah anak ini diharapkan anak-anak akan mendapatkan ruang dan fasilitas yang sesuai dengan perkembangannya," kata Lucy. Direktur LSPPA, Ifa Aryani mengemukakan kampung ramah anak adalah pembangunan yang berbasis RW yang menyatukan komitmen dan sumber daya lokal, masyarakat dan dunia usaha yang berada di lingkungan setempat dalam rangka menghormati, menjamin, memenuhi hak anak, melindungi anak dari tindakan kekerasan, eksploitasi, pelecehan dan diskriminasi serta mendengar pendapat anak. Untuk menju kampung ramah anak harus ada komitmen dan inisiatif dari masyarakat. (@nik)
Senin 00/00/0000 00:00 WIB | oleh Warta
PESERTA DIKLATPIM III KEJAKSAAN RI OBSERVASI LAPANGN KE PEMKOT JOGJA
Peserta Pendidikan dan Pelatihan Pimpinan III angkatan I tahun 2013 Kejaksaan Republik Indonesia melakukan Observasi Lapangan (OL) ke Pemerintah Kota Yoyakarta dan dipimpin oleh kepala Pusat DIKLAT Kejaksaan Hartadi , SH. Mereka diterima Wakil Walikota Yogyakarta Imam Priyono DP didampingi Sekda Kota Yogyakarta, Dra. RR. Titik Sulastri , Staf ahli bidang Pembangunan Hadi Mochtar, SE,MM, dan kepala SKPD terkait, Rabu, (13/03/2013) di Ruang Utama Bawah Kompleks balaikota Yogyakarta. Hartadi, SH, mengatakan tujuan mereka ke Yogyakarta untuk melakukan observasi dan melakukan kajian yang bersifat akademis sebagai bagian integral dari kurikulum Diklat Kepemimpinan III dan merupakan penerapan dari seluruh proses pembelajaran . Ada empat hal yang menjadi objek pengkajian mereka yakni, kajian sikap dan perilaku, kajian manajemen publik, kajian pembangunan, dan kajian aktualisasi. Hartadi menambahkan ada tiga instansi yang akan menjadi objek observasi mereka yakni Dinas Pendidikan, Dinas Pariwisata, Seni dan Budaya, serta Dinas Kependudukan dan Cacatan Sipil. Karena kedatangan mereka untuk melakukan observasi yag berkaitan dengan akademis, maka dirinya berharap instansi terkait dapat memberikan banyak masukan yang berkaitan dengan bidangnya masing-masing. Sementyara itu, Wakil Walikota Yogyakarta Imam Priyono DP menyambut baik kegiatan observasi yang dilakukan peserta Diklatpim Kejaksaan Republik ini. Dirinya berharap hasil yang didapat dari observasi ini kemudian disharing kembali ke Pemkot Yogyakarta sebagai bahan kajian dan evaluasi untuk Pemkot dan Dinas terkait. Rencananya peserta Diklatpim akan berada di kota Yogyakarta selama tiga hari. (@mix)
Senin 00/00/0000 00:00 WIB | oleh Warta
RUKUN WARGA 08 PANDEAN KE SEMIFINAL PENILAIAN MDGs AWARD UNTUK DESA SEHAT
Rukun Warga (RW) 08 melangkah ke babak Semifinal tingkat nasional penilaian Indonesia MDGs Award tahun 2013 mewakili Kota Yogyakarta untuk Program Desa ( Kelurahan ) Sehat 2013. Dipilihnya RW.08 Kelurahan Pandean Yogyakarta karena wilayah ini memiliki keunggulan di bidang pengolahan lingkungan seperti pengolahan sampah dan air bersih, Kampung Hijau, pemberdayaan PAUD, Posyandu dan serta Pola Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) di lingkungan sekolah dan masyarakat. Demikian ungkap Kepala Dinas Kesehatan Kota Yogyakarta Drg. Hj. Tuti Setyowati,MM saat menerima Tim Verifikasi Indonesia MDGs Award untuk Program Desa Sehat 2013 di Ruang Terbuka Hijau (RTH) RW.08 Kelurahan Pandean Umbulharjo Yogyakarta, Sabtu, (09/03/2013). Tuti menjelaskan Kelurahan Sehat tidak hanya melulu melakukan program"program kesehatan yang berkaitan dengan penurunan angka kematian ibu, bayi, balita dan status gizi saja tetapi juga memberikan pelatihan untuk bisa menangani kegawatdaruratan melalui simulasi Yes 118. Selain itu, diharapkan Kelurahan Siaga juga ada kegiatan Posyandu dan PAUD. Berkaitan dengan gizi buruk, Tuti Setyowati mengatakan prevalensi gizi buruk di Kota Yogyakarta pada tahun 2011 berada pada angka 1,53 persen. Namun pada tahun 2012 angka ini berhasil ditekan dan menurun menjadi 0,71 persen. Keberhasilan Kota Yogyakarta untuk menekan angka gizi buruk merupakan hal yang sulit dilakukan namun karena adanya interkoneksi yang baik antar masyarakat dan juga pemerintah serta kesadaran masyarakat untuk hidup sehat maka upaya untuk menekan angka gizi buruk bisa terwujud. Dirinya berharap dengan keberhasilan dalam menekan angka gizi buruk dan prestasi yang telah dibuat RW. 08 Pandean ini Kota Yogyakarta dapat meraih peringkat pertama Indonesia MDGs Award tahun ini sebagai Desa atau Kelurahan Sehat. Tuti menambahkan untuk kelurahan siaga dari 45 Kelurahan yang ada di kota Yogyakarta sudah menerapkan Kelurahan Siaga. Sementara itu, Walikota Yogyakarta H. Haryadi Suyuti yang juga hadir dalam acara verifikasi ini mengatakan Pemerintah Kota Yogyakarta telah mendorong masyarakat melalui instansi terkait untuk menjaga dan meningkatkan derajat kesehatan. Banyak hal berkaitan dengan kesehatan lingkungan dan masyarakat telah dilakukan oleh masyarakat dibantu pemerintah. Walikota berharap kegiatan untuk melakukan pola hidup bersih dan sehat harus menjadi budaya yang ada di masyarakat Yogyakarta. "Bukan karena akan dinilai, apalagi untuk mendapat sebuah penghargaan tetapi harus menjadi budaya yang tertanam di masyarakat, bahwa kebersihan dan kesehatan merupakan sebuah kebutuhan mendasar masyarakat," ujar Walikota. (@mix)
