Senin 00/00/0000 00:00 WIB | oleh Warta
Cegah Sengketa Tanah, Pemkot Bangun Kesadaran Hak Survituut
Pemerintah Kota (Pemkot) Yogyakarta melalui Dinas Pertanahan dan Tata Ruang Kota Yogyakarta menggelar Focus Group Discussion "Memahami Hak Mengabdi Pekarangan" di Balaikota, Kamis (8/11/2018). Acara yang digelar selama dua hari (7-8 November 2018) tersebut bertujuan untuk membangun kesadaran hak survituut atau hak pengabdian pekarangan warga Yogyakarta. Wakil Walikota Yogyakarta Heroe Poerwadi menilai hal itu sangat penting karena kasus sengketa tanah masih terus terjadi di Kota Yogyakarta. "Pemahaman ini menjadi bekal berharga bagi kita kedepan, sehingga kasus-kasus sengketa hukum tidak terjadi di tengah masyarakat," ucapnya. Menurutnyas Seiring bertambahnya jumlah pendudu, pembangunan infrastruktur, perkembangan pembangunan permukiman, menjamurnya pabrik dan bangunan komersil serta berbagai aktifitas yang berhubungan dengan kontruksi, menyebabkan halaman pekarangan atau akses jalan menjadi sesuatu amat mahal. "Kasus rumah pak eko di Ujung Berung Kota Bandung yang terusir dari rumahnya sendiri karena tidak ada akses jalan akibat tertutup bangunan rumah tetangganya seolah meruntuhkan rasa kebersamaan antar warga," ujarnya. Berkaca dari kasus tersebut, menurutnya toleransi dan tepo selira yang menjadi budaya masyarakat Indonesia hilang di telah arus materialisme dan egoisme semata. "Untuk itulah para tokokh masyarakat menjadi garda keadilan dalam melakukan pencegahan dini sengketa tanah," imbuhnya Pihaknya mengajak perangkat RW dan tokoh masyarakat untuk mencermati segala transaksi jual beli tanah dan memastikan ada atau tidaknya Hal Mengabdi Pekarangan dalam transaksi tersebut. "Kita memiliki Dinas Pertanahan dan Tata Ruang, mari kita menafaatkan untuk konsultasi hukum sebagai upaya pencegahan sengketa serta memanfaatkan layanan " layanan baru yang disediakan Pemerintah khususnya dalam bidang pertanahan dan tata ruang," kata Heroe. Dalam kesempatan yang sama Kepala Dinas Pertanahan dan Tata Ruang Kota Yogyakarta Hari Satya Wacana menerangkan, diskusi tersebut diikuti oleh delapan orang dari unsur RW dan Tokok Masyarakat di Yogyakarta. "Kami berharap nantinya, informasi tentang hak pengabdian pekarangan ini bisa disosialisasikan lebih lanjut kepada para warganya," ucap Heri. (Tam)
Senin 00/00/0000 00:00 WIB | oleh Warta
PKK Yogyakarta Antisipasi Ledakan Penduduk
Tim Penggerak (TP) Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (PKK) Kota Yogyakarta terus mendorong kesuksesan program Keluarga Berencana (KB) dan perencanaan yang matang dalam keluarga agar tercipta generasi yang unggul dan mandiri. "Angka kehamilan anak di Indonesia masih tinggi, kami telah mempersiapkan kader gender yakni menguatkan seks edukasi di kalangan anak, hal itu salah satu cara untuk mengantisipasi leadakan penduduk" ucap Ketua Tim Penggerak PKK Kota Yogyakarta, Tri Kirana Muslidatun dalam acara penerimaan Tim Evaluasi Kegiatan Kesatuan Gerak PKK KKBPK Kes di Kecamatan Gedongtengen, Rabu (7/11/2018). Ana pun mengingatkan bahwa pengetahuan seks di kalangan anak-anak SMP saat ini sudah sangat dalam. Hal tersebut, menurutnya harus diarahkan dengan memberikan pengetahuan atau seks edukasi. "Kami telah melakukan hal tersebut dibeberapa sekolah negeri, namun memang masih ada beberapa kendala yang harus kita perbaiki bersama," ujarnya. Terkait evaluasi tersebut, Ana meminta agar tidak menjadikannya sebagai tujuan melainkan pelaksanaan para kader di berbagai bidang kesehatan yang ada di lingkungan sekitar masing-masing. Sehingga yang terpenting kedepan adalah kegiatan para kader yang berkelanjutan dan bermanfaatnya bagi warga. Sementara itu Walikota Yogyakarta Haryadi Suyuti dalam sambutannya yang dibacakan Sekretaris Daerah Kota Yogyakarta Titik Sulastri menerangkan, kegiatan Evaluasi ini merupakan sebuah momentum yang penting untuk meningkatkan pengabdian kita semua bersama Tim Penggerak PKK dalam rangka membina keluarga kecil yang sehat, bahagia dan sejahtera. "Dalam kegiatan kesatuan gerak ini kita bersama berupaya untuk meningkatkan pencapaian program kependudukan KB, pembangunan keluarga dan kesehatan, sekaligus mengantisipasi kemungkinan proyeksi ledakan kependudukan," ucapnya. Ia mengingatkan di Indonesia akan mendapatkan bonus demografi, yaitu jumlah usia angkatan kerja (15-64 tahun) mencapai sekitar 70 persen, sedang 30 persen penduduk yang tidak produktif (usia 14 tahun ke bawah dan usia di atas 65 tahun) yang akan terjadi pada tahun 2025-2030. "Berangkat dari fenomena tersebut, marilah kita sikapi setiap jiwa pertambahan penduduk di Kota Yogyakarta sebagai sebuah investasi bangsa," cetusnya. Saat ini jumlah penduduk Kota Yogyakarta hingga akhir Oktober 2018 mencapai angka 414.720, angka tersebut tidak hanya kita sikapi sebatas kuantitas semata, namun bagaimana kuantitas tersebut dapat menjadi kualitas dengan menyiapkan SDM sebaik mungkin. Sementara itu, Ketua Tim Evaluasi KKG PKK KKBPK Kes DIY Retno Nurmawati mengungkapkan, Program KB isebetulnya tidak hanya terkait dengan KB saja, tapi juga ada program pemberdayaan keluarga. "Dimana disitu ada bina keluarga balita, bina keluarga remaja, bina keluarga lansia," imbuhnya Jadi bina-bina ini, lanjutnya, adalah program-program yang memberdayakan para keluarga yang mempunyai balita, yang mempunyai remaja dan yang mempunyai lansia. "Bagaimana kita melihat tumbuh kembang balita, bagaimana kita memperhatikan remaja dan memperhatikan lansia," tandasnya. (Tam)
