Senin 00/00/0000 00:00 WIB | oleh Warta
Walikota Lepas Mudik Gratis Dari Indomie
Belasan ribu pengusaha warung kopi dan mi instan beserta keluarganya yang tersebar DIY mengikuti program mudik gratis bersama indomie pada Lebaran 2019. Program mudik gratis yang sudah terselenggara sejak 1994 ini juga ditujukan sebagai bentuk terima kasih perusahaan dengan cara memfasilitasi para pengusaha ini untuk bertemu keluarganya di Hari Kemenangan nanti. Beberapa kota yang menjadi tujuan mudik pengusaha warmindo ini di antaranya adalah Kuningan, Sumedang, Tasikmalaya, Garut, Cirebon, Ciamis, Tegal, Pemalang, Semarang. Mereka berkumpul dan memulai perjalanan dari parkir Stadion Mandalakrida, Yogyakarta, dan dilepas secara langsung oleh Wakil Gubernur DIY KGPAA Paku Alam X dan Wali Kota Yogyakarta Haryadi Suyuti. Di Kota Yogyakarta sendiri, pengusaha burjo akrab disapa dengan panggilan aa dan teteh. Mereka memiliki andil besar dalam menyediakan makanan terjangkau dan enak bagi anak-anak kos dan kuliahan selama 24 jam penuh. Pada kesempatan tersebut Walikota mengatakan perhatian besar yang ditunjukkan oleh PT Indofood yang mengalokasikan keuntungan dari bisnisnya untuk kegiatan kemanusiaan yang merupakan bagian dari tanggungjawab sosialnya. Ia berharap agar semua perusahaan-perusahaan swasta juga ikut ambil bagian dalam kegiatan kemanusiaan karena kegiatan kemanusiaan bisa dilakukan dengan berbagai cara, seperti pemberangkatan mudik gratis ini Semakin banyak perusahaan yang mengeluarkan dana CSR-nya untuk masyarakat, semakin bagus dan membantu pemerintah dalam mensejahterakan masyarakat, katanya di Stadion Mandala Krida, Rabu (29/5/2019). Walikota sempat berdialog dan menitipkan pesan kepada supir bus untuk berhati hati. Untuk itu Ia mempercayai kepada tiap tiap supir bus yang telah berpengalaman untuk membawa para pemudik. "Tetap berhati hati untuk jaga kesehatan, dan titipkan salam saya selaku Walikota Yogyakarta kepada keluarga di kampung masing masing, agar saat balik ke Kota Yogya tetap dalam kondisi yang fit" ujarnya. (Han)
Senin 00/00/0000 00:00 WIB | oleh Warta
76 ASN Luar Kota Ikut Upacara Hari Kelahiran Pancasila Di Balaikota Yogya
76 Aparatur Sipil Negara (ASN) dari luar daerah yang sudah terlanjur melakukan mudik lebaran di Kota Yogya mengikuti upacara Hari Lahir Pancasila yang digelar Pemerintah (Pemkot) Yogyakarta di lapangan Balaikota Yogya. Hal tersebut sesuai intruksi Walikota Yogyakarta, Haryadi Suyuti yang dikeluarkan pada Kamis (30/5/2019) lalu, dengan tujuan memfasilitasi para ASN yang sudah mudik ke Kota Yogya agar mereka tetap bisa memperingati hari lahir Pancasila. Bahkan undangan ini tidak hanya untuk ASN maupun PNS saja, tetapi juga masyarakat umum. Salah satunya peserta upacara dari luar daerah yankni Sudardi, Analis Kebijakan Utama Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia ini mengungkapkan meski Ia sedang mudik di Kota Yogya, namun pihaknya tetap mengikuti upacara Hari Lahir Pancasila. "Ini merupakan kebanggaan bagi warga kita sebagai warga negara Indonesia bisa melaksanakan upacara ini, karena kita harus tahu tentang pancasila dan bisa mengenang sejarah kelahiran pancasila agar bangsa Indonesia bisa bersatu dan menjalankan visi misi NKRI" ungkapnya. Hal senada dikatakan Siti Nurini, dari Majalengka Jawa Barat, meski Ia sedang melakukan mudik di Kota Yogya, namun Ia tetap mengikuti upacara tersebut. "Ini pengalaman pertama saya ikut upacara di luar daerah, apalagi di Kota Yogya, upacaranya berlangsung tertib dan khidmat" katanya. Berintandak sebagai inspektur Upacara, Walikota Yogyakarta, Haryadi Suyuti mengatakan tujuan dari penyelenggaraan Hari Lahir Pancasila ini adalah untuk memperkenalkan kembali dasar-dasar Pancasila dan sekaligus menarik minat para generasi muda terhadap Pancasila. Dengan dikenalkan nilai Pancasila kepada generasi muda, diharapkan seluruh komponen bangsa Indonesia khususnya Kota Yogyakarta dapat menerapkan nilai-nilai Pancasila baik masa sekarang maupun masa yang akan datang, terangnya di halaman Balaikota Yogyakarta, Sabtu (01/06/2019). Menurutnya dengan peringatan Pancasila ke depan rasa cinta kepada bangsa, Pancasila, NKRI, Bhinneka Tunggal Ika, dan Undang-undang Dasar 1945, akan menguat. Ia mengimbau kepada masyarakat Kota Yogyakarta bersama-sama berkolaborasi menguatkan rasa kebersamaan, persatuan dan kesatuan, bekerja sama dan saling bantu membantu untuk sama-sama membangun Yogya. Membangun kota ini tidak bisa dilakukan sendiri oleh kami dipemerintah saja, tetapi butuh kebersamaan dengan seluruh warga masyarakat dikota Yogya, tegasnya. (Han)
Senin 00/00/0000 00:00 WIB | oleh Warta
Yogyakarta Siapkan Tujuh Posko Lebaran, Ada Layanan Kesehatan
