Senin 00/00/0000 00:00 WIB | oleh Warta
DLH KOTA JOGJA BERSIHKAN SAMPAH BAKARAN PETASAN DI ALUN ALUN UTARA JOGJA
Dinas Lingkungan Hidup Kota Yogyakarta melakukan pembersihan sampah kertas akibat pembakaran petasan saat menjelang dan setelah perayaan Hari Raya Idul Fitri 1440 H. DLH mengerahkan sekitar sepuluh anggotanya untuk melakukan penyapuan sampah yang sebagian besar merupakan sampah kertas yang hancur dan berserakan akibat ledakan petasan. Para petugas penyapu mengaku merasa kesulitan dalam menyapu lantaran kertas petasan bentuknya agak halus dan ringan ditambah tingginya rerumputan. Kepala Seksi Penanganan Sampah Ahmad Haryoko, SE. M.si saat ditemui di Alun Alun Utara , Sabtu, (51/6/2019) mengatakan sampah berserakan akibat ledakan petasan di Alun Alun Utara cukup banyak. Sampah itu merupakan sampah akibat bakaran petasan di malam menjelang dan sesudah Hari Raya Idul Fitri kemarin. Sampah seperti itu sangat sulit untuk petugas kebersihan kami ( DLH ) melakukan pembersihan. Apalagi rumputnya juga agak tinggi sehingga cukup sulit untuk dibersihkan, ujar Ahmad Haryoko. Meskipun demikian Haryoko dan petugas kebersihan dari Dinas Lingkungan Hidup Kota akan tetap berusaha untuk membersihkan sampah kertas bekas bakaran petasan tersebut. Haryoko menghimbau kepada segenap warga Kota Yogyakarta dan lainnya untuk tahun ke depan tidak usah membakar petasan lagi karena sangat mengotori lingkungan dan juga membuat polusi suara. Apalagi radiusnya sangat dekat dengan Keraton Yogyakarta dan Masjid Besar Kauman Yogyakarta. Kami menghimbau kepada masyarakat jangan bakar petasan lagi di tahun depan. Rayakan ( Idul Firtri) dengan cara lain. Jangan dengan bakar petasan. Inikan sangat menggangu. Banyak sampah berserakan. Petasan juga sangat mengganggu, polusi suara. Dan petugas kami juga kesulitan untuk menyapu, karena sampahnya ringan dan masuk ke rumput rumput yang cukup tinggi. Ini agak sulit, himbaunya. Haryoko juga menghimbau agar segnap warga Yogyakarta da dari luar Yogyakarta untuk tetap menjaga agar kota Yogyakarta tetap bersih. Sementara itu, Pak Redjo salah satu petugas mengungkapkan rasa kecewanya kepada warga yang dengan seenaknya mengotori lingkungan khsusnya di Alun Alun Utara. Dirinya mengatakan seharusnya warga tidak seenaknya membuang sampah, atau membakar petasansemabarang karena akan mengotori Alun Alun. Begitu juga para wisatawan yang baik dalam dan luar negeri juga harus ikut menjaga kota Yogyakarta agar tetap bersih. Pak Redjo mengatakan meskipun demikian mereka akan tetap melakukan pembersihan atau penyapuan manakala ada sampah yang mengotori kota Yogyakarta. (@mix)
Senin 00/00/0000 00:00 WIB | oleh Warta
Silaturahim Keluarga Besar SMP Muhammadiyah 8 Yogyakara
Masih dalam suasana lebaran, SMP Muhammadiyah 8 Yogyakarta mengadakan silaturahim yang dilaksanakan di Gedung SMP Muhammadiyah 8 Yogyakarta, Sabtu (15/6). Kegiatan ini merupakan silaturahim antara guru dan karyawan agar tercipta hubungan yang harmonis. Wakil Walikota Yogyakarta, Heroe Poerwadi dalam sambutannya mengatakan, kegiatan ini sebagai ajang silaturahmi diharapkan sekaligus sebagai ajang diskusi untuk meningkatkan minat masyarakat agar anak-anak mereka mendaftar di SMP Muhammadiyah 8 Yogyakarta. "Saya berharap, SMP ini terutama bisa memberikan sesuatu yang menjadi pilihan untuk anak-anak dalam melakukan kegiatan pembelajaran di SMP Muhammadiyah 8 Yogya"ujarnya. Heroe Poerwadi menambahkan, tidak hanya sekolah saja yang memiliki daya tarik namun guru dan karyawannya juga memiliki peran penting dalam peningkatan keistimewaan sekolah itu sendiri. "Selain sekolahnya, guru-guru juga harus di perhatikan, jadilah guru yang berdedikasi untuk sekolah ini, memiliki program yang jelas dan akan terlihat bahwa sekolah ini bagus dan menjadi pilihan orang tua dalam menyekolahkan anak-anaknya" ungkapnya. Heroe Poerwadi berharap SMP Muhammadiyah 8 Yogyakarta ini menjadi pilihan alternative bagi orang tua yang akan mendaftarkan anak mereka ke SMP. "Kita ingin, SMP ini menjadi alterntif tidak harus bersaing dengan SMPN, namun harus ada kekuatan di SMP ini sehingga ada nilai lebihnya" ungkapnya.(Hes)
Senin 00/00/0000 00:00 WIB | oleh Warta
Pisah Sambut dan Peresmian Kado 17 GM Kecamatan Gondomanan
Peningkatan pelayanan khususnya di wilayah Kota Yogyakarta merupakan hal yang harus dilaksanakan oleh setiap kelurahan maupun kecamatan. Hal ini yang dilakukan oleh Kecamatan Gondomanan dalam meresmikan program Kado 17 GM Tondo Tresno Gondomanan , acara ini sekaligus sebagai halal bi halal keluarga Kecamatan dan Pisah sambut Camat yang dilaksanakan D"Senopati Hotel, Jumat (14/6). Kegiatan ini sekaligus sebagai Pisah sambut Camat Kecamatan Gondomanan yang lama yakni Agus Arif Nugroho ke camat yang baru Budi Santoso berjalan dengan hikmat. Selain itu acara ini merupakan peresmian Kado 17 GM yang di khususkan sebagai peningkatan pelayanan dan informasi terpadu bagi remaja yang memiliki KTP Pemula. Wakil Walikota Yogyakarta, Heroe Poerwadi dalam sambutannya