Senin 00/00/0000 00:00 WIB | oleh Warta
DINAS KESEHATAN KOTA YOGYAKARTA BUKA LOWONGAN TENAGA ENUMERATOR
Dalam rangka Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2013 Kementrian Kesehatan RI melalui Dinas Kesehatan Kota Yogyakarta membuka lowongan Tenagan Enumerator untuk mengumpulkan data kesehatan demikian hal ini disampaikan Kepala Dinas Kesehatan Kota Yogyakarta, drg Tuty Setyowati di Balaikota, Kamis (7/3) "Untuk kota Yogyakarta diperlukan empat tim yang terdiri dari 1 ketua dan 4 anggota dengan komposisi laki-laki dan perempuan jadi keseluruhan dibutuhkan 4 Ketua Tim dan 16 anggota Tim" kata drg Tuty Setyowati. Dijelaksan oleh Kadinkes, syarat untuk calon ketua tim yaitu Pendidikan minimal D3 Kesehatan (kebidanan, Perawat Gigi, Analis Kesehatan/Perawat, Farmasi, Ahli Gizi atau ahli sanitasi lingkungan) dan mempunyai jiwa kepemimpinan, sementara itu untuk anggota Tim disyaratkan Pendidikan minimal D3 Kesehatan (kedokteran, gizi, kesehatan masyarakat, perawat, bidan, sanitasi lingkungan atau analis kesehatan). Ditambahkan, syarat lain yang dibutuhkan antara lain mampu mengoperasikan computer dan menggunakan internet, Surat Bebas Tugas dari pimpinan bagi yang telah bekerja, tidak sedang hamil, usia maksimal 35 tahun, dan bersedia menandatangani kontrak. Bagi pelamar yang berminat dimohon menyerahkan surat lamaran yang ditujukan kepada Kepala Dinas Kesehatan Kota Yogyakarta ditulis tangan dengan tinta hitam dilampiri syarat sebagai berikut : Daftar Riwayat Hidup (CV) singkat disertai domisili saat ini, fotokopi ijazah terakhir bidang kesehatan 1 lembar, fotokopi KTP/SIM 1 lembar, pas foto ukuran 4x6 1 lembar, Surat keterangan sehat fisik dan tidak sedang hamil dari dokter pemerintah (RS/Puskesmas), Surat ijin untuk bekerja penuh selama pengumpulan data dari Kepala Kantor bagi yang telah bekerja (pemerintah/swasta) dan surat kesanggupan apabila diterima untuk mentaati kewajiban. Waktu dan tempat pendaftaran lowongan tenaga enumerator ini dilayani mulai tanggal 11 -15 Maret 2013 ditujukan kepada Kepala Dinas Kesehatan Kota Yogyakarta c.q Seksi SIK Surveilans, Jl Kenari No. 56 Kompleks Balaikota Timoho Yogyakarta. Seleksi Administrasi akan dilaksanakan pada tanggal 18 Maret 2013 dan hasil seleksi administrasi akan diumumkan pada tanggal 20 Maret 2013 di papan pengumuman Dinas Kesehatan Kota Yogyakarta dan website http://kesehatan.jogjakota.go.id (hg)
Senin 00/00/0000 00:00 WIB | oleh Warta
WAWALI ISI PENGAJIAN KEC GONDOKUSUMAN
Wakil Walikota, Imam Priyono berikan tauziah dan motivasi pada acara pengajian rutin bulanan Kecamatan Gondokusuman. Kegiatan yang diikuti Pegawai Kecamatan Gondokusuman hingga tingkat Kelurahan, Polsek, Koramil dan KUA ini berlangsung pada hari Rabu (6/3) bertempat di Pendopo Kecamatan Gondokusuman. Dalam laporan penyelenggaraan, Camat Gondokusuman, Wiryawan Haryo Yudo mengungkapkan bahwa pengajian ini rutin diadakan setiap bulan sekali pada minggu pertama. Dimaksudkan untuk meningkatkan kualitas ketaqwaan pegawai yang diharapkan meningkatkan pula kualitas pelayanan kepada masyarakat. Dalam motivasi yang diberikan Imam Priyono mengungkapkan agar pegawai membiasakan perilaku bekerja yang baik dan meniatkan sebagai ibadah mengharapkan ridha Allah. Meskipun seberapa keras kerja yang dilakukan seorang Pegawai Negeri, uang yang dibawa pulang jumlahnya tetap sama saja, tetapi bagi yang bekerja dengan sungguh-sungguh, Allah akan selalu membalas dengan melipat gandakan barokah dari setiap rejeki yang diterima. Jika bekerja dengan ikhlas maka dan selalu menjaga ketaqwaan maka rejeki dari Allah akan selalu senantiasa mengalir dan bertambah tanpa kita sadari, bahkan datang dari tempat yang tidak disangka-sangka, tidak hanya berupa materi tetapi bisa juga kesehatan ataupun karier. Rejeki yang kita dapat secara halal ini juga akan selalu membawa barokah bagi keluarga. (byu)