Menyambut libur panjang lebaran 2019, Pemerintah Kota Yogyakarta bekerjasama dengan Polresta Kota Yogyakarta menyediakan 7 Posko Lebaran yang tersebar di sejumlah titik. Posko tersebut untuk melayani para pemudik sekaligus wisatawan selama lebaran berlangsung. Ketujuh posko tersebut yakni berada di Teteg Malioboro, posko di Titik Nol Kilometer, posko di simpang Jalan Gejayan, posko di Kotabaru yang sekaligus mendukung pengamanan Stasiun Lempuyangan, posko di GL Zoo, serta posko di Terminal Giwangan Yogyakarta. Wakil Walikota Yogyakarta Heroe Poerwadi bersama jajarannya dari Pemerintah Kota Yogyakarta telah melakukan pantauan di sejumlah titik Posko Lebaran pada Jum"at (31/5/2019) pagi. Diantara titik yang menjadi fokus pemantauannya yakni Posko Lebaran Titik Nol dan Teteg Malioboro. "Tahun ini kita sediakan tujuh posko lebaran yang disebar di sejumlah titik," Semua poso sudah lengkap, di Posko Teteg ini ada 38 personel yang bertugas," ucap Heroe Poerwadi usai melakukan pantauan di Teteg Malioboro. Dilengkapi dengan layanan kesehatan, Heroe juga mengapresiasi sejumlah petugas yang telah siap siaga selama lebaran berlangsung. Personel terdiri dari unsur Kepolisian, Linmas, PMI, Pramuka, Petugas Kesehatan Puskesmas dan beberapa unsur masyarakat lainnya. Dari pantauannya tersebut, Heroe memastikan ketujuh Posko Lebaran siap melayani masyarakat selama liburan lebaran berlangsung. "Posko ini siap melayani semua yang berada di Kota Yogyakarta selama 24 jam, Ini adalah salah satu bentuk layanan kami terhadap para pemudik yang berada di Kota Yogyakarta," jelas Heroe. Pihkanya pun berharap Posko Lebaran tersebut bisa membantu masyarakat yang memanfaatkan libur lebaran dan wisata belanja di Yogyakarta agar nyaman kondisisnya. Ia mengingatkan bahwa Posko tersebut bebas diakses oleh semua masyarakat, tidak hanya para pemudik atau wisatawan, warga setempat pun bisa memanfaatkan posko tersebut. "Semoga Yogyakarta khususnya Malioboro semakin aman sehingga masyarakat yang yang menikmati Maliboro tidak perlu khawatir karena kita sudah pantau melalui CCTV dan pantaun tertutup, yang penting mari kita bersama-sama mejaga kebersihan," papar Heroe. (Tam)
Senin 00/00/0000 00:00 WIB | oleh Warta
Jelang Duel PSIM JOGJA VS TIMNAS U-23, Walikota Ajak Suporter Jaga Sportivitas
Menjelang laga uji coba PSIM Jogja melawan Timnas U-23 Indonesia yang akan berlangsung di stadion Sultan Agung Besok, Minggu (2/6/2019), Walikota Yogyakarta Haryadi Suyuti mengajak suporter kedua kesebelasan untuk menunjukkan sportivitas. "Saya garis bawahi bahwa psim dan seluruh suporter saya minta untuk menjaga kehormatan, yakni besok kita saksikan pertandingan dengan tertib, tegas Haryadi dalam Press Conference di Balaikota siang ini. Ia juga mengajak suporter kedua tim untuk menunjukkan jatidirinya, Untuk itulah Haryadi meminta kepada semua pihak untuk saling menjaga suasana agar tetap kondusif hingga pertandingan usai. Haryadi menggaris bawahi satu hal dari hasil pertemuannya dengan Polres Bantul dan Polda DIY, bahwa untuk penonton diharapkan tidak menggunakan knalpot blombongan pada saat menuju ke stadion Sultan Agung. "Karena perlu diingat bahwa ini masih dalam suasana bulan puasa ramadhan, jangan sampai nanti masyarakat terganggu aktifitas ibadahnya hanya karena knalpot blombongan yang dikendarai penonton," ucapnya. Selain itu, Pihkanya juga meminta seluruh suporter untuk tidak membawa senjata tajam dan juga minuman keras. "Ini mau nonton bola bukan narik, dan menonton bola atas kesempatan yang diberikan Timnas U23," tandasnya. Terkait dengan hasil akhir pertandingan, Haryadi mengajak seluruh suporter untuk menerima dengan penuh sportivitas. Ia menegaskan bahwa tujuan kita adalah memberikan suport kepada tim yang berlaga sehinggga bisa bermain secara maksimal. "Yang penting kedua tim menggunakan cara yang santun, kemenangan yang diperoleh dengan segala cara itu adalah sebuah kekalahan tapi sebaliknya kekalahan yang memang sudah diupayakan dengan maksimal itulah kemenangan," sambungnya. Dalam kesempatan yang sama juga, Pelatih Timnas U-23 Indonesia, Indra Sjafri menegaskan sepakbola tidak hanya soal menang atau kalah, Kehadiran PSIM di Jogja adalah untuk menyatukan masyarakat Yogyakarta, untuk mengangkat nilai-nilai Yogyakarta. "Muncullah PSIM dengan sejarah panjang yang sangat historis, PSSI lahir di Yogyakarta bukan di daerah lain, untuk itulah PSIM adalah salah satu klub yang memiliki sejarah yang sangat baik di Indonesia," jelas Indra. Dengan begitu, Pihaknya meminta suporter untuk benar-benar menjadi suporter yang baik , kalah dan menang hal yang wajar dalam sepakbola. Dan harus bisa diterima dengan penuh rasa lapang dada. Sementara itu Pelatih Laskar Mataram, Valdimir Vujovic, menilai laga itu tidak akan mudah. Terlebih, Timnas Indonesia U-23 memiliki catatan yang cukup bagus dalam menghadapi tim-tim di Indonesia. Mereka pernah merepotkan klub Liga 1 beberapa bulan lalu. "Melawan Timnas Indonesia U-23, jika ada seseorang berharap pertandingan yang mudah, itu salah. Mereka menang melawan Bali United 3-0 di Bali, mereka imbang 1-1 lawan Arema FC di Malang, kemudian imbang 1-1 dengan Madura United," kata Vladimir Vujovic. Namun pihaknya mengaku akan tetap optimis dan harus siap dan bekerja keras." Saya punya perasaan pemain akan merasa termotivasi melawan timnas. Jika mereka tidak punya motivasi melawan timnas, mereka tidak akan termotivasi," imbuhnya. (Tam)
Senin 00/00/0000 00:00 WIB | oleh Warta
Wakil Walikota Tutup Pesantren Dhuafa Masjid Pangeran Diponegoro Balaikota