mengatakan, dalam membekali anak-anak di era modern saat ini diperlukab akses yang mendorong para remaja aktif dalam kegiatan bermasyarakat. "Dengan banyak bertemu, bersilaturahim ini merupakan bagaian dari kita semua sebagai Kado 17 GM untuk mendorong kegiatan bersama di wilayah Kecamatan Gondomanan" ujanya. Seperti yang sudah dilakukan oleh Kecamatan Jetis sudah melaksanakan program Administrasi Kependudukan Kematian. Program ini bertujuan untuk mereka yang berkeluarga, yang meninggal pada saat di makamkan di kecamatan atau kelurahan nantinya memberikan KTP baru dan akte kematian serta Kartu Keluarga yang baru bagi keluarga yang di tinggalkan dan tidak dipungut biaya. "Semoga ada peningkatan yang cukup signifikan di Kecamatan Gondomanan dalam program yang sudah diketahui pemerintah yakni Duit Kampung" ungkapnya. Selain itu, Duit Kampung merupakan Program dari pemerintah untuk kecamatan dan kelurahan yang dianggarkan pertahun hingga 1,7 Miliar. Program ini memiliki tiga gerakan dodolan Kampung yakni Ayo dodolan neng kampung, Dodolan Kampung dan Dodol Kampung. Dengan kegiatan ini diharap menjadi Program yang memiliki daya tarik wisata dan berjalan di setiap kecamatan dan kelurahan di wilayah di Kota Yogya. "Program-program ini ditujukan untuk meningkatkan potensi masing-masing wilayah dalam membangun kebersamaan terutama bertujuan untuk remaja kota Yogya untuk kuat dalam guyub, rukun bekerjasama kepada masyarakat, agar terjalin nyaman berada di Kota Yogyakarta" ungkapnya. (Hes)
Senin 00/00/0000 00:00 WIB | oleh Warta
Wawali: Jamaah Makmur, Masjid Makmur
Masjid Al Husna yang terletak di Badran merupakan Masjid yang pertama kali berdiri di daerah Badran. Masjid dengan luas 67 M2 diawal berdirinya merupakan Masjid milik perorangan. Seiring dengan perjalanan waktu, sang empunya Masjid meninggal dunia, hal itu mendorong para ahli waris untuk bersepakat dalam mewakafkan tanah dan bangunan Masjid Al Husna. Menurut Buang Cahyono, Ketua Takmir Masjid Al Husna dalam Syawalan dan penyerahan Wakaf Masjid Al Husna, menyampaikan kata sambutan, bahwa Masjid Al Husna sebagai perintis Masjid di kawasan badran tidak mengalami banyak perubahan, tetap kecil dan sederhana. Namun meski kecil dan sederhana jamaah Masjid tetap bersemangat dalam beribadah di Masjid. Harapan kami dengan diwakafkannya tanah dan bangunan Masjid Al Husna kepada Pengurus Daerah Muhammadiyah Yogyakarta maka kami dapat mengejar ketertinggalan baik fisik bangunan, maupun dalam memakmurkan Masjid melalui bantuan sumber daya manusia dan dana serta sarana prasarana pendukung lainnya. Sementara dalam kesempatan yang sama Pengurus PD Muhammadiyah Kota Yogyakarta, Hadi Asrof Kusumajaya menyampaikan bahwa PD Muhammadiyah akan memberikan support guna lebih memakmurkan Majid Al Husna. Memakmurkan Masjid secara fisik dengan melakukan perbaikan atau renovasi bangunan masjid agar lebih menarik dan membuat nyaman jamaah dalam beribadah. Memakmurkan kegiatan masjid dalam beribadah melalui pengajian atau diskusi atau aktifitas lain yang membangun semangat beribadah jamaah yang ngregengke Masjid dan ngegrengke ati dalam bingkai ikhlas lilallahi ta"ala. Heroe Poerwadi, Wakil Walikota Yogyakarta yang hadir menyampaikan hikmah syawalan sekaligus memasang plakat peresmian Wakaf masjid Al Husna. Dalam hikamah Syawalan disampaikan, bahwa kita sering berdoa di penghujung Ramadhan dengan doa agar dipertemukan kembali dengan Ramadhan berikutnya. Namun yang perlu diingat, apakah kita konsekuen dengan doa tersebut atau hanya sekedar latah, setelah berdoa dan ketemu Ramadhan berikutnya, ibadah kita tetap adem ayem tidak ada peningkatan. Nah dalam kesempatan ini mari kita introspeksi dan berupaya agar dalam setiap menjalankan ibadah Ramadhan terjadi peningkatan amal ibadah dan peningkatan derajad ketaqwaan kita. Setelah berpuasa kita merayakan lebaran dan bersilaturahmi saling maaf memaafkan, baik secara langsung dengan ketemu orang per orang maupun dengan teknologi digital berupa pesan singkat atau WA. Silaturahmi tersebut akan menumbuhkan rasa kebersamaan, yang mendorong kita hidup berdampingan secara harmonis, guyub rukun, gotong royong, saling menjaga, saling tolong menolong, saling bahu membahu. Kondisi tersebut membuat kita hidup aman dan nyaman, rasa itulah yang secara tidak langsung membuat usia harapan hidup di Yogyakarta berkisar 74 tahun. Dengan demikian dari titik awal silaturahmi kita mampu merabuk umur dan meningkatkan usia harapan hidup. Pemerintah Kota Yogyakarta mengucapkan terima kasih atas wakaf dan bangunan Masjid, dan akan membantu dalam memakmurkan masjid. Apabila jamaah menghendaki maka bisa meminta bantua Pemkot untuk difasilitasi Wi Fi yang dipasang di Masjid Al Husna. Perkembangan teknologi Web 4.0 telah merubah budaya manusia dengan menjadikan dunia dalam genggamannya melalui gadget (HP). Perangkat Wifi sangat membantu untuk mencari informasi, belajar, bahkan bisnis, melalui Jogja Smart Service atau JSS, jamaah Masjid dapat mengakses berbagai layanan dan konten Pemkot