Senin 00/00/0000 00:00 WIB | oleh Warta
Karnaval Budaya Tandai Pembukaan Pekan Budaya Tionghoa Ke-13
Pekan Budaya Tionghoa Yogyakarta (PBTY) ke -13 resmi dibuka oleh Sri Sultan Hamengku Buwono X, Sabtu, (24/02/2018) malam. Ribuan warga Jogja menyaksikan rangkaian acara itu. Pembukaan PBTY ini juga menjadi trending topic dimedia sosial. Gubernur DIY, Sri Sultan HB. X dalam sambutannya mengatakan kegiatan PBTY sejalan dengan visi dan harapan bangsa terhadap persatuan dan kesatuan. PBTY menjadi wujud integrasi sosial demi menuju Indonesia baru yang oebih menyatu dan berkeadilan . Sri Sultan menambahkan budaya adalah ciri suatu bangsa yang diperoleh melalui suatu proses belajar dan interaksi . Proses berudaya adalah proses integratif dalam cara hidup yang bermakna. "Budaya Indonesia sudah diikrarkan pada Sumpah Pemuda sebagai pengukuhan ita cita bersama. Sehingga adapat dikatakan, Bangsa Indonesia telah mengukuhkan pula identitas budaya Tiongoa menjadi salah satu unsur pembentuk bangsa yang dipahat bersama dengan etnis lain yang ada di bumi pertiwi Indonesia," ujar Sultan. Sementara itu, Ketua umum Pekan Budaya Tionghoa Yogyakarta ke-13 , Tri Kirana Muslidatun Haryadi Suyuti melaporkan bahwa rangkaian kegiatan PBTY dimulai pada hari Sabtu, 24 Februari 2018 dan berakhir pada tanggal 02 Maret 2018. Pembukaan PBTY ke-13 ditandai dengan pawai Karnaval budaya dari taman Parkir Abu Bakar Ali menuju Alun Alun Utara Kraton Yogyakarta. Acara pembukaan yang dihadiri oleh banyak tokoh dari pemerintah Pusat dan Daerah serta TNI, Polri, tokoh masyarakat, dan warga masyarakat itu berjalan cukup meriah. Atraksi yang disuguhkan diantaranya tarian kolosal yang ditarikan oleh 100 penari, pertunjukan Liong, Dramband Gita Dirgantara dari Akademi Angkatan Udara Yogyakarta, Maskot Shio Anjing, pertunjukan Wushu, tari Edan edanan dan tari Nusantara. Para juara dalam Jogja Dragon Festival juga diberi kesempatan untuk menunjukkan kebolehannya di depan tamu undangan dan penonton PBTY. Selain itu diserahkan pula piala dan uang pembinaan kepada para juara serta Piala Raja kepada pemenang pertama dari Banten. Pembukaan PBTY ke-13 diakhiri dengan pertunjukan Liong Naga Batik yang memiliki panjang 256 meter dan pesta kembang api. Untuk memainkan liong yang berat dan panjang itu panitia harus meminta bantuan 200 personil dari Arhanud Angkatan Udara Yogyakarta dan beberapa personil TNI lainnya. Menurut Tri Kirana rangkaian Pekan Budaya Tionghoa akan dipusatkan di wilayah Ketandan. Selama sepekan, setiap hari akan diisi dengan berbagai kegiatan budaya, kesenian, kuliner, kompetisi tari, dan pameran. Pementasan Wayang China Potehi juga akan menghibur penonton. Ada wahana baru berupa taman lampion juga akan hadir fi PBTY ke-13 ini. Pembukaan dan karnaval Pekan Budaya Tionghoa kali ini mendapat sambutan hangat dari warga masyarakat. Terlihat dari banyaknya warga yang memadati jalur prosesi karnaval dari taman parkir Abu Bakar Ali hingga Alun Alun Utara. Tahun ini panitia membuatkan panggung yang cukup representatif mengelilingi area pementasan , sehingga penonton dapat menikamti rangkaian acara dari awal hingga akhir dengan nyaman. Alhasil, penontonpun tetap berada hingga usai acara meskipun sempat diguyur hujan. (@mix)
Senin 00/00/0000 00:00 WIB | oleh Warta
Minggu Legi, Warga Karangwaru Reresik Saluran Air Hingga Bongkar PKL
Warga Keluruhan Karangwaru Kecamatan Tegalrejo sepakat melakukan reresik alias kerja bhakti membersihkan lingkungan setiap hari minggu legi. Aktivitas warga yang telah berjalan tiga bulan belakangan ini digagas untuk mewujudkan Yogyakarta nyaman tanpa sampah. "Jadi ini merupakan tindak lanjut komitmen Pak Wali dan Wawali terkait dengan reresik wilayah di Yogyakarta. Semua masyarakat melaksanakan kerja bhakti," ucap Lurah Karangwaru, Suhardi saat mengikuti reresik di wilayah Bangirejo pagi ini, minggu (25/2). Ia menjelaskan, reresik di Karangwaru fokus pada beberapa permasalahan yang telah dipetakan sebelumnya. Tidak hanya menyasar sungai, reresik juga dilakukan di sepanjang jalan, perbaikan saluran air hingga pembongkaran lapak PKL. "Yang kita kerjakan ini sesuai dengan problem lingkungan masing-masing, semua kita lakukan bertahap dan hari ini kegiatan kami fokusnya untuk membersihkan saluran air dan pembongkaran lapak di sepanjang jalan Trimargo Kulon ini," urainya. Suhardi juga menuturkan, dengan semangat gandeng gendong diharapkan kegiatan ini mampu melibatkan semua unsur masyarakat. Dengan begitu Ia berharap kampung benar-benar bersih. "Apalagi untuk memperjuangakan dan mempertahankan adipura, bisa kita lakukan dengan kebersamaan dan rasa memiliki serta peduli terhadap wilayah masing-masing," imbuhnya. Terkait dengan pembongkaran lapak PKL hari ini, Kepala Satpol PP Kota Yogyakarta, Nurwidihartana mengatakan, ini merupakan tindak lanjut komitmen gerakan kampung panca tertib di bangirejo sejak awal punya target menghidupkan kembali saluran air di jalan margo kulon. "Kalau ini tidak difungsikan kembali maka air