Senin 00/00/0000 00:00 WIB | oleh Warta
Penutupan PMPS 2018, Pemkot Ziarah Ke Kotagede dan Imogori
Seperti pada tahun tahun sebelumnya, pada rangkaian kegiatan Sekaten, Pemerintah Kota Yogyakarta selalu melakukan Ziarah ke Makam Kotagede dan Makam Raja Raja di Imogiri. Sore inipun Pemkot Yogya juga menyelenggarakan acara tersebut dalam rangka penutupan Pasar Malam Perayaan Sekaten (PMPS) 2018. Kamis (29/11) Ziarah kemakam para raja tersebut menjadi salah satu tradisi yang wajib untuk dilaksanakan karena kegiatan tersebut untuk menandai bahwa PMPS tidak dapat lepas dari Budaya Jawa (Kraton). Berangkat dari komplek Balaikota Yogyakarta pada pukul 14.00 WIB dengan memakai pakaian tradisional model pranakan, rombongan masuk kawasan makam dari pintu barat. Sebelum berziarah ke makam raja-raja Imogiri, mereka terlebih dahulu berziarah ke Makam Raja-Raja Mataram di Kotagede Yogyakarta. Untuk masuk ke dua makam tersebut harus mengikuti prosedur yang telah ditetapkan. Beberapa peraturan itu antara lain, tidak boleh mengambil gambar dalam bentuk apapun ketika berada di dalam makam, untuk wanita diwajibkan menggunakan pakaian tertentu (jarik, kemben, dan lepas jilbab), dan bagi pria juga harus menggunakan baju tertentu (peranakan, kain jarik, dan blangkon). Di kompleks makam raja-raja ini para rombongan berziarah ke cluster Kaswargan (makam Sri Sultan Hamengku Buwono I dan III), cluster Besiyaran (makam Sri Sultan Hamengku Buwono IV, V dan VI) serta ke Cluster Saptorenggo (makam Sri Sultan Hamengku Buwono VII, VIII dan IX). (Han)
Senin 00/00/0000 00:00 WIB | oleh Warta
Pemkot Yogya Dukung Program PTSL
Pemerintah Kota (Pemkot) Yogyakarta dan Badan Pertanahan Nasional (BPN) Kota Yogyakarta kembali berupaya mendorong akselerasi Pendaftaran Tanah Sistematis Lengkap (PTSL). Walikota Yogyakarta Haryadi Suyuti optimis kerjasama tersebut akan bermanfaat untuk warga Kota Yogya. "kegiatan ini merupakan bentuk kerja sama antara Pemkot Yogya dengan BPN Kota Yogya untuk penataan dan pemanfaatan data administrasi pertanahan di Kota Yogya" ungkapnya usai melakukan penandatanganan Mou antara Pemkot Yogya dan BPN Kota Yogya di hotel mercure, Kamis (30/11/2018) Menurut Walikota program PTSL yang digencarkan BPN akan mampu mendorong pergerakan dan kemajuan ekonomi masyarakat bawah. Sebab, sertifikat yang dimiliki oleh masyarakat bisa menjadi barang berharga. "Pendaftaran tanah penting untuk kepastian hukum alas hak tanah yang digunakan. Termasuk bagi pemerintah, misalnya saat akan memberikan bantuan perbaikan rumah tidak layak huni" ungkapnya Untuk mendukung program tersebut, Haryadi menyatakan jika Pemkot Yogyakarta tengah menyiapkan Peraturan Walikota (Perwal) terkait pembebanan pembiayaan persiapan PTSL. Mengingat mengacu Instruksi Presiden Nomor 2 tahun 2018 tentang percepatan PTSL, pembiayaan PTSL yang didanai APBN adalah pengukuran. Persiapan PTSL di antaranya berupa penyiapan dokumen, patok dan operasional. "Misalnya biaya pengangkutan dan pemasangan patok. Dalam perwal juga akan diupayakan ada keringan pajak. Paling tidak perwal Maret sudah diputuskan," imbuhnya. Sementara itu Kepala Kanwil BPN Kota Yogyakarta, Sumardiyono menargetkan PTSL pada tahun 2018 sekitar 4.500 bidang tanah. Total dana untuk PTSL tahun ini di Kota Yogyakarta sekitar Rp 3,02 miliar untuk skema 11.959 bidang tanah yang bisa daftar dan terbit sertifikat. "Sedangkan tahun 2017 dari target 5.100 PTSL yang berhasil diterbitkan sebanyak 1.470 sertifikat dan sisanya sudah terdaftar dan mendapat peta bidang" ungkapnya. "Model pelaksanaan PTSL kami lakukan per kelurahan. Kami sudah mulai di Bumijo dan menetapkan sebagai percontohan karena masuk kategori buruk," papar Sumardiyono. (Han)
Senin 00/00/0000 00:00 WIB | oleh Warta
Kearsipan Puskesmas Se-Kota Yogyakarta ikut FKA
Pentingnya kesadaran tentang Arsip sebagai aset negara perlu ditingkatkan, untuk menunjang proses administratif dan manajemen birokrasi maupun dasar dalam pengambilan keputusan pemerintahan. Salah satu sumber informasi penting yang dapat menunjang proses kegiatan administrasi maupun birokrasi adalah arsip (record). Oleh karena itu pentingnya Arsip ini diadakan Forum Komunikasi Arsiparis (FKA) di Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kota Yogyakarta, pada Kamis (29/11). Plt. Kepala Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kota Yogyakarta, Wahyu Hendratmoko mengatakan, pentingnya penyimpanan data dari kearsipan mampu memberikan manfaat yang konkrit bagi Pemerintah Kota Yogyakarta. "Kearsipan ini sangat penting karena sangat penting itulah maka Pemerintah Kota pusat, putuskan pengelolaan arsip salah satu urusan wajib yang harus dilakukan Pemerintah Daerah dimanapun berada" katanya. Berdasarkan fungsi arsip yang sangat penting tersebut maka harus ada menajeman atau pengelolaan arsip yang baik sejak penciptaan