Senin 00/00/0000 00:00 WIB | oleh Warta
WAKIL WALIKOTA SAMBANGI WARGA KEPARAAN LOR
Taman Kanak-kanak (TK) merupakan awal membentuk karakter seorang anak, sebab pertamakali dikenalkan belajar tentang tata cara sekolah maupun bergaul dimualai dari Taman Kanak-kanak. Olehkarenanya sebaiknya fasilitas yang ada di Taman kanak-kanak harus memenuhi standard yang ditentukan. Hal ini dikatakan Wakil Walikota Yogyakarta Imam Priyono di TK PKK Keparaan Lor, Jalan Ireda Gang Kemundung Yogyakarta, Selasa (05/03). Menurut Imam, Sekolah yang paling diutamakan adalah cara mendidik anak tersebut untuk menjadi generasi yang dapat meneruskan cita-cita para pendahulunya, selain itu lulusan yang di hasilakan harus mampu bersaing dengan sekolah lain. " Sekolah itu yang penting dapat mendidik para siswanya untuk benar-benar dapat bersaing menjadi yang terbaik, nenelorkan lulusan yang bermutu, dan berprestasi untuk masuk sekolah berikutnya", terang Imam Ditambahkan, sekolahan yang dirintis oleh tokoh masyarakat Kampung keparaan ini nantinya akan menjadi pilot Projeck bagi sekolah-sekolah yang lain, hal ini dilakukan standard yang dimiliki TK ini telah memenuhi Standar yang di tentukan yakni sudah adanya keseimbangan antara mutu sekolah dan siswa yang diluluskan. Hal senada dikatakan Eddy Herry Swasana Kepala Dinas Pendidikan Kota Yogyakarta, bahwa sekolahan yang telah memenuhi standard yang ditentukan dapat di Negerikan, dengan catatan sekolah tersebut diperbolehkan oleh pengelola sekolah. Kunjungan yang tidak diagendakan tersebut membaut kaget warga sekitar sekolah, bahkan kegiatan belajar mengajar tetap berjalan seperti biasanya. Dalam kesempatan tersebut Walikota Yogyakarta melalui Wakil Walikota Yogyakarta menyerahkan Bantuan uang sejumlah lima juta rupiah untuk menyempurnakan dan menambah alat edukasi yang dibutuhkan. Sementara itu menurut ketua Paguyuban Warga Keparaan Lor, Yossy Adhi Wahyuanto, Tk yang berdiri tanggal 1 Januari 1957 ini bermula dari rumah penduduk yang ada ruangan Kosong untuk melangsungkan Belajar mengajar, yang pada saat itu dikelola oleh Rukun Kampung. Kurun waktu Selama 31 tahun dari tahun berdiri sampai dengan tahun 1988 telah mengalami puluhan kali pindah lokasi. " Dengan selesainya pembangunan Balai RK tanggal 1 Februari 1989 kami menenmpati Balai Rw sampai sekarang, namun Gempa tahun2006, kembali memaksa kami untuk berpindah di rumah penduduk di RW 09, setelah selesai dibangun Pemerintah Kota, maka sekolah ini sampai sekarang telah meluluskan siswa yang dapat bersaing dengan sekolah lainnya", tandas Yossy. (And)
Senin 00/00/0000 00:00 WIB | oleh Warta
PEMKOT PERINGATI HARI KANKER SEDUNIA
Dalam rangka memperingati Hari Kanker Sedunia 2013, Dinas Kesehatan Kota Yogyakarta selenggarakan Gebyar Hari Kanker yang digelar di Main Hall Balaikota pada Selasa (5/3). Kegiatan berupa seminar ini dibuka oleh Ketua Tim Penggerak PKK, Trikirana Haryadi Suyuti. Kegiatan ini merupakan upaya dalam rangka memperbaiki kesalahpahaman masyarakat tentang kanker, meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang kanker dan factor resikonya, meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap upaya pencegahan, deteksi dini, serta pengobatan yang tepat dan benar. Sesuai dengan tema "Apakah anda tahu tentang kanker?" yang juga tema nasional bermaksud memberikan informasi dan menghilangkan mitos dan kesalahpahaman tentang kanker yang merupakan penyakit yang dapat dicegah, bukan takdir dan siapapun dapat terkena tidak memandang asal, status social dan ekonomi seseorang. Gebyar Hari Kanker pada hari itu diisi dengan seminar dengan nara sumber Kepala Dinas Kesehatan Kota Yogyakarta, dr. Phiyouwai Ganap, SpOG (RSUP Dr. Sarjito) dan dr Grace Tanamal (Dinkes Kab. Gunungkidul), yang diikuti masyarakat yang merupakan kelompok beresiko (Wanita Usia Subur), sektor terkait seperti dokter dan bidan Puskesmas, TP PKK Kota Yogyakarta, Organisasi yang bergerak di bidang kanker dan KPMP Kota Yogyakarta. Dalam sambutannya Trikirana menambahkan bahwa kanker masih dianggap sebagai penyakit yang menakutkan tidak dapat dicegah atau disembuhkan. Padahal kanker merupakan penyakit yang dapat dicegah dengan strategi yang tepat dan dengan deteksi dini kanker diikuti dengan penanganan yang tepat, kanker dapat disembuhkan dan banyak penderita kanker dapat diobati secara efektif. Maka perlu dilaksanakan tindakan pencegahan melalui promosi kesehatan