Senin 00/00/0000 00:00 WIB | oleh Warta
18 CALEG WILAYAH NGAMPILAN DEKLARASI BERSAMA JAGA KEDAMAIAN
Sejumlah 18 calon legislatif pada Pemilu 2014 dari wilayah kecamatan Ngampilan Yogyakarta menyampaikan kesepakatan bersama untuk mewujudkan wilayah yang nyaman, bersih dan bebas dari tindakan anarkis. Kesepakatan damai yang bertemakan Merajut Asa Mewujudkan Ngampilan Damai ini bertujuan menciptakan kedamaian dan kesejahteraan warga kecamatan Ngampilan. Para calon legislatif membacakan Deklarasi Bersama di atas panggung dengan disaksikan oleh Walikota Yogyakarta H. Haryadi Suyuti, Camat Ngamiplan Tauhid, Sekcam Ngampilan Ratjwan, Kapolsek, Danramil kecamatan Ngampilan,Tokoh masyarakat dan warga Kecamatan Ngampilan di Parkir Ngabean Yogyakarta, Sabtu, (07/09/13) malam. Usai membacakan naskah deklarasi para caleg membubuhkan tanda-tangan mereka diatas spanduk bertuliskan "Kami Calon Lesgislatif dari wilayah kecamatan Ngampilan dengan ini menyampaikan kesepakatan bersama untuk mewujudkan wilayah yang nyaman, bersih dan bebas dari tindakan anarkis demi kedamaian dan kesejahteraan warga kecamatan Ngampilan". Rencananya spanduk ini akan ditempelkan di kantor kecamatan Nagmpilan agar dapat dibaca oleh warga masyarakat. Walikota Yogyakarta mengatakan dirinya merasa tergetar hati dan terharu dengan peritiwa deklarasi tersebut. Menurutnya kecamatan Ngampilan merupakan kecamatan pertama di wilayah Kota Yogyakarta yang para calegnya mendeklarasikan diri untuk menjaga wilayahnya, meskipun pesta demokrasi lima tahunan akan digelar tahun 2014. " Saya merasa tergetar hati dan terharu. Ngampilan adalah kecamatan pertama di kota Yogyakarta dimana para Calegnya mendeklarasikan diri untuk menjaga wilayahnya," ujar Walikota. Walikota berharap sejak dikumandangkan deklarasi ini semua pihak termasuk para calon legislatif untuk selalu menjaga dalam kegiatan politiknya dengan mempertimbangkan keamanan, kenyamanan, dan kedamaian warga masyarakat. Walikota berharap wilayah lain juga mengikuti niat baik yang dilakukan oleh para caleg di kecamatan Ngampilan. Daftar nama caleg dari kecamatan Ngampilan dari partai Nasdem : Surodjo, SH. PKS : Muhmmad Syafi"I, S.Psi, Astyani Syam, S.Kom, Priyo Arif Mustakim, S.Pt dan Chanief Budi Setiawan. PDIP : Erna Purnamawati, Emmanuel Ardhi Prasetya, dan Drs. Albertus Yoseph S. Partai GOLKAR : Hj. Fatchiyatul Fitri,SH, dan H. Panut Widyatmoko. Partai Gerindra : Suhartono, ST. Partai Demokrat : Elliya Ambarini, S.IP. Partai PAN : Lutfi Bin Abdillah Mahri, dan Suwarti. PPP : H. M. Fauzi Noor Afshochi, Denny Nurcahyanto, HM. Syukri Fadholi, SH, dan Iken Wahyuningsih. PBB: Latifah Anwar, SE. Deklarasi bersama ini dimeriahkan dengan Band Joyo Plus dengan bintang tamu Nomo Kuswoyo , salah seorang legenda hidup band Kusplus. (@mix)
Senin 00/00/0000 00:00 WIB | oleh Warta
Pengumuman Pemenang Gebyar Pasar Tradisional dan Belanja Berhadiah
Pengumuman Pemenang Gebyar Pasar Tradisional dan Belanja Berhadiah yang diselenggarakan oleh Dinas Pengelolaan Pasar Kota Yogyakarta Tahun 2013 adalah sebagai berikut : KLIK DI SINI
Senin 00/00/0000 00:00 WIB | oleh Warta
331 WAJIB PAJAK YANG TAAT DIBERI KOMPENSASI
Sebanyak 331 Wajib Pajak Hotel dan Restoran yang taat memenuhi kewajibannya mendapat kompensasi dari Pemerintah Kota Yogyakarta berupa pengembalian sebagian jumlah pajak yang telah disetorkan melalui Dinas Pajak Daerah dan Pengelolaan Keuangan (DPDPK) Kota Yogyakarta. Pengembalian pajak hotel dan restoran ini dilakukan di Pendopo Balaikota Yogyakarta, Rabu, (04/09/2013) ditandai dengan pemberian secara simbolis oleh Sekretaris Daerah Kota Yogyakarta, Dra. Titik Sulastri kepada 4 WP Hotel dan Restoran. Kepala DPDPK Kota Yogyakarta Drs. Kadri Renggono, M.Si mengatakan tahun 2013 ini pemerintah Kota Yogyakarta memberikan kopensasi kepada 331 wajib pajak hotel dan restoran dengan jumlah sebesar Rp. 635.300.000,-. Kadri merinci jumlah WP Hotel sebanyak 189 wajib pajak dengan nilai sebesar Rp. 484.150.000,- dan Restoran sebanyak 142 WP dengan