Senin 00/00/0000 00:00 WIB | oleh Warta
Peningkatan Ekonomi Melalui Program Gandeng Gendhong
Kelompok usaha masyarakat Kota Yogyakarta berkumpul di Dinas Perizinan, Balai Kota Yogya untuk mengikuti Penyuluhan Keamanan Pangan yang di adakan oleh Dinas Pemerintah Kota Yogyakarta, Selasa (06/11). Penyuluhan yang dihadiri oleh Wakil Walikota Heroe Purwadi mengatakan, bahwa Pemerintah Kota Yogyakarta memiliki komitmen meningkatkan ekonomi bagi masyarakat yang kurang mampu, melalui pemberdayaan usaha yang dimiliki oleh kelompok masyarakat. "Dalam upaya mengurangi tingkat kemiskinan di Kota Yogyakarta, kami memiliki Program Gandeng Gendong yaitu kelompok masyarakat yang memiliki usaha seperti makanan maupun snack, Pemerintah akan membeli produk tersebut untuk kegiatan-kegiatan yang ada OPD di Yogyakarta". Ungkarnya. Menurutnya, anggaran makan atau snack di OPD seluruh Kota Yogyakarta mencapai 38 Miliar. Sehingga, anggaran yang besar ini dapat di manfaat untuk memberdayakan usaha-usaha yang dimiliki oleh kelompok masyarakat ada di Kota Yogyakarta. Setiap kelompok usaha yang ada, akan menggunakan aplikasi Jogja Smart Service (JSS). Proses pemesanan, daftar menu makanan hingga harga sudah ada dalam aplikasi tersebut. "Setiap kelompok usaha harus mendaftarkan kelompoknya ke bagian Pengendalian dan Pembangunan Kota Yogyakarta. Sehingga nantinya, tidak hanya OPD Kota Yogyakarta saja yang akan membeli, tetapi pihak lain dapat melihat dan membeli nya melalui aplikasi ini". Tambah Heroe. Kelompok usaha perlu memenuhi persyaratan yang ada sebelum mendaftarkan usahanya seperti Nama Kelompok atau perorangan, Jenis Usaha, NPWP, Rekening Bank Jogja, dan persyaratan lainnya. Dengan adanya Gandeng Gendong, pemerintah berharap dapat meningkatkan perekonomian masyarakat kurang mampu melalui pemberdayaan kelompok usahanya. "Setiap kelompok usaha diusahakan terdapat masyarakat KMS untuk ikut serta dalam kelompok usaha tersebut" ujar heru. Di akhir penyampaiannya, Heroe Purwadi berpesan kepada para kelompok usaha untuk menjaga kualitas usaha. Seperti usaha makanan yang memperhatikan pemilihan kualitas bahan baku hingga kemasan produk. "Usaha-usaha yang bapak-ibu miliki, harus memperhatikan kualitas produknya, seperti hal terkecil ukuran dari snack biasanya besar-besar, padahal ukuran dari snack itu jangan teralu besar sehingga mudah untuk dimakan.". (Hes/Fai)
Senin 00/00/0000 00:00 WIB | oleh Warta
Peringati HUT ke-19, Anggota DWP Kota Jogja Tambah Wawasan Berorganisasi
Dalam rangka memperingati HUT Dharma Wanita Persatuan (DWP) yang ke-19, DWP Kota Yogyakarta melaksanakan kegiatan pengembangan sumber daya manusia melalui Pelatihan Kepemimpinan, Manajemen dan Organisasi yang diselenggarakan di ruang Grha Tirta PDAM Tirtamarta pada Selasa (6/11) dan dirangkai dengan kegiatan studi banding ke DWP Kota Batu, Jum"at (9/11). Ketua DWP Kota Yogyakarta, Dian Wijaningrum Aman Yuriadijaya menyampaikan bahwa kegiatan ini bertujuan untuk menambah ilmu mengenai kepemimpinan, manajemen dan organisasi agar dapat diterapkan di DWP sekaligus menjadi sarana silaturahmi antar anggota DWP untuk dapat bertukar pikiran, pengalaman dan informasi yang dapat berguna dalam pengembangan program DWP Kota Yogyakarta. Soetji Heroe Poerwadi selaku Penasehat II DWP Kota Yogyakarta mengapresiasi kegiatan ini sebagai kegiatan yang menarik dan positif dan bermanfaat. Soetji berharap, seusai mengikuti rangkaian kegiatan, anggota DWP dapat berperan lebih baik dalam berorganisasi, mengambil kebijakan dan melaksanakan program agar berhasil sehingga DWP ke depan menjadi lebih baik "Harapannya kegiatan ini bisa memberikan manfaat secara individu bagi ibu-ibu yang juga punya organisasi lain untuk dapat memanfaatkan ilmu yang didapat dalam mengembangkan organisasinya masing-masing" ujar Soetji. Nara sumber Pelatihan Kepemimpinan, Manajemen dan Organisasi, Sumiyar Mahanani Kosim Junaedi memberikan tips untuk menjadi pemimpin yang baik hendaknya terus menambah wawasan, membangun komunikasi yang baik dengan banyak mendengarkan serta mampu menekan ego. Materi yang disampaikan dikemas dengan diselingi berbagai permainan yang melibatkan kemampuan kerjasama dan komunikasi. Salah satu peserta kegiatan, Chotimah Widodo mengatakan bahwa ia ingin belajar bagaimana memimpin dengan baik dalam organisasi yang berbeda mengingat terkait dengan jabatan suami, maka tugas yang diembannya adalah Ketua DWP Unsur Pelaksana sekaligus Ketua TP PKK Kecamatan yang dalam masing-masing organisasi tersebut memiliki karakter yang berbeda. Sementara itu, kunjungan ke DWP Kota Batu Jawa Timur dilaksanakan untuk memperluas referensi manajemen berorganisasi khususnya dalam pelaksanaan berbagai program DWP. Rombongan DWP Kota Yogyakarta diterima oleh Penasehat DWP Kota Batu, Aini Zadim dan Ketua DWP Kota Batu, Siagawati Chairul. Dalam pertemuan tersebut, DWP Kota Yogyakarta mendapat informasi tentang menjalin kerjasama dengan organisasi sosial kemanusian yang memiliki jaringan internasional untuk pemberian bantuan beasiswa serta terkait pengajuan anggaran kegiatan dan upaya pembinaan tertib administrasi bagi DWP Unsur Pelaksana. Peserta kegiatan pun mengakhiri kegiatan kunjungan ke Kota Batu dengan melihat secara langsung proses pembuatan keripik buah yang menjadi makanan khas Kota Batu di salah satu home industry setempat, yang diharapkan dapat memberikan inspirasi untuk pengembangan usaha makanan di Kota Yogyakarta.