yang ada dalam aplikasi JSS. Dalam program Gandeng gendong yang melibatkan Pemerintah, Perguruan Tinggi, Pengusaha, Kampung dan Komunitas dibuat konten DODOLAN dan NGLARISI yang bisa diakses dalam JSS. Melalui kedua konten tersebut kita seperti mempunyai toko digital. Melalui toko digital kita bisa promosi dan berjkualan baik produk maupun jasa. Selain Mareketing melalui JSS, kami juga melakukan penguatan UMKM baik sumber daya manusia dan tata kelola melalui pelatihan-pelatihan, standarisasi produk, standarisasi kemasan, stnadarisasi jasa. Pemerintah Kota Yogyakarta melalui gandeng gendong membeli produk olahan pangan UMKM uintuk keperluan jamuan rapat-rapat yang dalam setahun anggarannya berjumlah 38 Milyar. Sebagai contoh adalah kelompok PAKUDAYA dari Kelurahan Pakuncen yang dulu omzet perbulannya 2 juta sekarang bisa 60 juta per bulan. Kenaikan tersebut dikarenakan produk olahan pangannya mampu memenuhi standart hotel dan dijual-dibeli oleh hotel-hotel disekitarnya, nah kalau jamaah Masjid Al Husna bisa membuat kelompok seperti itu, maka Pemkot berkomimen memfasilitasinya. Harapan kami melalui kelompok usaha atau pribadi, UMKM di Badran akan tumbuhrkembang dan mampu meningkatkan kesejahteraan jamaah masjid pada khususnya dan warga Badran pada umunya. (Oni)
Senin 00/00/0000 00:00 WIB | oleh Warta
Wawali Syawalan dengan LPMK Pringgokusuman
Sabtu, 15 Juni 2019 bertempat di Hotel Royal Darmo, LPMK Pringgokusuman menggelar, "Pengajian dan Syawalan Lembaga Sosial masyarakat". Ketua LPMK Pringgokusuman,Hibur Pintono menyampaikan, bahwa setelah sebulan penuh kita berpuasa, maka tibalah kita di hari kemenangan, kemenangan atas pengendalian diri dalam menghadapi godaan, tantangan dan nafsu sewaktu menjalankan ibadah puasa. Di hari kemenangan, kita melaksanakan Sholat Idul Fitri sebagai penutup dari rangkain ibadah Ramadhan, dan kita membuka diri sebagai sesama umat manusia, yang sadar akan keterbatasan, yang sadar akan adanya salah, khilaf dan dosa, maka dari itu mari kita saling berjabat tangan dan saling memaafkan satu sama lainnya. Dalam kesempatan ini kembali kami sampaikan bahwa perbedaan agama, perbedaan suku dan perbedaan golongan bukanlah penghalang bagi ikatan batin, ikatan kekeluargaan dan ikatan kemasyarakatan diantara kita, namun perbedaan adalah warna warni kehidupan yang menyatukan kita dalam keberagaman sebagai bangsa dan negara yang ber-Bhinneka Tunggal Ika. Pengajian dan Syawalan Lembaga Sosial yang dihadiri oleh ToKoh Masyarakat, RT, RW, LPMK, PKK, Karang Taruna dan tokoh agama berlangsung dengan mesra, terlebih adanya organ tunggal dan lantunan lagu, yang membuat acara semakin meriah. Dalam kesempatan tersebut hadir Wakil Walikota Yogyakarta, Heroe Poerwadi yang menyampaikan kata sambutan, "Pemerintah Kota Yogyakarta menyampaikan terima kasih atas kiprah warga Pringgokusuman melalui LPMK yang henti-hentinya berkegiatan, nerpartisipasi8 aktif dalam pembangunan dan pengembangan wilayah keluarahan Pringgokusuman. Kegiatan pengajian dan syawalan ini merupakan wahana untuk saling bersilaturahmi antar komponen warga Pringgokusuman. Dalam Silaturahmi ini kita saling memaafkan, dan nyaman dalam bersilaturahmi. Rasa nyaman ini secara tidak langsung merabuk umur kita, sehingga tepatlah ungkapan bahwa silaturahmi dapat memperpanjang usia seseorang. Selain itu silaturtahmi juga bisa membuka pintu rejeki, dengan silaturahmi kita bisa bertukar informasi terkait jasa, pekerjaan, atau usaha, yang bila terjadi kecocokan akan muncul transaksi bisnis dalam silaturahmi tersebut. Pemerintah Kota Yogyakarta melalui Do it Kampung berupaya membangun dan mkengembangkan wilayah berbasis kelurahan, dimana untuk tahun ini Kelurahan pringgokusuman memiliki dana Kelurahan sebesar 1,8 M. Bagaimana dana tersebut bisa TEMOTO, TEMONJO, ISO DIRASAKKE. Temoto adalah bagaimana dengan dana tersebut kita bisa menata, mengelola permasalahan yang muncul dan upaya solusi di kampung dalam wilayah Kelurahan. Adanya Road maps pembangunan dan pengembangan wilayah akan menjadi acuan dalam pelaksanan dan memudahkan dalam evaluasinya. Temonjo adalah bagaimana nagar dana yang digunakan bisa efektif dan efisien. Sedanghkan Iso dirasakke adalah bagaimana manfaat dari dana tersebut bisa dirasakan oleh warga masyarakat kampung di Kelurahan.Untuk memudahkan sarana komunikasi dan informasi kami telah meluncurkan program JSS (Jogja Smart Service) dimana didalamnya terdapat konten aduan masyarakat melsalui upik, konten layanan ambulance gratis, konten layanan kependudukan dan bagi UMKM kami sediakan konten Dodolan dan Nglarisi. Melalui kontens tersebut warga yang memiliki usaha bisa melakukan promosi dan penjualan produk maupun jasa. Dengan menggunakan konten Dodolan dan Nglarisi kita seperti membuka toko digital yang bisa diakses melalui gadget (HP). Harapan kami warga bisa memanfaatkan berbagai kontens dalam JSS yang bisa mempermudah pelayanan, informasi, akses, bahkan mampu meningkatkan kesejahteraan masyarakat dalam bertransaksi bisnis. (Oni).