jumlah sebesar Rp.151.150.000,-. Kadri menjelaskan para wajib pajak yang mendapatkan kompensasi merupakan para WP yang telah memenuhi kriteria yakni telaha menyelenggarakan pembukuan atau pencatatan dengan baik, tertib menyampaikan dan mengisi Surat Pemberitahuan Pajak daerah (SPTPD) serta tertib mnyetorkan pajak setiap bulan. Menurut Kadri pemberian kompensasi ini untuk lebih mndorong Wajib Pajak Hotel dan Restoran dalam menyetorkan pajaknya. Selain itu, memotivasi para WP untuk manaati peraturan perundangan yang berlaku, serta memotivasi para wajib pajak Hotel dan Restoran untuk menyetor sesuai ketentuan. Pengembalian ini juga diharapkan memberikan kesejahteraan kepada karyawan yang mengelolah hotel dan restoran. Besaran pengembalian, tambah Kadri berkisar Rp. 200 ribu hingga Rp. 60 juta untuk Pajak Hotel dan Rp. 200 ribu sampai Rp. 16 juta untuk Restoran. Pemberian kompensasi atau pengembalian kepada para wajib pajak ini didasarkan pada Keputusan Walikota Yogyakarta nomor 306/KEP/2013 tentang Pemberian Kompensasi/ Pengembalian kepada Wajib Pajak Hotel dan Wajib Pajak Restoran. Walikota Yogyakarta, H. Haryadi Suyuti dalam sambutannya yang dibacakan oleh Sekda mengatakan pengembalian ini merupakan salah satu bentuk pnghargaan dan perhatia Pemerintah Kota Yogyakarta kepada para Wajib Pajak yang taat melaksanakan administrasi perpajakan, patuh melaksanakan Perda serta memiliki tanggung jawab atas kewajiban yang diberikan. Walikota berharap pengembalian pajak hotel dan restoran ini memberikan motivasi kepada para WP untuk senantisa membayarkan pajaknya dengan tertib dan tepat waktu. Walikota juga menyampaikan apresiasi dan ucapan terima kasihnya kepada para wajib pajak. (@mix)
Senin 00/00/0000 00:00 WIB | oleh Warta
WAKIL WALIKOTA LEPAS KARNAVAL BUDAYA KELURAHAN GOWONGAN
Kota Yogyakarta akan merayakan hari jadi ke -257 tahun, tanggal 07 Oktober 2013 yang akan datang. Salah satu kegiatan yang akan digelar untuk memeriahkan hari ulang tahun Kota Yogyakarta tahun ini adalah Festival Budaya di 45 kelurahan di Kota Yogyakarta. Kelurahan Gowongan kecamatan Jetis Kota Yogyakarta merupakan salah satu kelurahan yang mendapat nomor urut pertama untuk menggelar Festival Budaya yang bertemakan "Dengan Segoro Amarto, Menuju Jogja (yang lebih) Istimewa" ini. Untuk mengawali kegiatan Festival Budaya 45 Kelurahan, kelurahan Gowongan telah mendahului dengan menggelar karnaval budaya yang melibatkan 13 Rukun Warga (RW) yang ada di wilayahnya, Minggu ( 01/09/2013). Karnaval dilepas oleh Wakil Walikota Yogyakarta, Imam Priyono DP didampingi Wakil ketua TP.PKK Suryani Imam Priyono, Camat Jetis, Drs. Supardji beserta Ibu, Lurah Gowongan Siti Maymunah, SIP dan tokoh masyarakat Gowongan. Karnaval Budaya Kelurahan Gowongan menampilkan potensi kesenian dan ekonomi dari masing RW. Perwakilan RW. 07 misalnya menampilkan gunungan aneka sayuran dan buah yang mirip dengan gunungan Sekaten serta diiringi para ibu yang mengenakan pakaian tradisional Jawa, menggendong bakul sayuran. Peserta RW.05 menampilkan bergodo Jogoyudo, RW.11 menampilkan hasil kerajinan batik Sayekti, juga RW lainnya menampilkan potensi seni dan budaya yang mereka miliki sehingga membuat suasana di sepanjang jalur terasa meriah. Karnaval yang dimeriahkan juga drumband siswa SD Kanisus Gowongan, serta atraksi dari paguyuban seni dan perwakilan pelajar dan mahasiswa luar Yogyakarta ini mengambil start di jalan Jenderal Sudirman, melewati jalan Pangeran Mangkubumi, Gowongan Kidul, Bumijo dan berakhir di jalan Gowongan Lor. Wakil Walikota dan istri serta para undangan ikut bergabung dan berjalan sampai ke halte bus Trans Jogja jl. Mangkubumi. Wakil Walikota Imam Priyono mengatakan dirinya sangat mengapresiasi kegiatan budaya yang digelar kelurahan Gowongan sebagai satu rangkaian kegiatan dalam rangka peringatan hari ulang tahun kota Yogyakarta ke-257. Menurut Imam kegiatan Festival budaya yang digelar di 45 kelurahan sekota Yogyakarta memiliki dampak yang sangat baik bagi generasi muda