Jum,at, 31 Mei 2019 bertempat di Masjid Pangeran Diponegoro diselenggarakan Penutupan Pesantren Dhuafa Ramadhan 1440 H dan Silaturahim Jamaah Masjid Pangeran Diponegoro. Kegiatan yang diprakasai oleh BAZNAS Kota Yogyakarta. Menurut Syamsul A., ketua penyelenggara bahwa kegiatan BAZNAS Kota untuk tahun ini ada 12 kegiatan, antara lain, Madrasah Al Qur"an berbasis OPD, Bisharoh dan bingkisan penjaga Masjid kurang mampu, Bisharoh dan bingkisan kaum Rois, Bisharoh dan bingkisan penggali makam, Pesantren Ramadhan Dhuafa, Pesantren Ramadhan TNI " POLRI, Safari Ramadhan Kecamatan dan kelurahan, Tebar takjil Ramadhan, Gerai Ramadhan, Pembuatan banner dan baliho Masjid, Konsultasi dan jemput ZIS, Penerimaan zakat fitrah dan Pentasharufan. Untuk Pesantren Ramadhan Dhuafa diikuti oleh 50 orang dari 45 Kelurahan se-Kota Yogyakarta, dengan kegiatan antara lain : kajian jelang buka puasa, buka puasa bersama, kajian tarawih dan subuh, Tadarus Al Qur"an, sahur bersama, Mujahadah pagi. Untuk peserta mendapatkan fasilitas : Shodaqoph Santri, Seragam dan perlengkapan ibadah, paket lebaran, buka puasa dan sahur. Dalam penutupan tersebut juga disampaikan testimoni oleh tiga orang dari dari profesi yang berbeda, yakni buruh bangunan, pedagang es tebu dan tukang becak. Dalam testimoninya, Pak Sunarno yang berprofesi sebagia penjual es tebu menyatakan, bahwa ia sangat bersyukur diberi kesempatan untuk mengikuti Pesantren Ramadhan Dhuafa, mendapat tambahan ilmu agama, dengan pemateri yang bagus bahkan ada yang guru besar, mendapat teman baru dari berbagai profesi dan wilayah, mudah-mudahan tahun depan dapat diselenggarakan lagi. Sementara menurut Wakil Walikota Yogyakarta, Heroe Poerwadi, setelah penyerahan paket lebaran, bahwa peserta pesantren telah belajar selama 27 hari, dan banyak belajar tentang ilmu agama, ilmu itu bukan sekedar untuk pengetahuan tapi bagaimana ilmu agama diamalkan dalam kehidupan sehari-hari. "Misal dalam beribadah semakin khusyuk karena adanya pemahaman yang lebih mendalam dari ilmu yang dipelajari. Dengan semakin baiknya ibadah harapannya dapat menular pada keluarga, sehingga pelaksanaan ibadah dalam keluarga akan menjadi semakin baik," kata Heroe. Setelah keluarga harapannya dapat menjadi contoh di masyarakat dan masyarakat menjadi rajin beribadah. Dengan baiknya ibadah individu, keluarga dan masyarakat akan terbentuk lingkungan yang sehat secara rohani. Heroe melanjutkan Lingkungan yang sehat secara rohani akan membentuk perilaku lingkungan yang bermanfaat bagi sesama. Lebih lanjut disampaikan bahwa dengan selesainya pesantren ini bukan berarti selesai ikatan silaturahminya, Namun ikatan silaturahmi akan terus berlanjut dengan hadir dalam setiap pengajian ahad pagi sehingga terbentuk ikatan kekeluargaan antar alumni dalam seangkatan ataupun lintas angkatan dan jamaah Masjid Pangeran Diponeghoro pada umumnya. "Melalui Ikatan silaturahmi ini akan terbina jejaring kekeluargaan bahkan perekonomian melalui keberdayaan ekonomi keluarga yang bertumnpu pada komunitas. Maksudnya adalah produk rumah tangga atau jasa yang dihasilkan oleh peserta pesantren dapat dijual dalam komunitas jamaah masjid. Bukankah Silaturahmi itu dapat memperpanjang usia dan rejeki," jelasnya. "Mudah-mudahan apa yang kita upayakan bersama ini mendapat Ridho Alloh SWT dan menuntun kita untuk lebih meningkatkan ibadah kita baik Hablu minalloh maupun hablu minnas menuju derajad ketaqwaan yang lebih tinggi dan manfaat yang lebih banyak untuki masyarakat, aamiin," imbuhnya. (Oni)
Senin 00/00/0000 00:00 WIB | oleh Warta
Kini Masjid Diponegoro Miliki Pojok Baca
Layanan literasi masyarakat melalui pojok baca, kini dikembangkan oleh Dinas Perpustakaan Kota Yogyakarta bekerjasama dengan takmir Masjid Diponegoro Balaikota Yogyakarta. Pojok baca yang diinisiasi oleh Walikota Yogyakarta Haryadi Suyuti ini merupakan manifestasi dari doa dan iqro di masjid untuk peningkatan literasi (Doroti). Pojok baca ini juga diberi nama Doroti yang akan memberikan informasi baik sehingga jamaah terbuka dengan gagasan-gagasan baru. Harapannya, selain akan lebih memperluas jangkauan pembudayaan gemar membaca di wilayah Kota Yogyakarta juga akan mendukung pembangunan Yogyakarta Smart City. Pojok baca Masjid Diponegoro yang bertempat di selasar bawah ini didesain cukup menarik dengan suasana yang nyaman tentunya. Pojok baca masjid Diponegoro ini mulai difungsikan penggunaannya pada Rabu 22 Mei 2019. Bersamaan momentum dengan bulan Ramadhan diharapkan kehadirannya mampu menebar kebaikan dan membawa manfaat untuk menumbuhkan kebiasaan membaca, sehingga nantinya turut menjadi bagian dari terwujudnya bangsa Indonesia yang cerdas. Walikota Yogyakarta, Haryadi Suyuti usai meresmikan pojok baca tersebut sangat mengapresiasi dengan hadir nya doroti ini. Menurutnya proses belajar dapat diawali dengan membaca, kemampuan membaca membawa terwujudnya masyarakat pembelajar (learning society). Membaca juga dapat dilakukan dimana saja tanpa tanpa batasan tempat dan juga waktu. Begitupula aktivitas berdoa dan belajar dapat seiring sejalan dan saling menguatkan satu sama lainungkap Walikota di lokasi, Jumat (31/5/2019). Berbagai majalah, tabloid dan tentunya buku-buku bernuansa Islam disediakan untuk memanjaakan jamaah Masjid Diponegoro menikmati sajian informasi. jadi para jamaah usai menjalankan shalat di masjid Diponegoro dapat membaca Al-Qur"an, selain itu juga punya pilihan untuk melanjutkan membaca buku dan majalah mempelajari sekaligus menambah pengetahuan Islam jelas Walikota. Sebelum peresmian pojok baca ini, Walikota dan Wakil Walikota juga berkesmpatan meresmikan papan nama Masjid Diponegoro. (Han)