hujan yang mengalir akan menggenangi sepanjang jalan ini. Dan kebetulan beberapa pedagang kaki lima yang berada di sepanjang jalan ini sepakat dan komitmen membongkar warungnya agar saluaran hujan bisa berfungsi kembali," jelasnya. Dengan melihat potensi di wilayah masing-masing, Ia berharap wilayah lain bisa mencontoh semangat di bangirejo ini. Sehingga gerakan kampung panca tertib benar-benar menjadi solusi di wilayah. "Hingga saat ini total sudah ada lima puluh kampung panca tertib, yang terakhir mendeklarasikan adalah Purwokinanti," imbuhnya. Koordinator Kampung Panca Tertib Bangirejo Sugiarto menurutkan, Pembongkaran PKL ini dilakukan dari inisiatif warga dan yang punya warung. "Intinya adalah perbaikan saluran air dan keberadaan PKL ini juga sedikit berpengaruh dengan kinerja saluran air," jelasnya. Ia menegaskan, pembersihan saluran air ini bagian dari program kampung panca tertib. Selian itu kami juga sudah melakukan penanam pohon sebagai perindang. "Penanaman kita lakukan di sepanjang bangirejo taman dan sepanjang jalan trimargo, sudah ada 27 pohon yang nantinya akan kita tanam," imbuhnya. Ia berharap ada kesadaran dari masyarakat untuk saling menjaga lingkungan untuk menciptakan kampung bangirejo yang aman dan nyaman huni. (Tam)
Senin 00/00/0000 00:00 WIB | oleh Warta
Wakil Walikota Bertekad Tingkatkan Prestasi Sekolah Adiwiyata
Kota Yogyakarta pada tahun 2017 berhasil meraih Piala Adipura, untuk mempertahankan prestasi yang membanggakan tersebut Pemkot Yogya terus melakukan berbagai upaya. Salah satunya adalah meningkatkan dan mengembangkan Sekolah Adiwiyata di tahun 2018. Wakil Walikota Yogyakarta, Heroe Poerwadi mengatakan jika program sekolah berwawasan lingkungan/sekolah adiwiyata harus melibatkan seluruh warga sekolah. "Tidak hanya siswa namun guru dan kepala sekolah harus ikut bersinergi dalam mewujudkan sekolah yang peduli lingkungan. Pasalnya, suasana belajar nyaman dan sehat merupakan hasil akhir dari program sekolah adiwiyata" katanya saat membuka bimtek pengarahan sekolah adiwiyata di ruang Bima komplek Balaikota Yogyakarta, Jumat (23/2). Ia pun mengaku sudah meminta seluruh kepala sekolah untuk mengevaluasi kegiatan dalam menghadapi penilaian program Adipura 2018. Selain evaluasi, katanya, diperlukan rencana strategis agar dapat mempertahankan prestasi sekaligus menularkan prestasi yang diraih kepada sekolah lainnya. Ia menjelaskan melalui evaluasi, dapat diketahui kekurangan, sedangkan melalui strategi bisa disiapkan langkah yang dibutuhkan guna meraih prestasi yang diharapkan. Melalui evaluasi, kekurangan bisa dibenahi dan melalui strategi yang terukur serta matang mampu meraih nilai maksimal sehingga bisa kembali berprestasi, katanya. Menurutnya program adiwiyata juga mempunyai beberapa keuntungan bagi sekolah antara lain menciptakan suasana belajar yang nyaman dan sehat, meningkatkan rasa kebersamaan sesama warga sekolah. "Efisiensi dalam pelaksanaan operasional sekolah dengan cara menghemat energi, dan bisa menjadi pembelajaran generasi muda untuk peduli terhadap lingkungan sekitarnya" ujarnya. Ia menegaskan agar Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Yogya dan Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Yogya agar tidak pernah lelah mengkampanyekan dan mensosialisaskan lingkungan sekolah yang berkualitas. "Sehingga, bisa dicapai lingkungan yang bagus baik di sekolah maupun di masyarakat" katanya. Ia berpesesan untuk para Kepala Sekolah agar ikut memegang peranan penting dalam mewujudkan sekolah yang berwawasan lingkungan, Sebab lanjutnya, Kepala Sekolah mempunyai otoritas untuk memberlakukan aturan yang ramah lingkungan di sekolahnya. "Misal ada warung atau kantin yang di dalam sekolah, Kepala Sekolah bisa melarang pengelolanya untuk jual rokok. Sebab memang merokok biasanya berawal dari masa sekolah" tandasnya. (Han)
Senin 00/00/0000 00:00 WIB | oleh Warta
Pengelolaan Rusunawa Sebagai Aset Daerah Kota Yogyakarta
Pemerintah Kota Yogyakarta menyambut kunjungan kerja dari DPRD Kota Bekasi pada Jumat (23/2). Dalam kunjungan DPRD Kota Bekasi membahas tentang pengelolaan Rusunawa di Kota Yogyakarta. Rusunawa merupakan Aset atau barang daerah yang dimana potensi ekonomi dimiliki oleh daerah itu sendiri. Peraturan Daerah Kota Yogyakarta No 3 tahun 2014 tentang Pengelolaan Barang Milik Daerah yang menjadi dasar hukum bagi Pemerintah Kota Yogyakarta untuk mengatur dan mengelola aset serta barang milik pemerintah daerah. Selaku PT Rusunawa Agus Sularto mengatakan dalam pengembangan daerah, ada dua jenis persediaan sewa rusunama paling lama 3 tahun berdasarkan minat masyarakat. Agus Sularto juga mengungkapkan pembayaran akan segera di upgrade dengan menggunakan sistem pembayaran non tunai. sistem pembayarannya tiap bulan masih menggunakan uang tunai, tetapi pada bulan juni sampai juli sistem pembayaran sudah menggunakan non tunai dengan menyetorkan uang sewa ke bank BPD katanya. Pengelolaan sewa rumah susun sampai sekarang terdapat dua unit yaitu terletak pada Rusunawa di Cokrodirjan terdiri dari 3 lantai dan 72 kamar dan 4 ruang usaha dekat area sungai Code dan Rusunawa GBH (Grha Bina Harapan) di kawasan Juminahan terdiri dari 5 lantai dan 68 kamar dan 7 ruang usaha. Sementara itu mewakili Pemerintah Kota Yogyakarta Staf Ahli Walikota Bidang Umum, Tri Widayanto mengatakan masyarakat diperbolehkan untuk menyewa rumah susun, tetapi tidak lebih dari tiga tahun karena banyaknya permintaan yang ingin menempati sampai adanya waiting list. "Bahwa memang dibangunnya rusunawa ditujukan kepada masyarakat Kota Yogyakarta untuk mempersiapkan memiliki rumah pribadi.Saat ini sewa rusunawa maksimal selama tiga tahun, diharapkan dapat membantu warga untuk memiliki rumah sendiri" katanya. (Hes)
