Senin 00/00/0000 00:00 WIB | oleh Warta
Warga Jogja Rayakan HPSN 2019
Hujan yang membasahi Kota Yogyakarta pada Minggu (17/3) pagi tidak mengurungkan semangat warga Kota Yogyakarta untuk tumpek-blek di area Car Free Day Toegoe Jogja Festival, Jl. Margo Utomo untuk merayakan peringatan Hari Peduli Sampah (HPSN) 2019 yang diinisiasi oleh Pemerintah Kota Yogyakarta melalui Dinas Lingkungan Hidup. Berbeda dengan perayaan HPSN sebelumnya yang berisi kegiatan kerja bakti, pelaksaan HPSN kali ini diisi oleh berbagai kegiatan rekreatif dan edukatif terkait pengelolaan sampah seperti lomba mewarnai peduli lingkungan, lomba yel-yel kelola sampah, lomba fashion show berbahan sampah, expo potensi kelola sampah dan karya lingkungan, pentas seni, gelar potensi kuliner, gowes peduli sampah, serta deklarasi Jogja Bebas Sampah 2020. "Kegiatan bersih-bersih sudah menjadi rutinitas kita, seperti Reresik Kampung setiap Minggu Legi, Reresik Malioboro pada Selasa Wage, Reresik Pasar setiap Kamis Pon juga reresik sampah visual yang kita laksanakan secara rutin" Tutur Wakil Walikota Yogyakarta, Heroe Poerwadi. Lebih lanjut, Heroe mengatakan, mindset warga Kota Yogyakarta bukan lagi bagaimana membuang sampah pada tempatnya, namun sudah pada tataran pengelolaan sampah dengan baik, mulai dari level pribadi, keluarga, dan lingkungan. "Dalam rangka menyukseskan dan menjaga lingkungan, kita harus mendisiplinkan diri kita, rumah kita, dan lingkungan kita dengan selalu menyiapkan tumbler sebagai pengganti botol minum sekali pakai, menyediakan tempat sampah terpilah di rumah maupun kantor dan mempunyai akses ke bank sampah. Saat ini kita sudah punya lebih dari 400 bank sampah" Tegas Heroe. Heroe mengakui, dalam pengelolaan sampah, Kota Yogyakarta masih memiliki kendala pada Tempat Pembuangan Akhir (TPA), oleh karena itu, Pemkot saat ini sedang menyiapkan pengelolaan sampah berbasis kelurahan sehingga sampah yang dibuang di TPA akan berkurang. "Semoga dalam waktu yang tgidak lama lagi kita punya langkah drastis. Sebagian besar sampah akan dikelola di kelurahan sehingga problem sampah akan selesai di tingkat kelurahan" Tandasnya. Sementara itu, Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kota Yogyakarta, Suyana mengatakan, produksi sampah di Kota Yogyakarta pada tahun 2018 lampau mengalami penurunan sebanyak 17 persen, hal tersebut disebabkan telah meningkatnya kesadaran masyarakat dalam mengolah sampah. "Kami terus melakukan edukasi kepada masyarakat mengenai pengelolaan sampah, jangan semua sampah dibuang, namun ada juga yang masih bisa didaur ulang sehingga bernilai ekonomis" Katanya Suyana berharap, pada tahun 2019, produksi sampah di Kota Yogyakarta bisa mengalami penurunan sebanyak 20 persen, untuk mencapai target tersebut pihaknya akan terus melakukan sosialisasi "Kami mensosialisasikan penggunaan tumbler air minum dan mengganti tas kresek dengan tas yang lebih ramah lingkungan. Harapannya produksi sampah bisa terus menurun" Imbuhnya. (ams)
Senin 00/00/0000 00:00 WIB | oleh Warta
HPSN 2019, DLH Bagikan Kresek Ramah Lingkungan
Kantong kresek plastik merupakan benda yang akrab dengan keseharian masyarakat, bentuknya yang simpel, ringan, dan murah menjadikan kresek pilihan utama bagi masyarakat sebagai kantong belanja, namun keberadaannya ternyata memiliki dampak negatif bagi lingkungan karena sulit terurai, namun kini sebagai alternatif, telah hadir kresek organik yang mudah terurai. Dalam perhelatan Hari Peduli Sampah Nasional (HPSN) 2019, Pemerintah Kota Yogyakarta melalui Dinas Lingkungan Hidup (DLH) berkesempatan untuk memperkenalkan inovasi ini dengan membagikannya secara gratis kepada masyarakat. "Sekarang ada yang namanya kresek organik yang mudah terurai. Plastik ini terbuat dari bahan Singkong yang mudah terurai ketika tersentuh air dan jika dibakar akan terbakar seperti kertas, berbeda dengan kresek yang jika dibakar akan meleleh" Ungkap Kepala Seksi Penataan dan Pemantauan Lingkungan DLH, Intan Dewani pada peringatan HPSN, Minggu (17/3) pagi di Area Car Free Day Jl. Margo Utomo. Namun demikian, sifatnya yang mudah terurai oleh air tersebut sekaligus menjadi kelemahan inovasi yang akrab disebut telobag ini, yakni tidak dapat dipakai untuk membawa produk makanan basah atau mengandung air karena akan meleleh ketika terkena air. "Kresek ini hanya untuk makanan kering, hal ini merupakan kekurangan dari plastik organik" Imbuhnya. Saat ini, penggunaan kresek organik masih belum popular di kalangan masyarakat karena produksinya belum semasif kresek berbahan plastik. Kepala DLH Kota Yogyakarta mengatakan, kresek organik ini masih dalam proses sosialisasi kepada masyarakat dan diharapkan nanntinya masyarakat dapat menggunakan kresek organik sebagai pengganti tas kresek plastik. (ams)