Senin 00/00/0000 00:00 WIB | oleh Warta
Jadi Kotib Sholad Idul Fitri 1440 H di Balaikota Walikota Jogja Ajak Umat Pererat Tali Silaturahmi
Walikota Yogyakarta, H. Haryadi Suyuti bersama ratusan jemaah melakukan sholad Idul Fitri 1 Syawal 1440 H / 2019 di halaman Balaikota Yogyakarta, Rabu, (05/06/2019). Pada pelaksanaan sholad Ied itu Walikota bertindak sebagai kotib dan ustad Kamaludin sebagai imam. Dalam kotbahnya Walikota Yogyakarta mengatakan momentum Hari Raya Idul Fitri digunakan oleh kaum Muslimin dan bahkan juga umat lain untuk dijadikan sebagai media mempererat tali silaturahmi dalam bentuk saling meminta maaf, memaafkan kesalahan satu dengan yang lain, melupakan segala ganjalan dalam hati dan merajut kembali tali persaudaraan. Menurut Walikota Silaturahim memiliki makna yang menyentuh aspek mental dan keluasan hati , sesuai dengan silaturahim itu sendiri yakni kata shilah yang berarti menyambungkan atau menghimpun kembali dan ar-rahiim yang berarti kasih sayang. " Dalam istilah orang Jawa, ngumpulke balung pisah. Tambah Walikota Momentum Idul Fitri diharapkan mampu memberi ruang bagi penuntasan atas hambatan silaturahim yakni hambatan karena kesombongan dan hambatan karena gaya hidup individualistis. " Maka jemaah sekalian hendaknya kita bisa menjauhkan diri dari hambatan kesombongan dan gaya hidup individualistis. Kedua hal tadi hendaknya dijauhkan dari akhak kaum Muslimin agar tidak memutus tali silaturahim," ajak Walikota. Walikota menambahkan ada tiga makna penting dari silaturahim sebagai pondasi persatuan dalam kehidupan sosial serta dalam kehidupan berbangsa dan bernegara yakni satu, menjadi dasar dari penguatan rasa kebersamaan untuk bisa saling melengkapi dalam kehidupan masyarakat, berbangsa dan bernegara; dua, menjadi dasar penguatan rasa kemanusiaan yang bisa saling tenggang rasa untuk membangun keharmonisan dalam hidup yang berdampingan; dan ketiga, silaturahim menjadi dasar dari rasa kekeluargaan yang lebih luas untuk bisa saling tolong menolong antar sesama anggota masyarakat atau sesama anak bangsa. Akhir kotbahnya Walikota Yogyakarta mengajak semua elemen masyarakat untuk memperteguh persatuan dan kesatuan dan meningkatkan produktivitas kehidupan sosial dengan menggelorakan semangat silaturahim. Produktivitas sosial yang dibangun dengan tradisi silaturahim di kalangan muslim berorientasi pada kemaslahatan masyarakat. "Yang minimal ditandai dengan keluasan rezeki atau angka kesejahrteraan rakyat yang tinggi dan panjang umur atau tingginya angka harapan hidup. Dalam sudut pandang Islam sebagaimana diungkap dalam buku " Norma dan Etika ekonomi Islam karya Yusuf Qardhawi," imbuhnya. Momentum Idul fitri hendaknya dimanfaatkan untuk saling memaafkan dan mengiklaskan kesalahan masing masing, melupakan segala kesalahan saudaranya yang telah membuat sakit hati dan terluka. "Memaafkan adalah sikap mulia yang menghiasi aklak para nabi dan orang orang saleh serta menjadi pupuk dari semangat silaturahim," pungkas Walikota. Usai pelaksanaan ibadah sholad Idul Fitri 1440 H Walikota menyampaikan ucapan selamat dan menerima ucapan selamat dari warga masyarakat. (@mix)
Senin 00/00/0000 00:00 WIB | oleh Warta
Wakil Walikota: Yogyakarta Kota Toleransi
Wakil Walikota Yogyakarta, Heroe Poerwadi menjadi khotib Sholat Idul Fitri di lapangan Monumen Pangeran Diponegoro, Tegalrejo pada hari, Rabu, 5 Juni 2019. Dalam khotbahnya disampaikan, bahwa Ibadah Ramadhan telah usai, dan kita akan melaksanakan sholat Idhul Fitri. Dalam setiap penghujung Ramadhan kita selalu berdoa untuk dipertemukan dengan Ramadhan tahun berikutnya, namun bagaiman ibadah kita setelah ketemu Ramadhan berikutnya? Adakah peningkatan atau penurunan dalam beribadah? Sudah pasti harapan kita dalam setiap ramadhan ibadah kita akan terus meningkat darii tahun ke tahun, dengan harapan Alloh akan meridhoi ibadah kita dan meningkatkan derajat ketaqwaan kita. Di tahun Politik 2019 yang ditandai dengan Pemilihan Presiden dan Wakil Presiden dan pemilihan DPD RI, DPR RI, DPRD DIY, DPRD Kota Yogyakarta, kita terkotakkan dalam pilihan politik yang berbeda. Namun pengkotakkan tersebut tidak berarti memecah belah persatuan dan kesatuan diantara kita. Adanya perbedaan tersebut justru memperkaya sikap dalam berdemokrasi dan rajutan Kebhinekaan yang mendorong kita untuk saling menghormati dan menghargai perbedaan.dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Kota Yogyakarta sebagai city of tolerance, toleransi berarti ada harmoni, ada saling pengertian, dan kesediaan untuk saling menerima, saling mengakui dan mau bekerjasama. Karena itu toleransi dalam konteks city of tolerance, mengandung makna yang