maupun dengan pengendalian resiko kanker malalui deteksi dini kanker dengan melibatkan banyak sektor terkait. Demikian ungkap Trikirana sekaligus secara resmi membuka acara ini. Selain kegiatan ini juga diselenggarakan Deteksi dini kanker leher rahim dengan menggunakan metoda IVA( Inspeksi Visual Acetat) yang telah mendeteksi 460 sasaran di 45 Kelurahan dilaksanakan Februari 2013. Tindak lanjut dengan Crytherapi untuk yang positif dilaksanakan pada 26-28 Februari 2013 bertempat di Klinik IMS Puskesmas Pembantu Giwangan UH I, ditemukan positif semu 11 orang, tetapi setelah diperiksa dokter spesialis obsgin hasilnya semua negatif. Dana yang digunakan berasal dari APBD Kota Yogyakarta 2013 kurang lebih sejumlah 140 juta rupiah dan APBD I DIY.(byu)
Senin 00/00/0000 00:00 WIB | oleh Warta
Peringati Serangan Umum 1 Maret WARGA WIROBRAJAN GELAR FESTIVAL SENI DAN BUDAYA
Berbagai cara dilakukan warga untuk memperingati sebuah peristiwa sejarah. Warga kecamatan Wirobrajan memilih mengisi peringatan peristiwa sejarah ini dengan mengelar festival seni dan budaya. Festival yang bertemakan Perjuangan Mempertahankan Seni dan Tradisi bangsa ini dilaksanakan, Sabtu, (04/03/2013) sore dengan melibatkan segala potensi masyarakat dari tiga kelurahan yang ada di Kecamatan Wirobrajan. Festival Seni dan Budaya Wirobrajan menampilkan lomba lagu perjuangan, karnaval, lomba kreasi jaja tradisional, dan pentas seni tingkat RW se-kecamatan Wirobrajan Yogyakarta serta malam pentas seni dan malam penganugerahan penghargaan kepada para tokoh pejuang dan seniman. Ketua Panitia pelaksana Festival, Saltana, S.Fil mengatakan kegiatan ini bertujuan untuk melestarikan seni, budaya dan tradisi yang dimiliki warga Wirobrajan dan meningkatkan kreativitas warga masyarakat. Festival ini juga sebagai bentuk lain media promosi wisata untuk datang ke Wirobrajan. Dijelaskan kecamatan Wirobrajan banyak memiliki potensi seni dan budaya yang menjadi daya tarik wisata. Sebut saja Hadi Sukirno dengan produsen kerajinan kulit dengan produk utama wayang kulit untuk kebutuhan pentas dalang, koleksi maupun untuk hadiah atau souvenir. Gallery Hadi Sukirno juga menyediakan Wayang golek,wayang klithik dan souvenir, baik souvenir pernikahan dan perusahaan yang terbuat dari kulit dengan motif-motif wayang. Kecamatan Wirobrajan juga banyak menyimpan potensi kesenian tari seperti Tari Topeng Ireng atau Topeng Edan, pedalangan, kethoprak , Liong Naga dan Barong Sai. Kecamatan yang berada di sisi barat kota Yogyakarta ini juga mempunyai banyak potensi wisata kuliner, belanja, dan fashion. Saltana menjelaskan festival seni dan budaya ini didasari atas keprihatinan akan generasi muda yang menurutnya ( sekarang ini ) lebih bangga terhadap seni dan budaya negara asing yang belum tentu sesuai dengan akar seni, budaya, tradisi bangsa Indonesia. "Untuk itu bersamaan dengan momentum peringatan Serangan Oemoem 1 Maret 1949 ini masyarakat terutama generasi muda digerakkan lagi untuk mencintai seni dan budayanya sendiri," ujar Saltana. Festival yang baru pertama kali diselenggarakan di kecamatan Wirobrajan ini dilepas Walikota Yogyakarta, H. Haryadi Suyuti dengan mengambil start depan kelurahan Wirobrajan atau di samping timur lapangan Mancasan Wirobrajan Yogyakarta. Walikota dalam sambutannya mengatakan sangat mengapresiasi kegiatan warga ini. Menurutnya, kegiatan budaya yang digagas oleh masyarakat untuk terus bertumbuh dan berkembang dalam seni dan tradisi merupakan sebuah kearifan masyarakat Wirobrajan yang harus didukung. Hal ini sesuai dengan harapan Pemkot Yogyakarta untuk lebih memberdayakan potensi masyarakat yang ada di wilayah. "Warga terus didorong agar lebih berdayaguna dan berhasilguna. Hal ini, merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Yogyakarta Istimewa. Istimewa masyarakatnya, istimewa budayanya, istimewa kegiatannya, dan tentunya istimewa guyub, rukun diantara seluruh anggota masyarakatnya," seru Walikota. Walikota berharap perjuangan mempertahankan seni dan tradisi seperti yang dituangkan dalam tema festival ini bukan saja menjadi simbol, dan program tetapi menjadi sebuah komitmen masyarakat yang ada di kecamatan Wirobrajan. Walikota juga berharap kegiatan karnaval dan festival ini dapat juga memberikan tontonan dan sekaligus tuntunan bagi warga masyarakat Wirobrajan. Camat Wirobrajan Jalaludin, S.Sos, M.Si mengatakan dalam memperingati Serangan Omum 1 Maret, masyarakat Wirobrajan berjuang untuk melestarikan seni