Senin 00/00/0000 00:00 WIB | oleh Warta
Jargon "Tidak Nyampah Bisa" Berkumandang di HPSN 2019
Sejumlah elemen warga Kota Yogyakarta yang terdiri dari unsur pendidikan, pelaku usaha, komunitas, kampung, dan pemerintahan menggaungkan jargon "Tidak Nyampah Bisa" dalam peringatan Hari Peduli Sampah Nasional 2019 Kota Yogyakarta, Minggu (17/3) pagi di area Car Free Day Jl. Margo Utomo. Deklarasi ini dimaksudkan sebagai komitmen untuk mewujudkan Jogja Bebas Sampah 2020. "Aksi nyata yang dilakukan meliputi pengurangan sampah, pembatasan penggunaan plastik, pemilahan sampah, dan penyelenggaraan event tanpa sampah" Tandas Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kota Yogyakarta, Suyana. Ia menambahkan, pihak Pemerintah Kota sendiri terus mendorong warga Kota Yogyakarta untuk semakin bijak dalam mengelola sampah, antara lain melalui infrastruktur bank sampah serta berbagai sosialisasi dan edukasi. "DLH juga berkomitmen untuk tetap menjaga Jogja bersih, sampah malam sudah harus dibersihkan pagi harinya, dan sampah siang sudah harus bersih pada sore hari" Imbuhnya. Wakil Walikota Yogyakarta berharap, deklarasi ini tidak hanya berhenti pada slogan semata, namun juga disertai dengan langkah nyata. "Saya yakin warga Jogja tidak hanya berhenti sampai slogan, tapi juga aksi. Semoga slogan ini dapat menginspirasi dan memotivasi kita semua untuk menjadikan Jogja lebih bersih" Tegasnya (ams)
Senin 00/00/0000 00:00 WIB | oleh Warta
Sambut Ramadhan, Baznas Gelar Madrasah Manajemen Ramadhan 1440
Pemerintah Kota melalui Baznas bekerjasama dengan Dewan Majelis Islami Kota Yogyakarta gelar Madrasah Manajemen Ramadhan 1440 bagi Takmir Masjid se-Kota Yogyakarta di Ruang Pertemuan Islamic Center, Majid Universitas Ahmad Dahlan, Minggu (17/3). Masjid merupakan pusat aktifitas baik dalam kegiatan ibadah ataupun kegiatan umum. Oleh sebab itu Masjid juga berfungsi sebagai tempat strategis dalam membina dan menggerakan sumber daya manusia yang berkualitas. Kegiatan ini di bagi dua hari yakni tanggal 17 Maret 2019 yang digelar di Masjid UAD dan pada tanggal 24 Maret 2019 di Ruang Bima Balaikota Yogyakarta. Pada kesempatan kali ini materi yang di peroleh Takmir yaitu Tata Kelola Masjid, Merancang Program Sosial, dan Program Kerja. Takmir Masjid diberikan buku pedoman serta buku khusus dalam mengelola masjid dan organisasinya. Selain itu, Masjid tidak hanya berfungsi sebagai sarana ibadah tetapi juga dapat dijadikan sebagai sarana dakwah dan pusat informasi Islam, pendidikan dan pembinaan, pengembangan ekonomi umat, seni dan budaya Islam dan kegiatan sosial lainnya. Ketua Baznas Kota Yogyakarta, Samsu Ashari mengatakan, kegiatan ini bertujuan untuk menjadikan fungsi masjid lebih dioptimalkan lagi. "Tujuannya agar masjid dapat mengoptimalkan fungsinya lebih professional dalam manajemen mandiri" ungkapnya. Dewan Masjid Indonesia, Fathonisiroz mengatkan, diharapkan dalam beberapa materi yang akan di paparkan oleh narasumber memberikan dampak positif untuk menjadikan masjid lebih berkualitas. "Kita berharap dalam pelaksanaan ini memberikan persiapan kepada semua Takmir di Kota Yogyakarta agar setiap Masjid lebih maju dan berkualitas" katanya. Staf Ahli Walikota Bagian Umum, Tri Widayanto mengatakan, Sebagai pengelola sekaligus penggerak kegiatan di masjid, para pengurus dan takmir harus mampu menciptakan organisasi yang modern serta melaksanakan manajemen yang profesional dan kreatif, baik dari sisi kegiatan maupun dari segi pendanaan. "Kami berharap, forum kegiatan pada hari ini dapat dimanfaatkan sebaik-baiknya oleh para peserta untuk menggali sebanyak-banyaknya informasi yang bermanfaat bagi pengembangan masjid di Kota Yogyakarta" ungkapnya. Beliau menambahkan, perencanaan program kegiatan yang terencana dapat berjalan dengan baik, dan diharapkan dapat meningkatkan antusiasme warga untuk memakmurkan masjid di wilayahnya. "Dengan perencanaan program kegiatan yang terencana dengan baik, diharapkan dapat meningkatkan antusiasme warga untuk memakmurkan masjid dan turut berperan aktif dalam kegiatan yang diselenggarakan selama bulan Ramadhan dan setelahnya. sehingga manfaatnya dapat dirasakan oleh seluruh warga baik yang Muslim maupun non Muslim" ungkapnya. Melalui forum ini Pemerintah Kota Yogyakarta mengapreasiasi kepada BAZNAS Kota Yogyakarta dan DMI Kota Yogyakarta yang telah menyelenggarakan kegiatan pada hari ini dengan menghadirkan narasumber yang kompeten dan mampu menjawab kebutuhan terkait tentang manajemen organisasi masjid dan tata kelola keuangan masjid. Dengan adanya kegiatan ini, pengelolaan masjid di Kota Yogyakarta diharapkan lebih professional, mandiri dan makmur, sehingga mampu memberikan pelayanan terbaik bagi jamaahnya. (Hes)