lebih luas melampaui pengertian toleransi antarsuku/etnis, agama dan budaya, toleransi juga menyentuh aspek struktur sebuah masyarakat dimana tidak ada kesenjangan sosial dan ekonomi yang tidak terjembatani di dalam masyarakat yang dapat memicu konflik antarkelompok. Semangat toleransi ini juga yang menjadikan masyarakat kota Yogyakarta memiliki kekompakkan yang tinggi tanpa membedakan status dan kelas sosial dalam menjaga ketertiban, kebersihan, dan keindahan kota Yogyakarta. City of Tolerance harus menjadi bagian dari Keistimewaan Yogyakarta disamping keistimewaan Yogyakarta yang lainnya Selanjutnya disampaikan, bahwa Pemerintah Kota Yogyakarta telah melaksanakan Program Gandeng Gendong yang melibatkan pemerinbtah Kota, Perguruan Tinggi, Pengusaha atau perusahaan, Kampung dan Komunitas. Pemerintah Kota Yogyakarta dan OPD telah memfasilitasi pelaku UMKM dengan berbagai pelatihan guna meningkatkan kemampuan dan kualitas produk serta memasarkan produk. Dalam pemasaran produk melalui aplikasi Jogja Smart Service (JSS) di dalamnya ada konten DODOLAN dan NGLARISI yang merupakan tempat untuk mempromosikan dan menjual produk dan jasa UMKM. Aplikasi JSS dapat diunduh melalui Play Store, aplikasi berbasis Web 4.0 ini dipilih untuk mengikuti perkembangan zaman, dimana sekarang dari mulai anak-anak sampai orang tua memiliki gadget (HP), melalui handphone kita bisa berinteraksi dan berbisnis secara on line. Adanya program Kampung dimana setiap Kampung diberi dana stimulan untuk menyelesaikan masalahnya melalui solusi yang tepat dan efisien. Selain itu diharapkan kampung mampu membentuk road map pengembangan dan pembangunan kampung yang terintegrasi dengan Pemerintah Kota Yogyakarta. Melalui optimalisasi UMKM dan Kampung diharapkan akan mampu meningkatkan pendapatan keluarga dan PDB kota Yogyakarta. (Oni)
Senin 00/00/0000 00:00 WIB | oleh Warta
Wawali Melepas Lomba Festival Takbir se-DIY
Dalam menyambut Hari Raya Idhul Fitri 1440 H PHBI Kecamatan mergangsan menggelar festival Takbir se- DIY, pada hari Selasa, 4 Juni 2019 di Hlalaman Museum Perjuangan, Brontokusuman, Yogyakarta. Dalam sambutannya Toto Andrio Nugroho, selaku Ketua Penyelenggara menyampaikan, kegiatan Festival Takbir PHBI (peringatan Hari Besar Islam) Kecamatan Mergangsan telah rutin dilaksanakan setiap tahun, Panitia pelaksana adalah anak muda Karang Taruna yang tergabung dalam Remaja Masjid se-Kecamatan Mergangsan. "Alhamdulillah tahun ini diikuti oleh 22 peserta, yang mana dari sisi kualitas dan kuantitas peserta setiap tahun mengalami kenaikan, aspek yang dinilai antara lain, adalah koreo, iringan, takbir, kekompakan dan keserasian antara tema dan tampilan atau display." Kata Toto. Route yang ditempuh peserta adalah start dari halaman Museum Perjuangan dean Finish di SD Muh karangkajen. Festival ini merupakan gema kemenangan umat islam setelah tiga puluh hari berjuang mengendalikan nafsu melalui ibadah puasa. Mudah-mudahan apa yang kami lakukan ini menambah khasanah Kota Yogyakarta sebagai destinasi wisata berbasis budaya religi. Festival tersebut dihadiri oleh Wakil Walikota Yogyakarta, sekaligus melepas peserta pestival Takbir PHBI kecamatan Mergangsan se-DIY, dalam sambutannya Wakil Walikota Yogyakarta, Heroe Poerwadi menyampaikan, Malam ini saya sudah menghadiri dan melepas kegiatan Takbir di dua lokasi dan di Museum Perjuangan ini adalah Festival Takbir yang ke tiga kali. Sepanjang jalan dari lokasi ke lokasi saya melihat Gegap gempita Masyarakat dalam melakukan Takbir keliling di berbagai ruas jalan. "Festival takbir ini merupakan Syiar yang menyampaikan pesan tentang Telah purnanya ibadah Ramadhan dan esuk akan dilanjut dengan ibadah Sholat Idhul Fitri. Pada persepsi yang lain berbagai kegiatan Takbir Keliling yang telah membudaya di Kota Yogykarta ini, menjadi suguhan dan tontonan yang menarik bagi Warga Yogyakarta yang mudik berlebaran atau wisatawan yang menikmati liburan di Kota Yogyakarta," ucap Heroe. Setelah kita beribadah Ramadhan selama tiga puluh hari, sambungnya, saatnya kita menyambut kemenangan, kemenangan atas keberhasilan dalam melaksanakan berbagai ibadah baik puasa, sholat, tarawih, zakat dan berbagai sunah Rasul lainnya serta keberhasilan kita dalam mengendalikan diri dan nafsu. Kemenangan ini ditandai dengan dikumandangkannya Takbir dan Tahmid. Namun esensi dari kemenangan tesebut adalah meningkatnya derajad keimanan kita, yang itu bisa dilihat dalam ibadah kita sehari-hari, ibadah vertikal terhadap Allloh SWT yang semakin khusyuk, yang menjadikan kita pribadi yang rendah hati, ikhlas dan senantiasa bersyukur pada setiap karunia Ilahi. Selanjutnya adalah Ibadah kita terhadap sesama makhluk ciptaan Alloh SWT, yakni berupa ibadah sosial dimana kita hidup bermasyarakat yang harmoni, guyub rukun, saling tolong menolong, bergotong royong. Jika kita Semakin bermanfaat bagisesama maka kita meninggalkan amalan baik, yang dapat menjadi bekal kita dalam kehidupoan akherat. Dengan keseimbangan dalam ibadah baik hablu minalloh maupun hablu minnas, Insya Alloh derajad keimanan kita semakin meningkat dan kita mampu mewujudkan Islam sebagai rahmatan lil Alamin.
