Senin 00/00/0000 00:00 WIB | oleh Warta
Annual General Meeting Southeast Asia Humanitarian Committee (SEAHUM) Dihadiri Wakil Walikota
Wakil Walikota, Heroe Poerwadi dalam hal ini berkesempatan mengikuti acara Pembukaan 3rd Annual General Meeting Southeast Asia Humanitarian atau SEAHUM Committee, Dengan tema "Energy of Humanitarian Strengthening Partnership in Humanitarian Diplomacy and Disaser Management" di Ballroom Borobudhur, Hotel Inna Garuda Malioboro, Kamis (21/2). Dalam kesempatan kali ini, Heroe Poerwadi menceritakan Kota Yogyakarta pernah mengalami beberapa kali kejadian bencana alam. Di antaranya adalah gempa bumi tahun 2006, letusan erupsi Gunung Merapi tahun 2010, serta abu Gunung Kelud tahun 2014, serta beberapa kali bencana banjir, tanah longsor, angin kencang dan sebagainya. Pada beberapa peristiwa tersebut membuktikan bahwa masyarakat Kota Jogja memiliki ketahanan, solidaritas, kewaspadaan, maupun kesadaran akan mitigasi bencana alam serta kemampuan untuk bangkit kembali yang tinggi. Tak hanya itu, Kota Yogyakarta telah terbentuk Kampung Tangguh Bencana (KTB) yang tersebar di 14 kecamatan, jumahnya sampai saat ini mencapai 97 KTB dari 170 kampung di Kota Jogja. Kampung Tangguh Bencana terbentuk dari masyarakat, sebagai aksi dan kesadaran warga akan pentingnya melakukan mitigasi bencana serta antisipasi penanggulangan terhadap dampak yang mungkin ditimbulkan dari bencana alam itu sendiri. "Hal ini penting agar apabila terjadi bencana, maka masalah yang timbul dapat ditanggulangi dengan cepat dan tepat sasaran, dengan partisipasi masyarakat yang tergabung dalam Kampung Tangguh Bencana dapat dimobilisasi berbagai sumber daya, meminimalkan jumlah korban, baik jiwa maupun material memberikan bukti hidupnya jiwa sosial kemanusiaan, kuatnya kerjasama mengurangi penderitaan sesama dan mewujudkan ketangguhan masyarakat menghadapi bencana" ungkapnya. Heroe Poerwadi mengatakan, pihaknya mengapresiasi kepada segenap organisasi dan kelompok-kelompok tanggap bencana, serta berbagai stakeholder yang peduli, ikut dalam bergotong-royong sehingga Kota Jogja, pada saat bencana terjadi, selalu dapat bangkit kembali. "Dalam kesempatan acara ini, kami sampaikan apresiasi kepada segenap organisasi dan kelompok-kelompok tanggap bencana, serta berbagai stakeholder yang peduli, yang ikut bahu-membahu dalam bergotong-royong sehingga Kota Jogja, pada saat bencana terjadi, selalu dapat bangkit kembali, perekonomian masyarakat dapat kembali pulih seperti sedia kala, dan berbagai lapisan masyarakat dapat melakukan usaha kembali untuk menggerakkan roda perekonomian dan kesejahteraan" katanya saat memberikan sambutan. Heroe Poerwadi menambahkan, marilah kita bersama melakukan diskursus, dialog yang produktif, untuk mencapai suatu kesepahaman bersama dalam memperkuat program kemanusiaan. "Melalui kegiatan ini, marilah kita bersama melakukan diskursus, dialog yang produktif, untuk mencapai suatu kesepahaman bersama akan pentingnya Energi untuk kemanusiaan, memperkuat kemitraan dalam diplomasi kemanusiaan dan manajemen kebencanaan"ungkapnya. (Hes)
Senin 00/00/0000 00:00 WIB | oleh Warta
Heroe Poerwadi Tegaskan Anggaran Harus Selesaikan Masalah