Senin 00/00/0000 00:00 WIB | oleh Warta
Pemkot Lakukan Aksi Rapikan Alun-Alun Utara Yogya
Pemerintah Kota Yogyakarta melalui Dinas Lingkungan Hidup, Kecamatan Gondomanan dan Komunitas Alun-alun Utara melakukan aksi merapikan rumput di Alun-alun Utara pada Sabtu (16/3). Aksi ini dilakukan karena Alun-alun Utara yang seharusnya merupakan hamparan pasir telah ditumbuhi rumput cukup tinggi. Pemotongan rumput diawali dari sisi selatan, tepatnya depan Kraton Yogyakarta yang terlebih dahulu dirapikan. Bahkan Walikota Yogyakarta, Haryadi Suyuti ikut merapikan rumput dengan menggunakan mesin potong rumput. "Saya ingin Alun-Alun Utara terlihat bersih, rapi dan indah apalagi alun-alun ini berada di Pusat Kota Yogyakarta dan memberikan daya tarik kepada wisatawan untuk berkunjung ke sini" kata Haryadi. Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kota Yogyakarta, Suyana menjelaskan bahwa inisiasi aksi ini dimulai dari Walikota Yogyakarta kemudian dikoordinasikan oleh Asisten Perekonomian dan dieksekusi bersama oleh DLH, Kecamatan Gondomanan dan komunitas. "Untuk merapikan rumput di alun-alun ini, kami mengerahkan lebih kurang tiga ratus personil dan dua puluh lima mesin potong rumput" tambah Suyana. Sejak direvitalisasi, DLH sudah beberapa kali merapikan rumput di Alun-alun Utara tetapi belum pernah melibatkan orang dengan jumlah yang cukup banyak dan secara serempak. Mengingat Alun-alun Utara yang cukup luas maka Haryadi merasa perlu menambah mesin pemotong rumput agar mempercepat pekerjaan. "Kalau bisa ditambahkan lagi untuk mesin pemotongnya, agar lebih efisien dan mempercepat pekerjaan pembersihan rumput di Alun-alun Utara" ujarnya. Hingga siang hari tiga per empat luas Alun-alun Utara telah dirapikan dan akan terus dilanjutkan hingga selesai agar Alun-alun Utara yang rapi dan bersih dapat meningkatkan keindahan dan kenyamanan bagi masyarakat maupun wisatawan saat berkunjung di wilayah Kraton dan sekitarnya. (Hes)
Senin 00/00/0000 00:00 WIB | oleh Warta
Pemilihan Duta Remaja Genre Kota Yogyakarta Tahun 2019
Pemilihan Duta Remaja Genre Tahun 2019 diadakan di Grha Pandawa, Balaikota Yogyakarta, Sabtu (16/3) dan dihadiri oleh Wakil Walikota Yogyakarta. Dalam rangka merespon permasalahan remaja saat ini, BKKBN mengembangkan Program Generasi Berencana (GenRe). Program ini dikembangkan dalam rangka menyiapkan kehidupan berkeluarga bagi remaja melalui pemahaman tentang pendewasaan Usia Pernikahan. Undang-undang No. 52 Tahun 2009 tentang Perkembangan Kependudukan dan Pembangunan Keluarga, Pasal 48 ayat 1 yang berisi mengenai kebijakan pembangunan keluarga, lebih lanjutnya tertera pada point (b) yang menyebutkan "Peningatan kualitas remaja dengan pemberian akses informasi, pendidikan, konselingh, dan pelayanan tentang kehidupan berkeluarga". Kepala Dinas Dalduk daan KB, Eny Retnowati mengatakan, Kebijakan ini yang mendasarai acara Duta Remaja Genre di Kota Yogyakarta. Yaitu remaja yang berprilaku sehat, terhindar dari risiko Triad KRR (tiga resiko yang dihadapi oleh remaja yaitu Seksualitas, HIV/AIDS dan Napza). "Diharapkan mampu mempunyai perencanaan kehidupan berkeluarga untuk mewujudkan Keluarga Kecil, Bahagia, Sejahtera serta menjadi contoh, model, dan sumber informasi bagi teman sebayanya" ungkapnya. Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan komitmen pelaksanaan kegiatan program Generasi Berencana di Kota Yogyakarta. Hal ini sesuai dengan peraturan pemerintah Nomor 87 Tahu 2014 tentang perkembangan kependudukan ddan pembanhinan keluarga, keluarga berencana dan system informasi keluarga. Selain itu mensosialisasikan Program Genre dikalangan Remaja, meningkatkan Pengetahuan, Sikap dan Prilaku, sekaligus menyiapkan figur remaja untuk menjadi model tauladan bagi teman-teman sebayanya, menyiapkan remaja berprilaku sehat dan berakhlak. Pendaftaran pemilihan Duta Remaja GenRe tahun 2019 ini berjumlah 73 peserta yang sudah beberapa kali dilakukan tahap seleksi dan akhirnya terpilih sepuluh peserta finalis pada malam hari ini. Kesempatan ini dihadiri oleh Wakil Walikota Yogyakarta Heroe Poerwadi, memberikan sambutan sekaligus meresmikan acara ini mengatakan semoga GenRe menjadi pelopor remaja. "Mereka adalah duta-duta Genre, remaja generasi berencana yang kita harapkan nanti akan menjadi pelopor di dalam program GenRe" ungkapnya. (Hes)
Senin 00/00/0000 00:00 WIB | oleh Warta
Peringatan HUT Damkar, Sat Pol PP, Sat Linmas sebagai Momentum Dedikasi Perjuangan