Senin 00/00/0000 00:00 WIB | oleh Warta
Ribuan Pemudik Ikuti Program Angkutan Balik Lebaran Gratis
Ratusan pemudik sepeda motor yang akan kembali ke Jakarta usai merayakan Idul Fitri bersama keluarga di kampung halaman di Kota Yogyakarta dan sekitarnya di berangkatkan secara gratis menggunakan 40 armada bus yang sudah tersedia di Terminal Giwangan, Sabtu (8/6/2019). Meurut Kepala Dinas Perhubungan (Dinhub) Kota Yogyakarta, Agus Arif Nugroho, program angkutan balik lebaran gratis dari Yogyakarta ke Jakarta tersebut merupakan program dari kementrian perhubungan. Program ini merupakan program dari Kementrian Perhubungan, pada arus balik kali ini memberangkatkan sebanyak 40 armada bus" ujarnya Ia berharap program ini diharapkan dapat mengurangi angka kecelakaan yang mungkin terjadi saat arus mudik dan balik lebaran. "Program balik gratis ini sebagai upaya pemerintah mengurangi angka kecelakaan di jalan raya yang banyak disebabkan oleh kendaraan bermotor roda dua " katanya di Lokasi. Sementara itu Wakil Walikota Yogyakarta, Heroe Poerwadi mengapresiasi langkah Kementrian Perhubungan dalam menyelenggarakan arus balik gratis bagi para pengendara motor tersebut. Sebelum pelepasan Wawali meninjau armada bus tersebut. Orang nomor dua di Kota Yogya tersebut tampak akrab dengan pemudik. Tidak hanya berinteraksi dengan pemudik, Ia juga berbincang dengan sopir bus yang akan membawa rombongan ke kota tujuan. Hati-hati di jalan. Jangan ngebut. Ini bawa rombongan banyak. Saya titip salam kepada keluarga pemudik, selamat berhari raya, katanya sembari memeriksa kelengkapan surat mengemudi yang harus dimiliki supir bus. Ramadhani Wahyuningsih, 46, salah satu peserta yang mengikuti program tersebut mengatakan jika Ia akan menumpang bus yang akan mengantarnya ke Jakarta kemudian ia melanjutkan perjalanan ke kediamannya di Tangerang, Banten. Ramadhani mengaku memilih ikut program tersebut karena merasa lebih aman ketimbang menaiki sepeda motor. Tahun ini saya berangkat dengan 5 keluarga saya lainnya, ujarnya. Ia berharap program seperti ini dapat dilanjutkan pada tahun-tahun mendatang, baik menggunakan kapal laut maupun menggunakan angkutan Bus. (Han)
Senin 00/00/0000 00:00 WIB | oleh Warta
Paska Lebaran 2019, Pemkot Gelar Apel dan Halal Bihalal
Hari pertama masuk kerja setelah libur panjang lebaran 2019, Pemerintah Kota Yogyakarta menggelar Apel sekaligus Halal bi Halal bersama Walikota dan Wakil Walikota Yogyakarta di Halaman Balaikota, senin (10/6/2019) pagi. Ratusan pegawai berbaris rapi menunggu giliran bersalaman dengan Walikota. Nampak Walikota didampingi oleh Sekretaris Daerah, asisten, staf ahli, dan seluruh kepala OPD. Ikrar syawalan dibacakan dan dipimpin oleh Sekretaris Daerah Kota Yogyakarta Titik Sulastri. Setelah menyampaikan pidato sambutannya, acara disusul dengan halal bi halal ditandai dengan jabat tangan dengan Walikota. Dalam sambutanya, Haryadi Suyuti berpesan kepada seluruh pegawai Pemkot agar bisa saling mengikhlaskan dan memaafkan. "Semoga halal bi halal ini dapat meringankan langkah kita ke depan dalam berkomunikasi dan berkoordinasi melaksanakan semua tanggung jawab kita dalam hal apapun demi kemajuan Kota Yogyakarta yang kita cintai," tutur Wali Kota. Walikota mengaku bangga dengan kinerja Pemerintah Kota Yogyakarta selama lebaran kemarin. "Atas kerja keras Pemerintah Kota Yogyakarta, akhirnya kita bisa menjankan tugas dengan baik selama lebaran. Bahkan mendapat apresiasi dari Kementerian Perhubungan," paparnya. Selain itu, Walikota juga mengapresiasi seluruh karyawan Pemkot yang telah membuktikan diri masuk kerja sesuai jadwal yang telah ditetapkan. "Pagi ini saya melihat langsung seluruh OPD telah melakukan apel pagi seperti hari kerja biasa,"jelasnya. Disisi lain Haryadi juga menyinggung hari jadi Pemkot ke 72 tahun bertepatan dengan Halal bi Halal, pihaknya mengingatkan agar seluruh karyawan Pemkot disiplin dalam melaksanakan tugasnya sebagai Aparatur Sipil Negara. "Melalui dua perayaan tersebut kami mengajak para karyawan untuk menemukan dimensi-dimensi ibadah dalam pelayanan kepada masyarakat," tandasnya. Ajaran Islam, sambung Haryadi, sangat mencintai seorang muslim yang giat bekerja, mandiri, apalagi rajin memberi. Sebaliknya, Islam membenci manusia yang pemalas, suka berpangku tangan dan menjadi beban orang lain. "Dalam kehidupan sehari-hari, umat Islam selain diperintahkan untuk beribadah kepada Allah Subhanahu wa ta"alla juga diperintahkan untuk bekerja," imbuhnya. Lebih lanjut Haryadi mengungkapkan, dengan demikian jelas bahwa loyalitas itupun ternyata herarkhis, taat kepada Allah, kepada Rasul dan Pemerintah. Bukan sekedar mengandalkan power skill yang dimiliki. "Sebagai orang yang beriman dalam setiap melakukan aktifitas pekerjaan lazimnya menghasilkan amal shalih, sebab setiap amal pekerjaan yang didasarkan pada faktor keimanan tentu akan memperoleh nilai rahmat dan barokah dari Allah Subhanahu wa ta"alla," tegas Haryadi. (Han/Tam)
Senin 00/00/0000 00:00 WIB | oleh Warta
Masuki Usia 72 Tahun, Pemkot Dorong Pemerataan Pembangunan dan Kesejahteraan dengan Peningkatan SDM