Senin 00/00/0000 00:00 WIB | oleh Warta
Segera Registrasi Ulang Kartu Prabayar Untuk Hindari Pemblokiran
Jakarta, 21 Februari 2018 - Program Registrasi Ulang Kartu Prabayar Kementerian Komunikasi dan Informatika telah dimulai sejak tanggal 31 Oktober 2017. Program ini merupakan wujud hadirnya negara untuk melindungi masyarakat dari penipuan, tindak kejahatan, dan pelanggaran hukum dengan menggunakan sarana telepon seluler dan media elektronik lainnya. Registrasi Ulang Kartu Prabayar akan memasuki batas akhir pada 28 Februari 2018. Sampai tanggal 21 Februari 2018 pukul 07.30 WIB sudah 250.892.396 pelanggan yang berhasil registrasi. Kementerian Komunikasi dan Informatika mengimbau agar pelanggan lama segera melakukan registrasi ulang sebelum tanggal 28 Februari 2018 agar menghindari terjadinya penumpukan antrian registrasi. Jika sampai batas akhir pelanggan lama tidak melakukan registrasi akan terkena pemblokiran layanan telekomunikasi secara bertahap. Tahap pertama pemblokiran dilakukan untuk layanan telepon dan SMS keluar, namun pelanggan masih bisa menerima telepon dan SMS masuk serta mengakses internet. Tahap kedua, layanan telepon dan SMS masuk dan keluar diblokir, pelanggan hanya bisa menggunakan layanan internet. Sedangkan untuk tahap akhir layanan telepon dan SMS baik masuk dan keluar serta layanan internet tidak bisa digunakan jika pelanggan belum juga melakukan registrasi ulang. Namun selama masa pemblokiran bertahap, masyarakat tetap dapat melakukan registrasi melalui SMS, website, atau langsung mendatangi gerai operator masing-masing. Layanan khusus SMS registrasi ke 4444 dapat digunakan oleh masyarakat yang ingin melakukan registrasi dengan catatan kartu prabayar masih dalam masa aktif/tenggang. Menghadapi masa akhir Registrasi Ulang Kartu Prabayar, Direktur Jenderal Penyelenggaraan Pos dan Informatika Kementerian Kominfo Ahmad M. Ramli kembali menekankan beberapa poin kepada masyarakat pengguna layanan seluler kartu prabayar, yaitu: Pelanggan dan masyarakat diingatkan agar menggunakan data NIK dan Nomor KK secara benar dan berhak. Menggunakan data NIK dan Nomor KK orang lain tanpa hak adalah dilarang dan merupakan pelanggaran hukum. Masyarakat juga diminta tidak melakukan registrasi dengan NIK dan Nomor KK yang di-upload oleh pihak yang tidak bertanggung jawab di jaringan internet. Bagi pelanggan yang belum melakukan registrasi diharapkan mengikuti format yang benar, dan jika mengalami kendala terkait data kependudukan maka pelanggan diharapkan bisa menghubungi Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil (Dukcapil) setempat. Pemerintah menjamin keamanan data pelanggan kartu prabayar, karena operator layanan seluler dilarang membocorkan data pribadi pelanggan. Jika terjadi pelanggaran maka akan dikenakan sanksi hukum. Tak hanya itu, pemerintah juga mewajibkan sertifikasi ISO 27001 kepada operator layanan seluler yang mengatur keamanan informasi dalam pengelolaan data pelanggan. Jadi tunggu apalagi, segera lakukan registrasi ulang kartu prabayar sekarang juga. Mudah, aman, dan tidak berbayar. Biro Humas Kementerian Kominfo
Senin 00/00/0000 00:00 WIB | oleh Warta
Menjaga Kebersihan Pasar Tradisional,Seluruh Pedagang Reresik Pasar Tiap Kamis Pon
Ratusan pedagang pasar Beringharjo pagi ini, Kamis (22/2) berkumpul di jalan penghubung pasar Beringharjo, pukul 06.00 WIB tepat mereka telah berkumpul dengan peralatan kebersihan masing-masing yang mereka bawa dari rumah. Tak hanya berkumpul, mereka dengan semangat membersihkan seluruh bagian dari pasar. Kegiatan bersih bersih pasar yang selalu di lakukan setiap Kamis Pon ini adalah kegiatan yang dicanangkan oleh Pemerintah Kota (Pemkot) Yogya. "Jadi setiap Kamis Pon pedagang di seluruh pasar tradisional yang ada di Kota Yogya melakukan bersih bersih pasar" kata ketua paguyuban Pasar Kota Yogyakarta, Budi Kusumo. Selain diikuti oleh seluruh semua pedagang di pasar, kegiatan ini juga diikuti oleh pengemudi becak hingga juru parkir, tak sampai disitu, bahkan seluruh pegawai dari PD BPR Bank Jogja juga ikut melakukan kegiatan bersih pasar ini. "Kali ini para pedagang fokus membersihakan lowo-lowo/kotoran yang terdapat di atap pasar" katanya. Menurut Budi dengan kegiatan ini juga dapat membangun kesadaran masyarakat. Bahwa menjaga kebersihan juga berguna dalam berbagai hal. Terutama dalam mengais rezeki di pasar Beringharjo. "Saat pasar bersih, suasana pun menjadi lebih nyaman. Hal ini berimbas pada jumlah kunjungan di Pasar Beringharjo" tandasnya. Selain itu, lanjutnya, kegiatan ini juga untuk mengajak seluruh lapisan masyarakat agar ikon Kota Yogya ini terus dijaga. Sehingga saat para pedagang mampu menjaga kebersihan pasar juga bisa menular kepada pengunjung yang datang. "Pasar Beringharjo sudah menjadi ikon dari Kota Yogya. Sehingga penting bagi kita untuk terus menjaga kebersihannya. Saat pengunjung memandang positif pasti berdampak juga pada Kota Yogya secara keseluruhan," harapnya. (Han)