bangsa. Dari budaya, generasi muda bangsa akan banyak belajar tentang nilai luhur bangsa dan budi pekerti. "Yang namanya budaya itu, mendidik generasi bangsa untuk baik. Festival budaya ini untuk mendidik generasi kita untuk berperilaku yang baik dalam membangun karakter bangsa,"ujar Wakil Walikota. Sementara itu, lurah kelurahan Gowongan Siti Maymunah, SIP, menjelaskan bahwa kelurahan yang dipimpinnya mendapat nomor urut pertama dalam penyelenggaraan Festival Budaya 45 Kelurahan. Rangkaian kegiatan diawali dengan karnaval yang diikuti 12 dari 13 RW yang ada di kelurahan Gowongan. Seabagai puncak acara akan diakhiri dengan pergelaran Malam Pentas Seni pada tanggal 07 September 2013 di SMK Negeri 7 Gowongan. Dijelaskan malam pentas seni akan menampilkan semua potensi seni dan budaya yang dimiliki wilayahnya seperti tarian, band Kusplusan, fragmen, dan ditutup dengan kethoprak dengan lakon "Juminten Edan" yang dimainkan oleh paguyuban seni Mekar Manunggal Budaya sebagai gong dari semua rangkaian kegiatan festival di kelurahan Gowongan. Sementara itu, Edi Purwanto salah seorang tokoh masyarakat Gowongan berharap semua elemen masyarakat di kelurahan golongan dari tua sampai muda untuk tetap terus bersatu berjuang dengan cara masing untuk mendukung keistimewaan Yogyakarta dengan melakukan kegiatan positip seperti kegiatan festival budaya dan karnaval budaya. Edi dan tokoh masyarakat lain akan terus memberikan dukungan mereka. (@mix)
Senin 00/00/0000 00:00 WIB | oleh Warta
PENGUNDIAN PROMO PASAR DAN BELANJA BERHADIAH THN 2013
Berkaitan dengan pelaksanaan Gebyar Promo Pasar dan Belanja Berhadiah Tahun 2013 yang dilaksanakan oleh Dinas Pengelolaan Pasar Kota Yogyakarta....... SELENGKAPNYA KLIK DI FILE1 DAN FILE2
Senin 00/00/0000 00:00 WIB | oleh Warta
YOGYAKARTA DITETAPKAN SEBAGAI KAWASAN BERBUDAYA HKI
Sebagai bagian dari rangkaian acara Hari HKI Nasional Tahun 2013, Direktorat Jenderal Hak Kekayaan Intelektual (DJHKI), Kementerian Hukum dan HAM laksanakan kegiatan Penetapan Kawasan Berbudaya HKI. Acara ceremonial penganugerahan dilaksanakan di Bangsal Srimanganti Keraton Ngayogyakarto Hadiningrat pada Selasa malam (27/8). Kawasan Berbudaya HKI dianugerahkan langsung oleh Menteri Hukum dan HAM Amir Syamsudin kepada Kraton Yogyakarta, Universitas Gadjah Mada, Universitas Islam Indonesia, Institut Seni Indonesia Yogyakarta, Pemerintah Kota Yogyakarta, Pemerintah Kabupaten Sleman, Pemerintah Kabupaten Gunung Kidul, Pemerintah Kabupaten Bantul, Pemerintah Kabupaten Kulon Progo. Untuk Kraton Yogyakarta, diterima langsung oleh Sri Sultan Hamengkubuwono X dan Kota Yogyakarta diterima Wakil Walikota Imam Priyono, beserta para Bupati di wilayah D.I.Yogyakarta. Selain itu Diserahkan pula Piagam Anubhawa Sasana Desa kepada Gubernur, Walikota dan para Bupati di Wilayah D.I. Yogyakarta. Dalam laporan penyelenggaraan, Dirjen HKI Menkumham, Ahmad M Ramli bahwa kegiatan ini bertujuan untuk memberikan penghargaan terhadap pihak-pihak yang selama ini memberikan peran dalam meningkatkan produktifitas masyarakat dalam menghasilkan karya-karya intelektual, disamping juga meningkatkan kesadaran serta pemahaman masyarakat mengenai peranan dan kontribusi kekayaan intelektual dalam perekonomian, kebudavaan dan kemajuan masyarakat di wilayah tersebut. Dengan penetapan ini maka para pemangku kepentingan termasuk Instansi Pemerintah akan memelihara dan memajukan budaya HKI di lingkungan masing-masing dengan cara semakin berkreasi dan berinovasi serta memiliki cara-cara untuk memberi perlindungan hukum terhadap karya intelektual. Setelah penyerahan Menkumham menyampaikan bahwa karya intelektual sangat erat dengan kehidupan sehari-hari dan sebagai aset juga memerlukan perlindungan. Perlindungan HKI merupakan upaya untuk melindungi kreativitas masyarakat secara makro sehingga akan tercipta kondisi yang kondusif bagi para kreator dan inventor untuk terus berkarya. Perlindungan HKI akan meminimalisir terjadinya fenomena brain drain atau talent drain, dimana anak-anak