Wakil Walikota Yogyakarta Heroe Poerwadi meminta seluruh Organisasi Perangkat Daerah (OPD) di Lingkungan Pemerintah Kota Yogyakarta untuk bisa menggunakan anggarannya dengan tepat sasaran sehingga bisa menyelesaikan masalah. "Setiap OPD ini kan punya anggaran masing-masing, sekarang sudah saatnya diintegrasikan, jangan sampai berjalan sendiri-sendiri," ujar Heroe Poerwadi saat Rakor Koordinasi Penanggulangan Kemiskinan Kota Yogyakarta di Bappeda, Kamis (21/2/2019). Heroe menuturkan, alokasi anggaran yang ada di Kelurahan sekitar Rp.133 miliar yang berasal dari OPD dan Rp.17 miliar dari stimulan wilayah. Sehingga total dana di kelurahan ada sekitar 150 miliar. Pihaknya pun meminta anggaran tersebut bisa dimaksimalkan dan digunakan agar bisa mencakup lima yakni mengentaskan kemiskinan, meningkatkan pendapatan, menyelesaikan permasalahan, menata lingkungan, dan mewujudkan rencana pengembangan wilayah di kelurahan. "Saya selalu ingatkan, agar anggaran tersebut bisa cemantel, tonjo, temoto, ketok, lan keroso," imbuhnya. Heroe menyinggung pelaksanaan beberapa pelatihan yang belum maksimal, Ia meminta anggaran pelatihan tidak hanya habis untuk prosesnya saja namun juga harus bisa menunjukkan hasil yang nyata, yakni sejauhmana pelatihan tersebut bisa meningkatkan pendapatan masyarakat. "Prinsipnya gunakan anggaran tidak hanya untuk pembangunan secara fisik saja, namun juga harus diikuti dengan dampak ekonomi bagi masyarakat," cetusnya. Terkait hal itu, Heroe mengkaitkan dengan pembangunan beberapa kampung wisata di Kota Yogyakarta. Ia mencontohkan seperti pengembangan wisata tama tirto wolulas yang ada di bantaran sungai gajah wong Giwangan. "Disana nantinya akan dilakukan pengembangan kampung wisata, secara fisik akan dibangun jalan pendestrian selebar tiga meter dari bendungan mrican hingga jembatan tegal gendu," terangnya. Namun Heroe berharap proses pembangunan fisik seperti ini harus bisa diikuti dengan pengembangan sektor ekonomi yang bisa meningkatkan kesejahteraan dan pendapatan warga setempat.
Senin 00/00/0000 00:00 WIB | oleh Warta
Pemkot Taken Mou Dengan PT Patrajasa
Untuk mendukung sentra ekonomi kreatif di Kota Yogya, Pemerintah Kota Yogya berkerjasama dengan PT. Patrajasa akan membangun Kota Yogya sebagai kawasan bisnis terintegrasi dengan cara membangun pusat ekonomi kreatif bagi pelaku UMKM di Kota Yogya yang berada dikawasan Baciro dengan luas 3,9 hektar. Didalam kawasan tersebut juga akan dibangun Convention Centre yang akan digunakan untuk layanan MICE (Meeting, Incentive, Convention, dan Exhibition). Convention Centre tersebut akan menjadi Convention Centre terbesar di Kota Yogya dengan kapasitas tampung mencapai 3000 orang. Dengan adanya pengembangan kawasan terpadu tersebut diharapkan masyarakat Kota Yogya dapat mengembangkan berbagai bisnis sehingga dapat menarik minat kunjungan wisatawan lokal hingga mancanegara. Dijumpai usai penandatangan Mou,Walikota Yogyakarta, Haryadi Suyuti, mengatakan jika Pemkot Yogya dalam membangun kawasan tersebut utamanya akan fokus pada pembangunan sentra ekonomi kreatif. "Kawasan ini diharapkan dapat menjadi wadah bagi proses pengembangan seni dan budaya masyarakat Kota Yogya dan dapat menjadi destinasi wisata baru bagi para wisatawan" katanya di Royal Ambarukmo Hotel, Jumat (22/2/2019). Sehingga, lanjutnya, dengan adanya kawasan tersebut dapat menunjang pertumbuhan pariwisata dan perekonomian di Kota Yogya. Ia pun menekankan dengan prinsip Gandeng Gendong, majunya pariwisata Kota Yogya tentunya harus memberikan manfaat langsung bagi warga Kota Yogya, bukan justru dinikmati masyarakat luar Yogyakarta namun masyarakat Kota Yogya pun harus merasakan manisnya iklim pariwisata yang semakin kompetitif. "Dengan dinamika pasar yang kian beragam serta tingkat kebutuhan masyarakat yang makin kompleks, maka semuanya harus berbenah dan menyesuaikan dengan kondisi yang ada". Imbuhnnya. (Han/Mil)
Senin 00/00/0000 00:00 WIB | oleh Warta
Cegah Korupsi, Pemkot Bakal Mengintegrasikan Sistem Informasi Manajemen