Senin 00/00/0000 00:00 WIB | oleh Warta
Demi Tertib Arsip, Pemkot Bakal Lakukan Pengawasan
Tahun ini Pemerintah Kota (Pemkot) Yogyakarta melalui Dinas Perpustakaan dan Kearsipan bakal melakukan pengawasan kearsipan internal secara bertahap. Pengawasan dilakukan kepada seluruh Organisasi Perangkat Daerah (OPD) atau Unit Kerja di lingkungan Pemkot Yogyakarta. "Arsip sangat penting bagi Pemerintah, apabila arsip bagus maka database pun bagus," ucap Walikota Yogyakarta Haryadi Suyuti saat pengarahan sosialisasi program pengawasan kearsipan internal Pemerintah Kota Yogyakarta di ruang Bima Balaikota Yogyakarta, kamis (22/2). Menurutnya database penting sebagai dasar pengambilan keputusan pemerintah. Dengan begitu proses pelayanan kepada masyarakat pun semakin optimal karena didukung dengan data yang lengkap dan akurat. "Sebagai salah satu sumber informasi, arsip memiliki banyak fungsi yang signifikan untuk menunjang proses kegiatan administratif dan fungsi-fungsi manajemen birokrasi dalam menghadapi perubahan situasi," jelas Haryadi. Selain itu, menurutnya arsip adalah salah satu bidang penting untuk mewujudkan Good Governance. Sebab arsip adalah urat nadi dalam pemerintahan modern. Untuk itu, Lebih dalam Haryadi menjelaskan, Pemkot berupaya melaksanakan pengelolaan kearsipan yang meliputi penyusunan kebijakan, pembinaan dan pengelolaan arsip, salah satunya dengan telah ditetapkannya Peraturan Daerah Kota Yogyakarta Nomor 3 Tahun 2017 tentang Penyelenggaraan Kearsipan. "Namun demikian, pelaksanaan pengawasan kearsipan internal tidak serta merta langsung dilaksanakan, akan tetapi diperlukan media sosialisasi," imbuhnya. Pada kesempatan yang sama, Plt. Kepala Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kota Yogyakarta, Wahyu Hendratmoko menjelaskan, proses pengawasan kearsipan internal baru akan dimulai pada juli 2018. "Pengawasan akan menyasar semua OPD atau unit kerja hingga BUMD," imbuhnya. Dengan adanya pengawasan kearsipan, diharapkan dapat terwujud pengelolaan kearsipan yang lebih baik. Terciptanya budaya tertib arsip yang berkesinambungan dan mendorong pencipta arsip dan lembaga kearsipan untuk menyelenggarakan kearsipan sesuai dengan prinsip, kaidah, standar kearsipan dan peraturan perundangan yang berlaku. (Dwi Parwati/Ayuna Dhea Rizkika Zulqarnaen/Tam).
Senin 00/00/0000 00:00 WIB | oleh Warta
Dinas Kebudayaan Kota Yogya Terus Dorong Masyarakat Untuk Lestarikan Sejarah
Dinas Kebudayaan Kota Yogyakarta melalui Seksi Sejarah menyelenggarakan kegiatan "Seminar Sejarah" dengan tema Peranan Dapur Umum Pada Masa Revolusi Di Kota Yogyakarta Tahun 1945-1949. Seminar ini digelar pada Kamis (22/2) di Sekar Kedhaton, Kotagede. Kegiatan seminar sejarah dihadiri oleh beberapa narasumber yaitu Nur Aini Setiawati Dosen (Fakultas Ilmu Budaya UGM), Sri Retna Astuti (Balai Pelestarian Nilai Budaya Provinsi DIY), Juwariyah (Pelaku Sejarah). Salah satunya sejarah yang ada di Kota Yogyakarta adalah Dapur Umum. Menurut Kepala Seksi Sejarah Dinas Kebudayaan Kota Yogyakarta, Tri Sotya Atmi, Dapur Umum adalah tempat yang telah melayani para prajutit untuk memenuhi kebutuhan pangan pada masa perjuangan. "Selain melayani kepentingan para pejuang dapur umum juga menyediakan makanan bagi pegawai negeri yang tidak dapat pulang karena adanya halangan saat menjalankan tugas Negara" katanya.. Pada seminar tersebut Ia menjelaskan tentang kisah perjuangan hidup pada masa penjajahan Belanda masa itu sebagian besar wanita ikut membantu para prajurit dengan mendirikan Dapur Umum. Salah satunya Pelaku Sejarah yakni Juwariyah. Pada masa perjuangan Juwariyah adalah Kurir khusus yang di tugaskan sebagai pengantar surat dan juga membantu para anggota PMI. "Kesadaran dari rakyat itu luar biasa, saat itu saling bergotong royong untuk memasak pada waktu itu, yang di masak sesuai apa yang ada seperti daging sapi, ikan, dan telur bebek. Alhamdulillah saat itu tidak kekurangan bahan pangan" ungkapnya. Dengan adanya kesempatan ini Ia berharap mampu memberikan semangat dan motifasi untuk generasi muda agar melestarikan sejarah yang ada. (Hes)
Senin 00/00/0000 00:00 WIB | oleh Warta
Kota Yogyakarta Sebagai Kota Sehat Swasti Saba Wistara