dan budaya . "Jaman dahulu para pejuang berjuang untuk mengembalikan Yogyakarta ke pangkuan NKRI, sekarang disikapi warga Wirobrajan dengan memperjuangkan eksistensi seni dan budaya yang ada di Wirobrajan," ujar Jalaludin. Jalaludin berharap kegiatan seni budaya yang ada di wilayahnya dapat pula mendukung kota Yogyakarta sebagai kota tujuan wisata. Jalaludin mengatakan potensi seni dan budaya di wilayahnya jumlahnya cukup banyak. Karena keterbatasan waktu maka tidak semua potensi kesenian yang ada di wilayahnya diikutkan pada karnaval seni dan budaya ini. " Karena waktunya mepet maka, dari keseluruhan peserta yang ada baru sepatuhnya yang ikut," tambah Jalaludin. Dijelaskan di masing " masing kelurahan di wilayah kecamatan Wirobrajan dan bahkan tingkat Rukun Warga (RW) kelompok-kelompok kesenian tradisi seperti Wayang , Jathilan, Barongsai, tarian tradisional dan lainya tumbuh dan berkembang dengan baik. Kegiatan ini dimotori oleh Karang Taruna dan Forum Peduli Wisata serta dukungan dari pemerintah kelurahan. Selain kegiatan berkesnian, Festival Seni Budaya Wirobrajan juga menggelar lomba kreasi jajan tradional dan lomba lagu perjuangan. (@mix)
Senin 00/00/0000 00:00 WIB | oleh Warta
WAWALI BERI MOTIVASI P2WKSS KEL BENER
Wakil walikota Yogyakarta, Imam Priyono, DP, M.Si berikan motivasi kepada para anggota P2WKSS Kelurahan Bener yang bertempat di Aula Kelurahan Bener pada hari Sabtu (1/3). Kegiatan ini merupakan sarana pembinaan agar para anggota bisa bekerja sama dengan lebih baik sekaligus menjalin tali silaturahmi. Sambutan selamat datang disampaikan Camat Tegalrejo, Maryustion Tonang sekaligus mengungkapkan bahwa kegiatan P2WKSS Kelurahan Bener telah berjalan dengan baik, bahkan bisa mendapatkan Juara 2 pada lomba tingkat Propinsi DIY pada tahun 2012. Suasana sosial warga mBener meskipun termasuk dalam wilayah kota tetapi kegotongroyongan masih sangat kental seperti layaknya warga desa. Ditambahkan oleh Ketua P2WKSS Kelurahan Bener, Ibu Atik Sukarno bahwa dalam lomba, selisih nilai sangat sedikit dengan Juara 1. Diharapkan adanya pengarahan dari Wakil Walikota menjadikan kegiatan semakin baik lagi. Pada tingkat Kelurahan Perkumpulan P2WKSS dibagi menjadi 2 yaitu Sidomulyo dan Bener yang rutin mengadakan kegiatan pembinaan setiap bulan. P2WKSS juga komit akan mendukung predikat Kampung Wisata di wilayah Kelurahan Kricak dan Bener yang merupakan daerah bantaran Sungai Winongo. Wakil Walikota yang juga merupakan Pembina P2WKSS, mengungkapkan dalam paparannya mengungkapkan bahwa Pemkot sangat peduli dengan pemenuhan kebutuhan dasar masyarakat yaitu Kesehatan dan Pendidikan. Salah satu kegiatan yang dilakukan adalah memberikan kemudahan biaya sebesar 75% biaya rawat inap yang berasal dari Jamkesda bagi warga kota yang mengambil kelas 3 dan bagi warga miskin ditambah 25% dari Jamkesos sehingga total biaya 100% akan ditanggung oleh Pemkot. Semua warga akan kami lindungi dengan program-program dari Pemkot ibarat seorang bapak yang sangat sayang kepada anaknya. Jika ada warga yang tidak mampu, maka untuk masalah pendidikan dan kesehatannya harus bisa ditangani dengan baik, imbuh Imam Priyono, Jangan sampai ada warga meninggal karena tidak mendapatkan pertolongan kesehatan karena sakit, tetapi takut masuk rumah sakit. Saat itu pula Imam Priyono yang juga didampingi oleh Wakil Ketua Penggerak PKK, Ibu Suryani Imam Priyono menyerahkan bantuan sebesar 5 juta rupiah untuk lebih memajukan kegiatan P2WKSS di Kelurahan Bener. (byu)
Senin 00/00/0000 00:00 WIB | oleh Warta
KOTA YOGYAKARTA RAIH IMP AWARD 2012
Kota Yogyakarta Raih Penghargaan Inovasi Manajemen Perkotaan (IMP) Award 2012 di bidang Pengelolaan Pasar Tradisional dalam kegiatan penilaian yang diadakan Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) Republik Indonesia. Penghargaan ini diserahkan Mendagri, Gamawan Fauzi, Kamis (28/2) di Studio Indosiar Jakarta yang diterima langsung Walikota, Haryadi Suyuti. IMP Award 2012 diberikan kepada Kota Yogyakarta berkat kerja keras Pemkot dalam Bidang Pengelolaan Pasar Tradisional yang didukung dengan berbagai terobosan dalam upaya mewujudkan kota yang bersih, sehat dan nyaman. Kota Yogyakarta mendapatkan penghargaan ini bersama Kota Payakumbuh dan Kota Pekalongan yang juga mendapatkan Penghargaan dengan Kategori yang sama. Penghargaan IMP Award 2012 juga didapatkan Kabupaten Bojonegoro, Kabupaten OKU Timur, Kabupaten Purbalingga, Kabupaten Sragen, Kabupaten Hulu Sungai Selatan, Kota