bangsa kita yang memiliki kemampuan intelektual atau talenta tinggi justru dimanfaatkan oleh negara lain, mencari pekerjaan atau karir di luar negeri padahal mereka sangat dibutuhkan oleh bangsa kita sendiri,ungkap Amir Syamsudin. Menkumham juga mengajak kepada seluruh lapisan masyarakat untuk tidak melakukan tindakan melanggar hukum seperti memalsu atau membajak karya orang lain, sesuai dengan adegium yang menyatakan nikmati karyanya, harga kreatornya, lindungi hak kekayaan intelektualnya, hindari pembajakannya. Karena hanya dengan sistem perlindungan dan pemajuan HKI yang baik dan diikuti dengan upaya penegakan hukum yang efektiflah maka industri kreatif akan berkembang menjadi tulang punggung perekonomian negara kita khususnya di Yogyakarta, tegas Amir. (byu)
Senin 00/00/0000 00:00 WIB | oleh Warta
BUNDA PAUD KOTA YOGYAKART MAJU TINGKAT DIY
Bunda PAUD yang akhir-khir ini semarak merupakan pejuang yang memberikan kontribusi untuk pembangunan di Indonesia umumnya dan Kota Yogyakarta pada khususnya, keberadaan Bunda Paud berperan sangat menentukan generasi penerus, sebab sebelum jenjang pendidikan dasar yang merupakan upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak usia 1-6 tahun, demikian sambutan Bunda PAUD Kota Yogyakarta, Hj. Trikirana Muslidatun, S.Psi atau Ana Haryadi, sebelum melakukan paparan dalam rangka Penilaian Apresiasi Bunda PAUD tingkat DIY, Rabu (28/08) di Ruang utama Bawah Balaikota Yogyakarta. Didalam paparannya Ana Haryadi menjelaskan, PAUD yang selama ini sebagai awal pembentukan karakter anak, selain memberikan pendidikan secara dini juga memberikan rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dalam perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan pendidikan lebih lanjut yang diselenggarakan pada jalur non Formal dan Formal. " Di kota Yogyakarta ini lembaga yang melayani PAUD ada 587 paud, 217 Taman kanak-kanak, 81 Kelompok bermain, serta 43 Tempat penitipan anak. Angka Partisipasi kasar atau APK di kota Yogyakarta adalah 49,47 persen untuk APK Paud non formal, serta untuk Paud Formal berjumlah 33 persen. APK PAUD yang kita miliki Formal dan Non Formal mencapai 82, 52 Persen, hal ini diatas rata-rata target nasional yang hanya mentargetkan 75 persen, dan rata-rata APK PAUD di Indonesia Baru 34,54 Persen", kata Ana Haryadi. Lebih lanjut ana haryadi menjelaskan, Jumlah anak Paud di tahun 2013 adalah 35.654 anak yang berusia 0-6 tahun, sedangkan anak yang terlayani baru 29.989 anak, jumlah anak yang belum bisa terlayani adalah 5.665 anak pada usia 0-1 tahun. Untuk mendukung layanan tersebut diatas, pihaknya telah melakukan penobatan Bunda PAUD di 14 Kecamatan dan 45 Kelurahan se Kota Yogyakarta. " Dari tahun 2007 Kami melaunching 622 Pos Paud, namun saat ini menjadi 587 SPS PAUD dan 10 lembaga beralih menjadi Kelompok Bermain, penyusutan ini dikarenakan jumlah anak didik kurang dari standart yang ditentukan, olehnya kami melakukan regrouping, agar pelayanan kepada warga masyarakat ini lebih maksimal", tandas Ana Haryadi. Sementara itu ketua tim penilai Apresiasi Bunda PAUD tingkat DIY Dra. Mulyani Yuni Pratiwi menjelaskan, Kota Yogyakarta merupakan urutan penilaian yang ke 4, sebelumnya telah melakukan penilaian di Kabupaten Kulon Progo, Gunungkidul, Sleman, serta yang akan datang di Kabupaten Bantul " Dari beberapa Kabupaten yang kita nilai semua memberikan nilai plus, namun penilaian ini kami akan melakukan secara obyektif, sebab masing-masing daerah mempunyai cirri khas niali Plus tersendiri. Selain paparan kami akan menialai beberapa unggulanyang dipunyai masing-masing wilayah", katanya. Tim Penilai yang terdiri dari 5 orang serta 6 Pendamping ini, selain mendengarkan Paparan, melaukan tanya jawab dengan Bunda PAUD, serta melakukan kunjungan lapangan. Kunjungan lapangan yang akan dilakukan di Kota Yogyakarta adalah Ruang Sahabat Ibu dan anak Beringharjo, Tempat penitipan anak Beringharjo, Kelompok Bermain Kirana dan Rumah Pemulihan Gizi, serta RW 10 Brontokusuman Yogyakarta.