Pemerintah Kota Yogyakarta bertekad meraih prestasi tertingi sebagai Kota Sehat di tahun 2018 . Untuk memantapkan tekad itu pada hari Rabu (21/2/2018) Walikota Yogyakarta Drs, Haryadi Suyuti melakukan koordinasi dengan beberapa Kepala OPD terkait diantaranya kepala Dinas Kesehatan dr. Fita Yulia Kisworini, Sekertaris Derah Titik Sulastri, dan beberapa staf terkait. Walikota Yogyakarta mengatakan pencapaian penghargaan Kota Sehat merupakan suatu proses dalam peningkatan kualitas lingkungan baik fisik, sosial dan budaya. Keberhasilan dalam meraih penghargaan sebagai Kota Sehat merupakan peran serta dan semangat dari masyarakat yang ikut serta menjaga wilayahnya, Pemerintah Daerah dan dunia usaha. Kota Yogyakarta telah mendapatkan penghargaan "SWASTI SABA WISTARA" sebanyak 6 kali secara berturut-turut. Perolehan penghargaan ini akan memberikan semangat kepada masyarakat dan oleh karena itu masyarakat senantiasa diharapkan menjaga penghargaan yang sudah diberikan. Bersamaan dengan diselenggarakan peringatan Hari Kesehatan Nasional ke-53 dan HUT KORPRI ke-46 telah dilaksanakan kegiatan Gerakan Masyarakat Sehat (GERMAS), yang melibatkan Organisasi Pemerintah (OPD) di lingkungan Pemerintah Kota Yogyakarta. Kegiatan ini bertujuan meningkatkan promosi hidup sehat. Wujud sosialisasi dan promosi pembangunan kesehatan masyarakat, maka dilaksanakan kegiatan Karnaval Mobil Hias yang melibat banyak pihak dengan pendanaan 100 persen berasal dari masyarakat. Kegiatan Germas ini juga menjadi poin penting dalam mencapai cita-cita Kota Yogyakarta sebagai Kota Sehat. Selain tekad menuju kota sehat juga diadakan sosialisasi kawasan tanpa rokok oleh kepala Dinas Kesehatan Kota Yogyakarta, dr. Fita Yulia Kisworini. Dikatakan, KTR sudah diterapkan di kompleks Balaikota. Tidak ditemukan aktivitas orang merokok di dalam ruangan kantor. Di Balaikota sendiri sudah tersedia tempat merokok bagi perokok dan tersebar di beberapa titik. Hal ini akan diperluas ke seluruh Kota Yogyakarta. Meneurt dr. Fita Kawasan tanpa rokok secara pelan-pelan akan melibatkan masyarakat. Kepala Dinas Kesehatan juga berharap para tamu yang berkunjung ke Balaikota dapat merokok pada tempat yang sudah disediakan, agar tekad Kota Yogyakarta menjadi Kota Sehat dapat terwujud dengan raihan penghargaan Swasti Saba Wistara". (Hes)
Senin 00/00/0000 00:00 WIB | oleh Warta
Ajang Promosi Pariwisata Lewat Jogjavaganza
Untuk mengantisipasi low season (musim sepi wisatawan) Dinas Pariwisata Kota Yogyakarta bekerjasama dengan pelaku pariwisata Kota Yogyakarta menggelar promosi wisata Jogjavaganza pada 20 hingga 23 Februari mendatang. Jogjavaganza merupakan kegiatan promosi pariwisata Kota Yogyakarta yang melibatkan seluruh pemangku pariwisata di Kota Yogyakarta. Dalam kegiatan ini juga mengundang buyer domestik sejumlah 120 travel agent di Indonesia yang merupakan anggota ASITA untuk datang ke Kota Yogya melakukan table top dan kunjungan destinasi. Kepala Bidang Pengembangan dan Promosi Dinas Pariwisata Kota Yogyakarta Yetty Martanti mengatakan Dinas Pariwisata Kota Yogyakarta lebih banyak memberikan fasilitasi kepada pengusaha hotel non bintang meskipun masih ada beberapa pelaku usaha hotel berbintang yang akan ikut serta. "Kegiatan utama dalam Jogjavaganza ini diantaranya adalah Table top terkait promosi pariwisata di Yogyakarta sampai kunjungan ke beberapa tempat wisata. Objek wisata yang akan dikunjungi rencananya Malioboro dan Kotagede" ungkapnya. Sementara itu Ketua BP2KY, Fito Laksmana, mengakui tidak memiliki data pasti penurunan jumlah kunjungan wisatawan saat low season dan high season. "Kami tidak memiliki data pasti, tapi secara kasat mata terlihat kunjungan wisatawan tak seramai saat high season. Dampaknya terasa turunnya," katanya.. Sebelum kegiatan inti Jogjavaganza digelar juga telah dilakukan beberapa acara untuk untuk memeriahkan. Ada kegiatan Jogjavaganza Fun Night Run dan Jogjavaganza Fun Healthy dan Jogjavaganza Feskul pada 10 Februari 2018 lalu di halaman Kantor Walikota Yogyakarta. (Han/Dea/DP)
Senin 00/00/0000 00:00 WIB | oleh Warta
DLH dan Sat Pol PP Operasi Tangkap Tangan Bagi Pembuang Sampah Sembarangan
Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) bekerjasama dengan Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Yogyakarta melakukan operasi tangkap tangan (OTT) kepada para pembuang sampah liar di sisi selatan pasar tadisional Kotagede Yogyakarta. Kegiatan OTT dimulai sejak pukul 06.00 wib pagi dan berhasil menjaring beberapa warga yang sedang membuang sampah di tempat yang bukan merupakan tempat pembuangan sampah (TPS) resmi yang disediakan oleh DLH. Para pelanggar tidak ditahan tetapi hanya diberi pembinaan oleh petugas setelah itu para pelanggar diantar menuju TPS resmi yang disediakan oleh DLH yakni di wilayah Kemasan Basen Kotagede atau lebih dikenal dengan TPS Penggadaian. Kepala Dinas Lingkungan Hidup kota Yogyakarta, Ir. Suyono menjelaskan lokasi (sisi selatan pasar Kotagede) yang biasa digunakan warga untuk membuang sampah secara liar memang sudah ada sejak lama. Namun, DLH sudah membongkar dan melarang warga untuk membuang sampah di tempat