sampai dengan penyusutan. Wahyu Hendratmoko menambahkan, kegiatan ini merupakan forum resmi dimana 153 pengelola Arsip ikut dalam pendataan kearsipan di setiap OPD masing-masing. "Ini adalah organisasi profesi dan forum resmi untuk mengembangkan pengetahuan kearsipan yang dimiliki anggota kami yaitu sekitar 153 pengelola arsip di Kota Yogyakarta"ungkapnya. Karena keterbatasan tempat, setiap bulannya diadakan Forum Komunikasi Arsiparis (FKA) dan giliran Kearsipan dari Puskesmas se-Kota Yogyakarta yang ikut dalam kegiatan ini. Acara ini mengulas tentang Sosialisasi Penyusutan Arsip di Kota Yogyakarta. Wakil Walikota Yogyakarta, Heroe Poerwadi mengatakan, pihaknya mendukung FKA dengan tujuan untuk peningkatan kearsipan. "Saya sangat mendukung adanya Forum Komunikasi Arsiparis yang menghimpun diri dalam suatu wadah yang tujuannya untuk meningkatkan profesionalisme di bidang kearsipan, mengabdikan pemikiran dan tenaga kepada masyarakat serta meningkatkan sikap dan prilaku profesionalisme arsiparis" ungkapnya. Heroe Poerwadi menambahkan pihaknya berharap melalui FKA ini semua OPD Kearsipan yang ada di Yogyakarta menambah peningkatan dan saling bekerjasama untuk melancarkan kegiatan kearsip. "Saya berharap melalui wadah ini semua anggota Forum Komunikasi Arsiparis untuk saling mendukung dan bekerja sama bahu membahu dalam pelaksanaan kegiatan organisasi sehingga tujuan untuk meningkatkan profesionalisme bisa terwujud" ujarnya. Melalui pertemuan kali ini pula diharapkan semua rekan-rekan Arsiparis dapat saling bertukar pikiran, pengetahuan dan pengalaman seputar dunia kearsipan untuk memecahkan persoalan yang dihadapi para petugas arsip dan untuk mewjudkan inovasi-inovasi baru dalam pengelolaan arsip. (Hes)
Senin 00/00/0000 00:00 WIB | oleh Warta
185 RW di Kota Yogyakarta Bebas Asap Rokok
Dinas Kesehatan Kota Yogya memberikan penghargaan untuk 185 rukun warga (RW) sebagai wilayah Bebas Asap Rokok. Pemberian penghargaan ini sebagai bentuk apresiasi kepada masyarakat karena sudah melakukan langkah untuk mengurangi dampak buruk rokok di lingkungannya. Sekertaris Dinas Kesehatan Kota Jogja Agus Sudrajat mengatakan, program RW Bebas Asap Rokok ini sudah dilakukan sejak 2010. Sampai saat ini program ini terus dilakukan lewat berbagai upaya dalam rangka meningkatkan jumlah RW tersebut. "Hal ini untuk mencegah dampak buruk asap rokok," jelasnya. Ia berharap dengan penghargaan tersebut menjadi contoh RW lain agar mau ikut menjadi RW Bebas Asap Rokok."Harapannya seluruh RW di Kota Jogja bisa bebas asap rokok," harapnya di Balaikota Yogyakarta Jumat (30/11/2018). Untuk meningkatkan jumlah wilayah bebas asap rokok, lanjutnya perlu usaha dan peran berbagai pihak. Selain dukungan dari pemerintah, kesadaran masyaratkat dan peran akademisi menjadi aspek penting peningkatan kesehatan. Upaya itu harus dimulai dari lingkup yang kecil seperti rukun warga. "RW Bebas Asap Rokok bukanlah lingkungan yang melarang warganya merokok. Namun adalah suatu wilayah yang membatasi untuk merokok di sembarang tempat," jelasnya. Sementara itu Wakil Wali Kota Jogja Heroe Poerwadi mengatakan, pengurangan dampak asap rokok memang perlu dilakukan. Hal ini untuk menjaga generasi mendatang agar mendapat kesehatan yang lebih baik. Menurutnya gerakan RW Bebas Asap Rokok tersebut tidak ditujukan untuk melarang warga merokok, tetapi hanya membatasi tempat yang diperbolehkan sebagai lokasi merokok sehingga dampak buruk asap rokok tidak meluas. Sejumlah aturan yang jamak diterapkan di RW Bebas Asap Rokok di antaranya, larangan merokok pada saat pertemuan warga, larangan merokok di depan anak-anak dan ibu hamil, serta tidak menjual rokok untuk anak-anak. Selain menyasar RW, Heroe juga mengingatkan bahwa Pemkot Yogyakarta sudah memiliki Peraturan Daerah (Perda) Nomor 2 Tahun 2017 tentang Kawasan Tanpa Rokok. Perda tersebut mengatur kawasan yang harus bebas rokok, yaitu fasilitas pelayanan kesehatan, tempat pendidikan, tempat bermain anak, tempat ibadah, angkutan umum, tempat kerja, baik kantor pemerintah maupun swasta dan pribadi serta tempat umum lain yang ditetapkan. Saat ini, kami meminta Dinas Kesehatan Kota Yogyakarta untuk melakukan pendekatan ke dunia usaha seperti mall dan hotel agar menyediakan ruangan khusus merokok. Ke depan, Heroe berjanji akan terus meningkatkan jumlah tempat khusus merokok di Kota Yogya. Khususnya di ruang publik. Seperti contohnya tempat wisata atau fasilitas umum. Hal ini juga sebagai langkah mengurangi sampah dari puntung rokok. "Sekarang pemerintah juga mendorong betul-betul kawasan tanpa rokok."Tempat seperti mal, hotel sudah seharusnya dipisahkan tempat merokoknya," tambahnya. (Han)
Senin 00/00/0000 00:00 WIB | oleh Warta
Pemkot Renovasi 14 RTLH