Wakil Walikota Yogyakarta Heroe Poerwadi menjadi inspektur upacara dalam peringatan hari ulang tahun ke-69 Satpol PP, Hut ke-100 Dinas Kebakaran, dan HUT ke-57 Satuan Perlindungan Masyarakat (Satlinmas) di Balaikota, Senin (18/3/2019). Sat Pol PP dibentuk untuk menegakkan Perda dan Perkada, menyelenggarakan ketertiban umum dan ketentraman, serta menyelenggarakan perlindungan masyarakat. Sat Linmas dibentuk untuk melaksanakan kegiatan penanganan bencana, ikut memelihara ketentraman ketertiban dan keamanan serta membantu pertahanan negara. "Peringatan hari jadi pada hari ini bukan hanya untuk mengenang masa lalu namun untuk meneruskan dedikasi perjungan," kata Wakil Walikota Yogyakarta Heroe Poerwadi saat membacakan amanat Menteri Dalam Negeri Tjahjo Kumolo. Dalam kesempatan ini pihaknya juga mengajak seluruh bangsa Indonesia untuk meningkatkan persatuan dan kesatuan bangsa, menjunjung tinggi ideologi pancasila,. Menjadi sarana pemersatu bangsa serta mengutamakan kepentingan bangsa. Ia juga mengingatkan bahwa Sat Pol PP dan Sat Linmas agar tidak hanya bersifat pasif, namun sebaliknya yakni bersifat aktif dalam proses pembangunan, melindungi hasil pembangunan, dan memberikan perlindungan masyarakat. "Termasuk ikut aktif dalam menyukseskan agenda nasional bangsa," imbuhnya. Peran penting Pemadam Kebakaran, Sat Pol PP, dan Sat Linmas tercermin dari tugas dan tanggungjawabnya. Tugas Pemadam Kebakaran adalah melakukan pencegahan, pengendalian, penyelamatan, dan penanganan bahan berbahaya beracun kebakaran; melakukan inspeksi dan investigasi kejadian kebakaran; pemberdayaan masyarakat dalam pencegahan dan penanggulangan kebakaran, serta penyelamatan dalam kondisi yang membahayakan manusia. Satuan Polisi Pamong Praja dibentuk untuk menegakkan Perda dan Perkada; menyelenggarakan ketertiban umum dan ketenteraman, serta menyelenggarakan perlindungan masyarakat. Satuan Perlindungan Masyarakat secara khusus dibentuk dan disiapkan untuk melaksanakan kegiatan penanganan bencana, ikut memelihara ketenteraman ketertiban masyarakat, membantu penanganan ketenteraman ketertiban dan keamanan dalam penyelenggaraan Pemilu, serta membantu upaya pertahanan negara. Menjelang pesat demokrasi yang akan digelar pada april mendatang, Pihaknya seluruh elemen bangsa bersatu ikut mengawal sekaligus mensukseskan Pemilu Legislatif dan Presiden 2019. "Mari kita jaga kualitas pemilu ini agar berjalan dengan kadidah kaidah demokrasi yakni Luber, Jurdil dan bermartabat.," tandasnya. Semua warga Indonesia diharapkan bisa memerangi racun demokrasi yakni politik uang, politisasi sara, serta penyebaran ujaran kebencian, fitnah dan hoaks. Harus dipastikan agar prosesnya berjalan sesuai aturan dan elegan.
Senin 00/00/0000 00:00 WIB | oleh Warta
Tanamkan Pola Hidup Sehat, Warga diajak Senam Lansia
Untuk menjaga agar tubuh tetap bugar dan sehat, Wakil Walikota Yogyakarta Heroe Poerwadi mengajak para lansia untuk melakukan senam. Selain agar tetap bugar, Hal itu diyakini bisa memberikan dampak positif yakni daya tahan tubuh yang bagus. "Senam lansia ini selain sebagai ajang sosiaslisasi juga untuk menanamkan pola hidup sehat di masyarakat terutama bagi lansia," ucapa Heroe Poerwadi saat mengikuti senam lansia di Jl Semaki Kecamatan Umbulharjo Kota Yogyakarta, Minggu (17/3/2019) pagi. Menurutnya olahraga tidak hanya untuk kebugaran saja namun juga untuk menjaga kesehatan. Ia menegaskan bahwa kesehatan adalah kunci untuk bisa menjalankan semua aktifitas dengan baik. "Selain itu, orang yang sehat juga akan memiliki kesadaran berfikir yang bagus, orang suka olahraga akan lebih ceria dan mampu berfikir dengan baik," imbuhnya. Selain itu Kegiatan ini juga diharapkan bisa menjaga komunikasi yang baik dan wadah untuk bertemu dan berbagi bersama lansia. Karena bagaimanapun juga banyak permasalahan dalam kehidupan sehari-hari para lansia yang akan mempengaruhi kesehatan mereka. Dalam kesempatan itu Heroe Poerwadi juga menegaskan bahwa Yogyakarta layak sebagai kota yang ramah terhadap lansia. "Kota inklusi harus mampu memberikan hak yang sama kepada semua warganya, tidak hanya kepada disabilitas, anak-anak dan perempuan saja. Namun juga kepada para lansia," ucap Heroe. Pihaknya berencana menambah semua fasilitas publik yang ramah dengan lansia, sehingga lansia pun memiliki hak yang sama di ruang publik. Menurutnya, kota yang bermartabat adalah kota yang bisa melindungi anak-anak, perempuan, disabilitas dan lansia. "Yogyakarta ini tidak hanya Istimewa Daerahnya namun juga istimewa lansianya," cetusnya. DIY merupak daerah dengan persentase jumlah lansia tertinggi (13,94 persen) dan usia harapan hidup tertinggi yakni rata-rata 74 tahun untuk laki-laki dan 76 tahun untuk perempuan di Indonesia. "DIY juga mempunyai daya tarik tersendiri sebagai daerah yang nyaman untuk menikmati hari tua," imbuhnya.