Senin 00/00/0000 00:00 WIB | oleh Warta
Sambut Porda 2019. Koni Kota gelar Porkot
Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Kota Yogyakarta menggelar Pekan Olahraga Kota (Porkot) Yogyakarta 2018, pada 11 hingga 16 November mendatang. Sebanyak 8 cabang olahraga (cabor) siap dipertandingkan di ajang tersebut. Kedelapan cabor itu, antara lain, atletik, bulutangkis, volly, catur, futsal, pencak silat, senam dan tenis meja. Ketua Umum KONI Kota Yogyakarta, Tri Joko Susanto, mengatakan bahwa, cabor yang dipilih, disesuaikan dengan tingkat kepopulerannya di masyarakat. Sepakbola memang populer, tapi akhirnya tidak kita pertandingkan, karena rawan, ya. Dalam artian, kalau sudah sepakbola itu, sentimen kedaerahannya sangat kental, nanti buntutnya bisa masalah antar kecamatan katanya di Balaikota Yogya, Minggu (11/11). Untuk peserta, pihaknya tidak memberikan batasan usia, selama memilki KTP Kota Yogyakarta. Bahkan, atlet-atlet yang dipersiapkan untuk turun di Porda, dipersilahkan ikut serta. Ini sekaligus menjadi ajang persiapan, baik untuk atlet, maupun kami, sebelum menyelenggarakan Porda tahun depan, pungkasnya. Ia memastikan, seluruh kecamatan di Kota Yogyakarta turut ambil bagian dalam Porkot tahun ini. Terkait venue pertandingan masing-masing cabor, Tri Joko memaparkan, untuk cabor futsal akan digelar di Tifosi Futsal, bulutangkis di SMP Pangudiluhur, pencak silat di Gedung Bina Manggala Tapak Suci Kauman dan catur di Kantor KONI Kota Yogyakarta. Sementara untuk atletik dan senam, akan digelar di Balaikota Yogyakarta. Untuk setiap nomor yang dipertandingkan, minimal harus ada perwakilan dari 7 kecamatan. Kalau tidak sampai 7, memang tetap dipertandingkan, sebagai eksibisi. katanya. Sementara itu Walikota Yogyakarta, Haryadi Suyuti menyambut baik adanya Porkot tersebut, menurutnya Pelaksanaan PORKOT ini merupakan salah satu media untuk mensukseskan PORDA XV 2019. Dengan adanya Porkot ini dapat menjaring atlet terbaik untuk kontingen Kota Yogyakarta ujarnya Ia berharap melalui PORKOT ini dapat menjadi ajang menghimpun kekuatan untuk menyambut even dua tahunan PORDA DIY dan meraih hasil maksimal. Saya menargetkan Kota Yogya meraih posisi juara umum pada pelaksanaan Porda XV tahun 2019 mendatang. Mudah- mudahan hal tersebut dapat kita wujudkan harapnya Dalam pembukaan Porkot Yogyakarta 2018 tersebut juga dilangsungkan launching logo dan maskot untuk Porda DIY XV 2019. Ini kesempatan kita untuk mengenalkan logo dan maskot Porda DIY 2019 kepada masyarakat umum. Acara akan kita buat semeriah mungkin, dibarengkan dengan pembukaan Porkot, pungkasnya. (Han)
Senin 00/00/0000 00:00 WIB | oleh Warta
Jelang Musim Penghujan, BPBD Gelar Apel Siaga Bencana
Mulai bulan November 2018 ini Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memperkirakan Kota Yogya akan mengalami curah hujan yang tinggi. Menyikapi hal tersebut, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Yogya menggelar kegiatan Apel Siaga Bencana 2018. Kepala Pelaksana BPBD Kota Yogya Hari Wahyudi mengatakan, Apel Siaga Bencana yang diikuti oleh 1000 orang ini bertujuan untuk membangun kolaborasi yang efektif antar relawan dan lembaga pembina demi memperkuat upaya kesiapsiagaan, meningkatkannya keterampilan relawan, pengkayaan informasi tentang penanggulangan bencana dan penguatan jiwa korsa kerelawanan. "Saat ini sudah terbentuk 100 Kampung Tangguh Bencana (KTB). Warga KTB selama ini dibekali dengan simulasi terkait ancaman kebencanaan. Simulasi bencana diberikan agar warga terbiasa dan tahu harus melakukan apa saat terjadi bencana" ungkapnya di Halaman Balaikota Yogya, Jumat (10/11). Setiap KTB, lanjutnya, ada 30 orang warga yang menjadi relawan bencana. Ke 30 orang tersebut mempunyai fungsi yang berbeda-beda. "Setiap orang memiliki fungsi yang berbeda, ada yang sebagai guide, P3K di masing-masing kampung. Masing-masing KTB punya peta potensi bencana. Nah, untuk membiasakannya perlu diadakan simulasi secara rutin minimal setahun sekali," ujarnya. Sementara itu Wakil Walikota Yogyakarta, Heroe Poerwadi Menjelaskan, untuk penanggulangan bencana, Pemkot Yogya sudah melakukan berbagai upaya seperti pelatihan simulasi bagi setiap sektor dan menyiapkan segala sarana-prasarana. Ia mengungkapkan jika penanggulangan dan pengurangan risiko bencana tersebut juga memerlukan komitmen dari seluruh lapisan mulai dari pemerintah, masyarakat, dan stakeholder yang terkait. "Penanganan bencana dengan cepat dan tepat bergantung pada kegiatan antisipasi yang dilakukan. Oleh karena itu, seluruh pemerintah daerah, BPBD, OPD serta segenap komunitas relawan, sampai dengan tingkat kampung, wajib untuk mempersiapkan diri." ungkapnya. Menurutnya pembentukan KTB sangat penting, yakni untuk mempersiapkan masyarakat di wilayah. Mengingat mereka yang tahu dan dekat dalam menangani awal jiak terjadi bencana sehingga lebih cepat. "Hal ini penting agar apabila terjadi bencana, maka masalah yang timbul dapat ditanggulangi dengan cepat dan tepat sasaran, dengan partisipasi masyarakat yang tergabung dalam KTB" ujarnya. (Han)