14 unit rumah tidak layak huni (RTLH) di Kelurahan Purwokinanti, Kecamatan Pakualaman akan direnovasi. Hal tersebut dilakukan melalui program Kolaborasi Pemerintah Kota Yogyakarta dalam Kota Tanpa Kumuh (Kotaku) bersama pihak PT Sarana Multigriya Finansial (SMF). Camat Pakualaman, Rajwan Taufik menjelaskan bahwa Kelurahan Purwokinanti menjadi pilot project program renovasi RTLH tersebut. Dari 14 warga yang mengajukan proposal, Rajwan menuturkan bahwa mereka semua merasa terharu dan berterimkasih dengan adanya program tersebut. Lokasinya berada di pinggir Sungai Code. Mereka merasa terharu karena wilayah di sana membutuhkan bantuan agar bersih dan aman ketika arus naik, serta penataan kesehatan agar lebih meningkat, ujarnya , pada saat Penyerahan Simbolis Proposal Pembangunan RTLH di Purwokinanti, Sabtu (1/12/2018). Sementara itu Walikota Yogyakarta, Haryadi Suyuti menjelaskan bahwa pihaknya mendukung penuh dan ikut memantau suksesnya renovasi RTLH yang merupakan pilot project tersebut.Ini pilot project pertama. Ini selesai dulu baru nanti bergeser ke lokasi selanjutnya, ucapnya. Menurutnya permukiman merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia dan merupakan faktor penting dalam meningkatkan mutu kehidupan manusia. "Pembangunan perkotaan khususnya pada kawasan Kumuh akan senantiasa dilakukan demi mewujudkan kualitas lingkungan, sosial, ekonomi dan kesejahteraan masyarakat Kota Yogyakarta secara menyeluruh" katanya. Selain itu, Hariyadi memaparkan bahwa indikator kumuh melingkupi 7 hal, yakni rumah, jalan, air minum, drainase, limbah, sampah, proteksi. Jadi ketika ada banjir atau kebakaran nantinya mereka bisa menyelamatkan diri karena sudah terbangun unsur proteksinya, ucapnya. Program Kotaku yang dijalankan Pemkot, lanjutnya, selaras dengan cita-cita Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo yakni mewujudkan 100 persen air minum, 0 persen permukiman kumuh, serta 100 persen sanitasi. DIY ini, seluruh kabupaten dan kota, masuk dalam STBM yakni Sanitasi Total Berbasis Masyarakat. Salah satu indikatornya adalah sudah tidak ada warga yang BAB di sungai, ujarnya. Salah satu warga yang rumahnya akan direnovasi, Arung Dirgantara berharap melalui program tersebut kampunnya bisa menjadi lebih baik, khususnya yang ingin paling dirasakan dampaknya adakah perihal sanitasi. Tapi selain untuk perbaikan rumah, harapannya ada program lain untuk meningkatkan perekonomian warga di sini. Selama ini kampung ini dikenal dengan kampung kuliner sehingga harapannya bisa mengangkat perekonomian, ujarnya. (Han)
Senin 00/00/0000 00:00 WIB | oleh Warta
Tingkatkan Kecintaan Pelajar Pada Sains, Taman Pintar Gelar Kontes Robot Terbang
Pelajar beradu kelincahan robot terbang atau yang sering dikenal dengan istilah Drone di Hall Phytagoras, Taman Pintar Yogyakarta, Sabtu (1/12). Drone merupakan salah satu tekhnologi canggih yang berupa kendaraan udara berbentuk menyerupai pesawat terbang atau juga helikopter yang dapat di operasikan tanpa dikendarai oleh awak atau pilot. Taman Pintar menggandeng Laboratorium Penelitian dan Pengujian Terpadu (LPPT) Universitas Gadjah Mada (UGM) untuk menggelar kegiatan Kontes Robot Terbang Yogyakarta (KRTY). KRTY ini merupakan kali pertama dilaksanakan di Taman Pintar sebagai sarana pembelajaran bagi pelajar tentang robot terbang atau drone mengikuti perkembangan dunia robot yang sudah semakin berkembang pesat sampai pada penemuan alat tersebut. Kepala Bidang Pengelolaan Taman Pintar, Afia Rosdiana mengatakan, KRTY 2018 merupakan sarana pembelajaran bagi pelajar tentang robot terbang. Perkembangan dunia robot sudah semakin berkembang pesat. Robot terbang atau drone juga merupakan salah satu perkembangannya. Jadi kontes ini bisa menjadi sarana pembelajaran, ujarnya. Afia Rosdiana menambahkan kegiatan ini sesuai dengan misi Taman Pintar yaitu menhembangkan sumber daya manusia. "Kontes ini merupakan perkembangan dari kontes berbasis teknologi untuk pelajar. Sesuai dengan misi Taman Pintar yaitu menhembangkan sumber daya manusia, khususnya pelajar di bidang sains dan teknologi, katanya. Afia Rosdiana mengatakan, sekitar 25 tim yang berpartisipasi dalam KRTY 2018. Masing-masing tim terdiri dari dua orang yaitu pilot dan co-pilot. Selain itu ada dua kategori dalam kontes ini, yaitu Kategori Expert SMP, SMA dan Kategori Pemula yaitu SD. Untuk kategori pemula, tidak hanya sekedar melewati rintangan saja. Tetapi nanti siswa juga menjawab soal matematika, yang soalnya ada di rintangan itu. Kalau untuk yang expert, peserta ditantang untuk tercepat dan terlintah. Semua ada rintangan dan tantangannya masing-masing, jelasnya. Kegiatan ini merupakan pengembangan kontes berbasis tehnologi untuk pelajar di Taman Pintar sehingga sejalan dengan misi Taman Pintar untuk mengembangkan sumber daya manusia, khusunya pelajar, di bidang sains dan tehnologi. (Hes)
Senin 00/00/0000 00:00 WIB | oleh Warta
Blusukan Kampung Gemblakan Bawah, Pedestrian Code Gumreget