Senin 00/00/0000 00:00 WIB | oleh Warta
Wawali: Membangun Infrastruktur Yang Mampu Meningkatkan Kesejahteraan UMKM
Jum"at, 14 Juni 2019 bertempat di kampus Fakultas Ekonomi UTY, Jl. Glagahsari Wakil Walikota Yogyakarta Heroe Poerwadi menghadiri Syawalan warga yang diselenggarakan oleh LPMK Tahunan. Dalam Sambutannya Ketua LPMK Tahanunan, Bahagia Tarigan menyampaikan bahwa Indonesia adalah negara dengan warga negara yang memiliki keberagaman dalam memeluk agama dan kepercayaan. Namun perbedaan tersebut tidaklah menjadi kendala untuk hidup rukun, berdampingan saling asah asuh satu sama lain dalam bingkai NKRI. Setelah sebulan kita beribadah puasa dan melaksanakan ibadah hari raya Idul Fitri, maka di bulan syawal ini, kita disatukan oleh keinginan untuk bersama-sama mengulurkan tangan untuk meminta maaf dan memberi maaf satu sama lain dengan hati ikhlas. Persaudaraan dan silaturahmi warga Tahunan semakin erat terjalin dalam kehidupan sehari-hari. Sementara dalam sambutannya Wakil Walikota Yogyakarta, Heroe Poerwadi menyampaikan bahwa Yogyakarta sebagai Destinasi Wisata (Kraton, Taman Pintar, dll) dan transit wisatawan yang akan berwisata ke Pantai Selatan, Merapi, Borobudur dan Prambanan selalu mengalami kemacetan, dimana dibeberapa ruas jalan banyak terdapat antrean kendaraan yang menyemut. Mensikapi hal tersebut Pemerintah Kota Yogyakarta akan menerapkan kebijakan jalan satu arah, dimana akan kita awali dengan penataan kawasan Pedestrian Malioboro yang akan ditutup setiap selapan hari atau pada hari libur panjang. Sebagaimana arahan Ngarsa Dalem, Sri Sultan Hamengku Buwana X terkait dengan kebijakan jalan tol, maka pemerintah Kota Yogyakarta berharap keberadaan jalan tol mampu mendorong perekonomian UMKM, melalui upaya rekayasa lalulintas berupa alur jalan yang menghubungkan jalan tol dengan pelaku usaha UMKM di Kota Yogyakarta, dan agar pengguna jalan tol tidak hanya lewat semata namun menginap, berwisata dan nglarisi UMKM di Kota Yogyakarta. Selanjutnya guna mendukung UMKM Pemkot juga memfasilitasi Masyarakat melalui dana Kelurahan yang besarannya berkisar 1 M / kelurahan. Dana Keluhanan tersebut hendaknya mampu mengatasi permasalahan yang muncul di setiap Kelurahan, oleh karena itu peran serta RT, RW, Kampung dan LPMK dalam membuat progam pembangunan dan pengembangan wilayah yang terintegrasi satu sama lain dalam sebuah road map sangat diperlukan. Ada tiga langkah yang harus dilakukan dalam do it kampung, yakni : Dodolan Kampung berupa membangun konten atau isi dari Kampung, misal Tahunan Kampung batik jumputan , dodol kampung berupa upaya untuk membangun merk atau branding dari sebuah kampung, jika Tahunan punya produk batik Jumputan maka bagaimana agar wisatawan ketika menyebut Tahunan maka yang terbayang adalah Batik Jumputannya yang berkualitas. Dan do dolan Kampung artinya adalah bagaimana agar Kampung menjadi destinasi wisata, melalui batik Jumputannya. Nah melalui Do it Kampung akan terbentuk pelaku UMKM di setiap kampung dan dengan adanya infrastruktur jalan yang terhubungkan dengan Kampung-Kampung maka UMKM akan tumbuh dan berkembang, hal itu akan berdampak pada meningkatknya pendapatan dan kesejahteraan keluarga, yang dampak berikutnya adalah meningkatnya PDB dan inflasi yang rendah. (Oni)
Senin 00/00/0000 00:00 WIB | oleh Warta
Wakil Walikota Cup II, Selain Pelestarian Satwa Juga Sebagai Upaya Membuka Potensi Ekonomi Kreatif Berbasis Hobi
Lomba Burung Berkicau Wakil Walikota Cup kembali digelar untuk kedua kalinya di Balikota Yogyakarta, Minggu (16/6/2019), event tersebut sekaligus untuk memperingati hari jadi Pemerintah Kota Yogyakarta yang ke-72 tahun. Dibuka langsung Wakil Walikota Yogyakarta Heroe Poerwadi, event tersebut selain sebagai upaya untuk melestarikan satwa burung juga diharapkan bisa memicu tumbuhnya ekonomi kreatif berbasis hobi. "Tentu ini tidak sekedar perlombaan saja, dan bukan hanya soal juara namun event ini sangat penting karena sangat potensial untuk membuka medan ekonomi kreatif berbasis hobi," ucapa Heroe Poerwadi saat memberikan sambutannya di Balaikota Yogyakarta, Minggu (16/6/2019). Pihkanya menilai para penghobi burung berkicau semakin menjamur, menurutnya semakin tahun peminatnya semakin bertambah. Hal itulah yang nantinya bisa dijadikan peluang agar kedepan bisa memberikan manfaat ekonomi bagi masyarakat. "Kita harus memberikan ekosistem baru terhadap pertumbuhan ekonomi berbasis hobi ini, agar kedepan semakin berkembang dan tentunya event seperti ini bisa menggerakkan ekonomi lain sehingga bisa aling menguatkan," paparnya. Selain itu, Heroe juga mengingatkan bahwa pemeliharaan sekaligus pelestarian satwa burung menjadi tanggungjawab bersama. Untuk itu pihaknya mengapresiasi para pemelihara dan peternak burung yang telah berupaya menjada pelestarian. "Dengan kemajuan teknologi peternakan, kita berharap proses pelestarian burung dengan penangkaran ini semakin berkembang, sehingga kelestarian satwa akan tetap terjaga. Dan event ini adalah salah satu bentuk apresiasi kita kepada para pemelihara burung untuk menunjukkan potensinnya," ucap Heroe. Dalam kesepatan yang sama, Kepala Dinas Pertanian dan Pangan Kota Yogyakarta, Sugeng Darmanto, mengatakan lomba ini merupakan kedua kalinya, yang pertama digelar pada tahun lalu, di Embung Langensari. "Waktu itu peserta mencapai 200 orang, tahun ini kami menargetkan bisa sampai 500 orang," katanya. Ia berharap dengan lomba ini dapat menumbuhkan kader pembudidaya burung ocehan yang handal. Selain lomba ini juga sebagai upaya pelestarian satwa terutama burung ocehan di Kota Yogyakarta. "Juga menampung aspirasi masyarakat khususnya penggemar burung kicau," imbuhnya. (Tam).