Senin 00/00/0000 00:00 WIB | oleh Warta
Dai Diminta Maksimalkan Internet Sebagai Media Dakwah
Memasuki era industri 4.0, para dai khususnya di Kota Yogyakarta diharapkan bisa mengoptimalkan dakwah dengan memanfaatkan media internet. Saat ini peradaban manusia ada pada era post truth atau pasca kebenaran. Kecenderungan masyarakat dalam mencari informasi kebenaran lebih sering merujuk lewat internet, "Hal ini menjadi tantangan tersendiri bagi Muballigh di Yogyakarta agar bisa ikut memberikan konten-konten positif lewat internet dan melalui mimbar-mimbar pengajian," ucap Wakil Walikota Yogyakarta Heroe Poerwadi saat membuka Workshop Muballigh Dan Muballighot Majelis Tabligh Pimpinan Daerah Muhammadiyah Kota Yogyakarta, Minggu (17/3/2019). Pihaknya mengingatkan, setiap abad dan zaman menghadirkan tantangan tersendiri bagi umat manusia, termasuk tantangan bagi para Muballigh yang mempunyai peranan penting dalam menata moral dan cara berpikir masyarakat, sekaligus harus mengetahui problematika yang ada di masyarakat sehingga bisa menghadirkan solusi. "Dakwah pada zaman Nabi tentunya sangat berbeda dengan zaman kekinian yang syarat dengan dinamika, serta saluran-saluran melalui berbagai media yang pada zaman dahulu belum tersedia," ujarnya. Hari ini, masih kata Heroe, kita bisa dengan mudah mengakses situs-situs internet yang berisi materi-materi dakwah secara luas karena telah tersedia wifi gratis di berbagai tempat, mungkin termasuk di PDM ini. Pemerintah Kota Yogyakarta juga telah menyediakan wifi gratis untuk awalnya di 100 titik yang dapat digunakan oleh seluruh warga Kota Yogyakarta termasuk para muballigh dan muballighat Muhammadiyah dan Aisyiyah. Dengan fasilitas tersebut, Heroe berharap bisa memberikan kemudahan untuk jalannya dakwah di Kota Yogyakarta. Menurutnya yang harus dilakukan sekarang ini adalah menyiapkan konten-konten dakwah yang bagus bagi masyarakat. "Dengan konten yang bagus dan mudah diakses maka dakwah juga akan semakin tersebar, masyarakat juga akan lebih dekat menemukan ilmu-ilmu agama yang mereka butuhkan," ucap Heroe.
Senin 00/00/0000 00:00 WIB | oleh Warta
Pemkot Canangkan Program Kampung Iklim (Proklim)
Pemerintah Kota Yogyakarta melalui Dinas Lingkungan Hidup Kota Yogyakarta, gelar workshop guna menghadapi perubahan iklim melalui Workshop Program Kampung Iklim di wilayah Kota Yogyakarta di Ruang Bima Balaikota Yogyakarta, Senin (18/3). Berbagai program dan kebijakan baik berupa inovasi kegiatan dari Pemerintah Kota Yogyakarta maupun mensukseskan program dari Pemerintah Pusat dan Pemda DIY, senantiasa diupayakan dengan mengajak peran aktif masyarakat, salah satunya adalah pelaksanaan Program Kampung Iklim. Adapun program Kampung Iklim bertujuan mewujudkan kampung ideal dari aspek lingkungan ini, yang kami harapkan mampu menjadi modal dalam mewujudkan Yogyakarta yang ramah lingkungan. Kepala Dinas Lingkungan Hidup, Suyono mengatakan, dalam kegiatan ini sudah di sosialisasikan kepada seluruh pengurus kampung, semua aparat, kelurahan, dan kecamatan di wilayah Kota Yogyakarta agar ikut berpartisipasi dalam program kampung iklim. Adanya perubahan iklim ini tidak lepas dari Gas rumah kaca yang setiap 100 tahun sekali mengalami kenaikan, hingga 2 derajat setiap tahunnya. Sedangkan sudah di publikasikan di wilayah katulistiwa saat ini mengalami kenaikan suhu yakni empat derajat yang berada di sisi kutub utara dan selatan, sehingga cuaca extrim sampai ke Indonesia. Hal ini bisa menyebabkan, pasang surut pantai, tingginya gelombang, cuaca extrim dan perubahan pola hujan, yang di khawatirkan akan naik ke permukaan air laut yang bisa menyebabkan banjir dan tanah longsor. Tidak hanya itu, perubahan iklim akan berdampak penyakit seperti malaria dan Demam Berdarah. Suyono mengatakan, Program kampung iklim ini berlingkup nasional. "Program ini berlingkup nasional untuk mendorong masyarakat mengatahui dan memahami dampak perubahan iklim" ungkapnya saat memberikan sambutan. "Dengan diadakan kegiatan ini, harapan kami pemkot dan warga memiliki kesadaran akan pentingnya mengetahui dan menetapkan antisipasi proklim di lingkungannya" tambahnya. Oleh sebab itu Pemkot bekerjasama dengan Dinas Lingkungan Hidup akan membuat suatu gebrakan baru yakni pemakaian plastik organik. Plastik Organik ini akan disosialisasikan kepada masyarakat khususnya di swalayan agar menggunakan plastik organik yang terbuat dari bahan ketela. "Sosialisasi forum masyarakat ini juga memperkenalkan plastik dari bahan ketela organik, yakni jikalau dikenakan di air akan langsung larut bahkan bisa di minum atau menjadi pupuk tanaman" katanya. Wakil Walikota Yogyakarta, Heroe Poerwadi mengatakan, melalui workshop ini Pemkot berharap masyarakat mengetahui tentang kampung iklim dan menjadi pemahaman yang harus di laksanakan dalam menyiasati cuaca extrim saat ini. "Mudah-mudahan dengan adanya program ini masyarakat semakin terpacu untuk menjadikan kampung tempat tinggalnya sebagai penyangga ekosistem dengan menerapkan asas pelestarian lingkungan" katanya. Kepada masyarakat pengelola kampung iklim dimohon untuk terus partisipasi aktifnya dalam kegiatan, demi mewujudkan warga kampung yang siap menghadapi perubahan iklim ekstrim, mengingat saat ini kondisi cuaca dan curah hujan terkadang sulit diprediksi sehingga mengharuskan masyarakat untuk melakukan adaptasi dan mitigasi bencana perubahan iklim. (Hes)