Blitar, Kota Pontianak, Kota Palembang, Kota Surakarta, Kota Surabaya, Kota Banda Aceh, Kota Malang, Kota Probolinggo, Kota Denpasar dan Kota Balikpapan. Setelah penerimaan penghargaan, Haryadi Suyuti mengungkapkan bahwa penerimaan penghargaan ini sebagai bukti bahwa pembangunan yang dilakukan telah sesuai jalur. Hendaknya IMP Award 2012 dapat dijadikan motivasi untuk Pemkot dan Masyarakat untuk lebih rajin membenahi Pasar Tradisional juga program-program lainyaa yang berkaitan dengan lingkungan. Terimakasih kami ucapkan atas segala peran aktif masyarakat sehingga Kota kita tercinta berhasil mendapatkan Penghargaan ini. Semoga Yogyakarta menjadi Kota yang Nyaman Huni yang memiliki komitmen untuk meningkatkan kualitas kehidupan masyarakat seiring dengan pertumbuhan Kota itu sendiri," kata Haryadi Suyuti. Walikota saat itu didampingi oleh Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah dan Kepala Dinas Pengelolaan Pasar Kota Yogyakarta yang ikut menghadiri acara sosialisasi Perpres Nomor 125 Tahun 2012 tentang Koordinasi Penataan dan Pemberdayaan Pedagang Kaki Lima yang juga merupakan rangkaian kegiatan yang diadakan Kemendagri RI. Sementara itu, IMP Award adalah kegiatan untuk memberi penghargaan kepada kota-kota yang selalu membuat inovasi untuk percepatan pembangunan dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Sasaran IMP award diantaranya adalah, meningkatkan partisipasi masyarakat, memperbaiki manajemen lingkungan, penghijauan kota,memperbaiki standar pelayanan,memperkenalkan pendekatan inovatif yang dapat memberikan dampak positif di perkotaan,dan mempromosikan desentralisasi melalui peningkatan kapasitas pemerintah daerah.(byu)
Senin 00/00/0000 00:00 WIB | oleh Warta
SO 1 MARET HENDAKNYA DIPERINGATI SECARA NASIONAL
Matahari belum begitu tinggi, namun teriknya mulai dapat dirasakan membakar kulit, namun hal ini tidak menyurutkan para veteran pelaku sejarah Serangan Oemoem yang melakukan upacara peringatan Serangan Oemoem 1Maret di Taman Makam Pahlawan Kusuma Negara Yogyakarta. Bertindak sebagai inspektur upacara adalah Komandan Kodim 0734, Kolonel (Arh) Ananta Wira. Upacara yang berlangsung sangat sederhan ini berlangsung Sabtu (28/02), dihadiri dari TNI Polri serta para pelaku sejarah pada Serangan Oemoem (SO) tahun 1949, juga para siswa pelajar dilingkungan taman Makam Pahlawan Kusumanegara. Seusainya upacara penghormatan kepada arwah para pahlawan dilanjutkan dengan tabur bunga dipusara para pejuang, dimulai dipusara Jendral Soedirman. Ketua Panitia Peringatan Serangan Oemum 1 Maret, S Soedjono mengatakan, peringatan tahun ini diperingati secara sederhana namun tidak mengurangi rasa khidmat. " Tahun ini acara SO diperingati sederhana, namun rangkaian acaranya lebih meriah, seperti pagi hari ini selain tabur bunga, kami melakukan sarasehan yang diikuti para pelajar disekitar Taman makam pahlawan ini, dengan maksud, agar generasi muda tidak Kepaten obor, tentang semangat perjuangan dan sejarah berdirinya Republik ini, sebab kita ketahui bersama bahwa republic ini berdiri atas perjuangan para pendahulu kita, dan ini dimulai dari Jogja tercinta", kata Soedjono. Ditambahkan Soedjono, pihaknya telah melakukan usaha kepada pemerintah Pusat agar peringatan SO 1 Maret ini dapat menjadi Hari Nasional. " Berdirinya NKRI ini diawali dari Yogyakarta, pada saat itu atas Prakarsa Ngerso Dalem Sri Sultan ingkang jumeneng kaping IX, untuk melancarkan serangan kepada Belanda, hal ini dilakukan, untuk membuka kembali mata Dunia, bahwa Indonesia Masih berdiri tegak, sebab pada saat itu propaganda yang dilakukan pihak musuh, Indonesia telah dikuasai musuh dan dinyatakan tidak ada. Dengan munguasai Jogja selama 6 jam, para pejuang telah membuka mata Dunia bahwa, eksistensi Indonesia masih tetap diakui dunia. Serangan Umum 1 Maret dan Peristiwa Yogya Kembali juga memiliki kiprah sendiri dalam mewujudkan NKRI hingga menjadi seperti saat ini. Peringatan Serangan Umum 1 Maret dan Yogya Kembali, merupakan tonggak sejarah, untuk itu kami punya keinginan tanggal 1 Maret dapat menjadi hari nasional yang diperingati seluruh republic ini", katanya semangat. Untuk mendukung kegiatan ini selain sarasehan untuk para generasi penerus dalam hal ini para pelajar, jukan akan dilakukan malam tirakatan di Monumen Serangan Oemum 1 Maret dengan kegiatan mocopatan oleh generasi muda dan pelaku sejarah SO, serta rangkaian acara lainya berupa konvoi sepeda kuno yang akan berlangsung minggu mendatang.