Senin 00/00/0000 00:00 WIB | oleh Warta
Peringatan Hari Pahlawan, ASN Diminta Berjuang Sejahterakan Yogyakarta
Pemerintah Kota (Pemkot) Yogyakarta turut menggelar upacara bendera untuk memperingati Hari Pahlawan ke-73 di Halaman Balaikota, Senin (12/11/2018). Dalam sambutannya yang dibacakan Sekretaris Daerah Titik Sulastri, Walikota Haryadi Suyuti mengajak ASN berjuang mensejahterakan Yogyakarta. Pihaknya mengajak seluruh karyawan-karyawati Pemerintah Kota Yogyakarta untuk terus bekerja dan bekerja secara optimal dalam rangka mewujudkan masyarakat adil dan sejahtera bagi masyarakat "Wujudkanlah penghormatan atas kegigihan para pahlawan dalam membebaskan bangsa dari belenggu penjajahan dengan menjadi aparatur yang rela berkorban demi kemajuan masyarakat dan Kota Yogyakarta," ucapnya. Peringatan Hari Pahlawan, lanjutnya, juga sebagai momentum dalam rangka menumbuh-kembangkan nilai-nilai persatuan, kepahlawanan, keperintisan, dan kesetiakawanan sosial. "Peringatan Hari Pahlawan dapat dijadikan sebagai cermin atau refleksi tentang pengorbanan, keteladanan, dan keteguhan untuk menggapai harapan masa depan," tandasnya. Yakni dengan terus bekerja dan bekerja dalam rangka mewujudkan masyarakat adil dan sejahtera sebagai cita-cita perjuangan bangsa yang termuat dalam sila kelima Pancasila yang berbunyi keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Selain memperingati Hari Pahlawan, Upacara yang digelar hari ini juga untuk memperingati Hari Kesehatan Nasional ke-54 dan Hari Korpri ke-47. "Peringatan HKN ke-54 tahun 2018 menjadi momentum untuk melakukan refleksi tentang apa yang harus kita berikan bagi kesehatan dan kesejahteraan masyarakat Indonesia," katanya. Selain itu, merupakan titik balik untuk mengubah upaya kesehatan bersifat kuratif menjadi preventif dan promotif. Mengubah gaya hidup menjadi hidup sehat dimulai dari diri sendiri merupakan salah satu cara untuk meningkatkan kesadaran masyarakat. "Saya mengajak kepada rekan-rekan di Dinas Kesehatan, Puskesmas, RS Jogja, institusi pendidikan, agar istiqomah, bekerja penuh integritas, etos kerja tinggi dan mempunyai semangat gotong royong memberikan pengabdian terbaik untuk masyarakat," sambungnya. Kompleksitas kebutuhan akses kesehatan masyarakat akan semakin beragam, untuk itu pihaknya mendorong agar dapat memetakan kebutuhan masyarakat, dan melakukan inovasi serta berbagai terobosan guna mengatasi keterbatasan yang ada. Terkait Korpri, Ia menyebut, Peringatan itu bertujuan untuk meningkatkan semangat profesionalitas seluruh ASN, memantapkan fungsi organisasi KORPRI sebagai perekat pemersatu bangsa, serta meningkatkan kinerja bidang pelayanan publik. "Maka saya berpesan kepada karyawan-karyawati Pemerintah Kota Yogyakarta untuk dapat menjadi tauladan bagi perubahan yang diharapkan oleh seluruh masyarakat," paparnya. (Tam)
Senin 00/00/0000 00:00 WIB | oleh Warta
Walikota Lantik pejabat Administrator dan Pejabat Pengawas
Walikota Yogyakarta, Haryadi Suyuti resmi melantik sejumlah pejabat eselon III dan IV sebagai pejabat administrator dan pejabat pengawas lingkup lingkungan Pemerintah Kota (Pemkot) Yogyakarta. Pada kesempatan tersebut Ia menjelaskan, maksud dari pelantikan hari ini adalah bagian dari upaya untuk menjaga keberlangsungan dan berjalannya roda pemerintahan di lingkungan Pemkot Yogya, agar terjadi peningkatan kinerja serta pelayanan kepada seluruh masyarakat. "Momentum pelantikan ini dimaknai secara positif terutama dari sudut kepentingan organisasi pemerintah Kota Yogya, bukan dipandang sebagai aktivitas formalitas atau hanya distribusi jabatan pengisian melainkan sebagai sarana penguatan pengembangan potensi diri dalam upaya meningkatkan kapasitas aparatur ke arah yang lebih baik," ucapnya di Ruang Yudistira Balaikoya Yogya. Untuk Proses pengisian jabatan, lanjutnya, sudah melalui prosedur dan sebagai langkah strategis Pemkot Yogya guna menjawab berbagai tuntutan dan tantangan dalam memberikan pelayanan yang optimal kepada masyarakat. "Harapan saya bagi para pejabat yang telah dilantik jangan berpuas diri, tingkatkan terus kualitas, kompentesi dan kapasitas yang dimiliki dengan komitmen memberikan kemudahan mempercepat alur kemudahan kepada seluruh masyarakat," tutupnya. Walikota juga meminta agar seluruh pegawai di lingkungan Pemkot Yogya hendaknya terus menerus mengembangkan instrument baru, konsep, sistem dan cara berpikir dalam perumusan kebijakan agar tercapai fleksibilitas dan kecepatan pelayanan. "Inovasi program perlu dilakukan dengan harapan memberi manfaat pada peningkatan pelayanan publik dan kesejahteraan masyarakat" tegasnya. (Han)