Senin 00/00/0000 00:00 WIB | oleh Warta
Amdal
AMDAL merupakan singkatan dari Analisis Mengenai Dampak Lingkungan. AMDAL merupakan kajian dampak besar dan penting terhadap lingkungan hidup, dibuat pada tahap perencanaan, dan digunakan untuk pengambilan keputusan. Izin Lingkungan 2013 Permohonan Izin Lingkungan UKL - UPL Permohonan Izin Lingkungan AMDAL Izin Lingkungan UKL - UPL 2014 Izin Lingkungan AMDAL 2014 Dokumen Kerangka Acuan Analisis Dampak Lingkungan Hidup (KA-ANDAL) Dokumen Analisis Dampak Lingkungan Hidup (ANDAL) Dokumen Rencana Pengelolaan Lingkungan Hidup (RKL) Dokumen Rencana Pemantauan Lingkungan Hidup (RPL)
Senin 00/00/0000 00:00 WIB | oleh Warta
SYAWALAN GUBERNUR DIY DENGAN PEJABAT DAN TOKOH MASYARAKAT KOTA YOGYAKARTA
Dalam kontek membangun peradaban yang menandai keistimewaan bisa diandaikan "Hijrah" kembali ke "Fitrah ", yang sejatinya baru langkah awal untuk menata sebuah konstruksi masyarakat peradaban. Masyarakat peradapan yang sedang dituju adalah, representasi masyarakat yang ditegakkan lima Perdais sebagai pilar Keistimewaan, yang mengikat setiap warga ditengah masyarakat yang majemuk. Hal ini dikatakan Gubernur DIY, Sri Sultan Hamengku Buwono X, dalam acara Syawalan dan Silahturahmi Pejabat dan Tokoh Masyarakat Kota Yogyakarta, Kamis (22/08) di Halaman Balaikota Timoho. Ditambahkan Sultan, masyarakat peradaban setidaknya memuat lima prisip pokok dalam dimensi, Kepemimpinan, Sosial Budaya, Agama, Politik, dan Hukum. Kepemimpinan dalam semua jenjang harus menjadi suri teladan masyarakat layaknya sosok Satriya yang rela melayani. Tentu merubah mindset ini tidaklah mudah karena dalam budaya Jawa seorang Satriya selalu dilayani oleh para punakawan. "Kota butuh banyak pemimpin-pekerja dalam semua sektor dan di setiap jenjang dengan tipe work leader. Pemimpin yang memimpin dengan bekerja di lapangan tidak hanya duduk di meja. Ibarat pohon solusinya tidak berada di buah tetap di akar-akarnya. Pemimpin di semua eselon harus memeriksa sampai aspek bagaimana kebijakan dan proyek dijalankan tidak hanya percaya pada judul kegiatannya saja," jelasnya. Lebih lanjut dijelaskan masyarakat peradaban akan bisa terbangun jika ada interaksi positif antar tiga institusi negara. Lembaga eksekutif sebagai aparat penyelenggara negara harus mampu bekerja demi kemaslahatan rakyat. Lembaga legislatif sebagai pengontrol eksekutif juga harus bersih. Lembaga yudikatif sebagai arena penyelesaian konflik secara legal formal tidak terlibat dalam mafia hukum dan peradilan. Sementara itu, Walikota Yogya, H Haryadi Suyuti mengemukakan guna memaknai kemerdekaan jajaran Pemkot Yogya bersama warga masyarakat berkomitmen mengisi kemerdekaan sesuai dengan kemampuan, kesempatan dan sumber daya masing-masing. Serta menanamkan niat untuk melakukan yang terbaik dan bermanfaat bagi tanah air tercinta dan tentu saja untuk Jogja Istimewa. Dengan tetap berlandaskan pada 4 pilar Segoro Amarto yakni kedisiplinan, kepedulian social, gotong royong dan kemandirian. "Dapat kami haturkan pula bahwa kesungguhan Pemkot Yogya dan bersama seluruh warga masyarakat mewarnai keistimewaan DIY telah berbuah prestasi yaitu keberhasilan Kelurahan Pandeyan Kecamatan Umbulharjo menjadi juara lomba desa dan kelurahan tingkat nasional tahun 2013, yang mengalahkan 8.309 kelurahan lain," jelasnya. Selain itu, kerja keras dan dukungan masyarakat telah mengantarkan KUA Kecamatan Gondomanan meraih juara pertama KUA tingkat nasional. Penghargaan bagi Pemda yang berkinerja tertinggi juga kami peroleh yang rencananya akan diserahkan oleh Presiden RI di Kampus IPDN Jatinanggor pada tanggal 27 Agustus mendatang. (And)
Senin 00/00/0000 00:00 WIB | oleh Warta
Pandeyan Kelurahan Terbaik Se-Indonesia