Demi mencipatkan sistem permintahan yang bersih, transparan dan akuntabel, Pemerintah Kota Yogyakarta akan mengintegrasikan sistem informasi manajemen. "Dengan data yang terintegrasi ini tentu akan lebih efisien," ucap Wakil Walikota Yogyakarta Heroe Poerwadi saat monitoring dan evaluasi KPK di Balaikota, Kamis (22/2/2019). Lebih lanjut Heroe menuturkan, nantinya semua sistem informasi mulai dari penyusunan perencanaan, pengawasan dan realisasi penggunaan anggaran tresebut. Dengan integrasi ini, pihaknya meminta seluruh Organisasi Perangkat Daerah (OPD) untuk bisa menyesuaikan dengan sistem yang baru. Karena menurutnya pasti akan ada perubahan sistem dan teknis. "Sistem yang nantinya berbentuk aplikasi ini diharapkan bisa memberikan data yang akurat dan mudah diakses untuk semua OPD," terangnya. Langkah tersebut, sambungnya, sudah tertuang dalam Peraturan Walikota Yogyakarta Nomor 30 Tahun 2018 yang mengatur rencana aksi pencegahan korupsi tahun 2018 hingga 2019. Sementara itu Satgas Pencegahan KPK Unit Koordinasi Wilayah DIY dan Jateng NTB Kunto Ariyawan menerangkan, aksi pencegahan korupsi di Pemerintah Kota Yogyakarta mencapai angka 66 persen. "Namun masih banyak beberapa hal yang perlu diperbaiki sehingga nilainya akan semakin baik," imbuhnya. Menurutnya hal terpenting yang harus diperbaiki adalah sistem informasi yang terintegrasi, mulai dari perencanaan, penganggaran, pengadaan dan pencatatannya. (Lorient Meyse Hidayanah)
Senin 00/00/0000 00:00 WIB | oleh Warta
Yogyakarta Tolak Politik Uang
Menjelang pesta demokrasi yang akan dilaksanakan 17 April 2019 mendatang, Kota Yogyakarta khususnya kecamatan Kraton mendeklarasikan gerakan AMPUH (Aksi Menolak Politik Uang, Ujaran Kebencian dan Hoax). Gerakan yang diinisiasi Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) Kota Yogyakarta itu pun mendapat dukungan Wakil Walikota Yogyakarta Heroe Poerwadi. "Ini adalah pernyataan sikap warga kecamatan Kraton untuk menghasilkan Pemilu yang bersih dan berkualitas," ucap Heroe Poerwadi saat deklarasi AMPUH di Alun Alun Selatan Kota Yogyakarta, Minggu (24/2/2019) pagi. Heroe menuturkan, penyakit terbesar dalam tubuh demokrasi di Indonesia adalah money politic, ujaran kebencian dan hoak. Untuk itulah, Ia menilai gerakan AMPUH sebagai wujud pernyataan sikap agar nantinya para pemilih berfikir ulang untuk melakukan hal itu. "Marilah kita jaga Pemilu ini sebagai bentuk demokratisasi di Indonesia," imbuhnya. Pihaknya pun mengajak warga Yogyakarta untuk tetap menjaga persatuan dan kerukunan. Ia meminta agar warga Yogyakarta tidak larut dan terpecah belah karena perbedaan pilihan. Menurutnya pemilih sekarang ini sudah cerdas, mereka mampu menilai kandidat yang benar-benar bisa dipercaya sebagai pilihannya. Yang terpenting menurutnya adalah bagaimana memberikan infromasi yang utuh kepada masyarakat tentang pemilu. Dalam kesempatan yang sama Ketua Bawaslu Kota Yogyakarta, Tri Agus Inharto mengatakan ujaran kebencian dan hoak tidak boleh terproduksi di Kota Yogyakarta. Oleh sebab itu, semangat yang dimulai dari Kecamatan Kraton harus ditularkan kecamatan lain. "Praktik politik uang, ujaran kebencian dan maraknya hoax hingga saat ini masih menjadi persoalan besar ditengah proses demokrasi di Indonesia," bebernya. Ia menuturkan, Politik uang merupakan sebuah kejahatan dalam demokrasi, sehingga sudah sepatutnya masyarakat menolak praktik kotor ini dan turut menjaga kualitas demokrasi agar lebih baik. "Dengan adanya politik uang, tidak menutup kemungkinan yang terpilih bukan lagi kandidat ideal, melainkan para kandidat yang melakukan pola transaksional untuk merebut suara dari masyarakat," jelas Tri Agus. Pihaknya berharao dengan adanya Kecamatan Ampuh membuat masyarakat semakin paham dan mengerti mengenai kepemiluan secara umum, dan berani melakukan langkah konkrit menolak politik uang serta berani melaporkan kepada Bawaslu Kota Yogyakarta apabila menemukan praktik politik uang.