Pemerintah Kota (Pemkot) Yogyakarta hari ini (10/6/2019) menggelar apel untuk memperingati HUT yang ke-72. Apel digelar secara sederhana di lapangan Balaikota sekaligus Halal Bi halal jajaran Pemkot Yogyakarta. "Pada tanggal 7 Juni 2019 merupakan sebuah penandaan dari perjuangan panjang, bahwa Pemerintah Kota Yogyakarta beserta segenap jajarannya telah memasuki masa 72 tahun pengabdiannya sebagai pelayan masyarakat," ucap Haryadi. Pihaknya menuturkan,Peningkatan Kualitas Sumber Daya Manusia yang Mendorong Pemerataan Pembangunan dan Kesejahteraan" menjadi tema peringatan kali ini. Untuk itulah fokus pembangunan pada tahun 2019 ditekankan pada dua aspek, yaitu, Peningkatan SDM masyarakat dan SDM Pemkot Yogyakarta. "Adapun bentuk-bentuk kegiatan untuk mencapai tujuan tersebut dintaranya, melanjutkan program Gandeng Gendong untuk menyiapkan masyarakat mengakses pasar baik industri wisata maupun industri kuliner dan kerajinan, serta industri kreatif lainnya," jelas Haryadi. Ia memastikan pelatihan untuk penyiapan kolam lele cendol, kampung dan lorong sayur akan terus digalakkan, serta konsolidasi anggaran kelurahan dalam DO IT kampong, yaitu menjadikan anggaran kewilayahan dalam program peningkatan pendapatan, kesejahteraan Balita, Lansia, Perempuan, Difabel dan kelompok KMS. "Kegiatan tersebut dimaksudkan untuk, menyelesaikan persoalan yang ada di masyarakat, memajukan kampung, serta menata lingkungan," imbuhnya. Selain itu, Haryadi melanjutkan, penguatan kampung dalam implementasi Gandeng Gendong dan DO IT kampung yaitu melalui dodolan kampung dho dolan kampung" dengan menjadikan kampung sebagai destinasi. Dodol kampung" adalah branding kampung berdasarkan potensinya, dan dodolan kampung" menjual potensi yang dimiliki masing-masing kampung. "Kegiatan lain dalam upaya meningkatkan SDM masyarakat dan SDM Pemkot Yogyakarta juga dilakukan dengan launching program Siwarga, DO IT Kampong dan Gandhes Luwes. Siwarga adalah layanan online warga utk kebutuhan pelayanan di kelurahan dan kecamatan. Melalui Gadget sudah dapat membuat surat dan layanan perijinan ke Kelurahan dan Kecamatan," urainya. Lebih lanjut Ia menerangkan, DO IT kampong seperti yang kami sampaikan diatas adalah, konsolidasi anggaran untuk penajaman dan fokus program dan kegiatan pembangunan untuk dodolan kampung sebagai implementasi gandeng gendong dan DO IT kampong. "Sedangkan Gandhes Luwes adalah program pemerintah kota untuk penguatan karakter ke-Jogjakarta-an, baik dalam bidang arsitektur, tata kota, seni, budaya, pakaian dan dalam tampilan wajah kota maupun dalam petugas layanan publiknya. Selain sebagai sarana memperkuat karakter sebagai kota wisata, budaya dan pendidikan," ucapnya. (Han/Tam)
Senin 00/00/0000 00:00 WIB | oleh Warta
Wawali Lepas Kirab Budaya Unduh-Unduh
Embung Langensari sebuah embung di Kelurahan Klitern, yang dipergunakan untuk daerah tampungan atau resapan air hujan sekaligus untuk destinasi wisata. Di embung kita bisa memancing, bersantai dan menikmati pesonanya. Menurut Sugeng Kiswanto, Ketua RW sekaligus Ketua Panitia Budaya Unduh-unduh, Budaya Unduh-unduh adalah wujud syukur masyarakat Klitren atas Berkah dan Rahmad Tuhan Yang Maha Esa yang senantiasa diberikan pada kita semua. "Budaya unduh-unduh ini baru pertama kali dilaksanakan di Embung Langensari, dipilihnya embung langensari adalah agar menarik wisatawan untuk berkunjung ke embung langensari," kata Sugeng saat pelepasan Kirab Budaya Unduh Unduh, Minggu (9/6/2019). Ia menjelaska, di Klitren terdapat banyak potensi seni dan budaya, ada bregodo prajurit, ada seni karawitan, ada seni suara (paduan suara), ada panembromo, selain potensi seni kami juga punya Masjid dan gereja yang banyak memberikan sumbangsih pada perkembangan dan pembangunan masyarakat Klitren, Harapan kami mudah-mudahan pengelolaan embung Langensari bisa diserahkan ke Masyarakat, kami punya banyak pengusaha yang siap mewujudkan Embung Langensaari sebagai Destinasi wisata unggulan di Kota Yogyakarta. Kirab Budaya unduh-unduh yang diikuti oleh tari edan-edanan, bregada Prajurit, drum band SD, Gunungan (dari makanan,pakaian,buah-buahan), PKK, andong, dengan mengambil start di LPP dan dilepas oleh Wakil Walikota Yogyakarta, Heroe Poerwadi. Setelah dari LPP peserta kirab berjalan menuju GKJ Gondokusuman sebuah bangunan cagar budaya, kemudian finish di Embung Langensari. Di embung Langensari peserta kirab disambut dengan tarian dan berbagai jenis gunungan ditata diseputar embung. Setelah usai pementasan seni budaya dilanjutklan doa sebagai bentuk syukur atas karunia Tuhan Yang Maha Esa. Selesai gunungan di beri doa, kemudian tetua masyarakat memohon Wakil Walikota Yogyakarta untuk menyerahkan gunungan tersebut kepada masyarakat, tanpa aba-aba sontak masyarakat menyerbu untuk berebut gunungan baik buah, makanan maupun pakaian sampai habis tak tersisa. Sebuah prosesi sedekah dan puji syukur telah dilakukan dalam kirab Budaya Unduh-unduh. Sementara itu dalam sambutannya, Wakil Walikota Yogyakarta, Heroe Poerwadi menyampaikan, bahwa Kota Yogyakarta telah memperoleh Harmoni Award, sebuah penghargaan dari Kementrian Agama RI, karena Kota Yogyakarta dinilai berhasil dalam membangun harmonisasi kehidupan antar umat beragama, dimana didalamnya bisa hidup saling bergandengan, tolong menolong, gotong royong, bahu membahu membangun Kota Yogyakarta. Pemerintah Kota Yogyakarta mengapresiasi kegiatan masyarakat dalam Budaya Unduh-unduh dimana didalamnya ada memetri kerukunan hidup antar umat beragama. Hal ini tercermin dari partisipasi aktif Gereja dan masjid yang secara bersama-sama memberikan kontribusi dalam pembangunan masyarakat Klitren melalui Kirab Budaya Unduh-unduh ini. "Pembangunan itu tidak semata pembangunan fisik tapi juga pembangunan nilai-nilai luhur, oleh karena itu Pemkot melalui OPD juga memfasilitasi kegiatan pembangunan dan pengembangan mental spiritual atau kegiatan keagamaan," ucapnya. Harapannya melalui mesyarakat yang memiliki tatanan dan nilai-nilai luhur akan mampu menumbuhkembangkan Kota Yogyakarta yang berkarakter Unggul dan Istimewa. Sambutan Wakil Walikota Diakhiri dengan yel, Klitren maju, Gondokusuman okey, Jogja Istimewa. (Oni).
