Senin 00/00/0000 00:00 WIB | oleh Warta
Sembilan PNS Pemkot Terima Satya Lencana
Sembilan Pegawai Negeri Sipil (PNS) di lingkungan Pemerintah Kota (Pemkot) Yogya menerima tanda kehormatan Satya Lencana atas pengabdiannya. Penghargaan tersebut diserahkan oleh Sekretaris Daerah (Sekda) Kota Yogya, Titik Sulastri. Sekda mengatakan, penghargaan tertinggi PNS tersebut diberikan bagi mereka yang telah sukses mengemban tugas dan memberikan karya baktinya dengan baik tanpa cacat sepanjang perjalanan karirnya. Penghargaan ini sebagai bentuk apresiasi pemerintah atas pengabdian aparatur yang melaksanakan tugas dan bekerja keras selama 10, 20 dan 30 tahun, ujarnya usai memberikan penghargaan, Selasa (17/7/2018). Ia berharap agar PNS yang mendapatkan penghargaan ini dapat memotivasi PNS lainnya. Tanda kehormatan bagi pegawai ini dituntut untuk lebih berprestasi dan meningkatkan pengabdian dan mampu memberikan keteladanan kepada para PNS yang lain, serta dapat menguatkan komitmen dan memotivasi para PNS sebagai aparatur negara untuk selalu haus akan prestasi, katanya. Ia menegaskan PNS sebagai aparatur pemerintah dan pelayan masyarakat sudah seharusnya bekerja dengan penuh keikhlasan dan ketulusan hati sehingga mampu memberikan pelayanan terbaik bagi masyarakat. Pada era global, lanjutnya, PNS dituntut terus meningkatkan kualitas diri dalam berbagai aspek kehidupan sehingga mampu melayani masyarakat sesuai kebutuhannya. Hal ini dapat dicapai bukan dengan kinerja dari sebuah institusi, tetapi merupakan hasil keterpaduan semua instansi dan partisipasi aktif masyarakat, katanya. (Han)
Senin 00/00/0000 00:00 WIB | oleh Warta
Sekda Kota Yogya Pimpin Upacara "Perpisahan"
Sekretaris Daerah Kota Yogya, Titik Sulastri bertindak sebagai Inspektur Upacara pada upacara peringatan hari koperasi ke 72 dan peringatan hari anak nasional tahun 2019. Baginya, ini merupakan upacara "perpisahan" dengan seluruh Aparatur Sipil Negara (ASN) di lingkungan Pemerintah Kota (Pemkot) Yogyakarta karena Ia akan memasuki masa pensiun terhitung pada 1 Agustusi 2019. Pada kesempatan tersebut Ia menyampaikan terimakasihnya kepada seluruh pegawai di jajaran Pemkot Yogya yang telah mendukung dan membantu kinerjanya selama dipercaya menjabat sebagai Sekda Kota Yogya. Keberhasilan pemerintahan selama Ia menjadi Sekda, katanya, merupakan keberhasilan bersama, mulai pejabat eselon II hingga eselon IV, jajaran staf di lingkup Pemkot Yogya. "Saya berterima kasih kepada seluruh pegawai. Setiap keberhasilan yang diraih Pemkot Yogya tidak luput dari kerja sama kita semua," sebutnya, Rabu (17/7/2019). Ia pun mengaku banyak kekurangan selaku manusia. Ada kalanya terkesan "keras" dalam memimpin birokrasi agar target kinerja tercapai. Ia meminta maaf kepada seluruh ASN atas segala kekurangannya selama Ia menjadi Sekda Kota Yogya. Dalam amanatnya, Ia menekankan kepada seluruh jajaran ASN yang memenuhi halaman balaikota Yogya untuk selalu berdedikasi dan loyal. "Sebagai seorang ASN harus dituntut untuk selalu berdedikasi dan mempunyai loyalitas tinggi sehingga menciptakan good goverment," ungkapnya. (Han)
Senin 00/00/0000 00:00 WIB | oleh Warta
Kembangkan Komitmen Intelektual, Pemerintah Kota Yogyakarta Raih Penghargaan
Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia (Kemenkumham) Republik Indonesia bekerjasama dengan Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta melakukan Penandatanganan Nota Kesepakatan, Penyerahan Piagam Penghargaan dan Surat Pencatatan KIK, serta Pembukaan Sosialisasi Keluarga Intelektual Komunitas (KIK). Penandatanganan ini dilakukan oleh Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia (Menkumham) Yasonna H. Laoly bersama Sri Sultan Hamengkubuwono X di Bangsal Kepatihan Yogyakarta, Rabu (17/7). Kepala Kantor Wilayah Kementrian Hukum dan HAM Daerah Istimewa Yogyakarta, Krismono mengatakan kegiatan ini diharapkan memiliki perhatian khusus terutama dalam komitmen sistem kekayaan intelektual di DIY. Maksud dari rangkaian kegiatan pada hari ini adalah adanya perhatian khusus dan komitmen yang tinggi dalam mengembangkan dan memajukan sistem kekayaan intelektual, perlindungan dan pemanfaatan sistem kekayaan intelektual, ungkapnya. Nota Kesepakatan ini bertujuan untuk mewujudkan Kemajuan kekayaan intelektual komunal (KIK) di Yogyakarta yang meliputi pelindungan, pengembangan, dan pemanfaatan, serta pembinaan KIK. Selain itu, kesepakatan ini dapat mendorong pemerintah provinsi untuk mengembangkan dan melindungi potensi KIK yakni sumber daya genetik, pengetahuan tradisional dan ekspresi budaya tradisional dan indikasi geografis yang terdapat di wilayah Yogyakarta. Hingga saat ini baru tercatat sebanyak 116 KIK yang terinventarisasikan ke dalam database Data Nasional Kekayaan Intelektual Komunal DJKI. Hal ini menandakan minimnya kesadaran masyarakat untuk melindungi KIK di masing-masing daerahnya. Pemerintah Kota Yogyakarta yaitu Walikota Yogyakarta yang diwakilkan oleh Wakil Walikota Yogyakarta menerima Piagam Penghargaan Upacara Mubeng Beteng yang diserahkan langsung oleh Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia (Menkumham). Dalam kesempatan ini Wakil Walikota Yogyakarta, Heroe Poerwadi mengatakan, penghargaan intelektual komunal ini diharapkan mampu mengembangkan seni, budaya, tradisi potensi yang ada di Kota Yogyakarta untuk menjadi inventaris Kota Yogyakarta. "Tradisi kebiasaan pengetahuan belum banyak didaftarkan, kita harus menginventaris terhadap seni budaya dan pengetahuan kita yang sudah berkembang saat ini, agar kedepannya bisa kita daftarkan sebagai kekayaan intelektual masyarakat Kota Yogyakarta" ungkapnya. Heroe Poerwadi berharap dalam menginventaris kekayaan seni budaya dan tradisi di masyarakat, Dinas kebudayaan