itu. Karena DLH sudah membuatkan TPS di samping kantor Penggadaian wilayah Kemasan, Basen Kotagede. Larangan berupa tulisan juga sudah dipasang. Harapan Suyono dengan didirikannya TPS di Kemasan, warga dapat membuang sampah mereka kesana. Ternyata, warga masih saja membuang sampah di tempat lama. Menurut Suyono, pembuang sampah bukan saja dari warga sekitarnya tetapi warga dari luar, karena lokasi ini berada di daerah perbatasan. "Mungkin orang sini tidak buang tetapi orang orang dari luar daerah yang membuang sampah ke sini. Dengan membuang ke situ orang orang sini, ya jadi keikutan. Ikutan-ikutan buang ke situ," ujar Suyono saat ditemui di lokasi penertiban. Suyono menambahkan tanggal 21 Februari merupakan hari peduli sampah nasional (HPSN). Kegiatan ini merupakan salah satu momentum untuk menyosialisasikan kepada warga agar tidak membuang sampah di sembarang tempat yang tidak diperbolehkan atau dilarang. Suyono berharap kegiatan yang mereka sebut Operasi Tangkap Tangan Sampah itu dapat memberikan pemahaman kepada warga masyarakat. OTT yang dimaksud bukan tindakan menangkap orang yang membuang sampah tetapi lebih kepada kegiatan membersihkan, memberikan sosialisasi melalui lisan dan tulisan yang berisi larangan membuang sampah sembarangan. Para pembuang sampah liar yang tertangkap tangan akan dibina dan diarahkan oleh petugas ke TPS yang benar. "Setiap orang yang kedapatan membuang sampah ke sini (pasar Kotagede) nanti akan kita bina dan kita arahkan. Petugas juga tidak hanya menyampaikan tempat pembuangan sampah yang benar kepada pembuang sampah, tetapi memboncengkan pembuang sampah hingga ke tempat pembuangan yang resmi yang disediakan oleh Pemerintah (DLH) yakni di samping Penggadaian. Biar mereka tahu benar, mereka diboncengkan kesana gitu lho. Jadi OTTnya, OTT yang shoft, yang humanis," jelas Suyono. Dijelaskan bahwa DLH hanya memberikan sosialisasi dan pembinaan saja. Sedangkan penegakan Perda Nomor 10/2012 merupakan wewenang Satuan Polisi Pamong Praja. Camat Kotagede yang juga ikut dalam operasi itu menambahkan bahwa kegiatan OTT ini merupakan sebuah gerakan yang nyata dalam rangka peduli sampah. Nur Hidayat berharap momentum membersihkan sampah yang dilakukan secara bersama di pasar Kotagede itu dapat menjadikan wilayah pasar Kotagede bersih dari sampah. Kegiatan bersih sampah yang dikemas dalam OTT Sampah ini akan dilanjutkan dengan kegiatan sosialisasi Perda Sampah (Perda nomor 10 tahun 2012). Dirinya berharap momentum ini juga akan dijadikan sebagai gerakan bersama untuk peduli terhadap sampah dengan membersihkan lingkungan masing-masing dan membuang sampah ke tempat yang telah ditentukan. Nur Hidayat mengatakan kegiatan membersih sampah diikuti oleh relawan dan warga kecamatan Kotagede. Sementara itu, Juni Asih ibu setengah baya yang sehari hari berjualan gorengan persis di depan tempat pembuangan sampah itu menuturkan bahwa dirinya sudah lama merasakan bau tak sedap dari sampah itu. Bahkan bukan hanya Juni Asih saja yang merasakan bau busuk sampah itu, tetangga yang rumahnya berdekatan dengan tempat itupun turut merasakan. "Apalagi kalau turun hujan. Air dan sampahnya dari situ (tempat buangan sampah) hanyut menyebar kemana mana dan menimbulkan bau nyengat. Juga kalau siang ada angin sampahnya terbang kemana mana. Tapi kalau sekarang sudah enak. Sudah bersih. Moga-moga tidak ada sampah lagi. Dan mau jualan juga enak. Orang yang beli juga enak," tutur Juni Asih yang sudah lebih dari 30 tahun berjualan di pasar Kotagede. (@mix
Senin 00/00/0000 00:00 WIB | oleh Warta
KURANGI RESIKO BENCANA TAGANA GELAR WORKSHOP SIAGA BENCANA
Peristiwa bencana Alam yang terjadi dimanapun kapanpun kita tidak bisa mengetahui sebagai contoh peristiwa gempa bumi, gunung meletus dan peristiwa yang terjadi di sekitar kita bahkan di dunia manapun mereka tidak akan tahu kapan bencana akan terjadi. Kota Yogyakarta yang pernah di landa gempa dan bahkan jaman dulu kraton juga pernah di landa gempa bahkan bangunan pun rusak yang terjadi kita tidak tahu yang namanya bencana alam terjadi sewaktu-waktu. Kota Yogyakarta yang di lalui oleh tiga sungai winongo, sungai code , sungai gajah wong mempunyai potensi sangat besar terjadinya banjir yang sewaktu " waktu ada hujan yang datang dari utara atau sleman, dah bahkan belum lama ini terjadi tanah longsor /talud yang ada di bantaran sungai yang merengut warga Kota Yogyakarta. Penanggulan Bencana, Peristiwa yang mengamcam kehidupan masyarakat baik faktor alam maupun non alam yang mengakibatkan bencana adalah dengan cara mengurangi dari dampak yang sangat merugikan yang ada di kota Yogyakarta adalah dengan cara pencegahan sejak dini. Demikian yang di sampaikan Staf Ahli Walikota Yogyakarta sekaligus kepala PLT Dinas Sosial Kota Yogyakarta Bejo Suwarno SH membuka secara langsung Workshop Taruna Siaga Bencana Kota Yogyakarta (Tagana) yang bertempat di lantai 3 Aditorium Dinas Perizinan Kota Yogyakarta Selasa (20/2/18). Workshop Taruna Siaga Benca ini diikuti peserta dari berbagai instansi /SKPD/ Kecamatan, Kelurahan sekota Yogyakarta serta dari berbagai Relavan Tagana yang ada di Kota Yoggyakarta dengan peserta kurang lebih 100 peserta. Narasumber workshop ini diantaranya dari BPBD Kota Yogyakarta, Tagana Kota Yogyakarta, dan dari Pusat Study Bencana Alam UGM dengan tema : Pengurangan Risiko Bencana" Menurut Bejo Suwarno SH bahwa kegiatan ini dapat memberikan manfaat serta antisipasi bencana yang sewaktu-waktu terjadi masyarakat, yang dapat memberikan informasi yang tepat kepada masyarakat minimal mengurangi terjadinya bencana yang terjadi khusunya di Kota Yogyakarta imbuhnya. (Mthos)