Senin 00/00/0000 00:00 WIB | oleh Warta
Sri Sultan Hamengku Buwono X : Legowo saling memaafkan untuk NKRI
Wakil Walikota Yogyakarta, Heroe Poerwadi hadir dalam Silaturahmi Halal bil Halal 1440 H/2019 M Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta, Pejabat, Tokoh Masyarakat dan Dunia Usaha di Daerah Istimewa Yogyakarta, pada Selasa, 11 Juni 2019 bertempat di Kepatihan Yogyakarta. Acara yang diawali dengan persembahan tari klasik gaya Yogyakarta dari Yayasan Siswa Among Bekso, Yogyakarta. Sebuah tari pembuka yang merupakan bentuk penghormatan pada tamu undangan. Setelah selesai satu tarian kemudian disampaikan sambutan dari Pimpinan DPRD DIY dalam hal ini oleh Wakil Ketua DPRD DIY, Arief Noor Hartanto, yang menyampaikan permohonan pamit baik secara pribadi maupun institusi dimana tidak semua anggota DPRD DIY kembali menjadi anggota DPRD DIY dan mohon maaf apabila selama menjalankan amanah sebagai DPRD DIY ada hal yang kurang berkenan atau tidak pas. Dalam Sambutannya Gubernur DIY, Sri Sultan Hamengku Buwono X, menyampaikan bahwa Islam meletakkan dasar ilmu pengetahuan yang kemudian dikembangkan oleh ilmuwan barat, kolaborasi pemikiran para ilmuwan lintas agama baik muslim nasrani, yahudi telah berdampak pada lahirnya budaya berfikir, budaya belajar dan mengembangakan ilmu pengetahuan, yang membuahkan kemajuan suatu bangsa dan negara. Kemajuan tersebut dari generasi ke generasi dikembangkan yang akhirnya bisa kita nikmati sekarang dalam bentuk teknologi. Hikmah dari kemajuan tersebut adalah adanya perbedaan yang menyatu, harmoni dalam Bhinneka Tunggal Ika. Kita telah menggelar Pemilu 2019, yang telah mendapat apresiasi dari dunia internasional sudah semestinya kita berbangga dan menunjukkan sikap legowo dalam menerima apapun hasil Keputusdan Mahkamah Konstitusi. Sikap legowo bagi yang menang adalah merangkul yang kalah, dan sikap legowo yang kalah adalah menerima dengan lapang dada. Pemilu bukanlah akhir dari sebuah perjuangan untuk rakyat Indonesia, karena masih banyak wahana untuk berjuang dan mendarma baktikan diri untuk rakyat Indonesia. Mari kita bersama membangun jembatan emas untuk kemajuan bangsa dan negara, kembali ke fitrah Kemerdekaan Republik Indonesia. (Oni)
Senin 00/00/0000 00:00 WIB | oleh Warta
Walikota Lantik Dewan Pengawas dan Direktur Bank Jogja
Walikota Yogyakarta, Haryadi Suyuti siang ini melantik Sigit Arie Heryanto sebagai Direktur Bisnis dan Operasional Perushaan Daerah (PD) Bank Pengkreditan Rakyat (BPR) Bank Jogja dan Yuni Istanto sebagai Anggota Dewan Pengawas PD BPR Bank Jogja. Usai melantik Walikota mengatakan jika sebagai perusahaan daerah yang bertugas memberikan pelayanan di bidang perbankan, Bank Jogja memiliki peran penting dalam mengawal berbagai inovasi kebijakan Pemerintah Kota Yogyakarta dalam peningkatan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat. Sebagai perusahaan daerah yang bertugas memberikan pelayanan di bidang perbankan, tentunya bank Jogja tidak dapat berdiam diri tetapi harus meningkatkan profesionalitas, kemampuan dan penguasaan informasi serta teknologi mengingat persaingan dibidang perbankan sudah sangat ketat, baik pada skala regional maupun nasional, ujarnya di ruang Yudistira, Kamis (13/6/2019). Menurutnya menjadi Dewan Pengawas dan Direktur bukanlah tugas yang mudah, bahkan merupakan tugas yang berat karena dihadapkan dengan masa depan perusahaan, para karyawan, nasabah dan para pemangku kepentingan. Untuk itu, lanjutnya, Ia berharap, sebagai pejabat yang baru saja dikukuhkan, dapat menciptakan inovasi-inovasi baru. "Semoga dengan dilantiknya dewan pengawas dan direksi yang baru akan meingkatkan kerjasama dan kemitraan yang telah terjalin dengan baik" katanya. Sementara itu, Direktur Bisnis dan Operasional PD BPR Bank Jogja, Sigit Arie Heryanto menyatakan jika pihaknya akan menerapkan dan melaksanakan prinsip-prinsip Good Corporate Governance secara konsisten dalam pelaksanaan tugasnya selaku Direktur Bisnis dan Operasional di PD BPR Bank Jogja. "Saya akan menjalankan perusahaan dengan mendasarkan pada indikator kinerja dan sasaran direktur bisnis dan operasional di PD BPR Bank Jogja" ungkapnya. (Han)