sudah harus memulai mendata seni tradisi, budaya dan potensi di masyarakat kota Yogyakarta. "Dinas Kebudayaan sudah harus memulai untuk menginventaris tradisi, senibudaya, dan potensi yang ada dimasyarakat untuk bisa di daftarkan pada KIK. Inventaris ini untuk menghimpun agar memenuhi syarat dalam intelektual komunal, karena ada persyaratan-persyaratan yang harus di penuhi, jangan sampai nanti kekayaan intelektual seni dan tradisi ini bisa diakui oleh daerah lain atau di negara lain" ungkapnya. Selain Pemerintah Kota Yogyakarta yang menerima piagam penghargaan Upacara Mubeng Beteng, adapun daerah lain yang menerima penghargaan diberbagai bidang, Seperti yang diterima oleh Bupati Kulon Progo yaitu Tari Angguk, Kepala Dinas Kebudayaan DIY menerima penghargaan Sekaten, Bupati Gunung Kidul menerima penghargaan Tayub Yogyakarta, Bupati Sleman menerima penghargaan Saparan, serta Bupati Bantul menerima penghargaan Tarian Montro. Diharapkan Kekayaan Intelektual Komunal (KIK) cara pemerintah untuk melindungi keanekaragaman budaya, seni dan tradisi di masyarakat, termasuk memperkuat kepemilikan KIK dan mencegah pihak asing untuk membajak atau mencuri KIK Indonesia. Yakni salah satunya dengan cakupan KIK yaitu Ekspresi Budaya Tradisional (EBT). (Hes)
Senin 00/00/0000 00:00 WIB | oleh Warta
Kantor Kesatuan Bangsa Adakan Bimbingan Teknis Bagi Partai Politik Penerima Bantuan Keuangan
Sebagai Kota Pendidikan dan Kota Budaya, masyarakat Kota Yogyakarta dikenal sebagai masyarakat yang memiliki kedewasaan dalam berpolitik. Di dalamnya demokrasi tumbuh dan berkembang dengan indah ditengah-tengah masyarakat Kota Yogyakarta. Partai politik merupakan salah satu sarana atau wadah bagi warga negara untuk berpartisipasi di bidang politik. Partai politik memiliki perhatian pada jalannya pemerintahan dalam upaya mewujudkan Tata Pemerintahan Yang Baik (Good Governance) yang berujung pada terciptanya Masyarakat Yang Madani (Civil Society). Berbagai hal yang berkaitan dengan kinerja kepartaian harus selalu diperbaiki dan dikembangkan searah dan sejalan dengan dinamika politik dan masyarakat. Perlu juga mencermati kembali fungsi-fungsi apa saja yang menjadi domain agar sebuah partai politik mempunyai eksistensi yang nyata. Oleh sebab Pemerintah Kota Yogyakarta melalui Kantor Kesatuan Bangsa menyelenggarakan Bimbingan Teksnis Bagi Partai Politik Penerimaan Bantuan Keuangan Kota Yogyakarta tahun 2019 yang di selenggarakan di Grage Bussines Hotel Jalan Sosrowijayan Kota Yogyakarta, Selasa (16/7). Kegiatan ini berdasarkan aturan dan amanat Undang-undang Nomor 2 Tahun 2008 tentang Partai Politik dan peraturan Pemerintah Nomor 5 Tahun 2009 tentang Bantuan Keuangan kepada Partai Politik. Maka dalam hal ini juga Menteri Dalam Negeri mengeluarkan Permendagri Nomor 24 Tahun 2009 tentang bantuan Keuangan kepada Partai Politik yang kemudian diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 1 Tahun 2018 yang mengatur tentang Pedoman Tata Cara Perhitungan Bnatuan Keuangan kepada Partai Politik. Partai Poltik yang mendapatkan kursi di DPR, DPRD Provinsi, dan DPRD Kabupaten atau Kota dari APBN/APBD yang diberikan oleh Pemerintah Daerah di setiap tahunnya. Kesempatan ini di tanggapi oleh Kepala Kantor Kesatuan Bangsa, Zenni Lingga yang menyatakan bantuan keuangan untuk Partai Politik tidak hanya diberikan oleh Pemerintah Daerah, bantuan ini diperoleh dengan syarat dan ketentuan yang sudah berlaku dalam Pengajuan Bantuan Keuangan Partai Politik, Verifikasi Kelengkapan Partai Politik, Aturan Penggunaan Bantuan Keuangan Partai Politik, dan Laporan Pertanggungjawaban Penggunaan Bantuan Keuangan Partai Politik. Ia menambahkan tujuan diberlakukannya penerimaan bantuan keuangan ini agar jelas dan transparan kegunaan bantuan keuangan yang diberikan oleh pemerintah.Tujuannya agar partai politik menerima bantuan keuangan dengan mengerti tata cara penggunaan bantuan keuangan serta partai politik memahami pertanggungjawaban keuangan yang telah diberikan dan diterima" ungkapnya saat sambutan. Menanggapi hal tersebut Sekertaris Daerah Kota Yogyakarta, Tutik Sulastri mengatakan, Diharapkan Partai politik memiliki kewajiban terkait pelaporan penggunaan dana yang transparan, akuntabel dan sesuai dengan ketentuan dan aturan yang berlaku. "diharapkan kegiatan ini dapat transparan, akuntabel dan sesuai dengan ketentuan dan aturan yang berlaku, sebab ini masih terdapat sedikit kecenderungan bahwa administrasi keuangan partai merupakan laporan yang hanya berlaku bagi internal Parpol dan bukan sesuatu yang harus dipublikasikan secara luas" katanya. Biaya kegiatan ini bersumber dari APBN Kota Yogyakarta Tahun Anggaran 2019 yang dialokasikan pada Kantor Kesatuan Bangsa Kota Yogyakarta. Adapun perolehan biaya bantuan partai politik yakni, Partai PDI dianggarkan mendapat bantuan sebesar 266Juta, Partai PKS 64Juta, Partai Demokrat 44Juta, Partai Nasdem 27Juta, Partai Golkar 61Juta, Partai Gerindra 93Juta, Partai Amanat Nasional 106Juta, Partai Persatuan Pembangunan 72Juta. (Hes)
Senin 00/00/0000 00:00 WIB | oleh Warta
Optimalisasi Penerimaan Asli Daerah di DIY, Bupati/Walikota Teken MoU