Salah satu keinginan Pemerintah Kota Yogyakarta adalah menghilangkan kesan kumuh di wilayahnya, ini diwujudkan dengan pembangunan dan pelebaran jalan bantaran Kali Code menginisiasi Pedestrian Code Gumreget (PCG), Sabtu (1/12). Yaitu Kampung Gemblakan Bawah (RW 07,08, dan 09), menjadi percontohan proyek yang pertama dalam pembangunan pedestrian kampung. Pedestrian pinggir kali ini memiliki tujuan untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat yang ada di pinggir kali. Tidak hanya itu, masyarakat diharapkan mampu menjadi obyek wisata baru di wilayah Kota Yogyakarta. Sudah sepanjang 250 meter, bantaran Kali Code diperlebar menjadi pedestrian lengkap dengan hiasan lampu, tanaman, hingga cat-cat rumah yang berwarna-warni. Ketua Panitia PCG Adik Al Fajar mengatakan, pembangunan pedestrian bagian dari proyek Penataan Lingkungan dan Pemukiman Berbasis Komunitas (PLBPK). Dulu rumah warga itu hanya 1-1,5 meter di bibir sungai. Berbasis M3K (Munggah, Mundur, Madep Kali), rumah warga sekarang sudah tiga meter dari bibir sungai dan sungai menjadi muka atau halaman rumah mereka, bukan dapur lagi, ujarnya. Selain itu, Pedestrian tahap pertama dibangun dari jembatan Jambu jalan Mas Suharto hingga Jembatan Kewek di Jalan Abu Bakar Ali. Kedepannya pedestrian akan dibangun hingga 450 meter dan dibangun di kampung-kampung lainnya diantaranya sepanjang Kali Code. Adik Al Fajar berharap, masyarakat mampu mendorong untuk menjaga kebersihan lingkungan, mereka juga didorong untuk mengembangkan potensi wisata. Di sini kita dorong masyarakat untuk dijadikan tempat nongkrong wisatawan, jadi bisa sambil santap kuliner khas kampung Suryatmajan dan juga menikmati suasana pinggir kali, ini semacam terinpirasi dari kampung warna-warni di Malang, uangkapnya. Adik Al Fajar menambahkan kondisi dulu belum senyaman saat ini, kondisinya (bantaran sungai) belum laik dibandingkan sekarang yang sudah dapat dinikmati para wisatawan yang ingin berkunjung ke bantaran sungai Kali Code. Dulu kondisinya (bantaran sungai) belum laik, sekarang sudah bagus dan bisa dinikmati kita semua. Harapannya bisa nyambung yang dari utara dan selatan Suryatmajan, katanya. Pedestrian Kali Code ini mampu mengubah kawasan kumuh yang biasanya tidak diminati untuk dikunjungi, sekarang bisa menjadi objek wisata yang dapat dikunjungi. Yang harus diangkat lagi adalah bagaimana kondisi sosial masyarakat, pedestrian ini agar bisa berlanjut dan memberikan manfaat, tambahnya. Wakil Walikota Yogyakarta, Heroe Poerwadi mengatakan sama sama membangun dan memiliki karakter tersendiri agar mampu membuat wisatawan tertarik untuk berkunjung ke Kota Yogyakarta. "Jika masyarakat tidak mampu membuat karakter nya, maka wisatawan akan susah berkunjung kesini, namun beda jika halnya setiap wilayah mampu memiliki karakter yang menarik, sehingga semua orang akan berkunjung kesini, Inilah yang menjadi tantangan kita bersama" katanya. Pelayanan yang maksimal para wisatawan harus lebih ditingkatkan lagi guna menjadikan Kota Yogyakarta nyaman, dan banyak wisatawan berkunjung ke kota ini. Heroe Poerwadi menambahkan, ditahun depan akan ada banyak kampung-kampung wisatawan."Saya berharap tahun depan akan ada banyak kampung wisata, sehingga banyak wisatawan yang berkunjung ke Kota Yogyakarta" ungkapnya. (Hes)
Senin 00/00/0000 00:00 WIB | oleh Warta
Kunjungan Pemkot Denpasar Ke Pemkot Yogyakarta
Yogyakarta sebagai kota wisata selalu menawarkan tempat wisata yang menarik bagi wisatawan untuk berkunjung. Salah satunya adalah Taman Pintar yang menjadi tempat wisata edukasi. Wisata yang dilengkapi berbagai fasilitas alat peraga dan edukasi ini berada di Jalan Panembahan Kota Yogyakarta. Daya tarik tersebut membuat berbagai pihak tertarik untuk berkunjung dan belajar ke Yogyakarta. Ini yang dilakukan Pemkot Denpasar bersama awak media, berkunjung ke Pemkot Yogya bertempat di Gedung Yudhistira, Komplek Balai Kota. Rombongan yang dipimpin oleh Asisten Pemerintahan Kota Denpasar, I Made Toya mengatakan sebelumnya Pemkot Denpasar juga pernah berkunjung ke Kota Yogyakarta. "Sebelumnya kami pernah berkunjung, tetapi saat itu kami berkunjung ke keluruhan untuk mengetahui mengenai PPTK yang ada di keluruhan". Ungkapnya Dalam kunjungan ini, Pemkot Denpasar mengajak awak media untuk berkunjung sekaligus belajar mengenai tempat wisata yang ada di Yogyakarta. "Pada kunjungan kali ini, Pemkot Denpasar mengajak awak media untuk dapat belajar dan berbagi dengan Pemkot Yogya tentang pengelolaan tempat wisata hingga hubungannya dengan media". Imbuhnya Sementara itu, Staf Ahli Pemerintah Kota Yogyakarta, Tri Widiyanto, menerima baik kunjungan Pemkot Denpasar bersama Awak Media. Ia menyampaikan sebagai kota wisata, Yogyakarta terus berbenah untuk terus dapat menarik wisatawan datang ke Yogya. "Taman Pintar menjadi salah satu tempat wisata yang