Sebuah prestasi membanggakan kembali diraih Kota Yogya. Kelurahan Pandeyan yang terletak di Kecamatan Umbulharjo berhasil meraih predikat sebagai Kelurahan Terbaik se-Indonesia tahun 2013 dengan menyisihkan 8.309 kelurahan di tanah air. Atas prestasinya itu, Pandeyan berhak memboyong Piala Adhikarya Bhakti Praja Utama. Piala Adhikarya Bhakti Praja Utama dibawa dari Jakarta oleh delegasi yang terdiri dari camat, lurah serta tokoh masyarakat. Warga Pandeyan pun bersuka cita menyambut kedatangan delegasi ini dan langsung diarak saat tiba di Komplek Balaikota Timoho. Bregodo Prajurit Lombok Abang mengawal delegasi pembawa piala menuju Halaman Air Mancur Balaikota untuk bertemu dengan Walikota Yogya bersama jajarannya. Walikota Yogya, H Haryadi Suyuti sangat mengapresiasi terhadap prestasi yang diraih oleh Kelurahan Pandeyan. Prestasi ini baru pertama diraih oleh Kota Yogya sehingga memberikan kesan yang tidak ternilai bagi Pemkot Yogya dan warga Kota Yogya. Walikota berharap prestasi ini terus dijaga dan ditingkatkan. "Ini merupakan kemenangan warga Pandeyan khususnya dan warga Kota Yogya pada umumnya. Setelah mendapat penghargaan ini, Pandeyan akan dikunjungi oleh berbagai daerah di tanah air. Jadi saya minta kepada warga untuk siap menjadi tuan rumah yang baik," jelasnya. Warga Pandeyan sangat bangga dengan prestasi yang diraih ini. Sebab tanpa keterlibatan dari masyarakat dalam pembangunan maka prestasi ini tak bisa berada di tangan warga Pandeyan. Menurut Lurah Pandeyan, Sulasmi, ada sejumlah program unggulan yang membuat dewan juri melirik Pandeyan sebagai kelurahan terbaik. Antara lain, keberadaan Sanggar Batik Jenggolo, program Kampung Hijau serta Sapaan Anak Kos. "Sapaan Anak Kos ini menjadi nilai lebih saat penjurian. Bahkan dewan juri Ibu Vita Gamawan Fauzi sampai terharu karena anak-anak kos di Pandeyan serasa memiliki orangtua asuh dari warga. Beliau terharu karena suaminya pernah kuliah di Yogya," jelasnya. Sedangkan untuk keberadaan Sanggar Batik Jenggolo ini sangat istimewa karena berhasil menjadi sebuah program pemberdayaan kaum lanjut usia (lansia). Lansia yang awalnya tidak memiliki kegiatan dengan kehadiran Sanggar Batik Jenggolo menjadi lebih berdaya dan lebih mandiri serta produktif. Kini, kehadiran Sanggar Batik Jenggolo mampu berkembang menjadi ikon Kelurahan Pandeyan. Untuk program Kampung Hijau di Kelurahan Pandeyan tak perlu ditanyakan lagi. Warga Pandeyan yang sadar akan pentingnya lingkungan yang hijau, bersih dan sehat berhasil menyulap lahan-lahan sempit di perkampungan menjadi asri. Mereka mulai melakukan pengolahan sampah serta membuat ruang-ruang publik. Ke depan Kampung Hijau di Pandeyan juga akan dikembangkan menjadi Kampung Ilmu Pengetahuan dan Teknologi dan akan mengembangkan pengolahan biogas. Seperti diketahui penghargaan Adhikarya Bhakti Praja Utama diserahkan oleh Menteri Dalam Negeri RI, Gamawan Fauzi dan diterima Asisten Pemerintahan Pemkot Yogya, Achmad Fadli dalam acara Temu Karya Nasional di Jakarta.(Ita)
Senin 00/00/0000 00:00 WIB | oleh Warta
Merti Golong-gilig Kampung Dipowinatan Simbol Persatuan Warga
Kampung Dipowinatan telah dicanangkan sebagai salah satu kampung wisata di Kota Yogya. Mereka memiliki cara tersendiri untuk memperkuat semangat kebersamaan dan persatuan antar warga. Masih dalam suasana gegap gempita menyemarakkan peringatan HUT Kemerdekaan RI, pada hari Minggu (18/8) warga Kampung Dipowinatan menggelar Merti Golong-gilig. Ritual budaya Golong-gilig dilakukan dengan seremoni pengikatan lidi simbol kebersamaan. Warga diibaratkan seperti sebatang lidi yang kemudian saling diikatkan menjadi satu kesatuan. Selanjutnya dilakukan kirab budaya yang dilepas oleh Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kota Yogya, Eko Suryo Maharso dengan mengangkat bendera Bregodo Dipo Satrio. Eko Suryo mengatakan bila orang tidak tahu sepintas Kampung Dipowinatan tak jauh beda dengan kampung-kampung lainnya di Kota Yogya. Namun bila dilihat lebih dalam lagi kampung ini memiliki kekhasan tersendiri. Selain lingkungannya bersih, warganya ramah dan memiliki kepedulian menjaga budaya yang dimiliki. "Semoga kegiatan ini makin meneguhkan semangat nasionalisme warga dan lebih meningkatkan kecintaan terhadap tradisi dan budaya," ujarnya. Upacara adat Merti Golong-gilig Kampung Dipowinatan selalu digelar setelah peringatan HUT Kemerdekaan RI. Dalam upacara