Untuk mendorong optimalisasi penerimaan asli daerah yang transparan dan akuntabel, Gubernur bersama Walikota/Bupati se-Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) melakukan penandatanganan nota kesepahaman (MoU) dengan Bank Pembangunan Daerah (BPD) DIY. kegiatan ini merupakan wujud komitmen pemerintah Kaputanen/Kota yang secara formal yang dinyatakan secara tertulis dalam bentuk Komitmen Bersama Program Pemberantasan Korupsi Terintegrasi di masing-masing daerah. Mou yang difasilitasi oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) ini digelar di Gedhong Pracimasana, Komplek Kepatihan Yogyakarta, Selasa (16/7/2019). Kepala Humas KPK RI Febri Diansyah mengatakan jika KPK terus mendorong pemda se DIY untuk menerapkan sistem pemantauan penerimaan pajak daerah berbasis elektronik menggunakan alat rekam pada transaksi usaha seperti penggunaan tapping device machine untuk jenis wajib pungut pajak hotel, restoran, dan tempat hiburan. Ia menjelaskan jika penandatanganan MoU tersebut adalah langkah awal dalam program optimalisasi penerimaan asli daerah. Menurutnya, program ini harus didukung dengan komitmen tinggi antara pemerintah daerah, BPD DIY, dan wajib pajak. Selain itu, Febri menilai penandatangan MoU ini sangat strategis dan penting bagi para pihak mengingat salah satu fokus pendampingan KPK pada pemerintah daerah adalah meningkatkan penerimaan daerah dan peranan pajak sebagai sumber utama pembiayaan daerah dalam APBD. Ia mengharapkan permasalahan lain terkait pemungutan dan pengelolaan penerimaan daerah juga dapat diminimalisir guna menyempurnakan tata laksana sistem yang akuntabel, menutup peluang kebocoran atau kerugian daerah, dan mencegah terjadinya tindak pidana korupsi. Peranan pemerintah daerah sangat penting dalam pengembangan dan pemberdayaan BPD, misalnya dengan pelibatan dalam program optimalisasi penerimaan asli daerah ataupun menjadikan BPD sebagai bank prioritas dalam segala program pemerintah daerah, katanya. (Han)
Senin 00/00/0000 00:00 WIB | oleh Warta
Tebar benih lele cendol, entaskan kemiskinan
Selasa, 16 Juli 2019 bertempat di RW 9 Kelurahan Pandeyan, kelompok budidaya ikan lele yang tergabung dalam kelompok Lele Mino, Gambir Mino dan karya Mino melakukan panen lele dan penebaran benih lele cendol. Hadir dalam kegiatan tersebut Wakil Walikota Yogyakarta, DPRD DIY , Dinas Perikanan dan Kelautab DIY, Dinas Pertanian dan Pangan Kota Yogyakarta, Camat Umbulharjo, Muspika, Lurah Pandeyan dan berbagai OPD serta tokoh masyarakat baik dari asosiasi LPMK Kota Yogyaklarta maupun RT, RW setempat. Lele yang dipanen merupakan hasil budidaya dengan konsep kolam bulat, yang mana kelompok budidaya lele tersebut memperoleh bantuan dan binaan dari Dinas Perikanan dan Kelautan DIY pada tahun 2018 yang lalu. Menurut Heri Sulistyo dari Dinas Perikanan dan kelautan DIY, bahwa dewasa ini program peningkatan produksi melalui budidaya masih mendominasi program guna mengejar target terpenuhinya pasar ikan konsumsi di DIY. Berbagai usaha melalui pengembangan teknologi tepat guna telah memberikan ruang bagi masyarakat kota untuk bisa melakukan budidaya lele di lahan sempit dengan model kolam bulat. Dengan konsep ini budidaya lele cukup dilakukan dalam jangka waktu 60-70 hari sudah bisa panen lele. Sementara menurut Tri Mulyadi, pendamping peternak lele bahwa paket bantuan dari Dinas Perikanan dan Kelautan DIY masing-masing kelompok 7 kolam bulat dengan diameter 3 meter dan tinggi 1 meter dengan diisi 1050 benih per kolam, dengan teori satu kilo pakan menghasilkan 0,8 kg daging lele setelah dikurangi limbah. Dengan asumsi itu maka panen kali ini bisa mencapai sekitar 5,5 Kuintal dari tujuh kolam bulat di kelompok ini. Dengan biaya pokok produksi sekitar Rp.13 ribu /kg dan harga jual berkisar antara Rp.17 ribu " Rp. 20 ribu/kg maka akan ada selisih antara biaya dengan harga jual yang merupakan keuntungan dari budidaya lele. Harapan kami dari keuntungan tersebut akan menarik minat masyarakat Kota Yogyakarta untuk melakukan budidaya ikan lele, toh dengan berbagai kemajuan teknologi luas lahan sudah bukan hambatan, yang diperlukan oleh peternak adalah kemauan atau niat dan ketelatenan dalam pemeliharaan, soal bibit, pakan dan pasar serahkan pada ahlinya yang akan mendampingi para peternak dalam budidaya lele. Dalam kesempatan itu Wakil Walikota Yogyakarta, Heroe Poerwadi dengan didampingi anggota DPRD DIY/RB. Dwi Wahyu, Dinas Perikanan dan Kelautan DIY, Kepala Dinas Pertanian dan Pangan Kota Yogyakarta serta Camat Umbulharjo melakukan pelepasan bibit lele cendol untuk dibudidayakan pada dua kolam bulat masing-masing kolam ditebari 1000 bibit. Selain itu juga diserahkan paket bantuan pendukung budidaya lele cendol berupa pakan lele, pro aquatik dan pre biotik. Menurut Heroe Poerwadi konsep budidaya lele cendol merupakan upaya Pemkot memenuhi kebutuhan suplay lele di pasaran sekaligus menumbuhkan unit usaha masyarakat yang mampu meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Unit usaha dari rantai dagang budi daya lele yang bisa dilakukan masyarakat seperti : sebagai peternak lele, yang membeli bibit dan memelihara serta seta menjual pada saat panen, sebagai pedagang lele yang membeli lele dari peternak untuk dijual pada konsumen, sebagai pelaku usaha makanan olahan yang berbahan baku lele. Melihat berbagai potensi usaha tersebut Pemkot berharap melalui lele cendol bisa menggerakkan ekonomi masyarakat melalui UMKM yang tumbuh dan berkembang di masyarakat. Selanjutnya dari UMKM yang berkembang akan mampu meningkatkan pendapatan masyarakat yang berujung pada kesejahteraan dan berkurangnya angka kemiskinan di Kota Yogyakarta. (ant)
Senin 00/00/0000 00:00 WIB | oleh Warta
Wakil Walikota Yogyakarta Resmi Tutup Gaya Jogja 2019