Senin 00/00/0000 00:00 WIB | oleh Warta
Perpustakaan Masjid Kauman Sediakan 4000 Jenis Buku
Sejarah Islam mencatat bahwa masjid merupakan pusat perkembangan peradaban umat Islam. Salah satu kunci keberhasilan masjid sebagai pusat pengembangan peradaban adalah berfungsinya perpustakaan masjid. Perpustakaan masjid memiliki peran penting dalam mencerdaskan umat dan mewujudkan komunitas belajar (learning society). Salah satu ciri masyarakat belajar adalah masyarakat yang sadar informasi dan cerdas dalam memilih informasi, baik itu informasi popular, informasi keagamaan, maupun informasi ilmiah. Untuk itu perpustakaan masjid harus didukung oleh fasilitas yang memadai, seperti keragaman koleksi buku dan layanan pendukung yang memadai. Hal tersebut diungkapkan Wakil Walikota Yogyakarta, Heroe Poerwadi usai melantik pengurus Perpustakaan Masjid Gede Kauman, Minggu malam (24/2/2019) Menurutnya dengan munculnya perpuskaan-perpustakaan yang berbasis komunitas salah satunya perpustakaan masjid Gede Kauman memiliki arti penting bagi strategi jangka panjang pendidikan umat. Ia berharap agar para pengurus yang baru agar membuat program program yang menarik sehingga para pengunjung tidak berhenti untuk sekadar berkunjung ke perpustakaan, tapi bagaimana kegiatan-kegiatan di perpustakaan mampu menggerakkan masyarakat untuk berkarya, bertumbuh, bahkan memajukan literasi di Kota Yogyakarta. "Kedepan saya berharap peningkatan pemanfaatan perpustakaan perlu diintegrasikan dengan program-program di Masjid Gedhe Kauman agar semakin berdaya guna dan berhasil guna" katanya Ketua Perpustakaan Masjid Gedhe Kauman, Nana Yuliana, mengatakan beberapa program yang rutin dilakukan adalah kegiatan bedah buku, literasi tadarus, dan melakukan eksperimen seperti membuat robot sederhana dari sikat gigi, dan bimbel untuk anak-anak. Mulai tahun ini, lanjutnya, pengelola perpustakaan Masjid Kauman akan merangkul pemuda Kauman mulai dari siswa SMP dan SMA. Tentu saja bertujuan agar pengelolaan perpustakaan ini melibatkan warga setempat. Perpustakaan yang buka setiap hari Senin sampai hari Sabtu ini juga dilengkapi ruang kids corner, khusus untuk anak-anak belajar dan bermain. Selain itu, ada juga kegiatan perpustakaan keliling Kauman dengan sepeda hias, yang sebelumnya dilakukan dengan menggunakan gerobak. "Konsep yang digunakan dari sepeda hias ini, sepeda berjalan dan berhenti sekitar 15 sampai 20 menit di setiap RW-RW di seputaran Kauman Yogyakarta." ungkapnya. Saat ditanya tentang jumlah koleksi buku yang ada di perpustakaan tersebut, Ia mengungkapkan jika total koleksi buku di Perpustakaan Masjid Gedhe Kauman berjumlah sekitar 4.000 buah buku. "Jumlah itu termasuk 500 buah buku anak-anak yang kini seluruhnya dipindahkan ke dalam Kids Corner. Kami juga mendapat bantuan buku anak dari Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kota Yogyakarta, ujarnya. Bantuan tersebut itu, lanjutnya, berupa buku berbagai macam judul dengan total jumlah sekitar 100 buah buku. Berdasar data buku tamu di perpustakaan tersebut, rata-rata jumlah pengunjung sekitar 1.200 pengunjung perbulan. "Karena antusiasme anak-anak di lingkungan itu cukup tinggi, tak heran jika setengah dari total pengunjung tersebut merupakan anak-anak berbagai usia" katanya. (Han)
Senin 00/00/0000 00:00 WIB | oleh Warta
Deklarasi Kampung Panca Tertib di Kelurahan Cokrodiningratan