tersebut ditampilkan fragmen persatuan warga yakni berupa prosesi pengumpulan lidi oleh warga yang dimulai dari tingkat RT hingga RW. Kemudian lidi yang terkumpul dibawa ke lokasi upacara untuk dilakukan pengukuhan niat dengan diikat menjadi satu dengan kain merah putih. Pengurus Paguyuban Warga Dipowinatan (PWD), Agus Sutopo menambahkan upacara adat tersebut menjadi simbol persatuan dan kebersamaan warga. Usai prosesi pengikatan lidi dilakukan kirab budaya keliling kampung. Kirab ini melibatkan Bregodo Diposatrio yang merupakan duplikat Bregodo Patangpuluhan sebagai simbol penjaga keamanan serta gunungan simbol golong-gilig dan dimeriahkan tokoh masyarakat serta pasukan musik rebana. Selain untuk melestarikan budaya, Merti Golong-gilig Kampung Dipowinatan juga sebagai ajang pesta rakyat. Karena, di sela upacara adat dibagikan makanan khas Dipowinatan yakni kue bakpao dan arem-arem kepada warga masyarakat. Kemudian dilanjutkan pembagian aneka makanan dari warga kepada pengunjung. Maka tak heran jika kegiatan seni budaya ini berlangsung meriah dan disambut gembira oleh warga masyarakat dan pengunjung. Selain berhasil menanamkan nilai-nilai kebersamaan kegiatan budaya ini juga mampu memberikan hiburan bagi masyarakat. (Ita)
Senin 00/00/0000 00:00 WIB | oleh Warta
WALIKOTA YOGYAKARTA JADI INSPEKTUR PERINGATAN HUT RI KE-68
Walikota Yogyakarta Haryadi Suyuti menjadi Inspektur Upacara ( Irup) apel bendera peringatan hari ulang tahun kemerdekaan ke-68 Republik Indonesia di Halaman Balaikota Yogyakarta, Sabtu, (17/08/2013). Peringatan yang didahului dengan mengenang detik-detik proklamasi ini dihadiri Wakil Walikota dan ibu, Mantan Walikota beserta isteri, Pimpinan Forum Komunikasi Pimpinan Daerah Kota Yogyakarta, Karyawan Pemkot Yogyakarta, BUMD, LSM, Pelajar, dan masyarakat. Petugas pengibar bendera merupakan gabungan para siswa terbaik dari Kota Yogyakarta didukung sepenuhnya oleh personil dari Kapolresta Yogyakarta, Lanud,Lanal dan Kodim 0734 Yogyakarta. Upacara berjalan kidmad dan lancar dengan diselingi hiburan lagu persembahan SMA Stela Duce Yogyakarta. Walikota Yogyakarta H. Haryadi Suyuti usai apel peringatan mengucapkan selamat kepada seluruh rakyat Indonesia dan khususnya kepada warga masyarakat Yogyakarta. (@mix)
Senin 00/00/0000 00:00 WIB | oleh Warta
WALIKOTA GELAR OPEN HOUSE SYAWALAN
Walikota Yogyakarta, H. Haryadi Suyuti gelar Open House, Syawalan dan Halal bi Halal bersama para pegawai di lingkungan Pemkot Yogyakarta dan Tokoh Masyarakat se Kota Yogyakarta. Kegiatan ini dilangsungkan di pendopo Rumah Dinas Walikota setempat pada Senin (12/8) yang merupakan hari pertama masuk kerja setelah Libur Lebaran 2013. Untuk memperlancar acara Syawalan ini dibagi menjadi dua tahap, tahap pertama dihadiri jajaran Sekda dan kepala SKPD dan semua pegawai Pemkot Yogyakarta hingga Kecamatan dan Kelurahan. Kemudian Tahap kedua dilangsungkan lebih siang adalah syawalan bersama tokoh-tokoh masyarakat. Kegiatan dibuka dengan Ikrar Syawalan yang disampaikan oleh Sekda Kota Yogyakarta, H. Titik Sulastri, didampingi jajaran Asisten dan Staf Ahli. Dalam sambutannya Haryadi mengucapkan selamat Hari Raya Idul Fitri 1434 H dan mohon maaf lahir batin jika ada kesalahan yang telah dilakukan baik sengaja ataupun tidak sengaja. Sebagai mitra kerja tentulah tidak bisa luput dari itu, dan kembali mengajak para pegawai untuk kembali bekerja dengan optimal setelah menjalani libur Lebaran. Diharapkan dengan tali silaturahmi yang baik terjalin antar para Pegawai bisa membawa suasana harmonis dan meningkatkan kualitas kerja Pemkot yogyakarta. Kemudian Walikota dan Wakil Walikota didampingi istri menerima jabat tangan dari segenap hadirin yang datang. (byu)
Senin 00/00/0000 00:00 WIB | oleh Warta
Walikota Beri Bingkisan kepada Pasukan Kuning