Pemerintah Kota Yogyakarta melalui Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Yogyakarta menyelenggarakan Pameran Gebyar Karya Jogja atau Gaya Jogja yang bertujuan mengangkat potensi kerajinan dan ekonomi kreatif usaha mikro kecil menengah (UMKM) di Kota Yogya sejak tanggal 11-14 Juli 2019 yang bertempat di Plaza SO 1 Maret Yogyakarta, Minggu (14/7). Pemkot Yogya menggelar event ini dengan mengundang UKM sebanyak 70 stand yang terdiri dari 25 stand binaan dari Dinas Koperasi UKM Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kota Yogya, 20 stand binaan Dinas Pariwisata Kota Yogya, dan 25 stand binaan Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Yogya. Dalam kesempatan ini Wakil Walikota Heroe Poewardi menutup Gaya Jogja 2019 dengan memukul gendang. Ia menjelaskan bahwa pelaksanaan ini telah memberikan kesempatan pada peserta stand-stand, memasarkan serta menawarkan produk-produk terbaik dari masing-masing peserta yang mendapat respon dan antusias sangat baik dari masyarakat pengunjun, termasuk produk unggulan. "ini adalah upaya kita semua agar seluruh potensi yang ada di Kota Yogya terus berkembang, dan terutama bagi yang baru bergerak dibidang ekonomi kreatif yang baru akan kita dorong maju dan berkembang" ungkapnya. Kemudian, lanjutnya, tidak lupa untuk berterima kasih atas keikutsertaan Para Organisasi Perangkat Daerah (OPD) terkait yang melibatkan beberapa pengrajin pelaku UKM, yang menampilkan produk hasil industri kerajinan dan makanan dalam kegiatan Gaya Jogja. Dalam penyelenggaraan ini dimulai dari tanggal 11-14 Juli 2019 menunjukkan antusias masyarakat yang tinggi untuk berkunjung dan melakukan transaksi sehingga sangat membantu menghidupkan pertumbuhan ekonomi rakyat, serta sekaligus membantu memperkenalkan pusat Promosi Produk-produk Unggulan UKM" katanya. Penutupan Gaya Jogja ini sebagai wadah tempat menghimpun para pegiat dan pengrajin, memiliki fungsi dan kedudukan yang sangat strategis, untuk mengembangkan produk kerajinan usaha serta membina kehidupan para pelaku usaha, yang pada umumnya adalah kelompok UKM sebagai pendukung hingga pengembangan pemasarannya. Disamping untuk memperkenalkan beragam produk-produk kerajinan, juga dimaksudkan untuk memotivasi para pelaku usaha untuk terus berinovasi dan berkreasi dalam mengembangkan hasil-hasil kerajinannya," ungkapnya. Penutupan Gaya Jogja 2019 dirangkai dengan pameran kerajinan dan makanan unggulan di depan Plaza SO 1 Maret kawasan titik O. Kegiatan ini sekaligus sebagai penyerahan hadiah piagam penghargaan kepada pemenang terbaik seperti berikut. Penghargaan pada Kategori Produk Kerajinan Terbaik juara satu diraih oleh Bernadetha Pudyas MI dengan nama usaha Miss D@aun, juara kedua Theresa Naumi nama usaha Malam Batik, juara ketiga oleh Dina Ratnasari nama usaha Moocha Hijab. Sedangkan Kategori Produk Kerajinan Kreatif juara satu diraih oleh Tono nama usaha Tono Tone, juara dua Choirunnisa Imanias, juara ketiga Alfi Widiyanti K nama usaha Awicreation Craft. Untuk Kategori Produk Kerajinan Populer juara satu diraih oleh Prasetyo W.Nugroho nama usaha Bantal Bentuk, juara dua Alamuddin Daing nama usaha Blonjo Vie, juara tiga diraih oleh R.Taranggana Raihan PW nama usaha Tar Tar. Kategori Stand Terbaik juara satu oleh Jingga Craft, juara dua Sabeliler, juara tiga oleh ZakZak Gitar. Serta di Kategori Logo Maskot Gaya Jogja juara satu diraih oleh Geni Si Api nama usaha Disko Komik, juara dua Ki Pipilika nama usaha Studio K. Jati, juara ketiga oleh Tugu GJ nama usaha Herpri Kartun. Heroe Poerwadi berharap yang dilakukan ini akan bisa mendapatkan sambutan yang baik bagi masyarakat Kota Yogyakarta dan memberikan kemajuan bagi ekonomi untuk tumbuh dan berkembang menjadi kekuatan dalam meningkatkan kesejahteraan di wilayah Kota Yogyakarta. (Hes)
Senin 00/00/0000 00:00 WIB | oleh Warta
Minimalisir Korban Bencana, Warga Gondokusuman Bentuk Foreg
Sebagai aksi solidaritas dan bentuk siaga bencana, warga Gondokusuman bentuk forum Relawan Gondokusuman (Foreg). Pembentukan relawan tersebut merupakan langkah awal dalam kesiapsiagaan bencana di Gondokusuman. Usai mengukuhkan forum tersebut, Wakil Walikota Yogyakarta, Heroe Poerwadi mengapresiasi dan sangat mendukung penuh pembentukan Forum Relawan tersebut, menurutnya kesiapsiagaan bencana tidak bisa hanya mengandalkan pemerintah saja tapi juga harus melibatkan masyarakat. Masyarakat harus kita latih tanggap bencana karena kesiapsiagaan bencana tidak bisa hanya mengandalkan pemerintah tapi juga harus melibatkan masyarakat, sehingga tercipta warga yang siap menghadapi dan meminimalisir dampak bencana katanya di embung langensari, Minggu (14/7/2019). Ia menjelaskan jika para relawan akan diarahkan untuk melakukan mitigasi atau mengidentifikasi bencana. Kami akan memberi berbagai pelatihan kepada forum tersebut guna meningkatkan kapasitas mereka dalam penanggulangan bencana, katanya Dalam kesempatan tersebut berbagai pelatihan telah disiapkan diantaranya adalah pelatihan penyelamatan di perairan, vertical rescue, pelatihan dapur umum, pelatihan pertolongan pertama pada kecelakaan dan pelatihan komunikasi. Ia pun meminta kepada para relawan agar keterampilan dan pengetahuan yang didapat para relawan dapat ditularkan kepada masyarakat tempat tinggalnya masing-masing. "Masyarakat harus memahami betul potensi bencana dengan mengenali ancaman dan menyiapkan strateginya. Setiap daerah memiliki karakter ancaman yang berbeda" tegasnya. Selain meitigasi bencana, lanjutnya, forum relawan ini juga harus siap menjaga kesatuan warga Gondokusuman. "Jangan sampai malah menimbulkan konflik baik didalam forum atau masyarakat pada umumnya" jelasnya Ia berharap sinergi antara Pemerintah Kota Yogya dan masyarakat dalam penanggulangan bencana di Kota Yogya dapat terus ditingkatkan. "Dengan kuatnya sinergisitas, upaya mitigasi bencana di Kota Yogya dapat dilakukan secara efektif dan dapat menekan risiko jatuhnya korban ketika terjadi bencana" ujarnya. (Han)
Senin 00/00/0000 00:00 WIB | oleh Warta
Penghargaan Dekranasda "Dekoya Awards" 2019
Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) Kota Yogyakarta menyelenggarakan lomba Dekoya Award 2019 yang diselenggarakan di Plaza 1 Maret, Jumat (12/7). Dekoya Awards adalah ajang penganugrahan penghargaan kepada pelaku industri kerajinan di Kota Yogyakarta, khususnya member Dekranasda Kota Yogyakarta. "Penghargaan Dekoya Award diberikan kepada member Dekranasda Kota Yogyakarta setelah melalui beberapa tahap penilaian, survey kepastian usaha dan penjurian oleh juri yang kompeten sesuai kriteria penilaian," kata Ketua Dekranasda Kota Yogyakarta, Tri Kirana. Menurutnya dalam berbagai program dan kegiatan Dekranasda Kota Yogya dengan mewadahi dan mengembangkan pelaku kerajinan ini diharapkan selalu berkembang dan berdaya saing, sehingga mampu menopang Ekonomi Nasional. "Dengan potensi sumber daya manusia dan berbagai sumber kreatif lokal, mampu mewujudkan kreatifitas kota Yogyakarta untuk meningkatkan daya saing produk Nasional. Kreatifitas para pelaku usaha kerajinan di Kota Yogya mampu mewarnai dan mendukung posisi Kota Yogyakarta sebagai kota wisata dan kota kreatif yang berdampak positif terhadap lingkungn social, serta mampu meningkatkan lapangan pekerjaan sehingga patut di apresiasi," ungkapnya. Dekoya Award ini diselenggarakan setiap tiga tahun sekali, untuk tahun ini terdiri dari lima kategori awards yakni Kategori Originalitas Produk, Inovasi dan Kreativitas Produk, Manajemen dan Pembukuan, Strategi Pemasaran / Marketing, Dampak Sosial dan Dampak Lingkungan. Ia mengatakan lima kategori tersebut diikuti total lebih dari 50 member Dekranas dan terdapat dua kategori Bhagaskara sebagai pendatang baru yang memiliki potensi dan Life Achiefment yaitu kategori yang diberikan kepada member yang berdedikasi dalam pelestarian budaya dan menjaga keselamatan lingkungan serta selalu berupaya mengembangkan ilmunya kepada masyarakat. "Selamat dan kedepannya harus bisa menjadi contoh, tauladan bagi para member Dekranas yang lain dan juga bagi masyarakat pada umumnya, penghargaan ini bukan sebagai puncak prestasi tapi sebagai langkah awal untuk menjadi naik kelas lagi dan mendapatkan prestasi-prestasi yang lainnya," ungkapnya. Selain itu, adapun yang menjadi pemenang dalam kegiatan tersebut yakni di Kategori Originalitas Produk juara pertama diraih oleh Rahmadhani dengan nama usaha Njawani, juara kedua Sunardi nama usaha Sambeliler, Juara ketiga Siti Mucholifah dengan nama usaha Huwakaka. Untuk peraih penghargaan Inovasi dan Kreatifitas juara pertama diraih oleh Herlina Kristanti dengan nama usaha Lemospires, juara kedua oleh Sukarni nama usaha Lien Collection, juara ketiga diraih Yustina Sri Mulyani nama usaha Bleemo. Kategori Manajemen dan Pembukuan juara satu Evi Rosalina Widyawati nama usaha Batik Namburan, juara kedua Rasky Noviana nama usaha Yasmin Butik dan Batik, juara ketiga diraih oleh Nur Diana Hidayati nama usaha Decodian. Kategori Marketing atau Pemasaran juara satu diraih oleh Angga Wijayanto nama usaha Kalu, juara dua diraih oleh Theresa Naumi Supri Handayani nama usaha Malam Batik, dan tiga diraih oleh Tri Wahyuni nama usaha Yuni Handmade. Sedangkan di kategori Dampak Sosial dan Dampak Lingkungan juara satu diraih oleh Indra Suryanto nama usaha Eko J, juara dua oleh Fitri Agustina nama usaha Moleklek, juara tiga oleh Meta Nuci Ferawati nama usaha Uporenggo. Sedangkan untuk penghargaan Life Achievement diberikan kepada Almarhum Hendri Suprapto Pakar dan Pemerhati Batik Warna Alam serta penghargaan Dekoya Bagaskara diraih oleh Eny Anjayani dengan nama usaha Wastraloka. Pemilihan penghargaan ini berdasarkan hasil seleksi juri yang berkompeten di setiap bidangnya. Tri Kirana berharap output yang dihasilkan dari penghargaan ini dapat memunculkan ide-ide kreatif yang di hasilakan oleh UMKM yang ada di Kota Yogya agar semakin banyaknya industry kreatif, inovatif yang memiliki ciri khas tersendiri. Diharapkan para member dan non member Dekranas terus berkembang menyebarkan inspirasi untuk tetap eksis dan lebih mengembangkan usahanya kedepan. "Besar harapan semoga ajang apresiasi dan kompetisi bergengsi ini tidak sekedar mencari juri juara, akan tetapi member peluang yang makin melebar dikancah perdagangan global. Dan bagi seluruh UMKM terkhususnya member Dekranasda Kota Yogya, event ini merupakan upaya membangun motivasi dan inspirasi untuk tetap eksis dan lebih semangat untuk mengembangkan usahanya kedepan," ungkapnya. Selain itu salah satu dari peserta yang menjadi juara di kategori Originalitas Siti Mucholifah dengan nama usaha Huwakaka mengatakan, sangat senang dengan adanya Dekoya Award kedepannya semakin berinovasi dan berkembang. "Senang yang tidak bisa diucapkan kata-kata dengan adanya Dekoya Award membuat HUWAKAKA semakin semangat untuk berkarya dan berinovasi, Semoga kedepannya HUWAKAKA semakin berkembang dan sukses. HUWAKAKA berharap dekoya award selalu diadakan untuk memotivasi umkm" (Hes)
Senin 00/00/0000 00:00 WIB | oleh Warta
354 Jemaah Calon Haji Asal Kota Yogyakarta Diberangkatkan
Sebanyak 354 jemaah calon haji Kota Yogyakarta yang tergabung dalam kelompok terbang (Kloter) 21 SOC diberangkatkan dari Balaikota Yogyakarta menuju Asrama Haji Donohudan Boyolali, Jum"at (13/7/2019). Kepala Bagian Tata Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat Kota Yogyakarta Octo Noor Arafat berharap jemaah mampu mengikuti rangkaian ibadah haji dengan tenang dan khusyuk, Ia pun meminta agar jemaah tidak merisaukan segala yang ditinggalkan di tanah air. Meskipun jemaah calon haji tahun ini mayoritas lansia, namun Octo mengaku optimis mereka bisa menjalani proses beribadah dengan lancar. "Meski lansia, tapi saya yakin mereka adalah lansia yang sehat," tandasnya. Ia pun mendoakan jamaah haji agar diberikan kesehatan sehingga bisa menjalankan ibadah haji secara sempurna dan mendapatkan pahala yang sebanyak-banyaknya. "Semoga kembali ke tanah air menjadi haji yang mabrur," ucapnya mendoakan. Ia berpesan agar para jemaah agar selalu menjaga