Senin 00/00/0000 00:00 WIB | oleh Warta
Iromejan dikukuhkan Sebagai Kampung KB
Kampung Iromejan, Klitren, Kecamatan Gondokusuman dikukuhkan sebagai kampung keluarga berencana (KB), Sabtu (10/11/2018). Iromejan menjadi salah satu dari 14 sasaran yang akan dikukuhkan sebagai kampung KB di Yogyakarta. "Pembentukan Kampung KB di Jogja, kata dia, dimulai sejak 2016 lalu dengan pilot project di RW 12, Kelurahan Prawirodirjan, Kecamatan Gondomanan," ucap Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DPPKB) Yogyakarta Eny Retnowati. Program ini, sambung Eny, terus berlanjut ke 13 RW yang lain di Jogja pada 2017, dan kini basis Kampung KB diperluas menjadi kampung. Eny melanjutkan, Pembentukan Kampung KB tersebut merupakan realisasi dari program yang dicanangkan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) dengan tujuan untuk menyukseskan program Nawacita pemerintah, khususnya peningkatan kualitas hidup masyarakat. Sebanyak 14 kampung yang ditetapkan sebagai Kampung KB adalah Kampung Sudagaran, Kampung Pingit, Kampung Iromejan, Kampung Tegal Lempuyangan, Kampung Pajeksan, Kampung Ngampilan, Kampung Ketanggungan Kulon, Kampung Jogokaryan, Kampung Mangunnegaran, Kampung Ratmakan, Kampung Kepatihan, Kampung Bintaran, Kampung Sidobali, dan Kampung Darakan Barat. Dalam sambutannya, Walikota Yogyakarta Haryadi Suyuti menyambut baik dikukuhkannya Iromejan sebagai kampung KB. "Moment ini diharapkan akan menjadi semangat motivasi semua elemen untuk bersama-sama menjadikan Kota Jogja sebagai kota yang memiliki keluarga-keluarga yang sehat, sejahtera, berkualitas dan produktif dalam wawasan ilmu pengetahuan, ekonomi, serta memiliki moral dan akhlak yang baik," ucapnya. Pihaknya menegaskan, program Kampung KB ini bukan semata-mata untuk mengendalikan kelahiran ; tetapi yang lebih penting adalah adanya partisipasi aktif masyarakat untuk dapat meningkatkan kualitas hidupnya. "Tanpa partisipasi aktif masyarakat dan kita semuanya di sini, keberhasilan kegiatan Kampung KB tentunya akan sulit terwujud," tandasnya. (Tam)
Senin 00/00/0000 00:00 WIB | oleh Warta
TMMD Sengkuyung Tahap III 2018 Resmi Ditutup
Program TNI Manunggal Membangun Desa (TMMD) Sengkuyung tahap III tahun anggaran 2018 Kodim 0734/Yogyakarta secara resmi ditutup, Selasa, (13/11). Kinerja fisik mencapai sasaran target 100 persen, Dandim 0734/Yogyakarta Letkol Inf Bram Pramudia meminta warga untuk menjaga sekaligus merawat hasil pembangunan tersebut. "Warga tidak lepas tangan dan akan memelihara sekaligus meneruskan program yang belum selesai" katanya usai upacara penutupan TMMD di lapangan AMC Wirobrajan. Ia menambahkan, sejumlah sasaran berhasil digarap melalui TMMD Sengkuyung yang dimulai 15 Oktober hingga 13 November 2018 ini terdiri sasaran fisik dan nonfisik. Sasaran fisik berupa pembuatan talud permanen didinggiran sungai Winongo sepanjang 23 meter, rehap balai RW, Rehap rumah, dan pembuatan MCK. "Untuk nonfisiknya ada sosialisasi pekat dan narkoba, menangkal fanatisme agama yang sempit, sosialisasi bela negara dan cinta tanah air, juga sosialisasi penyuluhan tentang kekerasan dalam rumah tangga," tandas Dandim Menurutnya kegiatan TMMD tersebut merupakan wujud sinergitas masyarakat, Pemerintah, TNI dan Polri dalam upaya meningkatkan kualitas kehidupan masyarakat dengan agenda-agenda pembangunan yang bermuara pada peningkatan kesejahteraan sosial, pendidikan, kesehatan, sanitasi, dan keberdayaan bagi masyarakat Kota Yogyakarta. Dandim juga meminta semangat gotong royong masyarakat dapat terus dilestarikan sebagai warisan budaya bangsa yang sudah terbina dengan baik selama ini. Semangat kebersamaan, persatuan, toleransi atas perbedaan dan budaya gotongroyong harus terus dipelihara dalam rangka mempererat persatuan dan kesatuan bangsa. "Kepada prajurit dan seluruh komponen masyarakat untuk terus memlihara semangat kebersamaan dan kanunggalan TNI dan rakyat. Jangan mudah terhasut dan terprofokasi oleh pihak manapun yang ingin memecah persatuan dan kesatuan, tegasnya. Ia berharap apa yang sudah dilakukan oleh pasukannya tersebut akan sangat membantu dalam mengatasi persoalan lingkungan, termasuk pembangunan talut di Sungai Winongo. Terutama pada bulan November ini, dimana Jogjakarta sudah memasuki musim penghujan, paling tidak di wilayah bantaran sudah semakin kuat sehingga kalau ada aliran besar di sungau Winongo bisa diantisipasi jadi air tidak meluap, lanjutnya. Sementara itu, Sekda Kota Yogya, Titik Sulastri menyebut, TMMD sejalan