Senin 00/00/0000 00:00 WIB | oleh Warta
Menginjak Usia Tiga Tahun, RS Pratama Diharapkan Menjadi Simbol Pelayanan Prima Masyarakat
Tepat pada tanggal 7 Juni 2019 lalu Rumah Sakit Pratama Yogyakarta memasuki usianya yang ketiga tahun. Walikota Yogyakarta Haryadi Suyuti berharap RS Pratama Diharapkan Menjadi Simbol Pelayanan Prima Masyarakat. "Dengan dilandasi semangat ibadah dan ketaqwaan hanya kepada Allah, saya yakin dan optimis seluruh karyawan dapat menjalankan setiap pekerjaan dengan sebaik-baiknya," ucap Haryadi saat menghadiri Syawalan RS Pratama, Kamis (13/6/2019). Menurut Haryadi, Setiap profesi memiliki dimensi ibadah di dalamnya, terlebih profesi sebagai karyawan rumah sakit jelas memiliki dimensi yang mulia sebab bersentuhan langsung dengan keselamatan pasien. "Jadikanlah ruang kerja kita selayaknya ruang ibadah, sehingga didalamnya terkandung semangat spiritulitas, serta mampu menjaga kita dari perbuatan yang dilarang oleh agama," tegas Haryadi. Ruang kerja, sambungnya, tidak hanya menjadi aktifitas keseharian semata, namun sebagai ruang kontemplasi kita untuk berkomunikasi dengan Allah Subhahu wa ta"llaa melalui pekerjaan dan pelayanan pasien yang dilandasi serta diawalai dengan ucapan "Basmallah" dan bekerja hanya karena Allah semata. Sementara itu disisi lain, setelah mengasah dan mengasuh jiwa, yaitu berpuasa selama satu bulan, Haryadi berharap setiap muslim dapat kembali ke asal kejadiannya dan menemukan "jati dirinya" yaitu kembali suci sebagaimana ketika ia baru dilahirkan serta kembali mengamalkan ajaran agama secara benar. Selain itu, ber-halal bil halal akan menghantarkan kita pada sempurnanya ibadah shaum bulan Ramadhan, karena merupakan kesempatan bagi kita semua untuk saling meluruskan benang kusut, menghangatkan hubungan yang tadinya membeku sehingga cair kembali, melepaskan ikatan yang membelenggu, serta menyelesaikan kesulitan dan problem yang menghadang terjalinnya keharmonisan hubungan. Dalam kesempatan yang sama, Kepala Unit Pelaksana Teknis (UPT) RS Pratama Yogyakarta Fetty Fathiyah mengatakan acara Syawalan tahun ini sengaja digelar sekaligus untuk menandai usia RS Pratama yang ketiga tahun. Pihaknya pun berharap diusia yang ketiga tahun ini RS Pratama bisa semakin maju dan berkualitas dalam memberikan pelayanan prima bagi masyarakat Yogyakarta. "Semoga RS Pratama semakin maju, dan mampu memberikan pelayanan terbaik bagi masyarakat Yogyakarta," ucapnya. (Tam)
Senin 00/00/0000 00:00 WIB | oleh Warta
Aster Kasad TNI Kunjungi TMMD
Asisten Teritorial Kepala Staff Angkatan Darat (Aster Kasad), Mayjen TNI Supartodi, S.E, M.Si melakukan kunjungan ke wilayah Kodim 0734/YKA. Kunjungan yang dilaksanakan dalam rangka melakukan pengawasan dan evaluasi (wasav) kegiatan TNI Manunggal Membangun Desa (TMMD) Regluer ke-101 ini diterima oleh Komandan Satgas TMMD sekalugs Dandim 0734/YKA, Letkol Inf. Rudy Firmansyah, S.E, MM bersama Wakil Walikot Yogyakarta, Drs. Heroe Poerwadi, MA di Makodim 0734/YKA Aster Kasad mengungkapkan, keberadaan TMMD merupakan salah satu upaya dalam mewujudkan kemanunggalan TNI dengan rakyat, manunggal berarti menjadi satu dalam sikap dan tingkah laku dan hal ini merupakan keniscayaan karena TNI sendiri lahir dari rakyat "Kebersamaan ini merupakan sinergitas yang positif dalam mengatasi berbagi permasalah bangsa pada masa sekarang ini. Termasuk membantu pemerintah daerah dalam mempercepat pembangunan di daerah dalam rangka meningkatkan kesejahteran masyarakat dan memantapkan kemanunggalan TNI-Rakyat" Tutur Mayjen TNI Supartodi. Sementara, Wakil Walikota Yogyakarta, Heroe Poerwadi mengapresiasi program-program TMMD karena melalui TMMD, selain mempererat kemanunggalan TNI dan Rakyat juga mampu meningkatkan kesejahteraan masyarakat serta memanapkan kesadaran bela negara dan disiplin nasional yang selaras dengan program Pemerintah Kota Yogyakarta. "Kegiatan TMMD ini patut kita apresiasi karena berdayaguna sebagai program percepatan pembangunan di wilayah pinggiran kota. Kegiatan ini perlu dibarengi pengawasn dan evaluasi secara berkala dan menyeluruh agar dapat terlaksana secara tepat tujuan ,tepat sasaran, dan tepat waktu" Kata Wawali. Selepas dari Makodim 0734, Aster Kasad beserta rombongan bertolak untuk mengunjungi lokasi TMMD Reguler ke-101 di Kampung Gambiran, Pandeyan, Umbulharjo. Di sana, Aster Kasad meninjau langsung pembangunan Talud, rehab RTLH, balai RW, MCK, dan Gedung PAUD Tunas Bangsa. Peninjauan yang disambut oleh Bregodo Gambir Anom, Tarian Gambyong, dan berbagai unsur masyarakat ini juga dibarengi dengan kegiatan pembagian sembako gratis untuk warga masyarakat Kelurahan Pandeyan dan donor darah di Taman Legawong. (Tim TMMD Kodim 0734/YKA. ed: ams)
Senin 00/00/0000 00:00 WIB | oleh Warta
Sri Sultan HB X Buka Raker Komwil III Apeksi