Deklarasi Kampung Panca Tertib hadir di Kelurahan Cokrodiningratan, Kecamatan Jetis, Minggu (24/2). Kegiatan ini menjadi awal yang baik dalam terbentuknya kampung panca tertib dengan kekuatan sosial dalam mewujudkan sebuah Kota yang berkemajuan, berdaya saing tinggi dengan berpijak pada nilai-nilai luhur keistimewaan. Pembentukan karakter disiplin dan tanggung jawab di suatu kampung merupakan hal yang sangat penting, karena tanpa karakter disiplin dan tanggung jawab seseorang akan dengan mudah melakukan sesuatu yang dapat merugikan diri sendiri dan orang lain. Pentingnya penguatan karakter disiplin ini berdasarkan pada alasan banyaknya kejadian perilaku menyimpang yang bertentangan dengan norma kedisiplinan. Ketua LPMK, Margono mengatakan, diharapkan kegiatan ini bukan hanya sebatas nama, namun dijalankan dengan sesuai kesepakatan bersama. "Jangan sampai keghiatan ini tinggal nama saja, suatu perjlananan baru saja dimulai dan banyak kegiatan yang harus diselesaikan" katanya. Margono menambahkan, banyaknya dukungan masyarakat sangat diperlukan guna kelancaran kegiatan yang sudah disepakati bersama. "Struktur panca tertib meminta dukungan masyarakat untuk mematuhi peraturan dan kita sepakati bersama" ungkapnya. Selain itu, dalam kesempatan ini, Wakil Walikota Yogyakarta, Heroe Poerwadi mengatakan senang atas terciptanya kampung tertib dari segi tertib masyarakat dan program-program yang akan di canangkan. "Sungguh membahagiakan bagi kami bahwa mayarakat Kota Yogyakarta memiliki dan motivasi yang tinggi dalam mewujudkan kampung yang maju, tertib, sejahtera dan mandiri, hal ini terlihat dari antusiasme serta peran aktif dalam mendukung program-program tematik dari pemerintah" ungkapnya. Heroe Poerwadi mengatakan, Pemerintah terus menerima masukan, saran, kritikan yang membangun demi sempurnanya pelayanan untuk masyarakat Kota Yogyakarta. "Atas nama Pemerintah Kota Yogyakarta, kami sampaikan terima kasih kepada para pengurus dan kampung Panca Tertib. Untuk itu kami senantiasa mohon masukan, saran, kritikan membangun demi sempurnanya pelayanan serta memperbaruhi program-program agar lebih adaptif terhadap tuntutan masyarakat" katanya. Heroe Poerwadi menambahkan kegiatan ini mampu menjadikan kampung ini lebih efektif dan disiplin dalam menjalankan Program-programnya. "Saya berharap sarasehan ini dapat menjadi sarana melihat sejauh mana efektifitas penanaman kedisiplinan warga melalui Kampung Panca Tertib" ungkapnya. (Hes)
Senin 00/00/0000 00:00 WIB | oleh Warta
Purbayan Jadi Sasaran Program TMMD 2019
Wakil Walikota Yogyakarta, Heroe Poerwadi mengaku sangat mengapresiasi atas terlaksananya kegiatan TNI Manunggal Membangun Desa (TMMD) Kodim 0734/Yogyakarta di Kelurahan Purbayan Kecamatan Kotagede Kota Yogyakarta, sebab melalui kegiatan ini percepatan pembangunan akan segera tercapai khususnya pembangunan di daerah pinggiran. Menurutnya, apa yang telah dilaksanakan dalam TMMD sudah sejalan dengan apa yang menjadi program pembangunan Pemerintah Kota (Pemkot) Yogyakarta, yaitu untuk mengentaskan kemiskinan. Wawali menjelaskan jika sasaran fisik TMMD kali ini diprioritaskan pada pembangunan infrastruktur, sarana dan prasarana, serta fasilitas umum yang menjadi kebutuhan masyarakat. "Pada TMMD kali ini sasaran kegiatan fisik berupa pemasangan pavling blok sepanjang 186m x 3m, rehap balai RW, Rehap 5 rumah warga, dan pembuatan MCK" kata Wawali usai membuka program TMMD Sengkuyung tahap I tahun 2019 di lapangan karang, Selasa (26/2/2019). Sementara untuk sasaran non fisik, lanjutnya, dilaksanakan dengan penyuluhan tentang penyakit masyarakat dan narkoba, sosialisasi bela negara dan cinta tanah air, sosialisasi tentang kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) serta sosialisasi menangkal radikalisme yang bertentangan dengan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945. Wawali melanjutkan, sebagaimana sesuai dengan program gandeng-gendong, pihaknya berharap, program tersebut merupakan upaya bersama dalam menyelesaikan yang menjadi pokok masalah di lingkungan setempat. "Kegiatan