kondisi kesehatan selama menjalankan ibadah. Karena pelaksanaan rukun-rukun ibadah haji memang banyak menguras tenaga, sehingga harus menjaga fisik dan psikis agar kelak pulang ke kembali mendapat predikat haji mambrur. "Karena antre berangkat haji itu puluhan tahun, kalau sudah sampai di sana harus dimanfaatkan sebaik-baiknya," tegasnya. Octo menegaskan akan terus memantau kondisi calon jamaah Haji asal Kota Yogya yang melaksanakan ibadah haji melalui Kementerian Agama Kota Yogyakarta. Ia akan meminta update secara berkala untuk mengetahui perkembangan jemaah. Dalam kesempatan yang sama Kepala Kantor Kementerian Agama Kota Yogyakarta Nur Abadi mengatakan jamaah akan bertolak ke Madinah, Arab Saudi, dari Asrama Haji Donohudan, Sabtu (13/7/2019) mendatang. Dari Bandara Udara Internasional Adi Soemarmo Solo menuju Bandara Udara Internasional Pangeran Mohammad bin Abdul Aziz, Madinah, Arab Saudi. Jamaah calon haji asal Kota Yogyakarta yang akan diberangkatkan ke Tanah Suci pada tahun ini tercatat sebanyak 499 orang ditambah tiga petugas daerah. Jamaah akan terbagi dalam empat kelompok terbang yaitu 21 SOC dengan 354 calhaj yang seluruhnya berasal dari Kota Yogyakarta. Kloter kedua dari Kota Yogyakarta adalah Kloter 22 SOC dengan 92 calhaj yang akan bergabung dengan jamaah dari kabupaten lain, dan kloter berikutnya adalah Kloter 96 SOC terdiri dari enam calhaj yaitu empat calhaj reguler ditambah dua calhaj cadangan dan Kloter 97 SOC dengan 49 calon haji. "Kloter pertama dari Kota Yogyakarta sudah kami memnuju Asrama Donohudan pukul 03.30 tadi dan kloter kedua akan menyusul pada pukul 14.00 hari ini menuju Asrama Haji Donohudan di Boyolali Jawa Tengah baru kemudian diterbangkan ke Madinah pada keesokan harinya," jelasnya. Sedangkan untuk Kloter 96 SOC dan 97 SOC, sambungnya, akan diberangkatkan dari Yogyakarta pada 4 Agustus dan terbang ke Jedah pada keesokan harinya. (Han/Tam)
Senin 00/00/0000 00:00 WIB | oleh Warta
Heroe Poerwadi memanen Terong di halaman rumah warga
Kelompok Tani Sumber Rejeki RW 04 Gowongan menggerakkan warga masyarakat di Kampung Gowongan untuk melakukan gerakan kampung sayur dan buah dan lorong hijau, dimana di gang masuk wilayahnya ditanami pohon berupa tanaman obat keluarga, sayur, buah. Penanaman menggunakan media pot, botol plastik, maupun rak yang ditempel di dinding-dinding sepanjang lorong. Selain di lorong di halamn rumah warga juga dipenuhi dengan pepohonan yang ditata rapi. Guna mendukung program do-dolan kampung maka Jum"at, 12 Juli 2019, LPMK Gowongan bersama Lurah dan Kepala OPD Pemkot Yogyakarta mengadakan jalan-jalan sobo Kampung. Dengan mengambil start di rumah Bapak Suroto/Ketua LPMK, rombongan berjalan-jalan menyusuri lorong hijau di Kampung Gowongan. Dalam Sobo Kampung selain melewati lorong hijau, kampung sayur dan buah juga mengunjungi UMKM, salah satu yang di kunjungi adalah produsen makanan olahan pangan yang dikenal dengan nama peyek. Di tempat itu bu susi memproduksi berbagai peyek baik peyek : kacang, kedelai, kacang hijau maupun teri. Selain itu juga mengunjungi pengrajin bedcover yang memproduksi berbagai model bedcover. Berawal dari bekerja di toko mebel yang kemudian melihat peluang untuk berwira usaha dalam bidang bedcover. Mengawali usaha dengan sistem on line dan off line, yang dalam perkembangannya bisa memproduksi 30 bedcover/hari yang rata-rata penjua lannya berkisar antara 700 bedcover/bulan. Dalam Sobo Kampung turut serta Wakil Walikota Yogyakarta, Heroe Poerwadi yang dalam kesempatan itu memberikan arahan, bahwa Sobo Kampung merupakan upaya untuk silaturahmi antara Pemkot dengan Masyarakat, guna dapat dilihat secara langsung kondisi dan masalah yang muncul di masyarakat, seperti halnya ada tanah kosong yang bisa dimanfaatkan namun karena sumber daya tidak memungkinkan maka tetap menjadi lahan kosong. Dari masalah itu bisa kita diskusikan untuk dicari solusi agar dapat memanfaatkan lahan, misal kalau kesulitannya air, mungkin bisa dibuatkan sumur. Sedangkan untuk do dolan Kampung kita bisa memanfaatkan potensi yang ada di kampung yang disinergikan satu dengan yang lain sehingga akan lahir sebuah kekuatan baru di Kampung, dalam konsep dodolan kampung kekuatan baru yang diharapkan muncul adalah kekuatan ekonomi warga, yang mampu meningkatkan kesejahteraan dan mengurangi angka kemiskinan. Sinergitas antar potensi itu seperti lidi yang disatukan menjadi sapu lidi yang kuat dan bermanfaat, berangkat dari filosofi itu diharapkan OPD mampu meramu berbagai potensi masyarakat agar menjadi satu kesatuan dalam dodolan kampung, yang mampu meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Kegiatan diakhiri dengan panen berbagai buah dan sayur di kediaman bapak Suroto, seperti; terong, cabai, tomat, seledri. Heroe Poerwadi yang turut serta memanen terong dan mencicipi buah jeruk yang langsung dipetik dari pohonnya. (ant)
Senin 00/00/0000 00:00 WIB | oleh Warta
Diperlukan Sinergitas Gandeng gendong, doit Kampung dan Dodolan Kampung