Kegiatan Rapat Kerja Komisiariat Wilayah (Komwil) III Asosiasi Pemerintah Kota Seluruh Indonesia (Apeksi) resmi dibuka hari ini, Kamis (19/4) pagi bertempat di Ballroom Hotel Melia Purosani. Acara dibuka secara resmi oleh Gubernur DIY, Sri Sultan HB X. Dalam sambutannya, Gubernur mengapresiasi penyelenggaraan Raker Komwil III Apeksi dan berharap dengan digelarnya raker ini di Yogyakarta, selain mampu membangun konsolidasi internal dalam rangka meningkatkan penyelenggaraan otonomi daerah dan kerjasama antar pemerintah kota, juga mampu menjadi upaya dalam melestarikan budaya dengan napak-laku pada jejak-jejak peradaban kota. "Berbeda dengan Eropa yang menempatkan istana terpisah dari tatanan kehidupan kota, di jawa, istana menyatu dan menjadi bagian integral dari tatanan kota yang dimanifestasikan dalam wujud catur sagatra. Menyatunya Kraton dengan fasilitas kota, alun-alun, masjid agung dan pasar besar. Raker yang dilanjutkan dengan jelajah Tamansari dan Kotagede, bagi Apeksi tentu tidak sekedar wisata biasa tetapi juga untuk merawat kenangan sejarah bagaimana para pendahulu membangun kotanya, Tamansari misalnya, dulu selain menjadi tempat rekreasi keluarga kerajaan, juga sarana irigasi dan benteng pertahanan" Ungkap Sultan. Lebih lanjut, Gubernur mengingatkan peserta Raker Komwil III Apeksi agar tidak melulu terfokus dalam pertumbuhan dan pembangunan fisik-materlistik. Menurut Sultan, pembangunan yang hanya fokus pada urusan fisik saja akan menghadirkan manusia-manusia yang gelisah dan anonim di tengah geliat raksasa globalisasi sehingga pembangunan perlu menyentuh aspek spiritualitas dan kesejahteraan sebagian masyarakat. Untuk mencapai tujuan tersebut, Sultan menyebutkan pentingnya proses akulturasi dan inkulturasi. "Perlu untuk mengembalikan karakter kota yang humanis, di mana segenap warga mampu menghayati rasa keterhubungan dan kebersatuan yang penuh makna dengan sesama dan lingkungannya, bahkan dengan yang lebih agung dan sakral. Proses inkulturasi menginternalisasi nilai-nilai tradisi disertai upaya keras mengenal dan menguatkan akar budaya sendiri, sementara proses akulturas terwujud dalam keterbukaan dan toleransi-selektif masuknya unsur-unsur kebudaaan luar untuk pemajuan kebudayaan. Untuk mencapainya, pemimpin kota harus menggali kembali dan merevitalisasi tatanan dan gagasan lama dengan memberinya mautan nilai-nilai baru sebagai bekal menapaki jalan baru yang masih harus digayuh" Imbuh Sultan Sementara, Walikota Yogyakarta, Haryadi Suyuti mengungkapkan, pelaksanaan Raker merupakan ajang strategis bagi para pimpinan daerah untuk bersama-sama mencari sousi pemecahan permasalahan yang dihadapi kota-kota melalui kerjasama, sharing informasi, pemikiran, dan pengalaman dalam penyelenggaraan pemerintah, pelayanan publik dan pembinaan kemasyarakatan sekaligus sebagai jembatan masukan kepada pemerintah pusat. "Marilah melalui Apeksi kita tingkatkan sinergi antar daerah, melakukan inovasi dan kreatifitas dalam mengoptimalkan perkembangan daerah-daerah guna memantapkan pelaksanaan otonomi daerah" Kata Walikota Acara Raker sendiri menghasilkan pengesahan rekomendasi, baik rekomendasi bagi internal anggota Apeksi maupun rekomendasi eksternal untuk Pemerintah Pusat. Rekomendasi tersebut antara lain mendorong peran aktif seluruh anggota Komwil III untuk saling berbagi, berkolaborasi, dan besiinergi serta membuat media komunikasi untuk tukar informasi antar anggota. Sedang rekomendasi eksternal berupa mendorogn pemerintah pusat untuk memfasilitasi peningkatan kapasitas teknis kerjasama antar pemerintah daerah, mendorong pemerintah pusat untuk menguatkan lembaga APIP,mendorong Apeksi Pusat untuk mengadvokasi kepentingan pemerintah kota, mendorong pemerintah puast untuk meninjau kembali kebijakan mengenai lelang jabatan, dan mendorong pemerintah pusat untuk melakukan transformasi digital di bidang ekonomi daerah. "Rekomendasi tersebut akan diajukan dalam Rakernas Apeksi Pusat. Kalau rekomendasi tersebut disampaikan oleh Apeksi tentu daya dorongnya akan lebih kuat dan lebih diperhatikan oleh Pemerintah Pusat" Pungkas Walikota (Tim Apeksi/@mix/han/tam/hes. Ed.ams)
Senin 00/00/0000 00:00 WIB | oleh Warta
Wawali Jogja Dorong Anggota Korwil III Apeksi Menuju Kota Inklusif
Wakil Walikota Yogyakarta, Heroe Poerwadi yang pada Pertemuan II Pokja Menuju Kota Inklusif Apeksi tahun lalu terpilih sebagai Ketua Kelompok Kerja Menuju Kota Inklusif pada Raker Korwil III Apeksi, Kamis (19/4) pagi di Ballroom Hotel Melia Purosani menyampaikan paparan mengenai bagiamana mewujudkan kota yang ramah bagi penyandang disabilitas. Dalam kesempatan tersebut, wawali menyebutkan kota inklusi merupakan kota atau kabupaten yang dapat mendorong, mempromosikan, dan memberikan akomodasi yang layak serta memfasilitasi penuh partisipasi penyandang disabilitas pada berbagai sektor kehidupan "Dasarnya adalah UU 19/2011 tentang Pengesahan Konvensi Hak-Hak Penyandang Disabilitas dan UU 8/2016 tentang penyandang disabilitas. Konta Inklusif harus mampu menyediakan sarana dan prasaran aksesibilitas yang memadai guna meningkatkan kesejahteraan penyandang disabilitas seutuhnya" Tutur Wawali Lebih lanjut, Wawali memaparkan, saat ini jumlah penyandang disabilitas di Indonesia mencapai 11,5 juta orang dengan 3,47 juta penyandang disabilitas penglihatan, 3 juta penyandang disabilitas fisik, 2,5 juta penyandang disabilitas