Senin 00/00/0000 00:00 WIB | oleh Warta
Warga Sanggrahan Panen Raya Kelengkeng , Wawali: Ikon Baru Destinasi Wisata Kuliner Buah
Wakil Gubernur DIY Sri Paduka Paku Alam X dan Wakil Walikota Yogyakarta Drs. Heroe Poerwadi MA. bersama warga masyarakat Sanggrahan kelurahan Giwangan Umbulharjo Kota Yogyakarta melakukan panen raya buah Kelengkeng. Momentum panen raya ini pula menandai ikon baru kampung Sanggrahan sebagai kampung buah Kelengkeng. Kelengkeng yang dipanen pada Selasa, (20/02/2018) itu merupakan pohon yang ditanam pada pada tahun 2015 lalu. Wakil Walikota Heroe Poerwadi mengatakan pada awal tahun 2015 wilayah Sanggrahan ditanami sektar 170-an pohon kelengkeng. Kemudain pada tahun 2017 ditambah 150 pohon lagi. "Yang dipanen adalah tanaman yang ditanam tahun 2015," ujar Heroe Poerwadi, di RTHP Sanggrahan, RW 10 Giwangan. Heroe berharap Sanggrahan yang oleh warga setempat dinamakan Sanggrahan Garden itu dapat menjadi ikon baru dan menjadi salah satu destinasi belanja yang bernilai tambah dalam perekonomian warga setempat. "Semoga dengan semangat dan tekad dari seluruh warga di Sanggarahan dan sekitarnya kami berharap akan menjadi salah satu destinasi belanja yang memberi nilai tambah yang berbeda bagi warga masyarakat Kota Yogyakarta," ujar Wakil Walikota. Heroe menambahkan kedepan akan bersama warga menata bagaimana mendorong dan menumbuhkan kampung agar bisa menjadi tempat untuk memroduksi dan bisa menjadi tempat untuk mengembangkan dan mengeksplorasi segala potensi yang ada. Di kota Yogyakarta, kata Heroe, ada sekitar 35 kampung sayur. Dari sekian banyak kampung sayur itu, Kampung sayur di kecamatan Mantrijeron misalnya sudah menyuplai sayur ke beberapa toko moderen. "Begitu pula di wilayah Bausasran, meskipun kampungnya kecil, ada sekitar 3 atau 4 petak untuk kampung sayur," tambah Heroe yang pernah melakukan panen raya sayur di wilayah itu. Kampung sayur dan kampung kelengkeng menurut Heroe merupakan upaya untuk menumbuhkan dan mengembangkan lahan sempit agar bisa lebeh berdaya guna. Disamping itu, menjadikan lingkungannya hijau lebih berproduktif. Pemerintah Kota Yogyakarta sekarang ini sedang mengintegrasikan beberapa potensi sebutan kampung yang dimiliki. Kampung sayur akan diintegrasikan dengan kampung hijau. "Kampung sayur itu kampung yang diinisiasi untuk dikembangkan oleh Dinas Pertanian dan Pangan Kota Yogyakarta. Sedangkan kampung hijau adalah upaya dari Dinas Lingkungan Hidup. Di kampung hijau ada juga Bank Sampah," tambah Heroe. Selain mengintegrasikan antara kampung hijau dan kampung sayur Pemkot Yogyakarta juga sedang mengupayakan pembuatan Biopori Jumbo. Biopori Jumbo ini berfungsi menyerap air dan juga dipakai untuk mengolah sampah kemudian dimanfaatkan untuk menghijaukan kampung sayur. "Ini adalah salah satu daya upaya kita semua untuk membuat apa yang kita sebut dengan program gandeng gendong. Dikota Yogyakarta kita sedang membuat program gandeng gendong untuk menyatukan beberapa potensi menjadi satu bergandengan seperti kampung sayur, kampung hijau, bank sampah menjadi sebuah kesatuan. Semua potensi akan diintegrasikan dengan sebuah poragram Gandeng Gendong," terang Heroe. Selain itu, Pemkot Yogyakarta akan mendorong OPD untuk membeli sajian makan minum snacknya dari potensi kecamatan masing-masing. Anggaran makan minum di Pemkot Yogyakarta yang diperkirakan sebesar Rp. 38 miliar nantinya akan dibelanjakan untuk menghidupkan potesi kuliner maupun potensi yang ada di kampung kampung agar menjadi sebuah usaha produktif masyarakat. Sementara itu, Wakil Gubernur DIY, Sri Paduka Paku Alam X mengatakan panen raya buah Kelengkeng itu merupakan bentuk keberhasilan masyarakat dalam melaksanakan budidaya kelengkeng di Kota Yogyakarta, khususnya pada wilayah dataran rendah. Panen raya ini merupakan bukti nyata pemberdayaan masyarakat di wilayah yang semula kurang produktif atau kurang diperhatikan menjadi wilayah sentra produksi hasil pertanian kelengkeng. " Keberhasilan ini diharapkan akan dapat menjadi contoh sekaligus dapat memotivasi masyarakat di wilayah lain untuk mengikuti," ujar Paku Alam X. Penggagas Kampung Kelengkeng "Sanggrahan Garden" Hariyanto menjelaskan ide menanam pohon kelengkeng berangkat dari rasa keprihatinan akan tata kelola air. Menurutnya dengan menanam kelengkeng dapat membantu konservasi air, mengurangi suhu tinggi akibat pemanasan global dan