Jum"at pagi, 12 Juli 2019 Wakil Walikota Yogyakarta Heroe Poerwadi dengan didampingi kepala OPD melakukan Silaturahmi ke warga Jogoyudan, Gowongan guna melihat secara langsung kondisi riil Masyarakat. Di Jogoyudan ada sebuah potensi ekonomi yang mulai tumbuh dari KSB/Kelompok Sosial Bersama Berkah Raharjo yang memiliki berbagai produk olahan pangan yang unik, menarik dan mak nyuss. Ibu Sugiyem ketua KSB Berkah Raharjo dalam ucapan selamat datangnya menyampaikan terima kasih atas kunjungan silaturahmi Wakil walikota bersama jajaran OPD dan menginformasikan bahwa KSB Berkah Raharjo adalah binaan dari BKM/Badan Keswadayaan Masyarakat Gowongan melalui akses permodalan dalam berusaha. Anggota kami adalah UMKM yang bergerak dalam olahan pangan , ada dawet ikan nila berupa dawet yang dibuat dari ikan nila, ada teh kombucha yang telah memiliki pelanggan dari wisatawan asing, ada tape ketan, bubur saren dan berbagai olahan pangan lainnya. Alhamdulillah dari olahan pangan yang kami produk bisa meningkatkan pendapatan keluarga dan menjadi sebuah unit usaha yang menjanjikan. Harapan kami melalui silaturahmi ini, apa yang sudah kami upayakan dapat difasilitasi agar lebih meningkat, baik dalam pemasaran maupun kualitas produksinya. Wakil Walikota Yogyakarta Heroe Poerwadi menyampaikan apresiasi atas kretifitas ibu-ibu yang tergabung dalam KSB Berkah Raharjo, yang telah berwira usaha dalam bidang olahan pangan. Yogyakarta sebagai destinasi wisata sangat membutuhkan olahan pangan/kuliner yang khas tradisional, yang mampu mengundang wisatawan untuk datang kembali menikmati produk-produk kuliner tersebut. Pemkot melalui program Gandeng Gendong yang disinergikan dengan doit Kampung dan dodolan kampung berupaya menjawab tantangan dalam upaya meningkatkan kesejahteraan warga. Potensi yang dimiliki oleh KSB Berkah Raharjo apabila disinergikan dengan program Gandeng gendong, melalui fasilitas pembelian produk olahan pangan untuk jamuan rapat akan mampu meningkatkan omset dan produksi, apabila disinergikan dengan doit kampung maka apa yang menjadi kekurangan dari KSB Berkah Raharjo dapat difasilitasi, misal pelatihan dalam peningkatan kualitas olahan pangan atau kemasan produk. Sedangkan bila disinergikan dengan dodolan kampung maka produk dawet nila dan teh kambucha akan dapat menjadi salah satu ciri khas dari Jogoyudan dan menjadi brand kampung. Oleh karena itu padu padan antara gandeng gendong, Doit Kampung dan Dodolan Kampung sangat diperlukan. Bagaimana masyarakat dan OPD bisa saling bekerjasama meramu dan merumuskan strategi terbaik untuk keberlangsungan UMKM di wilayah melalui berbagai konsep dan program yang kita susun bersama. Selain itu dapat pula memanfaatkan Jogja Smart Service/JSS yang didalamnya ada konten dodolan dan nglarisi. Harapan kami berbagai upaya tersebut mampu menaikkan pendapatan masyarakat dan menurunkan angka kemiskinan di Kota Yogyakarta. Silaturahmi berlangsung akrab dalam suasana non formal dimana antara masyarakat dengan wakil walikota dan OPD saling membaur tanpa sekat dan masyarakat pun bisa menyampaikan berbagai permasalahan yang muncul di kesehariannya dalam menggeluti usaha produk olahan pangan, yang langsung mendapatkan tanggapan dan solusi. (ant)
Senin 00/00/0000 00:00 WIB | oleh Warta
Wakil Walikota melepas jamaah haji Kota Yogyakarta
Jum"at, 12 Juli 2019 bertempat di halaman balaikota Timoho, Wakil Walikota Yogyakarta melepas 92 orang jamah haji yang akan berangkat menuju embarkasi Donohudan, Boyolali. Sebelumnya dini hari tadi telah berangkat 354 orang jamaah haji dan sisanya akan diberangkatkan pada tanggal 4 Agustus 2019 sehingga total jamaah haji dari Kota Yogyakarta sejumlah 506 orang. Pada kesempatan ini ada satu calon jamaah haji yang tidak bisa berangkat karena mengalami kecelakaan dan akan diberangkatkan pada tahun depan. Ratusan keluarga yang mengiringi jamaah haji tampak berdiri di halaman balaikota yang siap melepas keluarganya dalam menjalankan ibadah haji. Pelepasan jamaah haji diawali dengan ungkapan selamat jalan, selamat beribadah dari Wakil Walikota Yogyakarta, Heroe Poerwadi yang menyampaikan agar jamaah haji menyiapkan diri lahir dan bathin agar kusyu dalam menjalankan ibadah haji. Upaya fisik dengan mematuhi apa yang telah menjadi ketentuan dalam beribadah termasuk dalam pola makan, pola tidur agar sehat dan fit. Dengan kondisi sehat dan fit maka ibadah akan menjadi lancar, kusyu dan Insya Alloh di ridhoi Alloh SWT. Upaya batin adalah meniatkan diri, mengikhlaskan diri beribadah semata-mata untuk Alloh SWT, tak usah merisaukan keluarga yang di rumah. Sedangkan untuk keluarga yang ditinggal beribadah haji dimohon ikhlas dan mendoakan keluarganya yang beribadah agar ibadah haji yang dijalani diridhoi Alloh SWT dan menuntunya menjadi haji yang mabrur. Mudah-mudahan Alloh SWT memberi kita semua kesehatan, keimanan dan keikhlasan serta bagi jamaah haji diberi kemudahan, kelancaran dan kemabrur-an, amin. Selanjutnya Wakil Walikota bersama Kepala kantor kementrian Agama Kota Yogyakarta naik keatas bis guna menyalami jamaah haji satu persatu dan menyampaikan selamat beribadah. Acara diakhiri dengan lambaian tangan dan bis pun perlahan melaju meninggalkan halaman balaikota dengan dikawal Polisi dan Mobil kesehatan menuju Donohudan, Boyolali. (ant)
Senin 00/00/0000 00:00 WIB | oleh Warta
Pejabat Pemkot Yogya Ber-fashion Show Di Plaza SO1 Maret
Pemerintah Kota Yogyakarta terus berkomitmen dalam memajukan dan mengembangkan berbagai potensi industri kreatif khususnya dari pelaku usaha kecil mikro di Kota Yogya. Hal ini dibuktikan Pemkot Yogya dengan menggelar pameran Gebyar Karya Jogja atau Gaya Jogja yang bertujuan mengangkat potensi kerajinan dan ekonomi kreatif usaha mikro kecil menengah (UMKM) di Kota Yogya. Dalam event tersebut terdapat 70 stand yang terdiri dari 25 stand binaan dari Dinas Koperasi UKM Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kota Yogya, 20 stand binaan Dinas Pariwisata Kota Yogya, dan 25 stand binaan Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Yogya. Dalam pembukaan pameran tersebut, Wakil Walikota bersama seluruh pejabat di lingkungan Pemerintah Kota Yogyakarta tampil layaknya peragawan dan peragawati dengan berlenggak-lenggok di catwalk sembari menampilkan busana karya pelaku UMKM di Kota Yogyakarta. Busana yang ditampilkan pun cukup beragam mulai dari batik dan lurik atau kombinasi keduanya. Selain batik tradisional khas Yogyakarta, juga ditampilkan batik yang dibuat