ini merupakan wujud sinergitas masyarakat, Pemerintah, TNI dan Polri dalam upaya meningkatkan kualitas kehidupan masyarakat dengan agenda-agenda pembangunan yang bermuara pada peningkatan kesejahteraan sosial, pendidikan, kesehatan, sanitasi, dan keberdayaan bagi masyarakat Kota Yogyakarta" ujarnya. Ia menambahkan, Pemkot Yogya tidak akan lepas tangan, tetapi bersama-sama warga menjaga, memelihara maupun meneruskan program-program yang belum selesai. Kami atas nama Pemkot mengucapkan terimakasih kepada jajaran TNI Kodim 0734 beserta seluruh jajarannya yang ikut dalam proses TMMD, katanya. Pada kesempatan tersebut, Wawali juga berkunjung kebeberapa rumah warga yang menjadi sasaran lokasi program TMMD di wilayah Purbayan. (Han)
Senin 00/00/0000 00:00 WIB | oleh Warta
Yogyakarta Siapkan Alat Pengukur Kualitas Udara
Merespon efek perubahan iklim yang berdampak pada kualitas udara, Pemerintah Kota Yogyakarta melalui Dinas Lingkungkan Hidup menyiapkan alat pengukur kualitas udara atau air quality monitoring system (AQMS). Alat yang diharapkan bisa mengetahui kualitas udara secara real time itu merupakan bantuan dari Kementerian Lingkungan Hidup yang akan diberikan kepada Kota Yogyakarta. "Kita sedang dalam tahapan MOU, setelah itu baru nanti kita bisa putuskan alat tersebut akan diletakkkan dimana," ucap Kepala Dinas Lingkungan Hidup Suyana saat Workshop Proklim di Balaikota Yogyakarta, Selasa (26/2/2019) pagi. Suyana menyebut, alat tersebut nantinya akan bekerja secara otomatis dan real time sehingga masyarakat pun bisa mengetahui langsung bagaimana kondisi udara di Yogyakarta saat itu juga. "Mungkin indikatornya nanti menggunakan lampu berwarna, seperti traffic light, sehingga kita mudah membacanya tidak perlu dengan angka-angka," urainya. Meski begitu, Suyana mengaku tidak menutup kemungkinan alat tersebut akan dikombinasikan dengan program smart city. Sehingga kedepan kualitas udara bisa dipantau langsung oleh mayarakat melalui smartphone. Pihaknya juga menyinggung efek perubahan iklim bagi kota Yogyakarta, ,menurutnya efek perubahan iklim di Yogyakarta sudah perlu diwaspadai mengingatkan sejumlah indikator yang telah terjadi belakangan ini. "Banyak indikatornya, gelombang tinggi di pantai parangtritis, angin putting beliung, dan merebaknya malaria di Kulonprogo adalah sebuah indikator yang harus kita waspadai," cetusnya. Untuk itulah program kampung iklim menjadi salah satu solusi untuk mengatasi masalah tersebut, Ia juga meminta kepada masyarakat untuk berpartisipasi aktif membendung perubahan iklim yang kini sedang terjadi. Salah satunya hal yang paling mudah dilakukan menurut suyana adalah dengan mengendalikan sampah di tingkat masyarakat. Karena, masih menurut Suyana, gas metan yang dihasilkan sampah lebih berbahaya bagi perubahan iklim. "Dengan program kampung iklim ini diharapkan kampung tidak hanya tangguh bencana saja tapi juga tangguh terhadap perubahan iklim," tandasnya. Dalam kesempatan yang sama, Sekretaris Daerah Kota Yogyakarta Titik Sulastri mengapresiasi Program Kampung Iklim di Kota Yogyakarta. "Dampak dan ancaman perubahan iklim global telah diakui sebagai ancaman terhadap lingkungan, sosial dan ekonomi masyarakat," ucapnya. Menurutnya perubahan iklim tidak lagi semata persoalan lingkungan hidup namun juga terkait dengan strategi pembangunan sehingga akibatnya akan berpengaruh sampai pada stabilitas ekonomi, sosial dan politik negara, regional serta global. "Beberapa upaya yang telah ditempuh Pemerintah Kota Yogyakarta melalui instansi terkait sebagai respon terhadap perubahan iklim adalah Uji Emisi, Pemeriksaan Kualitas Udara Ambien, Melaksanakan Penghijauan, Pengurangan Volume Sampah, Pembuatan Biopori dan lainnya," jelasnya.