Senin 00/00/0000 00:00 WIB | oleh Warta
Pemkot Siap Ujicobakan Layanan E-Health Care
Pemerintah Kota Yogyakarta terus mengoptimalkan layanan kesehatan bagi warga Kota Yogyakarta, salah satunya adalah melalui layanan E-Helath Care melalui Pos Pembinaan Terbadu (Posbindu) digital yang segera diujicobakan di beberapa layanan kesehatan di Kota Yogyakarta, melalui layanan ini, data kesehatan masyarakat didigitalisasi sehingga tidak perlu dilakukan entry secara manual dan akan mempermudah pemantauan kondisi kesehatan Kota Yogyakarta. "Ini menjadi komitmen kita dalam mewujudkan Jogja sebagai kota sehat. Harapannya, di samping pemerintah, masyarakat juga punya data kesehatannya sendiri sehingga bisa mengetahui kondisinya. Layanan ini akan diujicobakan di RS Pratama dan dua Puskesmas" Tutur Walikota Yogyakarta, Haryadi Suyuti dalam acara Penandatanganan Kesepakatan Kerjasama E-Health Care, Selasa (19/3) pagi di Ruang Yudhistira. Lebih lanjut, Walikota meminta, inovasi ini tidak menjadi pengganti dari perawatan kesehatan yang sudah ada, namun menjadi suplemen proses perawatan kesehatan itu sendiri sehingga perlu dikolaborasikan untuk menciptakan layanan prima. "Layanan ini tidak menggantikan peran petugas kesehatan, namun demikian antara manusia dan teknologi memiliki peran yang tidak sama sehingga tetap diperlukan human touch. Untuk itu petugas harus bisa benar-benar memahami tools dan system dari inovasi ini, mulai dari manfaatnya, kegunannya, hingga instalasi dan perawatannya" Tambah Walikota. Layanan e-health care merupakan kerjasama antara Pemerintah Kota Yogyakarta dengan PT Woori Bio Corpora dan Wellcommerce Fineinsight Consortium Korea Selatan. Melalui layanan ini, kondisi fisik pasien, seperti berat badan dan tekanan darah dapat langsung disinkronisasi dengan sistem sehingga masyarakat bisa mengetahui kondisi kesehatannya, selain itu pihak pemerintah juga memantau kesehatan warganya. "Dengan data tersebut, pemerintah dapat mengetahui warga yang mengalami obesitas, hipertensi, anemia karena tool konek dengan sistem database. Data ini akan mempermudah edukasi kesehatan dan pendekatan budgeting juga bisa diperketat" Ungkap Bahdar J. Hamid dari PT Woori Bio Corpora. Bahdar mengatakan, layanan ini telah dilaksanakan di Korea Selatan dan Yogyakarta menjadi kota pertama di Indonesia yang memanfaatkan layanan ini. "Standar-standarnya tentu akan kita sesuaikan dengan kondisi dan sistem di Indonesia" Imbuhnya. (ams)
Senin 00/00/0000 00:00 WIB | oleh Warta
Pemkot Gelar Forum Kelompok Usaha Bersama (KUBE)
Pemerintah Kota Yogyakarta melalui Dinas Sosial Kota Yogyakarta menggelar Workshop Kelompok Usaha Bersama (KUBE) di Ruang Bima, Balaikota Yogyakarta, Senin (19/3). Kegiatan ini sekaligus mendatangkan masyarakat dalam penerimaan bantuan dari Pemerintah Kota Yogyakarta. Komitmen untuk meningkatkan kesejahteraan warga Kota Yogyakarta dalam melaksanakan program Gandheng Gendhong terus dilakukan bersama-sama, sehingga program ini berjalan dengan lancar. Ini merupakan salah satu upaya Pemerintah Kota Yogyakarta untuk menentaskan kemiskinan, dengan dibentuknya KUBE. Saat ini sudah lebih dari 400 KUBE yang di bentuk oleh Dinsos Kota Yogyakarta dan Pemerintah akan terus mengembangkan KUBE. Kube merupakan penenentasan kemiskinan terpadu dari Program Keluarga Harapan (PKH). Wakil Walikota Yogyakarta, Heroe Poerwadi mengatakan Program KUBE ditujukan khusus untuk masyarakat yang memiliki usaha. "Program ini ditujukan untuk masyarakat yang sudah memiliki usaha, sehingga melalui penanaman modal dalam Kube yang diharapkan ekonomi keluarga berjalan lebih baik" katanya. Heroe Poerwadi juga berharap, dengan adanya KUBE masyarakat diharapkan semakin terbantu. "komitmen untuk meningkatkan kesejahteraan semakin kuat, dengan adanya KUBE masyarakat akan semakin terbantu, yang lemah menjadi lebih kuat sehingga bisa bergandengan tangan saling membantu satu sama lain" ungkapnya. Melalui workshop ini masyarakat mendapatkan manfaat dan memperhatikan syarat-syarat administrasi salah satunya pembuatan Rencana Anggaran Belanja (RAB) yang dibutuhkan untuk usahanya. Heroe Poerwadi menambahkan, Pemerintah yakin dan selalu optimis dalam program-program yang diberikan ke masyarakat salah satunya melalui Gandheng Gendhong. "Kami yakin dan optimis melalui workshop KUBE serta program-program yang telah diaplikasikan dengan dilandasi semangat Gandeng Gendong akan memberikan manfaat yang sangat baik bagi warga penerima bantuan serta dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat khususnya di Kota Yogyakarta" ungkapnya (Hes)
Senin 00/00/0000 00:00 WIB | oleh Warta
Sulap Selokan Jadi Destinasi Wisata Edukasi