banyak dikunjungi. Pada tahun 2017, Pengunjung Taman Pintar mencapai 1 juta pengunjung". Ungkapnya Pencapaian tersebut diimbangi dengan kelengkapan fasilitas yang ada di Taman Pintar. Serta hubungan baik dengan media yang membantu memperkenalkan Taman Pintar. "Di Taman Pintar terdapat 54 zona dengan kurang lebih 100.000 alat peraga yang tersedia. Relasi baik dengan media membuat Taman Pintar banyak di ketahui banyak orang. Sehingga, tertarik untuk berkunjung". Imbuhnya. Di akhir sambutannya, ia mengajak, jajaran OPD Pemkot Denpasar dan awak media berkunjung ke Taman Pintar untuk melihat secara langsung, lokasi serta berbagai fasilitas alat peraga dan edukasi yang dimiliki. Acara kemudian dilanjutkan dengan pemberian cinderamata oleh Pemkot Yogya dan Pemkot Denpasar. Kemudian dilanjutkan dengan diskusi dari masing-masing OPD yang telah hadir. Adapun OPD Pemkot Yogya yang hadir adalah Dinas Komunikasi, Informatika dan Persandian, Pengelola Taman Pintar serta OPD lainnya. (Hes/Fai)
Senin 00/00/0000 00:00 WIB | oleh Warta
Pemkot Yogya Terus Dorong Program Perlindungan Anak
Pemerintah Kota Yogyakarta melalui Dinas Pemberdayaan Masyarakat, Perempuan, dan Perlindungan Anak (DPMPPA) Kota Yogya terus berupaya menekan kasus kekerasan terhadap anak, salah satu cara yang dilakukan adalah terus menggencarkan program pencegahan kekerasan terhadap anak. Program ini diciptakan semata-mata agar anak bisa memperoleh hak dasar mereka, salah satunya adalah rasa aman. Kepala UPT P2TP2 DPMPPA Kota Yogya, Polana Setiya Hati menegaskan perlindungan dan pemenuhan hak-hak anak harus jadi perhatian bersama. Mulai dari hak untuk berkembang, belajar, bermain, bersosialisasi, bebas dari ancaman kekerasan verbal dan nonverbal, perundungan, penelantaran, salah pergaulan maupun kelalaian dalam pemenuhan hak dasar anak. Untuk itu, kata dia, keluarga berperan yang sangat penting dalam membentuk karakter anak dalam masa tumbuh kembang mereka. "Anak-anak perlu tumbuh dan berkembang sesuai dengan nilai-nilai keluarga dan masyarakat. Keluarga dan lingkungan memiliki peran vital bagi tumbuh kembang anak. Sebagai sebuah komunitas sosial, keluarga, dan masyarakat berperan dan bertanggungjawab dalam mendidik dan membentuk anak-anak menjadi pribadi yang unggul dan berkarakter," katanya disela-sela acara kumpul bocah yang merupakan salahsatu program DPMPPA dalam pencegahan kekerasan terhadap anak di hotel melia purosani, Minggu (2/12/2018) Ia mengklaim angka kekerasan terhadap anak usia 0-17 tahun di Kota Yogya dalam empat tahun terakhir mengalami penurunan. Dari 142 kasus pada 2014, jumlahnya menjadi 86 kasus pada 2015, 88 kasus pada 2016 dan turun menjadi 58 kasus pada 2017. "Meskipun cenderung turun, sejumlah program untuk meningkatkan perlindungan terhadap anak tetap kami gencarkan. Ia menjelaskan jika DPMPPA juga mempunyai program perlindungan anak yang berbasis masyarakat, yakni program Perlindungan Anak Terpadu Berbasis Masyarakat (PATBM). Selain menekan kasus kekerasan pada anak, katanya, gugus tugas PATBM di masing-masing kelurahan wajib bersinergi dengan kecamatan dalam menjamin hak anak. "Masyarakat terlibat aktif mengantisipasi dan mencegah terjadinya kekerasan terhadap anak. Peran keluarga sangat ditonjolkan, ucapnya. DPMPPA Kota Yogyapun rutin menggelar pelatihan bagi calon aktivis program PATBM. "Ini semua dilakukan agar mereka memiliki komitmen kuat untuk memenuhi hak-hak dasar anak. Terlebih permasalahan dan tantangan yang dihadapi oleh anak-anak pada zaman sekarang semakin kompleks" ujarnya. (Han)
Senin 00/00/0000 00:00 WIB | oleh Warta
Silvia, Fasilitas Baru Milik Perpus Kota Untuk Tingkatkan Literasi
Perpustakaan Kota Yogyakarta terus melakukan inovasi layanan untuk meningkatkan literasi masyarakat Yogyakarta dan menjelang akhir tahun ini mengoperasionalkan layanan Silvia atau Sinema Literasi Visual untuk Pemustaka. Layanan yang di berada di lantai satu gedung Perpustakaan Kota Yogyakarta ini dapat dinikmati oleh pengunjung secera gratis. Pelaksana Tugas Kepala Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kota Yogyakarta, Wahyu Hendratmoko mengatakan melalui layanan Silvia tersebut, Perpustakaan Kota Yogyakarta ingin menunjukkan bahwa layanan literasi tidak harus dilakukan dengan peminjaman buku maupun buku digital tetapi bisa dilakukan melalui kegiatan menonton film. "Jika ada masyarakat yang ingin memanfaatkan Silvia untuk menonton film yang mereka bawa sendiri pun tidak masalah. Tentunya, petugas kami akan menyortir film tersebut terlebih dulu untuk memastikan agar konten yang ditonton tidak bermuatan hal-hal negatif," katanya di lokasi, Senin (3/12/2018). Melalui layanan tersebut, lanjutnya, pemustaka Perpustakaan Kota Yogyakarta dapat menikmati atau menonton berbagai film koleksi Perpustakaan Kota Yogyakarta yang terdiri dari berbagai genre yang semuanya