Senin 00/00/0000 00:00 WIB |
Kamis Pon, Hari Bersih-Bersih Pasar Tradisional di Kota Jogja
Sebanyak 58 paguyuban pedagang pasar di 30 pasar di kota Yogyakarta bersepakat menjadikan hari Kamis Pon sebagai hari untuk kerja bhakti membersihkan pasar tempat mereka berjualan. Kesepakatan yang sukarela tanpa paksaan itu dituangkan dalam sebuah deklarasi yang diberi nama Gerakan Reresik Pasar dan ditandatangani oleh perwakilan dari komunitas pedagang, pengayuh becak, dan buruh gendong. Walikota dan Wakil Walikota Yogyakarta, H. Hayadi Suyuti dan Heroe Poerwadi dan juga kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Yogyakarta Maryustion Tonang juga membubuhkan tanda tangan mereka.
"Kami pedagang pasar Tradisional sekota Yogyakarta dengan ini menyatakan siap melaksanakan dan menyukseskan gerakan Reresik Pasar yang dilakukan setiap hari Kamis Pon di pasar tradisional kota Yogyakarta". Demikian bunyi sepenggal kalimat kesepakatan bersama yang dibacakan 58 perwakilan paguyuban pasar tradisional di Kota Yogyakarta itu. Kesepakatan yang dibuat sukarela tanpa paksaan dari pihak manapun itu merupakan sebuah bentuk komitmen para pedagang pasar untuk menjadikan pasar tradisional bersih dan nyaman untuk siapa saja yang berada di dalam pasar.
Walikota Yogyakarta H. Haryadi Suyuti, Kamis, (18/01/2018) mengajak seluruh khalayak masyarakat yang mendengarkan komitmen di pagi hari itu untuk datang ke pasar pasar tradisional di Yogyakarta pada hari Kamis Pon. "Buktikan bahwa (paguyuban) pasar tardisional di kota Yogyakarta akan terus berkomitmen pada setiap hari Kamis Pon, melaksanakan kegiatan resik pasar. Catat bahwa setiap Kamis Pon, silakan datang di pasar tradisional di wilayah Kota Yogyakarta" ujar Walikota saat ikut menandatangani surat kesepakan bersama.
Walikota , Haryadi Suyuti menegaskan bahwa kegiatan Reresik Pasar merupakan murni dari inisiatip dan ide para pedagang dan paguyuban."Ora ono sing mekso.(Tidak ada yang memaksa) Ora ono sing mengancam, atau mentelengi. Ora ono sing meden medeni (tidak ada yang menaku-nakuti). Ini murni gerakan kita bersama," ujar Walikota.
Walikota menambahkan akan mengerahkan semua OPD terkait untuk membantu kegiatan reresik pasar ini. "Kami akan mengerahkan SKPD (OPD) untuk membantu kegiatan teman teman sekalian. Ada dari Sat Pol PP, dinas Perhubungan, Dinas Lingkungan Hidup, dari Dinas Damkar untuk meyemprot lantai," tegas Walikota.
Sementara itu Wakil Walikota Yogyakarta Heroe Poerwadi berharap agar semua pedagang terus memegang teguh komitmen mereka untuk melakukan kegiatan kebersihan pasar di setiap Kamis Pon tanpa ada tekanan atau paksaan. "Jadi, tidak ada yang dipaksa, ora usah dikomandoni setiap Kamis Pon, kudu kerja bhakti, kabeh pasar," ajak Wakil Walikota.
Ir. Budi Ketua Paguyuban Pasar Kota Yogyakarta mengatakan pada tahap awal ini kegiatan reresik dititikberatkan pada pembersihan lantai pasar dan pembersihkan sawang di langit langit gedung pasar. Mereka belum merambah ke dinding pasar. Nanti pada Kamis Pon kedua barulah direncanakan untuk membersihkan dan mengecat dinding tembok.
Budi mengatakan semua pasar di kota Yogyakarta mengambil bagian untuk melakukan pembersihan di hari pertama kegiatan Reresik Pasar ini. Namun waktu pengerjaannya berbeda satu dengan yang lainnya. "Ada pasar mulai pukul 06.00 seperti pasar Beringharjo Barat, tengah dan Timur. Ada yang mulai jam 10.00 ada juga jam12.00. Pasar Klitikan dan pasar Giwangan karena ramainya di sore hari maka mereka kerja bhaktinya sore. Tapi, banyak pasar sing resik resik jam 10.00," terang Budi.
Budi menambahkan kegiatan bersih-bersih pasar atau mereka sebut Reresik Pasar ini merupakan inisiatip murni dari anggota paguyuban di 30 pasar. Mereka ingin menjadikan pasar tradisional bersih sehingga dapat memberi kenyamanan kepada siapa saja yang datang ke sana.
Satu hal yang membanggakan adalah semua yang berkaitan dengan reresik pasar ini merupakan swadaya dari warga pedagang. "Dari acara, konsumsi, kaos (baju) semuanya ditanggung pedagang. Semua guyub rukun bersama dengan mengumpulkan makanan, ada yang bawa jagung, kipo, kacang, telo dan macam macam itu. Itu semua tergantung dari karakter masing masing pasar," terang Budi.
Budi menjelaskan kerja bakti yang dilaksanakan di setiap Kamis Pon tidak mengganggu aktivitas jual beli di pasar. Semuanya tetap berjalan seperti biasa. Para pedagangnya tidak diliburkan seperti halnya kegiatan reresik Malioboro yang pedagangnya total diliburkan. " Kerja bhakti jalan, kegiatan jual beli jalan terus," imbuhnya.
Deklarasi diakhiri dengan penyerahan secara simbolis peralatan kebersihan dari Walikota dan Wakil walikota kepada para pedagang.(@mix/thoz)