Pemandangan berbeda terlihat di Kampung Dukuh, RW 14 Gedongkiwo Kecamatan Mantrijeron Kota Yogyakarta. Warga mempercantik selokan yang dulunya kumuh menjadi kolam ikan yang indah dan menyenangkan. Kawasan yang terletak di Jalan Pranpanca ini sekarang mendadak menjadi tersohor di Yogyakarta dan sekitarnya. Ingin mengalahkan rasa penasaran, tidak sedikit kelompok masyarakat maupun lembaga pendidikan yang telah bertolak ke tempat ini. Dikelola oleh Kelompok Mina Julantoro Asri, Selokan ikan ini kini dibuka sebagai destinasi wisata edukasi terbaru di Yogyakarta. Tidak hanya asik untuk memanjakan mata, swafoto dan bermain ikan, berwisata ditempat ini juga akan mendapatkan sederet pengalaman baru terkait dengan ilmu budidaya ikan dan pemanfaatannya. "Sejauh ini memang sebagian besar yang berkunjung ke seni adalah kalangan anak-anak dari PAUD dan SD, namun ada juga yang dari perguruan tinggi dan kelompok masyarakat," ucap Pengelola Mina Julantoro Asri Umi Yulianto, Selasa (19/3/2019). Ada beberapa paket yang ditawarkan yakni, paket wisata minjul minimal dengan pemesanan 15 paket dengan harga Rp.5000 dan Rp.10.000 setiap paket, masing-masing akan mendapatkan fasilitas mulai dari proses pemberian pakan ikan, baby nila, hingga panduan budidaya dan pemanfaatan ikan. Namun bagi anda yang ingin berkinjung sendiri atau hanya bersama keluarga saja tidak perlu cemas, tempat ini selalu terbuka untuk bagi siapa saja yang ingin menikmatinya. "Kami ingin setiap yang berkunjung ke tempat ini memiliki semangat baru untuk menjaga dan mempercantik lingkungannya, tidak hanya selokan saja," ujar Umi. Umi mencertikan, selokan yang berada persis di tengah-tengah pemukiman warga ini awalnya juga kotor dan tidak menyenangkan, namun warga kemudian memiliki ide kreatif agar selokan tersebut lebih bermanfaat dan indah. "Kami sengaja mempercantik selokan disini sebenarnya untuk menggugah warga agar tidak membuang sampah sembarangan diselokan, namun menghadirkannya sebagai tempat yang menyenangkan dan enak dilihat," ujarnya. Kini sekitar 15 ribu ikan nila berhasil dibudidayakan di selokan ini. Bahkan hingga saat ini sudah berhasil memanen tiga kali dengan hasil yang sangat memuaskan. "Ternyata selokan ini juga bisa membawa dampak ekonomi bagi warga disekitar sini, selain mendapatkan hasil dari para wisatawan juga dari hasil panen ikan," paparnya. Bahkan Wakil Walikota Yogyakarta Heroe Poerwadi pun mengapresiasi ide kreatif warga Gedong kiwo ini. Heroe berharap selokan ikan ini bisa menjadi salah satu paket kampung wisata di Gedongkiwo. "Kami akan terus mendorong agar selokan ikan ini bisa berkembang dan pada akhirnya bisa memberikan dampak perekonomian dan kesejahteraan bagi masyarakat," ucap Heroe Poerwadi saat meninjau selokan ikan di Kampung Dukuh, RW 14 Gedong Kiwo Kecamatan Mantrijeron Kota Yogyakarta. Pihaknya pun akan terus melakukan penataan dan akan ditindak lanjuti dengan program yang pasti sekaligus pelatihan-pelatihan yang dibutuhkan untuk menumbuhkan potensi-potensi yang ada di sekitarnya. "Masyarakat memiliki semangat yang luar biasa, dan kami akan terus mendorongnya dan menatanya. Dan akan memaksimalkan anggaran disini," imbuhnya.
Senin 00/00/0000 00:00 WIB | oleh Warta
28 Bumil di Yogyakarta Ikuti Penilaian Kesehatan Kehamilan
Menekan angka kematian karena kehamilan sekaligus meningkatkan kepedulian untuk mewujudkan ibu hamil yang sehat anak selamat, Dinas Kesehatan Kota Yogyakarta menggelar Lomba Ibu Hamil Sehat Tingkat Kota Yogyakarta, Kamis (21/3/2019). Digelar di RS Pratama, lomba yang sudah digelar untuk kedua kalinya ini berhasil menarik perhatian warga, terbukti 28 ibu hamil yang berasal dari 18 puskesmas berkompetisi menjadi ibu hamil paling sehat. Kepala Dinas Kesehatan Kota Yogyakarta, Fita Yulia Kisworini menyatakan bahwa kegiatan ini diharapkan dapat menekan angka kematian karena kehamilan dengan memberikan pemahaman yang benar melalui buku Kesehatan Ibu dan Anak (KIA). Memelihara kesehatan bagi ibu hamil sangat diharuskan sekali agar anak dan ibunya bisa dijaga kesehatanya dari semenjak mengandung sampai melahirkan, ucapnya. Dan yang tidak kalah pentingnya dari acara ini adalah agar masyarakat bisa meningkatkan kepedulian, kesadaran untuk mewujudkan ibu hamil yang sehat sehingga melahirkan generasi yang hebat. Menurutnya Kesehatan ibu berpengaruh pada kondisi bayi dalam kandungan. Karena itu, diperlukan motivasi dan pemahaman agar kesehatan ibu hamil tetap terjaga. Namun disamping menurunkan angka kematian ibu, bayi dan balita, serta permasalah gizi, pihaknya juga memperhatikan masalah stunting. Mengatasi stunting harus dilakukan sejak awal kehamilan. "Jangan sampai ada bayi lahir dengan panjang badan yang tidak sesuai standart, karena dapat dipastikan anak tersebut tumbuh kembangnya tidak maksimal," cetusnya. Mengatasi tantangan tersebut, Fita meminta kepada para ibu hamil untuk terus merekam setiap perkembangan kesehatannya melalui Buku Kesehatan Ibu dan Anak (KIA). "Setiap ibu hamil harus memiliki KIA, buku KIA adalah rapot kesehatan bagi ibu hamil sampai ke anaknya. Sehingga riwayat kesehatan bisa terdeteksi," ujarnya. Dengan