Senin 00/00/0000 00:00 WIB | oleh Warta
Kelurahan Sosromenduran Hadirkan Rangkaian Kuliner dan Handcraft
Festival Kuliner dan Handcraft ini dilaksanakan dalam rangka meningkatkan potensi pariwisata yang ada di Kota Yogyakarta, khususnnya Kelurahan Sosromenduran, Kecamatan Gedongtengen. Wakil Walikota Kota Yogyakarta, Heroe Poerwadi dalam kesempatan kali ini ikut serta sekaligus meninjau stand yang dijajakan oleh setiap peserta. Menurut Wakil Walikota Kota Yogyakarta, Heroe Poerwadi kegiatan ini diikuti oleh warga kampung dari setiap Kelurahan di Sosromenduran. "Semua kampung berpartisipasi dalam kegiatan Festival Kuliner dan HandCraft" kata Edi, selaku ketua panitia, Rabu (27/2/2019). Pemkot Yogya mendukung acara Festival kuliner yang dilaksanakan oleh kelurahan Sosromenduran, tak lain untuk menunjukkan potensi masing-masing kampung, yang semuanya dapat dikembangkan menjadi ekonomi kreatif. Festival kuliner ini juga menunjukkan kepada masyarakat, jika warga masyakrakat antusias dalam program Gandeng Gendong, yang mana meningkatkan potensi-potensi yang ada di setiap wilayah di Kota Yogyakarta. "Kita bersama sama gelar potensi yang ada di Sosromenduran, untuk bagaimana masyarakat mampu mengakses kesempatan untuk meningkatkan pendapatannya,ini adalah bagian dari upaya kita dalam meningkatkan potensi yang dihasilkan oleh masyarakat." Sambutnnya. Festival Kuliner ini menampilkan makanan dan juga kerajinan tangan dari masing-masing kampung. Seperti kue tradisional yakni bubur sumsum dan masih banyak lagi. Sementara kerajinan tangan yang di pamerkan sepert kalung, kerajinan perca dan masih banyak lagi pernak pernik yang lain. Ia sangat mengapresiasi kegiatan ini karena hasilnya dapat membudidayakan masyarakat dan meningkatkan kreatifitas di wilayah sosromenduran. "Kita dorong agar kita semua mampu memberi layanan pada masyarakat dan wisatawan dan hasilnnya dapat dinikmati oleh warga masyarakat, saya mengapresiasi kegiatan ini dan nantinnya mampu dikemas dengan lebih baik lagi bagamana agar ini dapat membuka akses untuk mereka dapat menjual dengan lebih baik " Imbuhnnya. Selain festival kuliner, kegiatan ini juga menampilkan beberapa hasil kerajinan tangan seperti barongsai, kalung dan pernak pernik lainnya. Harapannya kegiatan ini mampu memotivasi warga untuk terus membuat produk yang lebih menjual, merencanakan packaging dan pemasarannya dengan baik. (Hes/Mil)
Senin 00/00/0000 00:00 WIB | oleh Warta
Pemkot dan UGM Bangun Komitmen Wujudkan Sungai Sehat
Pemerintah Kota Yogyakarta membangun komitmen dengan Universitas Gadjah Mada melalui Fakultas Teknik untuk menyiapkan teknologi untuk mewujudkan sungai yang sehat di Kota Yogyakarta. "Ini merupakan perhatian besar Universitas Gadjah Mada terhadap masa depan sungai di Kota Yogyakarta," ucap Walikota Yogyakarta Haryadi Suyuti saat Sarasehan Srawung Kali di Fakultas Teknik Universitas Gadjah Mada, Rabu (27/2/2019). Teknologi tersebut diharapkan bisa memberikan solusi bagi permasalahan sungai agar sungai bisa memberikan manfaat bagi masayarakat. Pihaknya menyebut, Sungai merupakan salah satu bentuk wajah Kota Yogyakarta yang masuk dalam isu strategis yang menjadi