pendengaran, 1,3 juta penyandang disabilitas mental dan 1,15 juta penyandang disabilitas kronis. "Dari data Pusdatin yang dirangkum ILO, saat ini penyandang disabilitas di Indonesia ada 11,5 juta orang dengan yang terbanyak adalah penyandang disabilitas penglihatan." Katanya Wawali mengungkapkan, pembentukan kota inklusi tidak hanya dapat dilakukan oleh satu pihak saja, namun perlu adanya sinergi berbagai pihak untuk mewujudkan hal tersebut karena ada berbagai hal yang harus diperhatikan seperti peraturan perudangan, stadar operasional, roadmap, anggaran, SDM, pelibatan para pihak, fasilitas publik, dan unit layanan disabilitas. "Tahap-tahap yang harus dilaksanakan mulai dari pembentukan perundangan, perencanaan anggaran, integrasi terpadu perencanaan dan perancangan, kerjasama pihak terkait, lalu pelaksanaan dan pengawasan akan hal-hal tersebut, pelaksanaan hasil jalinan kerjasama dan tahap terakhir terdiri dari pengawasan berlanjut, peningkatan layanan, pemeliharaan fasilitas sarana dan prasana, dan perluasan jalinan kerjasama" Ungkap Wawali Seluruh kota di dunia saat ini sedang gencar melakukan usaha membentuk kota inklusi. termasuk di Yogyakarta yang terus berinovasi untuk mencapai tujuan tersebut. Salah satu agenda di Pemerintah Kota Yogyakarta antara lain dengan merintis kelurahan dan kecamatan inklusi. Selain itu juga menyediakan akses bagi difabel sehingga mereka mampu berpartisipasi aktif dalam pembangunan. "Akses bagi disabilitas sangat banyak, mulai dari pendidikan, kesehatan, dan juga mendapatkan pekerjaan. Di Kota Yogyakarta telah ada delapan perusahaan swasat yang memperkerjakan teman-teman difabel" Pungkas Wawali.(Tim Apeksi/@mix/han/tam/hes. Ed.ams)
Senin 00/00/0000 00:00 WIB | oleh Warta
Apeksi Ingin Kota dapatkan Dana Kelurahan
Asosiasi Pemerintah Kota Seluruh Indonesia (Apeksi) meminta pemerintah pusat mempertimbangkan usulan adanya anggaran dana kelurahan untuk kota layaknya dana desa. Kota sangat membutuhkan dana tersebut guna meningkatkan pembangunan dan pelayanan. Kami sudah menyampaikan permohonan tersebut ke Kementerian Dalam Negeri dan kementerian terkait untuk melakukan koordinasi dengan Kementerian Keuangan mengenai formulasi dana kelurahan yang akan diberikan ke pemerintah kota, kata Ketua Asosiasi Pemerintah Kota Seluruh Indonesia (Apeksi) Airin Rachmi Diany saat pembukaan Rapat Kerja Komisariat Wilayah III Apeksi di Yogyakarta, Kamis (19/4). Airin menegaskan, Kota membutuhkan dana seperti dana desa karena permasalahan bukan hanya ada di kabupaten saja tetapi juga ada di kota. Semoga bisa segera direalisasikan Rp100 miliar per kota sehingga dana bisa digunakan untuk mengatasi berbagai permasalahan dan meningkatkan pelayaan ke masyarakat, ucap Airin. Dalam kesempatan yang sama Ketua Apeksi Korwil III Haryadi Suyuti meminta seluruh anggotanya untuk mendorong usulan ini hingga benar benar terealisasi. Ia menyebut Program ini dinilai sangat penting untuk membantu menyelesaikan persoalan yang kompleks di perkotaan. Oleh karena itu, dengan adanya bantuan dana tersebut, setiap kelurahan-kelurahan yang ada di kota dapat eksis di dalam berusaha meningkatkan pendapatan ekonominya, melalui upaya-upaya yang dikembangkan oleh kota itu sendiri. Inilah salah satu peranan Apeksi, yakni untuk menyatukan tujuan dan kekuatan untuk merealisiakan kemajuan kota di seluruh Indonesia, jelasnya. Haryadi menjelaskan , Rekomendasi-rekomendasi yang nantinya dihasilkan dalam Raker ini akan dibawa ke rapat kerja tingkat nasional yang rencananya digelar di Tarakan pada Juli mendatang . Harapannya apa yang diperjuangkan bersama-sama ini bisa tercapai, imbuh Haryadi. (Tam)
Senin 00/00/0000 00:00 WIB | oleh Warta
Hambat Proses Pemerintahan, Apeksi Soroti UU ASN
Pada Rapat Kerja Komisariat Wilayah III Apeksi di Yogyakarta, Kamis (19/4). Seluruh peserta sepakat menyatukan persepsi terkait pola pengisian jabatan dan mekanisme pemberhentian Aparatur Sipil Negara (ASN). Hal itu mendesak dilakukan karena memengaruhi kinerja pemerintah kota karena terganjal birokrasi yang rumit. Khususnya lelang jabatan karena membutuhkan waktu lama dan biaya yang cukup besar. Untuk itu Apeksi menilai UU Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara layak untuk dievakuasi ulang. Keluhan banyak berasal dari luar Jawa. Prosesnya dinilai memakan waktu lama meskipun komunikasi atau koordinasi dengan pusat bisa dilakukan melalui elektronik namun tetap bisa menghambat birokrasi, ucap Ketua Asosiasi Pemerintah Kota Seluruh Indonesia (Apeksi) Airin Rachmi Diany. Ia mengaku menerima banyak keluhan dari walikota se-Indonesia. khususnya lelang jabatan karena membutuhkan waktu lama dan biaya yang cukup besar. Semoga dengan perbaikan UU Nomor 5 Tahun 2014penyelenggaraan manajemen ASN lebih efektif baik di pusat maupun pemerintahan di daerah. tukasnya. Ia mengaku terdapat beberapa hal yang disinkronkan soal rotasi, mutasi, pengisian, dan pemberhentian jabatan ASN. Jadi, ada beberapa hal yang disinkronkan, persoalan, masalah, apa hal yang jadi hambatan didiskusikan bersama-sama, imbuhnya. (Tam)