Senin 00/00/0000 00:00 WIB | oleh Warta
LPMK KOTA JOGJA STUDI BANDING KE PEMKOT BANDUNG
Lembaga Pemberdayaan Masyarakat Kelurahan (LPMK) dari 45 kelurahan di-Kota Yogyakarta melaksanakan studi banding ke Kota Bandung, Rabu-Jumat,(20-22/02/2013). Para ketua LPMK ini didampingi Ketua Assosiasi LPMK Kota Yogyakarta Drs. Bahrun Nawawi dan Kepala Seksi Pemberdayaan Masyarakat pada KPMP Kota Yogyakarta Drs.Gonggong Haryono,MM. Kepala Kantor Pemberdayaan Masyarakat dan Perempuan Kota Yogyakarta Dra.Ch Lucy Irawati saat ditemui di Kantornya menyampaikan bahwa kantornya telah mengalokasikan anggaran untuk memfasilitasi Lembaga Pemberdayaan Masyarakat Kelurahan Kota Yogyakarta melakukan kunjungan kerja dan studi banding ke Kota Bandung. Dikatakan, kunjungan kerja ini para ketua LPMK ini bertujuan memberikan penambahan ilmu dan wawasan baru sehingga dapat meningkatkan kinerja pelayanan para LPMK di masa yang akan datang. " Ya, kami memfasilitasi para ketua LPMK se-Kota Yogyakarta ini untuk berkunjung dan belajar ke Kota Bandung dengan sebuah tujuan untuk peningkatan kinerja mereka di masa yang akan dating," ujar Lucy Irawati. Sementara itu, Drs.Gonggong Haryono,MM. yang ikut mendampingi para ketua LPMK menjelaskan dalam studi banding tersebut para ketua LPMK se-Kota Yogyakarta sangat berantusias dan merespon dengan baik karena ada sebuah motivasi untuk menambah wawasan dan cakrawala pandang peran dan fungsi mereka dalam mendampingi masyarakat Kota Yogyakarta dengan berberbasis pada pemberdayaan . Rombongan LPMK Kota Yogyakarta diterima langsung oleh Kepala Bidang Pemberdayaan Masyarakat pada Badan Kesatuan Bangsa, Perlindungan dan Pemberdayaan Masyarakat Kota Bandung didampingi oleh Ketua DPD-LPM Kota Bandung. Dijelaskan, Kota Bandung mempunyai program unggulan yang disebut Percepatan Pembangunan Kelurahan Bermartabat (P2KB) dan Program Daerah Pemberdayaan Masyarakat (PDPM). Dalam mendukung program tersebut APBD Kota Bandung Tahun 2013 telah mengalokasikan anggaran sebesar 80 Milyar yang distribusikan ke 151 kelurahan di Kota Bandung dengan prioritas pembangunan sesuai karakteristik wilayah masing-masing yang berbasis pemberdayaan dan penanggulangan kemiskinan. Prioritas pembangunan Kota Bandung antara lain di bidang pendidikan, kesehatan, kemakmuran, lingkungan, seni dan budaya dan bidang agama. Gonggong mengatakan di Kota Bandung, LPM akan terus mengawal kebijakan-kebijakan Pemkot Bandung dalam pelaksanaan pembangunan. LPM Kota Bandung akan masuk dalam lini paling dalam dan untuk mengembangkan potensi ekonomi masyarakat. Dari sekian program pemberdayaan masyarakat salah satu fokus yang dilaksanakan LPM adalah penguatan pemberdayaan masyarakat pengusaha kecil. (@mix)
Senin 00/00/0000 00:00 WIB | oleh Warta
PBTY 2013 SULTAN RESMIKAN GAPURA KETANDAN
Hujan deras tidak menyurutkan antusias warga dalam mengikuti ceremonial pembukaan Pekan Budaya Tionghoa Yogyakarta (PBTY) tahun 2013. Acara diawali dengan peresmian Gapura Kampoeng Ketandan, yang terletak di tepi Jl Malioboro oleh Gubernur DIY, Sri Sultan Hamengkubuwono X pada Rabu (20/2). Walikota Yogyakarta, Haryadi Suyuti dalam sambutannya mengatakan bahwa Kampung Ketandan termasuk saksi perjalanan sejarah Yogyakarta akan terjadinya akulturasi budaya Jogja dan Cina. Keberadaan ketandan ini memperkaya ragam budaya di Yogyakarta. Diharapkan masyarakat luas dapat menerima keragaman ini dan memberi ruang kepada masyarakat Tionghoa untuk tetap melestarikan budayanya. Toleransi masyarakat Yogyakarta diharapkan semakin tinggi dan jangan sampai ada jurang pemisah antar suku yang ada, kata Haryadi Suyuti. Maka dengan adanya keberadaan gapura Kampoeng Ketandan bisa mempermudah masyarakat untuk bemostalgia dengan tradisi dan budaya Tionghoa khas Yogyakarta, kata Haryadi. Dalam sambutannya Sultan berharap agar Gapura ini lebih bisa menarik animo wisatawan domestik dan luar negeri untuk datang ke kampoeng Tionghoa tersebut. Keberadaan kampung pecinan di dekat Malioboro yang merupakan tujuan wisata diharapkan bisa ikut berkembang. Nantinya wisatawan yang datang tidak perlu menggunakan mobil tapi bisa berjalan kaki saja sehingga tidak ada satu toko pun yang terlewatkan. Wisatawan yang ke Malioboro tidak hanya wisata belanja saja tapi juga melihat akulturasi budaya Jogja dan Cina yang ada di Ketandan, ungkap Sri Sultan yang kemudian secara simbolis meresmikan Gapura tersebut dengan penandatangan Prasasti. Kemudian rombongan hadirin langsung berjalan kaki menuju panggung utama PBTY yang selama sepekan dari tanggal 20 - 24 Februari 2013 akan menyajikan hiburan-hiburan budaya Tionghoa. Dalam laporan penyelenggaraan Ketua Panitia, Trikirana Haryadi Suyuti mengungkapkan bahwa PBTY tahun ini memiliki tema Sewindu PBTY Harmoni Budaya Yogyakarta. Selain Bazar, Kuliner, Panggung Hiburan kami juga menyelenggarakan banyak acara, katanya. Pada tahun ini, yang merupakan tahun kedelapan dilaksanakan PBTY, diselenggrarakan Ajang Pemilihan Cici dan Koko dan pemecahan rekor Museum Rekor Indonesia dengan pembuatan tumpeng raksasa yang terbuat dari kue keranjang sebanyak 6.666 buah setinggi 2,5 meter, tambah Trikirana. Seperti biasanya berlangsung pula arak-arakan pawai budaya Tionghoa yang dimeriahkan naga terpanjang dengan tajuk Jogja Dragon Festival II, serta pawai barongsai massal yang akan diselenggarakan Sabtu (23/2) dengan rute Jalan Malioboro hingga titik 0 kilometer. (byu)