sudah disaring dan dipastikan film-film tersebut memiliki konten atau pesan yang positif. Untuk koleksi film nya sendiri, Ia menjelaskan jika saat ini Perpustakaan Kota Yogyakarta memiliki sekitar 50 judul film dari dalam dan luar negeri. "Semua koleksi film ini bukan bajakan, tetapi asli, kita membeli secara legal" katanya. Untuk menikmati layanan tersebut para pengunjung bisa langsung datang ke Perpustakaan Kota Yogyakarta untuk mengakses layanan. Namun, jika jumlah pemustaka yang mengakses Silvia cukup banyak, maka pemustaka diminta untuk melakukan reservasi terlebih dulu. Perpustakaan Kota Yogyakarta juga akan melakukan pemutaran film secara rutin di Silvia pada Selasa, Kamis, Sabtu dan Minggu di jam-jam tertentu. Khusus Selasa dan Kamis dilakukan pemutaran satu kali sehari, namun pada Sabtu dan Minggu dilakukan dua kali sehari. layanan Silvia tersebut juga akan direplikasi di Perpustakaan Alternatif Kota Yogyakarta (Pevita) yang berada di Jalan Mayjend Sutoyo. "Jumlah pemustaka yang berkunjung ke Pevita cukup bagus sekitar 80-90 orang per hari. Kami targetkan, bisa mencapai 100 orang per hari apalagi perpustakaan tersebut sudah buka 20 jam sehari," katanya. (Han)
Senin 00/00/0000 00:00 WIB | oleh Warta
Hadapi Revolusi Industri 4.0, Aparatur Sipil Negara Wajib Tingkatkan Pelayanan
Aparatur sipil negara (ASN) di lingkungan Pemerintah Kota Yogya dituntut untuk meningkatkan kompetensinya, baik dalam hal pengetahuan, keterampilan, maupun perilakunya. Hal ini perlu dilakukan untuk menjawab tantangan era Revolusi Industri 4.0. Menurut Walikota Yogyakarta, Haryadi Suyuti, sektor publik atau pemerintahan merupakan salah satu unsur penting bagi Indonesia untuk mendapatkan kemanfaatan dari berbagai peluang Revolusi Industri 4.0 yang ditandai dengan penggunaan teknologi secara massif. Ia menjelaskan, dengan visi yang sangat menantang dan sangat kontekstual sesuai dengan tuntutan Revolusi Industri 4.0 ini, ASN harus punya semangat inovatif dan mampu mengembangkan diri. Untuk menjawab tantangan Revolusi Industri 4.0 di kalangan ASN, kata dia, maka setiap ASN harus memiliki pola pikir melayani, bukan dilayani. Sebab, tanpa semangat melayani, tidak akan ada kreativitas dan inovasi. Terlebih, masyarakat kini sudah mulai terbiasa dengan pelayanan yang serba praktis. Pelayanan pemerintah tidak boleh kalah. Demi pelayanan yang cepat efisien, dan responsif, diperlukan ASN yang profesional, melek teknologi, dan punya semangat pelayanan yang tinggi, kata Walikota saat memberikan materi Workshop Peningkatan Sumber Daya Manusia di Kantor Disperidag Kota Yogya, Selasa (4/12/2018). Ia mengungkapakan, selama ini, Pemkot Yogya telah mengimplementasikan inovasi dan pemanfaatan teknologi informasi dalam penyelenggaraan pemerintahan dan pelayanan publik untuk menghadapi Revolusi Industri 4.0. Yakni, dimulai dengan proses tata kelola, pelayanan yang cepat lewat teknologi informasi, laporan pemerintah daerah yang transparan dan akuntabel lewat komputerisasi. Termasuk pelayanan publik secara online, katanya. Ia mengakui, perubahan mindset merupakan inti reformasi birokrasi. Oleh sebab itu, pihaknya selalu mendorong seluruh ASN di lingkungan Pemkot Yogya untuk mengubah mindset menjadi pelayan masyarakat. Ia mengingatkan agar dalam merancang program tidak terfokus dalam pertumbuhan dan pembangunan fisik-materlistik. "Pembangunan yang hanya fokus pada urusan fisik saja akan menghadirkan insan-insan yang kapitalis di tengah geliat raksasa globalisasi sehingga setiap program kegiatan perlu menyentuh aspek budaya spiritualitas dan kesejahteraan sebagian masyarakat" ujarnya juga mengatakan perlu adanya antisipasi terhadap perubahan-perubahan cepat dunia yang saat ini sudah melanda semua negara. Salah satunya, Revolusi Industri 4.0 yang perubahannya sudah diprediksi. Untuk itu, kota harus siap dalam menghadapi perubahan ini. Kita harus sadar betul bahwa akan terjadi perubahan besar yang sangat cepat sekali. Kota juga harus menyiapkan diri dalam mengantisipasi menyiapkan SDM-SDM dalam menghadapi perubahan yang sangat cepat" katanya. (Han)
Senin 00/00/0000 00:00 WIB | oleh Warta
Ribuan Penyandang Tunagrahita Ikut GENTA 2018