dengan program gandeng gendong. Meski target fisik sudah dicapai 100 persen sekarang giliran warga secara gotong royong merawat hasilnya dan membantu warga lain yang kurang mampu. Ia mengaku puas sekaligus mengapresiasi hasil kinerja fisik TMMD Sengkuyung tahap tiga tahun 2018. Menurutnya, sasaran TMMD sejalan dengan program penataan Pemkot. "Hasil kerja tersebut, sambungnya, sangat membantu Pemkot dalam menjalan program penataan kawasan kumuh" katanya. Ia menandaskan, penataan kawasan kumuh di Kota Yogyakarta terus dilakukan dengan target mengurangi luasan kawasan kumuh yang tersisa agar memenuhi target nasional 100-0-100. "Yakni 100 persen sanitasi, nol persen Kawasan kumuh, dan 100 persen akses air bersih pada akhir 2019," imbuhnya. (Han)
Senin 00/00/0000 00:00 WIB | oleh Warta
Diskominfosan Kota Yogya, Gelar Forkomsanda Se-DIY
Forum Komunikasi Sandi Daerah (Forkomsanda Se-DIY kembali dilaksanakan. Acara ini dilaksanakan di Taman Langit Resto. Jalan Nyi Adi Sari Rejowinangun, Kotagede, Yogyakarta, Selasa (13/11). Kepala Dinas Komunikasi Informasi dan Persandian Kota Yogyakarta, Tri Hastono dalam sambutannya menyampaikan, sangat mengapresiasi dengan keberadaan Forkomsanda DIY sebagaiajang komunikasi koordinasi pengelolaan Sandi Se - DIY. "Berbagai permasalahan terkait dengan pengelolaan informasi menjadi perhatian penting terutama masalah keamanan informasi. Oleh sebab itu, tidak hanya tekhnologi saja tapi tren-tren harus di antisipasi guna mengurangi hoax di masyarakat" ujarnya. Lebih lanjut Tri Hastono mengatakan, transaksi online makin mendorong terjadinya cyber-crimes, dan otomatis menjadikan peran kriptografi semakin penting. "Saat ini di era millennial, seiring semakin intens dan bervariasinya transaksi online makin mendorong terjadinya cyber-crimes, dan otomatis menjadikan peran kriptografi semakin penting dan signifikan guna mengatasi tindak-tindak pencurian, penipuan, pemerasan, pelecehan, intimidasi dan berbagai penyalahgunaan informasi lain di dunia maya" ungkapnya. Saat ini tanpa sistem pengamanan kriptografi yang kuat, siapapun mudah menjadi korban cybercrime, tidak terkecuali Pemerintah sebagai pemberi layanan publik. Untuk itulah sebabnya Sandiman modern semakin dibutuhkan di era informasi ini, guna mengamankan informasi atau aset Pemerintah sehingga tidak disalahgunakan. Kepala Bidang Persandian dan Telekomunikasi, Tri Haryanto mengatakan, pintarlah memilih berita atau informasi yang sesuai fakta, jangan sampai terjerumus oleh hoax yang beredar cepat di masyarakat. "Tugas diri kita semua, bagaimana memberikan pencerahan kepada temen-temen kita baik dalam menangkal hoax maupun informasi yang belum diketahui kepastiannya. Jangan sampai kita termakan hoax dan menjadikan hal-hal pemburuk situasi dan kondisi" ujarnya. Kegiatan Forum Komunikasi Sandi Daerah se-DIY ini memiliki peran yang sangat penting dalam usaha-usaha pengembangan kompetensi para sandiman dan sandiwati. Melalui pertemuan yang dilakukan secara berkala, acara ini tidak hanya diharapkan mampu menjadi ajang silaturahmi tetapi juga menjadi wahana untuk update" informasi dan wawasan terkait dunia persandian. Selain itu, para sandiman dan sandiwati juga diharapkan dapat menggunakan forum ini untuk bertukar pikiran mengenai solusi bagi hambatan dan tantangan di bidang persandian di lingkungan kerja masing-masing. (Hes)
Senin 00/00/0000 00:00 WIB | oleh Warta
Upah Minimum Kota Yogyakarta Tahun 2019 Ditetapkan Rp.1.846.400
Upah Minimum Kota (UMK) Yogyakarta tahun 2019 telah ditetapkan berdasarkan SK yang ditandatangani Gubernur DIY pada Jumat (2/11/2018). UMK Kota Yogyakarta mengalami peningkatan 8,03 persen dari UMK di tahun 2018 ini. Kepala Dinas Koperasi, UKM, Tenaga Kerja, dan Transmigrasi Kota Yogyakarta, Lucy Irawati menjelaskan, penetapan UMK Yogyakarta tahun 2019 sesuai PP nomor 78 tahun 2018, mencapai Rp.1.846.400. "SK Gubernur DIY untuk penetapan UMK sudah disahkan, Semua rekomendasi walikota dan bupati sudah masuk semua kemarin dah sudah disepakati nominalnya," kata Lucy saat Sosialisasi Penetapan Upah Minimum Kota Yogyakarta Di Hotel Gowongan Inn, Rabu (14/11/2018). Pihaknya pun berharap UMK tersebut bisa diterapkan secara efektif di awal tahun 2019 mendatang. "Kami berharap pengusaha melaksanakan UMK sekaligus struktur skala upah sehingga ada keterbukaan," tandasnya. Terkait sistem penepatan upah tersebut, Lucy mengaku akan terus melakukan koordinasi dengan pusat untuk membahas ketentuan penetapan upah kedepan. Berikut daftar UMK di Provinsi DIY: 1. UMK Kota Yogyakarta Rp1.846.400; 2. UMK Kabupaten Sleman Rp1.701.000; 3. UMK Kabupaten Bantul Rp1.649.800; 4. UMK Kabupaten Kulon Progo Rp1.613.200; 5. UMK Kabupaten Gunungkidul Rp1.571.000.