mengetahui riwayat kesehatan tersebut, sambung Fita, dokter akan lebih mudah dalam memberikan tindakan sehingga diharapkan Ibu hamil selamat, anak pun sehat. Fita menegaskan bagi fasilitas kesehatan yang tidak menyedikan buku KIA akan dikenakan sanksi sesuai Peraturan Walikota yang berlaku. Ia juga mengingatkan apabila buku KIA tidak dimanfaatkan dengan baik maka dikhawatirkan akan memberikan dampak negatif terhadap ibu dan anak yang bersangkutan. Dalam kesempatan yang sama Kepala Seksi Kesehatan Keluarga Dinas Kesehatan Kota Yogyakarta, Riska Novriana menjelaskan substansi penilaian terdiri dari umur ibu hamil, status kesehatan, dan jarak kehamilan. Ada pula tinggi fundus uteri, lingkar lengan atas, kadar hemoglobin, dan status imunisasi. Selain itu, ketepatan pemeriksaan K1-K4, ANC terpadu, pengetahuan tentang buku KIA, KB, kesehatan gizi, kesehatan gigi, kesehatan umum PKK, dan psikologi, kata Riska. Satu persatu ibu hamil diperiksa oleh bidan dan dokter spesialis mulai dari kesehatan gigi hingga kadar hemoglobin. Dari hasil pemeriksaan itu, Ibu hamil yang paling sehat akan didaulat menjadi jawara. Tim juri berasal dari dokter spesialis obstetri gynekologi dari RSUP Dr Sardjito dan RS Pratama Kota Yogyakarta. Juri lain berasal dari berbagai latar seperti psikolog, dokter umum, dokter gigi, bidan, dan nutrionis TP PKK Kota Yogyakarta. Sementara ibu hamil yang berhasil keluar sebagai juara pada tahun ini yakni, Dwi Hartati dari Kecamatan Wirobrajan, terpilih sebagai juara satu. Disusul Eiodia Geovani dari Kecamatan Gondomanan, dan Putri Hanisari dari Kecamatan Wirobrajan, yang meraih juara dua dan tiga. Ia berharap para peserta tahun ini bisa menjadi pelopor sekaligus inspirator bagi ibu hamil lainnya agar lebih termotivasi lagi untuk menjaga kesehatan kehamilannya. (Tam)
Senin 00/00/0000 00:00 WIB | oleh Warta
Jogja Mantapkan Langkah Perangi TBC
Penularan penyakit Tuberkulosis di Indonesia tidak bisa dianggap remeh. Saat ini Indonesia merupajkan salah satu Negara dengan jumlah penderita TBC terbanyak di dunia, yakni peringkat tiga setelah Cina dan India. Hal ini menjadikan Pemkot melalui Dinas Kesehatan semakin serius dalam menanggulangi TBC, salah satu upaya yang dilakukan adalah melalui kegiatan screening ketuk pintu ke sejumlah KK di Kota Yogyakarta pada tanggal 4-15 Maret kemarin. "Kami melakukan deteksi dini melalui ketuk pintu ke 381 KK dengan screening terhadap 1.071 orang dan menemukan 81 orang dengan gejala TB, dari 81 orang tersebut 71 di antaranya telah dirujuk ke Puskesmas untuk dilakukan Pemeriksaan," Ungkap Kepala Dinas Kesehatan Kota Yogyakarta, dr. Fita Yulia Kisworini di sela-sela Workshop Peringatan Hari Tuberkulosis Sedunia, Kamis (21/3) pagi di Ruang Bima Balaikota. Selain itu, Dinas Kesehatan Kota Yogyakarta juga menyasar warga binaan di Lapas Wirogunan Yogyakarta, dari hasil screening di Lapas, ditemukan 66 warga binaan yang terdeteksi gejala TB. "15 di antaranya telah diperiksa lab dengan tes cepat molekuler atau TCM dan dari tes tersebut, Alhamdulillah semua sehat" Imbuh Fita. Selain kegiatan ketuk pintu, Dinas Kesehatan juga terus melakukan tindakan preventif dan edukatif terkait penanggulangan TBC. Bersamaan dengan momentum hari TBC yang jatuh pada tanggal 24 Maret mendatang, Dinas Kesehatan telah melaksanakan kegiatan berupa dialog interaktif di radio dan workshop yang dihadiri para anggota Tim Penggerak PKK Kelurahan dan Kecamatan, Pengurus Kelurahan Siaga, dan para kader TB Kota Yogyakarta. Walikota Yogyakarta, Haryadi Suyuti mengatakan, arus informasi yang saat ini berkemabng pesat serta kecanggihan teknologi dan pengobatan kedokteran diharap dapat mengurangi jumlah penderita TB, namun hal tersebut juga harus didukung oleh peran aktif masyarakat sebagai kekuatan sosial yang mendukung upaya penyebar luasan penyakit TB. "Untuk itu kami mengajak seluruh masyarakat untuk melakukan gerakan sosial membebaskan Yogyakarta dari TBC. Harapannya, workshop ini dapat meningkatkan kerjasama lintas sektor serta merangkul kader kesehatan wilayah. Dengan melibatkan kader, maka jangkauan deteksi dini kasus TB akan lebih besar kemungkinannya ditemukan" Tutur Walikota dalam sambutan tertulisnya yang dibacakan oleh Staf Ahli Waliktoa Bidang Kesejahteraan Masyarakat, Wirawan Hario Yudo. Lebih lanjut, Walikota mengajak agar setiap individu dapat menjadi pemimpin di bidangnya masing-masing untuk turut serta dalam mengakhiri epidemi Tuberkulosis. "Setiap hal kecil akan menjadi langkah besar jika dilakukan bersama-sama dilandasi semangat gotong royong mewujudkan predikat Yogyakarta sebagai Kota Sehat Bebas TBC," Tambah Walikota. Senada dengan hal tersebut, Dr. Andajani Woerjandari M.Kes, Ketua Perkumpulan Tuberkulosis Indoensia (PPTI) Wilayah DIY menjelaskan, komunikasi antara kader dengan pasien dan keluarga pasien TB sangat penting untuk mengenali dan memecahkan masalah penyakit serta evaluasi hasil pengobatan. "TBC bukan penyakit keturunan atau kutukan dan TBC bisa disembuhkan, maka dari itu jangan kucilkan penderita TBC," Katanya. (ams)