memperkuat ketahanan pangan warga. Haryanto mengatakan terdapat 320 tanaman kelengkeng di Giwangan. Ada yang berwarna merah, putih, coklat dan hijau. Pohon Kelengkeng itu ditanam di wilayah sekitar kantor kelurahan Giwangan dan di dalam lingkungan perkampungan dan di pinggir jalan. Buah kelengkeng itu bisa dinikmati dengan gratis oleh warga. Haryanto bertekad mengubah anggapan masyarakat terhadap kampung Sanggrahan. Dirinya berharap kampung Sanggrahan yang dahulu dikenal dengan sebutan SG dan berkonotasi sangat negatip itu bisa berubah menjadi imej yang positip." Dulunya SG yang konotasinya negatip, tetapi sekarang SG yang berarti Sanggrahan Garden. Kebun penghasil kelengkeng bagi warga masyarakat dan menjadi destinasi kuliner bagi wiasatawan," ujar Haryanto , (@mix)
Senin 00/00/0000 00:00 WIB | oleh Warta
Masyarakat Antusias Ikut Pemasangan KB Gratis
Pelayanan KB Gratis yang diselenggarakan oleh Dinas Pengendalian Penduduk Keluarga Berencana (DPPKB) Kota Yogya di Rumah Sakit Happy Land pada selasa (20/2). Dalam kegiatan tersebut diadakan Bhakti sosial berupa pelayanan Keluarga Berencana (KB) gratis untuk masyarakat kota Yogyakarta. Tak hanya itu, dalam acara tersebut juga di lakukan pemasangan alat kontrasepsi secara gratis untuk masyarakat di Kota Yogya, alat kontrasepsi yang ditawarkan meliputi IUD, Implant dan Pil. Total jumlah pelayanan IUD peserta baru sejumlah 28 orang, peserta aktif sejumlah 26 orang. Sedangkan Implant peserta baru berkisar 7 Orang dan peserta lama sejumlah 6 orang dan jumlah total pelayanan Pil 6 orang. Plt Kepala DPPKB Kota Yogya, Eny Retnowati mengatakan kegiatan ini merupakan salah satu bentuk kepedulian DPPKB Kota Yogya terhadap masyarakat akan kesehatan terutama kesehatan mengenai sistem KB. Pelayanan KB dikhususkan untuk masyarakat yang membutuhkan layanan kesehatan secara gratis ujarnya Dalam kegiatan tersebut DPPKB Kota Yogya juga mengandeng bebrapa pihak yang berkopenten dalam hal tersebut. "Kita kerjasama dengan beberapa fasilitas kesehatan, yakni beberapa rumah sakit seperti PKU Muhammadiyah, RS Ludirohusada, serta klinik- kesehatan katanya. Selain itu, lanjutnya, DPPKB Kota Yogya juga bekerja sama dengan bidan mandiri yang melakukan praktek di rumah Bidan mandiri ini juga sudah bisa menggunakan BPJS" ungkapnya. Ia berharap dengan kegiatan ini semakin banyak masyarakat yang ikut serta dalam menjalankan program Keluarga Berencana. "Mudah mudahahan kedepannya untuk peserta keluarga berencana bisa menggunakan atau memasang alat kontrasepsi yang sudah disediakan oleh pihak fasilitas kesehatan yang ada di kota Yogyakarta" katanya. Salah satu peserta, Tari, mengungkapkan jika pihaknya sangat mendukung adanya program pemasangan KB gratis di wilayah Kota Yogyakarta, karena menururtnya dengan ber KB kita akan memiliki keluarga sehat dan sejahtera dengan membatasi kelahiran anak.(Hes)
Senin 00/00/0000 00:00 WIB | oleh Warta
Wakil Walikota Ajak ASN Di Lingkungan Pemkot Yogya Untuk Terus Meningkatkan Pelayanan Publik
Wakil Walikota Yogyakarta, Heroe Poerwadi berkomitmen untuk terus mengajak seluruh pegawai di lingkungan Pemerintah Kota (Pemkot) Yogyakarta agar terus meningkatkan inovasi pelayanan publik bagi masyarakat Kota Yogya. Komitmen tersebut disampaikannya saat menjadi Inspektur Upacara di halaman Balaikota, Senin (19/2). "Ini sesuai dengan tema pembangunan daerah untuk rencana kerja Pemkot Yogya tahun 2018 yakni Meningkatnya Pelayanan Publik yang Berkualitas Menuju Kota Yogyakarta yang Mandiri dan Sejahtera Berlandaskan Semangat Segoro Amarto" katanya. Menurutnya tema tersebut mengandung makna dari beberapa kata kunci yang dibangun yaitu meningkatnya pelayanan publik dimaknai sebagai upaya dalam rangka mewujudkan daya saing daerah. "Mandiri dimaknai sebagai masyarakat yang dapat mengatasi permasalahannya dan harapan hidup yang tinggi. Sejahtera dimaknai sebagai kondisi masyarakat yang relatif terpenuhi kebutuhan hidupnya secara layak" ujarna. Serta, lanjutnya semangat Segoro Amarto bermakna sebuah gerakan yang merupakan roh seluruh lapisan masyarakat untuk bersama menanggulangi kemiskinan. "Tentunya kami berkomitmen untuk meningkatkan kerjasama dan kinerja untuk mengabdi kepada masyarakat, dengan memberikan pelayanan publik yang maksimal, ungkapnya. Pada kesempatan tersebut Ia juga menghimbau kepada seluruh pegawai di lingkungan Pemkot Yogya agar memperhatikan aspek kebersihan lingkungan, keindahan, kerapihan serta penghijauan karena Kota Yogya akan kembali mendapat kesempatan untuk dinilai dalam Program Adipura 2018. "Hendaknya kesuksesan perolehan penghargaan Adipura 2017 lalu tentu saja harus kita imbangi dengan pola perilaku dan kebiasaan yang ramah lingkungan, serta menjadikan lingkungan sebagai gaya hidup masyarakat Kota Yogya" ujarnya. Ia berharap agar Adipura tidak hanya dimaknai sebagi kompetisi semata. "Adipura adalah komitmen, spirit, dan nafas yang harus terus diupayakan agar lingkungan Kota Yogyakarta dapat senantiasa nyaman bagi siapapun" ungkpanya. (Han)