Senin 00/00/0000 00:00 WIB | oleh Warta
Kini Kota Yogya Miliki Perpustakaan Yang Buka 20 Jam
Sebagai kota yang menyandang gelar sebagai kota pelajar dan kota pendidikan, Kota Yogyakarta selalu berusaha untuk menyediakan layanan pendukung bagi semua kalangan. Ini adalah komitmen dari Pemerintah Kota (Pemkot) Yogyakarta untuk terus berupaya meningkatkan literasi dan minat baca masyarakat. Salah satu upaya tersebut adalah menyediakan perpustakaan yang buka selama 20 jam. Perpustakaan ini diberi nama Perpustakaan Alternatif Yogyakarta Selatan (Pevita). Perpustakaan ini berada di wilayah selatan Kota Yogyakarta, tepatnya di Jalan Mayjend Sutoyo nomor 32, untuk jam bukanya mulai pukul 07.30 hingga 03.30 WIB. Kepala Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kota Yogya, Wahyu Hendratmoko mengungkapkan selain untuk meningkatkan minat baca, perpustakaan juga dibuka dengan tujuan memecah kepadatan pengunjung yang datang ke Perpustakaan Daerah Yogyakarta yang terletak di Kotabaru. Sebab, animo masyarakat sangat besar untuk datang ke perpustakaan. Kami mencoba melihat kenyataan, di perpustakaan yang ada di Suroto, di buka sampai jam 12 malam, tapi teman-teman pemustaka yang datang, yang ingin mengakses internet gratis sampai lebih dari jam 12, mereka berada di pagar luar, kemudian kenapa tidak kita coba sampai pagi, jelasnya di lokasi, Kamis (15/11) Selain itu, lanjutnya, juga sebagai pemberian layanan yang baik kepada masyarakat, khususnya di wilayah selatan Kota Yogyakarta. Sehingga, dapat memudahkan masyarakat untuk mendapatkan layanan perpustakaan yang dapat dijangkau dengan mudah. Untuk memudahkan akses informasi dan koleksi buku bagi masyarakat yang memang ada di wilayah selatan yang mungkin mengakses ke Kotabaru jauh, dan kendala angkutan yang susah. Jadi kita ingin mendekatkan masyarakat di wilayah selatan, timur, barat dan sebagainya, katanya. Ia menyebutkan, untuk koleksi di Pevita sendiri memang belum sebanyak yang ada di Perpustakaan Daerah Yogyakarta. Namun, jenis koleksi yang ada tetap akan disamakan. Hingga saat ini, koleksi buku yang ada di Pevita sudah mencapai enam ribu eksemplar. Koleksi tersebut diantaranya berjenis koleksi buku umum, buku agama, buku keterampilan, buku anak, hingga layanan Ada Koleksi Lokal Konten Yogyakarta (Aleksa). Layanan Blind Cornen untuk Anda (Belinda) yang terdiri dari koleksi buku braile, digital talking book, buku sekolah elektronik (BSE) dan buku awas pun ada. Semua koleksi ini, memang sama dengan yang ada di Perpustakaan Daerah Yogyakarta. Nantinya, jumlah koleksi di Pevita akan terus ditambah. Penambahannya akan dimasukkan dalan anggaran tahun 2019 nanti, jelasnya. Dalam rangka sosialisasi Pevita ini, dilakukan berbagai kegiatan yang dapat mengenalkan Pevita kepada masyarakat. Kegiatan tersebut dilakukan dengan menggelar berbagai lomba seperti lomba mewarnai untuk siswa TK se-Kota Yogyakarta pada 1 November lalu. Kemudian, lomba menulis surat untuk Walikota untuk siswa SD se-Kota Yogyakarta pada 6 hingga 8 November dan dilanjutkan dengan lomba mading untuk siswa SMP se-Kota Yogyakarta pada 9 hingga 13 November. Selain itu, pihaknya juga mencoba memberikan sebuah layanan kebutuhan interaksi kepada masyarakat, yang menghendaki internet di malam hari. Dengan dibukanya Pevita, ia berharap masyarakat dapat memanfaatkannya dengan baik, khususnya untuk masyarakat yang ada di Kota Yogyakarta. Tentu, pihaknya pun berkomitmen untuk memberikan pelayanan yang baik kepada masyarakat. Sehingga dapat menimbulkan minat baca yang juga semakin meningkat di seluruh kalangan masyarakat. Bisa meningkat pula literasi masyarakat. Masyarakat di Kota Yogya lebih melek literasinya, lebih terbuka. Karena kita sudah menghadapi zamam serba elektronik dan online seperti dunia maya itu sangat harus diimbangi kemampuan dalam hal literasi, ujarnya. Dijumpai usai meresmikan Perpustakaan Pevita, Walikota Yogyakarta, Haryadi Suyuti menyambut baik hadirnya perpustakaan tersebut, menurutnya Perpustakaan Kota Yogyakarta harus memiliki peran sebagai perpustakaan bertransformasi yang memberikan pelayanan cepat, mudah, murah dan berkualitas melebihi ekspektasi masyarakat. "Perpustakaan Kota Yogyakarta dengan diversifikasi inovasinya telah menjadi pendukung pembangunan Kota Cerdas". Hal ini senada dengan Visi Kota Yogya yaitu mewujudkan Yogyakarta sebagai Kota nyaman huni dan pusat pelayanan jasa yang berdaya saing kuat untuk keberdayaan masyarakat dengan berpijak pada nilai keistimewaan" ujarnya. Ia berharap keberadaan gedung perpustakaan tersebut mampu meningkatkan kualitas dan kuantitas layanan informasi kepada seluruh pemustaka. "Sehingga dengan perluasan coverage area, Perpustakaan Kota Yogyakarta semakin dekat dan semakin dibutuhkan peran aktifnya dalam meningkatkan keberdayaan masyarakat melalui penyediaan layanan perpustakaan" harapnya. (Han)
Senin 00/00/0000 00:00 WIB | oleh Warta
Miyos Gongso, Ritual Menyambut Maulud Nabi Muhammad
Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat menggelar ritual Miyos Gongso menyambut peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW yang jatuh pada hari Selasa (20/11) besok. Miyos Gongso ditandai dengan keluarnya dua gamelan pusaka, Kanjeng Kiai Naga Wilaga dan Kanjeng Kiai Guntur Madu. Prosesi pemindahan gamelan (Miyos Gangsa) milik Kraton Ngayogyakarta menuju ke Masjid Gedhe Kauman dilakukan pada Rabu (14/11) malam. Pemindahan gamelan malam ini dikawal oleh dua Bregada Prajurit, yang tergabung dalam Bregada Prajurit Jogokaryo dan Bregada Prajurit Prawirotomo.Gamelan pusaka yang dibawa adalah gamelan Kanjeng Kyai Guntur Madu dan Kanjeng Kyai Guntur Wilaga. Kedua gamelan tersebut kemudian dimasukkan ke ruang yang berbeda yang ada di Masjid Kauman, untuk selanjutnya ditabuh oleh para pemain. Gamelan diarak dari Kraton menuju ke Masjid Kauman melewati Alun-Alun Utara yang juga sedang ada pasar malam perayaan Sekaten. Namun sebelum kedua gamelan tersebut di masukkan di komplek Masjid Gede Kauman, dilakukan ritual penyerahan gamelan terlebih dahulu. Penyerahan tersebut di serahan dari keraton Yogyakarta kepada Pemerintah Kota (Pemkot) Yogyakarta. KRT. Widyowinoto selaku wakil dari Kawedanan Hageng Punokawan Kridhamardowo Keraton Yogyakarta, atas perintah dari Sri Sultan Hamengku Buwono X menyerahkan dua perangkat gamelan ini kepada Disperindag Kota Yogya, Maryustion Tonang. Dengan dilakukan penyerahan ini, berarti tanggung jawab keamanan perayaan Sekaten sepenuhnya diserahkan kepada pihak Pemkot Yogyakarta. Pada kesempatan tersebut Ia menegaskan pentingnya tradisi Miyos Gongso yang masih bertahan hingga era sekarang. Menurutnya, tradisi tesebut menjadi awal dimulainya pagelaran Sekaten, sebagai sarana syiar agama Islam. Ia menuturkan, Sekaten merupakan pendekatan para wali kepada masyarakat, dalam mensyiarkan agama Islam.Melalui tradisi itu, ajaran Islam kemudian bisa diterima dengan sangat baik. Dulu, kalau hendak dengarkan gamelan, masyarakat pasti melewati masjid dulu. Di situ, masyarakat diminta ucapkan kalimat Syahadad. Ajaran Islam pun bisa diterima dan berkembang dengan sangat pesat, tuturnya. Karena itu, Ia menganggap, budaya semacam ini harus dilestarikan, hingga generasi-generasi selanjutnya nanti. Diiringi hujan yang mengguyur wilayah Yogyakarta, para abdi dalem yang malakukan iring-iringan tampak tetap semangat membawa perangkat gamelan. Warga pun antusias menyaksikan prosesi ini. Meskipun di bawah guyuran hujan, area Alun-Alun Utara dan Masjid Kauman dipenuhi warga yang ingin menyaksikan prosesi Miyos Gangsa Setelah ditabuh dalam sekitar 5 hari terus menerus dan bergantian dan berhenti disaat waktu sholat, hingga menjelang peringatan Maulud Nabi Muhammad SAW, kedua gamelan akan dibawa masuk lagi ke Kraton dalam prosesi Kondur Gangsa. (Han)
Senin 00/00/0000 00:00 WIB | oleh Warta
Kunjungi Kampung Go Green Glintung, Yogyakarta Adopsi Strategi Membangun Kesadaran Masyarakat
Dinas Pekerjaan Umum Perumahan dan Kawasan Permukiman Kota Yogyakarta bersama dengan Badan Keswadayaan Masyarakat menyambangi kampung go green Glintung, Kota Malang, Kamis (15/11/2018). Yogyakarta ingin mengadopsi resep ampuh sang inisiator kampung go green, Bambang Irianto dalam menyadarkan warganya agar peduli akan pentingnya kesehatan, kebersihan dan penghijauan. Kepala Dinas Pekerjaan Umum Perumahan dan Kawasan Permukiman Kota Yogyakarta Agus Tri Haryono menyampaikan, kunjungan tersebut dalam rangka peningkatan kapasitas BKM Kota Yogyakarta. Peningkatan kapasitas ini bertujuan membangun gerakan pemerintah dan masyarakat melalui perubahan perilaku kolektif dalam pencegahan dan peningkatan kualitas pemukiman, ucap Agus disela sela kunjungan tersebut. Pihaknya menilai sosok Nambang Irianto sangat berpengaruh terhadap kesuksesan kampung go green, menurutnya Bambang berhasil membangun mindset masyarakat untuk peduli dan mencintai lingkungannya. Hal itulah, sambung Agus, yang menarik dan patut diadopsi Kota Yogyakarta. Kesadaran adalah modal utama dalam sebuah pergerakan pembangunan, tanpa masyarakat Yang sadar atas pentingnya lingkungan pembangunan tidak akan berjalan baik. Selain itu kami juga ingin mengetaui sejauhmana kolaborasi pemerintah daerah dan kelompok peduli serta partisipasi masyarakat dalam mengembangkan kampung Glintung, ujarnya. Selain itu pihaknya pun juga ingin mengajak para anggota BKM untuk mengetahui bagaimana perawatan atau maintenance pasca pembangunan dilakukan sekaligus pihak pihak yang berperan dalam pemeliharaan infrastruktur. Agus berharap para peserta kunjungan tersebut memahami sumber daya yang dibutuhkan dalam pengembangan sebuah kawasan baik berupa daya dukung masyarakat, dokumen dan arah pengembangan. Sementara itu Ketua RW 23 kelurahan Purwantoro kota Malang yang merupakan inisiator Kampung 3G, Bambang Irianto mengapresiasi kunjungan tersebut, menurutnya Kota Yogyakarta sudah memiliki modal besar dalam penataan kawasan lingkungan yakni keberhasilan Karangwaru. Pihaknya mengaku bahwa kelahiran Kampung 3G merupakan wujud dari pelaksanaan asas Gotong Royong yang merupakan ciri khas dari Pancasila. Menurutnya kesadaran sekaligus komitmen masyarakat merupakan modal awal. Kami membangun kampung ini modalnya bukan uang, kami lakukan secara mandiri dengan swadaya masyarakat setempat, ucapnya. Tidak mungkin kampung 3G ini bisa lahir karena seorang Bambang Irianto semata. Perlu kerjasama dan gotong royong dari semua pihak meski awal gerakannya saya yang memulai dengan kapasitas sebagai Ketua RW 23 dulunya," ungkap Bambang Irianto Menurut Bambang, dengan berbagai kegiatan dan inovasi yang berhasil menjadikan Kampung 3G meraih berbagai keberhasilan dan penghargaan mampu merubah mindset warga Kampung 3G yang dulu sering terjerat lilitan hutang rentenir menjadi lebih sejahtera dan terinspirasi. Bambang Irianto melakukan gerakan tersebut sejak empat tahun lalu, dan terus berkembang. Tak hanya mendapatkan dampak bagi kesehatan dan lingkungan. Masyarakat juga mendapat keuntungan secara ekonomis. Dari kampung yang kumuh, kini menjadi asri, nyaman dan tentram, kata Bambang Irianto.