dengan teknik shibori, jumputan hingga ecoprint yang menampilkan warna-warna alam. Wakil Walikota Yogyakarta, Heroe Poerwadi mengatakan event tersebut menjadi bukti komitmen Pemkot Yogya dalam mengembangkan berbagai potensi industri kreatif khususnya dari pelaku usaha kecil mikro di wilayah Kota Yogya. "Ada banyak potensi yang dimiliki pelaku usaha kecil mikro yang bergerak di industri kreatif. Misalnya di fashion," kata Wawali di sela pembukaan Gaya Jogja di Yogyakarta, Kamis, (11/7/2019). Menurut Wawali kualitas batik dan lurik yang ada tidak kalah saing dengan kualitas produk fashion lain. Batik dan lurik akan dikenakan sebagai pakaian kerja aparatur sipil negara di lingkungan Pemerintah Kota Yogyakarta, misalnya setiap Jumat mengenakan lurik, atau bisa mengenakan batik shibori, jumputan hingga ecoprint," katanya Dalam event ini juga menyajikan aneka sajian kuliner tradisional hingga kuliner yang kekinian serta pameran animasi. Ia berharap, guna memberikan hasil yang lebih maksimal, kedepan pameran Gaya Jogja tidak hanya akan digelar selama empat hari saja, namun akan digelar lebih lama sekitar satu minggu. Sementara itu, Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kota Yogyakarta Heri Karyawan mengatakan, seluruh produk yang ditampilkan dalam pameran tersebut merupakan hasil kreasi dan inovasi pelaku UKM dari kota Yogyakarta. "Harapannya, pameran yang sengaja digelar di pusat wisata Kota Yogyakarta ini tidak hanya menarik minat warga Kota Yogyakarta saja tetapi bisa dinikmati wisatawan. Produk dari Kota Yogyakarta pun bisa semakin dikenal luas," katanya. Dalam kegiatan pameran tersebut, Heri menyebut, target omzet bukan menjadi tujuan utama yang ingin dicapai tetapi yang lebih diharapkan adalah munculnya interaksi antara pengunjung dengan pelaku UKM. "Kami pun akan memanfaatkan kegiatan ini untuk memetakan kembali potensi industri kreatif secara komprehensif sehingga bisa menjadi bahan evaluasi untuk kebijakan di masa yang akan datang," katanya. (Han)
Senin 00/00/0000 00:00 WIB | oleh Warta
Menulusuri Kemegahan Istana Negara Gedung Agung Yogyakarta
Wisata di Kota Yogya kini tidak hanya menawarkan keindahan alam dan budaya saja, lebih dari itu, para pengunjung juga bisa menikmati hal-hal lain yang tak kalah menarik, Salah satunya adalah mengunjungi Gedung Istana Negara Yogyakarta atau sering disebut Gedung Agung. Kepala Istana Negara Gedung Agung Yogyakarta, Syaifullah, mengatakan, wisata ke Istana Kepresidenan Yogyakarta sudah dibuka untuk umum sejak tahun 1998. "Tapi dulu pakai surat prosedural terlebih kalau mau masuk, sekarang sudah terbuka untuk umum sejak 2014 tidak pakai surat bisa meninggalkan KTP bisa masuk, ungkapnya di lokasi, Rabu (10/7/2019) Meski sudah untuk umum sejak tahun 2014, namum masyarakat belum banyak yang mengetahui. Semua wisatawan dapat masuk mengunjungi Gedung Agung ini, tak terkecuali wisatawan mancanegara. Berkunjung ke Gedung Agung ini, para wisatawan bisa menikmati tempat-tempat bersejarah dan berbagai koleksi benda-benda bersejarah yang berkaitan dengan perjalanan Istana Kepresidenan ini. Gedung Agung yang terletak di sudut Jalan Malioboro dan Jalan Ahmad Dahlan ini buka setiap hari Senin " Sabtu pukul 09.00 WIB " 15.00 WIB. Sementara untuk Hari Minggu dan libur nasional tutup. Untuk masuk ke Gedung Agung ini para pengunjung tidak dipungut biaya, namun meski tidak dipungut biaya, para wisatawan yang berkunjung diwajibkan berpakaian sopan dan bersepatu. Wisatawan yang mengenakan kaos oblong dan memakai sandal tidak akan diperkenankan masuk. Begitu tiba di pos jaga dan mendaftar, para pengunjung akan dipandu pihak protokol istana untuk berkeliling. Mereka akan menjelaskan kisah sejarah sampai pada pengunaaan setiap sisi ruangan bagi aktifitas kunjungan kerja presiden. Ketika masuk para pengunjung sudah di sambut oleh arca batu kuno setinggi 3,5 meter. Dari kejauhan tampak seperti sebatang lilin besar, sehingga banyak yang menyebutnya Patung Lilin. Kunjungan dimulai dari Ruang Garuda yang berada di tengah gedung utama, ruang ini menjadi ruang pertama sebagai penyambut tamu negara. Didalam Ruang Garuda ini terdapat dua ruang tamu yakni Ruang Soedirman yang berada di sebelah selatan dan Ruang Diponegoro yang di sebelah utara. Menurut Syaifullah, di ruangan tersebut Kabinet Republik Indonesia dilantik tatkala Ibu Kota negara berpindah ke Yogyakarta. Ruang itu juga dijadikan tempat sidang kabinet, pelantikan Jendral Soedirman sebagai Panglima Besar Tentara Keamanan Rakyat (3 Juni 1947) serta pelantikannya sebagai Pucuk Pimpinan Angkatan Perang Republik Indonesia (3 Juli 1947). Sementara di Ruang Soedirman, digunakan untuk mengenang perjuangan Jendral Soedirman saat melawan Belanda. Di ruangan ini pulalah dulunya Jendral Soedirman pamit untuk melakukan perang gerilya. Sedangkan Ruang Diponegoro digunakan untuk mengingat kembali perjuangan Diponegoro saat melawan penjajah. Di ruangan ini digantung lukisan Pangeran Diponegoro yang sedang berkuda. Puas mengelilingi bangunan utama di komplek Gedung Agung, para pengunjung akan diarahkan menuju Gedung Seni Sino yang berada di sebalah selatan bangunan utama Gedung Agung. Syaifullah menjelaskan jika gedung tersebut berfungsi sebagai museum Istana Kepresidenan Yogyakarta yang menyimpan berbagai koleksi seni dan cinderamata berbagai tamu negara yang berkunjung. Di ruang ini juga terdapat koleksi lukisan-lukisan para pelukis Indonesia pada jaman dulu dan terdapat juga lukisan yang melukiskan para tokoh yang pernah menjabat sebagai presiden Indonesia mulai presiden pertama, Soekarno sampai dengan presiden Joko Widodo. "Tempat juga untuk penyelenggaraan acara-acara seremonial khusus serta dirancang sebagai gedung informasi" ungkapnya. (Han)