Senin 00/00/0000 00:00 WIB | oleh Warta
Ratusan Difabel Kota Yogya Mengikuti Jamkesus Terpadu 2018
Dinas Sosial (Dinsos) Kota Yogya pagi ini memberikan pelayanan Jaminan Kesehatan Khusus (Jamkesus) terpadu yang di ikuti sebanyak 250 penyandang disabilitas se - Kota Yogya di Rumah Sakit DKT Kota Baru. Pelayanan ini di adakan selama dua hari (18 " 19 April). Tidak hanya penyandang disabilitas usia dewasa, kalangan disabilitas usia anak juga ikut menunggu giliran pelayanan terpadu tersebut. Beberapa terlihat menggunakan kursi roda. Sejumlah lainnya berjalan didampingi orang tua atau keluarganya. Satu per satu, para penyandang disabilitas mendapat pelayanan kesehatan berupa pemeriksaan oleh tim medis baik dokter umum maupun spesialis. Begitu selesai tahap pemeriksaan kesehatan, mereka bergantian mendapat pelayanan tim khusus.Tim khusus ini kemudian merekomendasikan alat bantu yang diperlukan sesuai kebutuhan yang bersangkutan. Pelaksana Tugas Kepala Dinsos Kota Yogya, Bejo Suwarno menyebutkan pelayanan yang diberikan kepada para penyandang disabilitas meliputi penerbitan rekomendasi dinas sosial, penjaminan Jamkesus, layanan rehabilitasi sosial, pemeriksaan kesehatan oleh perawat, dokter spesialis rehabilitasi medik hingga pemberian alat bantu sesuai kondisi masing-masing pasien. Dengan layanan jamkesus terpadu ini, semua layanan terintegrasi di satu tempat. Disini juga sudah disediakan dokter jamkesus, dokter puskesmas, dokter spesialis, dan alat bantu. Sehingga, mereka datang dalam satu hari sudah mencakup semua, katanya. Wakil Walikota Yogyakarta, Heroe Poerwadi bahkan ikut hadir menyemangai para difabel di lokasi selama proses pelayanan terpadu tersebut. Kami berusaha memberikan penghormatan, perlindungan dan pemenuhan kebutuhan berbagai aspek kehidupan penyandang disabilitas" ungkapkanya. Ia juga mengatakan ini adalah komitmen Pemkot Yogya untuk selalu meningkatkan kualitas pelayanan kepada masyarakat. serta bentuk responsivitas dalam menjawab kebutuhan pelayanan kesehatan khususnya bagi penyandang disabilitas. Menurutnya pelayanan Jamkesus terpadu ini akan mendekatkan layanan Pemerintah kepada masyarakat, sehingga, lanjutnya, para penyandang disabilitas tidak terbebani oleh jarak, waktu, maupun biaya sehingga pelayanan menjadi lebih efisien dan efektif. "Kami sangat berharap, dengan berbagai kemudahan akses, baik pendaftaran, administrasi maupun fasilitas antar jemput, kegiatan yang berlangsung selama dua hari ini dapat meningkatkan jumlah partisipasi penyandang difabel dalam kegiatan ini" katanya. Ia pun menghimbau kepada berbagai pihak baik Puskesmas, PSM, TKSK, LSM pendamping, relawan maupun para penyandang disabilitas dan pihak terkait untuk menginformasikan, mengajak dan memberikan layanan sebaik-baiknya kepada para penyandang disabilitas terutama untuk mensukseskan kegiatan ini. "kedepan akan semakin banyak penyandang disabilitas yang mendapatkan pelayanan dengan sebaik-baiknya" harapnya. (Han)
Senin 00/00/0000 00:00 WIB | oleh Warta
Pra Raker Komwil III Apeksi, Walikota Optimis Pergerakan Ekonomi Masyarakat Akan Semakin Baik
Pra Rapat Kerja Komisariat Wilayah III Asosiasi Pemerintahan Kota Seluruh Indonesia (Raker Komwil III APEKSI) diikuti 25 kota se Jawa. Kegiatan tersebut di selenggarakan di ruang Bima Komplek Balaikota Yogyakarta Kamis (1/3). Dalam Pra Raker tersebut, Selain membahas agenda Raker yang akan dilaksanakan di Kota Tasikmalaya pada bulan April mendatang, juga dijadikan ajang promosi wisata untuk Kota Yogya. Walikota Yogyakarta, Haryadi Suyuti mengatakan jika Pra Raker ini sangat penting di gelar, karena menurutnya tanpa kerjasama antar daerah, kebijakan desentralisasi dan otonomi daerah di Indonesia mungkin tidak akan berjalan lama. "Melalui kerjasama antar daerah, aspirasi daerah dapat diperjuangkan bersama dalam proses perumusan kebijakan di tingkat nasional, Ego-daerah yang belum sepenuhnya berpihak pada masyarakat dalam pelayanan publik dan pembangunan ekonomi dapat diminimalisir" katanya di sela-sela sambutan. Ia menjelaskan jika Apeksi adalah wadah yang dibentuk oleh Pemerintah Kota yang bertujuan untuk membantu anggotanya mempercepat pelaksanaan otonomi daerah dan menciptakan iklim yang kondusif bagi kerjasama antar-Pemerintah Daerah. "Apeksi mempunyai peran yang sangat strategis dalam pelaksanaan otonomi daerah. Melalui Apeksi kerjasama antar kota bisa ditingkatkan sehingga otonomi daerah tidak sekedar slogan tanpa makna" katanya. Terbangunnya koordinasi dan kerjasama antar daerah Komwil III Apeksi, Walikota optimis, pergerakan ekonomi masyarakat akan lebih baik. Sebab, semakin banyak potensi-potensi yang bisa dikembangkan. Begitu juga dengan permasalahan. Misalnya, soal pasar, banyak kota yang memiliki permasalahan sama soal pasar. Dari mereka kita dapat belajar penyelesaiannya atau sebaliknya, mereka bisa belajar dari cara kita menyelesaikannya, ujarnya. Dengan adanya Apeksi Ia berharap dapat meningkatkan sinergi antara kebijakan yang ingin diambil oleh pemerintah daerah maupun pusat, sehingga mampu mewujudkan kesejahteraan rakyat di era otonomi daerah. (Han)