Ribuan penyandang tunagrahita Se-Daerah Istimewa Yogyakarta menunjukkan kreatifitas dalam rangka Gelar Seni Tunagrahita (GENTA) 2018, di Taman Pintar Kota Yogyakarta, Selasa (4/12). Kegiatan ini dipenuhi penyandang tunagrahita dan masyarakat sekitar yang berkumpul dalam meramaikan GENTA 2018, diantaranya Festival budaya, drama, tari modern, karawitan dan ber yanyi. Turut hadir dalam acara ini Gusti Kanjeng Ratu Hemas, Kanjeng Gusti Bendoro Raden Ayu (KGBRAy) Atika Purnomowati, Wakil Walikota Yogyakarta Heroe Poerwadi dan ribuan penyandang tunagrahita. Pemerintah Kota Yogyakarta sangat mengapresiasi diadakannya event yang sangat positif seperti Gelar Seni ini. Kegiatan ini, yang merupakan ajang yang sangat berarti bagi siswa-siswi dalam berekspresi, mempraktekkan apa yang telah dipelajari di sekolah, memaksimalkan talenta, serta menyeimbangkan antara kerangka berpikir logis dan olah rasa serta jiwa. Wakil Walikota Yogyakarta Heroe Poerwadi mengatakan di Indonesia ada 98 kota, namun hanya 17 Kota yang sudah memiliki perda tentang inklusi, hal ini menjadi perhatian pemerintah dalam memperbaiki dan menerapkan Kota Inklusi di setiap kota di Kota Yogya. Heroe Poerwadi mengatakan, seluruh kota mempunyai perhatian sebagai kota inklusi, seperti penyandang disabilitas, anak-anak, dan orang tua. Guna memberikan akses untuk menyiapkan penyandang disanilitas yang mandiri dan memiliki bekal untuk mengelola suatu industri. "Kegiatan ini memberikan sikap untuk siap menjadi pribadi yang mandiri, sebagai orang tua dan guru harus mampu memberikan bekal agar mereka bisa mandiri, mengelola proses pembangunan, menyiapkan tenaga kerja, dan mampu berekspresi berdasarkan kemampuan yang diberikan" katanya. Sudah sekitar 10 perusahaan yg sudah memberikan dan memperkerjakan penyandang tunagrahita. Selain untuk memperingati hari disabilitas Internasional yang telah jatuh pada tiga desember lalu, acara ini merupakan rangkaian kegiatan peringatan hari jadi Taman Pintar. Adanya kebutuhan khusus bagi anak-anak ini tentunya bukan menjadi penghambat atau penghalang bagi kesempatan untuk berkarya, "melainkan menjadi sebuah harapan baru dalam kita mencurahkan kasih sayang, untuk membawa anak-anak tunagrahita meraih prestasi gemilang di masa mendatang,"imbuhnya. Untuk itu ia mengajak pada para orangtua untuk tetap memberikan motivasi yang terbaik bagi anak-anak. "Jangan pernah merasa lelah dan putus asa, hidup tetap berjalan seperti biasa dalam menatap masa depan yang cerah di depan mata," Selain itu, Gusti Kanjeng Ratu Hemas mengajak para murid tunagrahita untuk semangat menuntut ilmu, taat pada perintah orang tua dan guru sekaligus diperhatikan dengan khusus agar mereka selalu nyaman dan bahagia berada di lingkungannya. "Mohon perhatiannya karena ini berkebutuhan khusus mereka harus mempunyai prilaku khusus pula semoga daalam keadaan sehat dan selalu bahagia pula dengan teman-teman mereka" ujarnya. Berharap dengan adanya kegiatan ini akan muncul pribadi yang mandiri dan berilmu dari tengah adik-adik SLB Negeri 2 Yogyakarta, yang nantinya akan siap untuk terjun di tengah-tengah masyarakat yang berguna bagi bangsa dan negara. (Hes)
Senin 00/00/0000 00:00 WIB | oleh Warta
Hari Ibu ke-90, Perempuan Yogyakarta Dituntut Terlibat dalam Pembangunan
Dinas Pemberdayaan Perempuan Masyarakat dan Perlindungan Anak Kota Yogyakarta bekerjasama dengan Gabungan Organisasi Wanita (GOW) Kota Yogyakarta menggelar upacara peringatan Hari Ibu ke-90 di Grha Pandawa, Balaikota Yogyakarta, Selasa (4/12/2018). Dalam kesempatan tersebut Walikota Yogyakarta dalam sambutannya yang dibacakan Sekretaris Daerah (Sekda) Kota Yogyakarta Titik Sulastri, meminta perempuan menjadi motor penggerak pembangunan Yogyakarta. "Jangan lelah dalam ikut terlibat dalam roda pembangunan di Kota Yogyakarta, karena tanpa kasih sayang dan perjuangan para perempuan adalah hal sulit untuk menggerakkan seluruh roda aktivitas dan pembangunan di Kota Yogyakarta ini," ucapnya. Pihaknya menilai bahwa di Yogyakarta, Perempuan memiliki peran yang sangat penting. Hari Ibu lahir dari pergerakan bangsa Indonesia. Dalam pergerakan kebangsaan kemerdekaan, peran perempuan Indonesia sungguh bermakna. "Ekspresinya antara lain terlihat dalam Kongres Perempuan Pertama 22 Desember 1928 di Yogyakarta sebagai tekad bersama dalam mendorong pembentukan Indonesia yang merdeka," paparnya. Peringatan Hari Ibu, menurutnya merupakan bukti adanya perhatian dan pengakuan akan pentingnya eksistensi perempuan dalam berbagai sektor kehidupan. "Perempuan mampu menjadi motor penggerak dan motor perubahan (agent of change) pada setiap lini kehidupan di Kota Yogyakarta ini," imbuhnya. Dalam kesempatan yang sama, Wakil ketua TP PKK Kota Yogyakarta Poerwati Soetji Rahajoe menegaskan, hingga kini perjuangan kaum perempuan Kota Yogyakarta terus berlangsung seiring dengan kemajuan bangsa. Dalam perkembangannya, sambungnya, perempuan telah menikmati hasil perjuangannya, dan menjadi kewajiban kita mengisi nafas kemerdekaan melalui kegiatan pembangunan dengan sumbang perannya, karena sesungguhnya kaum perempuan merupakan sumber daya pembangunan yang mempunyai hak, kewajiban dan kesempatan yang sama dengan pria. "Marilah peringatan hari ibu kali ini, kita jadikan momentum untuk membulatkan tekad mewujudkan ibu-ibu Kota Yogyakarta yang sehat, sejahtera, mandiri, sejahtera dan berdaya," tandasnya. Ia pun berharap Gabungan Organisasi Wanita terus memberikan inovasi-inovasi yang baru, dan harus dapat lebih sinergis lagi kedepannya.