Senin 00/00/0000 00:00 WIB | oleh Warta
Kelurahan Cokrodiningratan Jadi KelurahanTerbaik Se Kota Yogya
Kota Yogya sebagai kota yang besar dan berkembang tentu tidak lepas dari peran kelurahan. Untuk melihat perkembangan kelurahan yang ada di Kota Yogya, Pemerintah Kota (Pemkot) Yogya melalui Bagian Tata Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat menggelar Lomba Kelurahan Terbaik tahun 2019. Dari lomba tersebut telah ditetapkan 5 Kelurahan sebagai Kelurahan terbaik tingkat Kota Yogya. 5 Kelurahan tersebut adalah Kelurahan Cokrodiningratan, Kelurahan Tegalpanggung, Kelurahan Sosromenduran, Kelurahan Patehan, dan Kelurahan Karangwaru. Kelurahan dengan nilai tertinggi memperoleh hadiah dari Pemkot Yogya sebanyak Rp 15 juta, terbaik kedua sebanyak Rp 12,5 juta, terbaik ketiga sebanyak Rp10 juta, terbaik ke empat sebanyak Rp 7,5 juta, dan terbaik kelima Rp 5 juta. Pengahargaan tersebut diserahkan langsung oleh Sekretaris Daerah (Sekda) Kota Yogya, Titik Sulastri saat upacara bendera di halaman Balaikota Yogyakarta, Rabu (17/7/2019). Kepala Bagian Tata Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat Kota Yogya, Octo Noor Arafat, menjelaskan lomba kelurahan terbaik dilakukan setiap tahun dengan tujuan untuk melihat sejauh mana tingkat perkembangan dan pencapaian pembangunan. Dimana harus mencerminkan tingkat kemajuan, serta keberhasilan masyarakat untuk mencapai kesejahteraan," bebernya. Menurutnya kelurahan merupakan ujung tombak pemerintah, dalam rangka memberikan pelayanan kepada masyarakat. Setiap aparatur kelurahan harus senantiasa terus meningkatkan kinerjanya untuk masyarakat. Bila dalam pelayanan tersebut didukung dengan kinerja yang terus ditingkatkan setiap waktu. Maka akan menjadi dampak yang positif, dalam perkembangan pembangunan Kota Yogya kedepan. "Pemerintah kelurahan merupakan cermin keberhasilan dari kinerja Pemkota Yogya, dalam memberikan pelayanan terbaik bagi masyarakatnya. Agar tercipta kesehjateraan secara merata, dan adil berkesenambungan," jelasnya. Ia menjelaskan proses penilaian tahap awal lomba kelurahan tersebut yakni melihat secara langsung kondisi real setiap laporan. Mulai dari administrasi, hingga kroscek langsung di lapangan. Instrumen yang digunakan sebagai dasar penilaian dan evaluasi di antaranya adalah kinerja pemerintahan, penggunaan teknologi informasi, tanggap bencana, inovasi, partisipasi masyarakat, investasi, pendidikan dan kesehatan. Hasil penilaian tersebut kemudian diverifikasi di kecamatan dan kemudian diverifikasi di tingkat Kota Yogyakarta, katanya. Sementara itu, Sekda Kota Yogya, Titik Sulastri menyambut baik perlombaan tersebut sebab melalui kegiatan positif tersebut akan menambah khasanah keberagaman dan potensi yang dimiliki setiap kelurahan. Menurutnya lomba ini sangat bermanfaat, selain sebagai ajang kompetisi antar wilayah, lanjutnya, juga untuk meningkatkan partisipasi aktif masyarakat dari semua golongan dalam membangun wilayahnya. Ia berharap dengan prestasi yang sudah di raih oleh empat kelurahan ini dapat mendorong kelurahan lain agar terus menciptakan inovasi-inovasi baru di wilayahnya. "Hal ini penting dilakukan sebagai alat untuk memotivasi kelurahan lain agar menjadi lebih baik serta untuk mendorong kelurahan supaya menciptakan inovasi-inovasi di wilayahnya masing-masing" ujarnya Ia juga meminta kepada Lurah-lurah untuk terus berinovasi, dan terus bersinergi dengan RT/RW dan masyarakat. Lurah Cokrodiningratan, Narotama, mengatakan jika pihaknya bersyukur jika kelurahan yang di pimpinya terpilih sebagai peringkat terbaik pertama dalam lomba kelurahan terbaik tingkat Kota Yogya. Ia menjelaskan jika Kelurahan Cokrodiningratan telah berhasil melaksanakan pembangunan fisik dan non fisik, serta berhasil mengembangkan sejumlah inovasi, dan yang terbaru ini adalah Pramu Nawolo Loyo. Inovasi ini merupakan program Pemerintah Kota Yogya melalui Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kota Yogya yang memberikan kemudahan pelayanan pengurusan dokumen terhadap anggota keluarga yang baru saja meninggal dunia. Dengan Program ini, lanjutnya, Warga tidak harus kesulitan mengurus dokumen kematian anggota keluargannya sendiri karena akan dibantu Kader Masyarakat Tertib Gerakan Indonesia Sadar Administrasi Kependudukan (GISA). "Masyarakat akan menghemat tenaga dan Waktu, mereka hanya membutuhkan waktu kurang lebih dua jam setelah kematian maka dokumen kependudukan yang baru sudah terbit dan bisa dipegang langsung oleh keluarga. Dokumen yang diberikan berupa Akte Kematian, KTP, Kartu Keluarga yang terbaru. Dan Santunan Kematian bagi pemegang KMS" jelasnya. (Han)