Pemerintah Kota bekerjasama dengan BRI dan Natasha Skin Care memberikan bingkisan berupa sembako kepada Pasukan Kuning. Walikota Yogyakarta Haryadi Suyuti didampingi Ketua Tim Penggerak PKK Tri Kirana Muslidatun memberikan bingkisan kepada orang-orang yang berjasa menjaga kebersihan Kota Yogyakarta ini. Penyerahan bingkisan diberikan secara simbolis di Rumah Dinas Walikota Jumat, 02 Agustus 2013.. Hadir pula Sekretaris Daerah Kota Yogyakarta Dra. RR.Titik Sulastri, Asisten Pemerintahan Drs. H. Achmad Fadli, Asisten Perekonomian dan Pembangunan Ir. Aman Yuriadijaya, MM, Asisten Administrasi Umum Dra. M.K. Pontjosiwi W dan Kepala Badan Lingkungan Hidup Kota Yogyakarta Irfan Susilo, SH. Dalam laporannya Irfan Susilo mengatakan bahwa Pasukan Kuning di Kota Yogyakarta ada 320 orang, namun pada acara Silaturahmi dan Penyerahan Bingkisan dari Bapak Walikota kepada Pasukan Kuning ini hanya kurang lebih 30 orang yang dapat hadir. " Tadi malam lembur sampai jam 2 pagi, padahal subuh harus sudah bekerja lagi. Sebagian bahkan belum pulang ke rumah" katanya. Pemerintah Kota memberikan apresiasi terhadap kinerja pasukan kuning ini. "Kami menyadari tanpa kehadiran Bapak-bapak sekalian, Kota Yogya tidak tahu akan seperti apa, setiap harinya ada 230 ton sampah yang harus dibersihkan di Kota Yogyakarta" kata Haryadi Suyuti. Pada hari-hari libur seperti Hari Raya Idul Fitri tahun ini Pemerintah Kota Yogyakarta akan melipatgandakan tenaga kebersihan. Hal ini dilakukan agar selama libur lebaran Kota Yogyakarta tetap bersih, tertib dan nyaman. Selama lebaran, pasukan kuning akan tetap bekerja untuk membersihkan Kota Yogyakarta. "Saya atas nama Pemerintah Kota Yogyakarta beserta seluruh Jajarannya dan masyarakat Kota Yogyakarta berterimakasih dan memberikan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada para bapak-bapak sekalian. Kami juga mengucapkan terima kasih kepada keluarga Bapak-bapak sekalian karena harus merelakan waktu berkumpul dengan keluarga digunakan untuk menjaga kerbersihan di Kota Yogyakarta" tambah Haryadi Suyuti. (Nade)
Senin 00/00/0000 00:00 WIB | oleh Warta
53 Tahun SMPN 9 Yogyakarta
Sekolah Menengah Pertama (SMP) Negeri 9 Yogyakarta Rabu (31/07) kemarin pagi mempeingati hari ulang tahun (HUT) sekolahnya ke-53, acara tersebut berlangsung di lapangan upacara SMPN 9. Dalam acara tersebut dihadiri Kepala Dinas Pendidikan, Kepala Kantor Kementrian Agama, Kepala Badan Narkotika, Muspika Kecamatan Kotagede, Komite sekolah SMPN 9, Pengurus Yayasan Alumni "Insan Kamil" dan Kepala Sekolah di Wilayah Kotagede. Dalam sambutannya Kepala Dinas Pendidikan Edy Hery Suasana mengatakan sekolah sebagai lembaga pendidik harus mampu memberikan kepada anak didiknya ilmu pengetahuan, ketrampilan dan kemampuan mengadopsi berbagai inovasi dan kemajuan jaman. Selain itu yang lebih penting lagi adalah membekali ketauladanan budi pekerti yang luhur agar anak didik mampu membentengi diri dari arus perubahan jaman yang tidak semua berpengaruh positif. Edy berharap keluarga besar SMPN 9 Yogyakarta mampu menunjukkan komitmennya mewujudkan pendidikan berkualitas. "Rasa syukur atas ultah yang ke-53 hendaknya terwujud dengan semakin banyaknya dihasilkan calon-calon ilmuwan, cendekiawan dan intelektual yang relevan dengan tuntutan dan kebutuhan bangsa," ujarnya. Beliau juga mengajak anak-anak peserta didik untuk lebih giat belajar membekali diri dengan membentuk sikap, watak, dan kepribadian utama serta mempunyai kemampuan nalar, ketrampilan dan kekuatan fisik yang tangguh. Selain peringatan Hut yang ke 53 dalam acara tersebut juga di warnai dengan Deklarasi Kelompok Siswa Anti Narkoba (KOSISBA) dan penyerahan bingkisan tali kasih kepada 100 keluarga kurang mampu. Hadi Muhtar selaku Sekretaris BNK Kota Yogyakarta dalam sambutannya mengatakan Masyarakat khususnya kaum muda perlu diberi informasi yang jelas tentang bahaya mengkonsumsi narkotika dan obat terlarang lainnya. "Kaum muda sebagai generasi penerus bangsa seringkali menjadi sasaran/obyek penggunan narkoba. Agar terhindar dari berbagai dampak buruk yang ditimbulkan perlu terus menerus dilakukan sosialisasi bahaya narkoba kepada publik" Katanya Acara tersebut di akhiri dengan penandatanganan seluruh tamu undangan di atas kain putih sepanjang 10 Meter bertuliskan "Kami Anti Narkoba". (Nang)