Senin 00/00/0000 00:00 WIB | oleh Warta
Miliki 8 Kecamatan Inklusi, Pemkot Komitmen Wujudkan Yogyakarta Ramah Disabilitas
Pemerintah Kota (Pemkot) Yogyakarta melalui Dinas Sosial menggelar peringatan Hari Disabilitas Internasional ke-26 di Halaman Balaikota, Rabu (5/12/2018) pagi. Acara pun diramaikan oleh ratusan kaum penyandang disabilitas. "Pemerintah Kota Yogyakarta berkomitmen untuk menggalang kepedulian, kesejahteraan dan pemberdayaan bagi penyadang disabilitas dalam segala bidang," kata Walikota Yogyakarta dalam sambutannya yang dibacakan Sekretaris Daerah, Titik Sulastri. Hal tersebut dilakukan, ucapnya, sebagai salah bentuk perwujudan dari Kota Yogyakarta sebagai kota yang ramah disabilitas. Untuk menguatkan komitmen itu, Pemkot telah berhasil membentuk delapan kecamatan inklusi pada 2018 ini. "Diharapkan pada tahun 2022, seluruh kecamatan di Kota Yogyakarta sudah menjadi Kecamatan Inklusi," imbuhnya. Pihaknya pun mengajak seluruh elemen masyarakat untuk mewujudkan Kota Yogyakarta sebagai Kota yang Istimewa, nyaman, dan toleran bagi penyandang disabilitas serta menjadi barometer Kota Inklusi dengan pemenuhan hak-hak disabilitas secara optimal. "Kita hilangkan jurang perbedaan, sebab semua masyarakat memiliki kesempatan yang sama dan peran yang sama dalam membangun Kota Yogyakarta yang lebih baik," tandasnya. Dimulai dari Kota Yogyakarta, sambungnya, kita hapuskan hambatan, kita ciptakan masyarakat yang inklusif dan ramah untuk semua. Serta mari kita wujudkan Yogyakarta yang Istimewa bagi penyandang disabilitas, yang akan menginspirasi kota-kota lainnya di Indonesia. Ia pun menilai mustahil inklusivitas bagi setiap komunitas masyarakat dapat tercapai, apabila tanpa partisipasi aktif dari seluruh lapisan masyarakat untuk mendukung dan mengangkat kesetaraan dari para penyandang disabilitas tersebut, khususnya di Kota Yogyakarta. Dalam kesempatan yang sama Pelaksana Tugas (PLT) Kepala Dinas Sosial Kota Yogyakarta Bejo Suwarno menerangkan, acara peringatan hari disabilitas internasional tahun ini diikuti 500 peserta. Sebelumnya Dinsos juga menggelar pelatihan ketrampilan membuat beragam souvenir bagi difabel bekerjasama dengan Dinas Koperasi UKM dan Nakertrans dan sejumlah tokoh masyaraakat. "Acara tersebut diikuti 15 orang dan usai acara kami berikan bantuan modal usaha masing-masing Rp.1.500.000, selain itu juga kami berikan bantuan modal usaha bagi keluarga penyandang disabilitas sebanyak 20 orang," urainya. Pemkot, sambungnya, juga menyalurkan bantuan biaya hidup bagi penyandang disabilitas berat memalui APBN sebanyak 33 orang dan APBD sebanyak 115 orang, dengan besar bantuan masing-masing Rp.300.000 setiap bulan selama 12 bulan. (Tam)
Senin 00/00/0000 00:00 WIB | oleh Warta
Hut DWP Kota Yogya, Perempuan Harus Mengaktualisasi Diri
Penasihat Dharma Wanita Persatuan (DWP) Kota Yogya Poerwati Soetji Heroe Poerwadi menyoroti peran ganda perempuan dalam pembangunan saat memberi pengarahan dalam perayaan Hari Ulang Tahun (HUT) DWP ke-19 di ruang Bima Balaikota Yogyakarta, Rabu (5/12/2018). "Kaum wanita mempunyai peran ganda, baik sebagai seorang istri pendamping suami maupun ibu dari anak-anaknya, apalagi sebagai seorang istri Pegawai Negeri Sipil (PNS), diharapkan menjadi pendamping suami yang baik, serta dapat memberikan dorongan semangat dan dukungan moril kepada suaminya agar dapat melaksanakan tugas yang telah dipercayakan kepadanya dengan sebaik-baiknya," ujarnya. Peran ganda perempuan dalam pembangunan, lanjutnya, sangat strategis untuk mengaktualisasikan dirinya dalam banyak hal. Misalnya menyesuaikan diri dengan program prioritas pembangunan Kota Yogya. Sejumlah aspek yang kini digalakkan pemerintah antara lain pendidikan, ekonomi dan kesehatan. Peran ibu dalam hal ini sangat penting dan dapat membawa pengaruh positif bagi perempuan selaku pengayom keluarga dan yang selalu membangkitkan semangat serta perekat utama keutuhan keluarga dan yang lebih utama adalah keagungan peran perempuan sebagai ibu ditengah-tengah keluarga dan masyarakat, harapnya. Ia berharap agar para anggota DWP turut aktif meningkatkan peran perempuan dalam membawa bangsa ini menjadi bangsa yang cerdas dan mandiri. Sebagai ibu, kaum perempuan harus sadar akan tugasnya untuk membina anak serta melakukan pembinaan pola asuh dan tumbuh kembang anak, juga perlu ditingkatkan pengetahuannya guna memberdayakan perempuan dalam meningkatkan usaha ekonomi, tambahnya. Sementara itu, Sekda Kota Yogya, Titik Sulastri menyampaikan bahwa HUT DWP tersebut merupakan wahana dan sarana untuk lebih meningkatkan koordinasi, kerjasama dan konsultasi mengenai berbagai permasalahan yang muncul di dalam organisasi. "Pemkot Yogya mengharapkan organisasi Dharma Wanita benar-benar menjadi organisasi yang dapat dibanggakan dalam memposisikan diri sebagai mitra pemerintah dalam melaksanakan pembangunan di berbagai bidang kehidupan." ujarnya. Ia berharap anggota DWP juga selalu kritis dalam melihat isu-isu yang sedang berkembang dalam masyarakat dan membuat penyelesaian secara antisipatif termasuk bahaya narkoba. Khusus di Kota Yogya isu terpenting yang harus diwaspadai oleh para ibu adalah tentang penyalahgunaan Narkotika di tengah-tengah masyarakat yang saat ini tidak hanya mengincar anak-anak, remaja dan orang dewasa, tetapi juga rumah tangga dalam hal ini suami dan istri yang bukan hanya sebagai pemakai tetapi juga sebagai pengedar, tegasnya. Ia berpesan kepada para anggota agar mengembangkan Dharma Wanita menjadi organisasi yang kreatif, selalu berpikiran maju dan berkembang. Jalinlah kebersamaan dan kekeluargaan antar anggota dengan sesungguhnya agar mendatangkan kekuatan untuk bersama-sama memajukan organisasi DWP Kota Yogyakarta pesannya. (Han)