fokus pembangunan Kota Yogyakarta. Namun sungai harus dijaga agar tidak tercemar dengan sampah, baik sampah rumah tangga dan sampah industri yang datang dari sekitaran sungai. "Penting bagi masyarakat dan Pemerintah tentunya untuk menjaga kebersihan sungai sehingga sungai dapat dikembangkan secara maksimal sebagai objek wisata misalnya, terutama tiga sungai besar Winongo, Code, dan Gajahwong," sambung Haryadi. Ia mengaku teknologi memiliki peran sangat penting untuk memelihara sekaligus membangun sungai yang bersih dan sehat. Namun meski begitu, Ia menyebut membangun kesadaran masyarakat merupakn hal yang tidak kalah penting. "Tapi yang paling penting disini adalah membangun kesadaran sosial masyarakat untuk menjaga sungai. Jangan buang sampah di sungai," jelasnya. Masyarakat itu berprinsip proofing is believing. Jadi apabila masyarakat merasakan manfaatnya, dengan begitu program akan lebih mudah diduplikasikan. "Tugas kita bersama adalah menyadarkan masyarakat untuk peduli terhadap sungai sekaligus mendorong agar masyarakat bisa merasakan manfaat dari program tersebut" imbuhnya. Terkait dengan kondisi sungai di Kota Yogyakarta, Pihaknya mengaku telah melakukan banyak terobosan seperti dengan program M3K atau Mundur, Munggah, Madep Kali. "Mengaplikasikan program M3K tidak mudah, membutuhkan kerjasama dan komitmen warga masyarakat," terangnya. Sementara itu Dekan Fakultas Teknik UGM Prof. Ir. Nizam, M.Sc., Ph.D menegaskan bahwa UGM memiliki kepedulian terhadap keberlangsungan sungai di Wilayah Yogyakarta. "Semoga diawali dengan sarasehan ini nantinya bisa menghasilkan program yang bagus untuk nantinya bisa memberikan solusi terhadap pegelolaan sungai di Yogyakarta," ujarnya. Pihaknya mengaku ingin bersinergi dengan komunitas dan masyarakat yang mengetahui langsung kondisi sungai sehingga pihaknya bisa mengetahui apa kebutuhan teknologi yang bisa diberikan. (Lorient Meyse Hidayanah)
Senin 00/00/0000 00:00 WIB | oleh Warta
Yogyakarta Dorong Serangan Umum 1 Maret Diperingati Secara Nasional
Hari ini tepat 70 tahun terjadinya Serangan Umum 1 Maret 1949, Griliya penentu kedaulatan bangsa Indonesia yang terjadi di Yogyakarta itu dinilai layak menjadi hari besar nasional yang diperingati secara serentak. Wakil Walikota Yogyakarta Heroe Poerwadi menilai Peristiwa Serangan Umum 1 Maret 1949 sebagai tonggak penting bagi tegaknya Kedaulatan Negara Kesatuan Republik Indonesia. "Peristiwa Serangan Umum 1 Maret 1949 adalah tonggak penting bagi bangsa kita ini, sehingga sudah selayaknya peristiwa ini nantinya bisa diperingati secara nasional," ucap Heroe Poerwadi usai mengikuti upacara peringatan Serangan Umum 1 Maret 1949 di kawasan Amplaz monumen Serangan Umum 1 Maret 1949 di Yogyakarta, Jum"at (1/3/2019) pagi. Heroe menyebut dalam satu tahun terakhir ini memang telah ada beberapa yang mencoba mendorong agar Serangan Umum 1 Maret 1949 bisa menjadi hari nasional dan diperingati secara serentak. "Seperti tahun kemarin dan sekarang sudah didorong, dalam pelaksanaannya juga sudah banyak melibatkan pihak tidak hanya lingkup DIY dan sempat akan dilaksanakan secara nasional," jelasnya. Pihaknya berharap kedepan Serangan Umum 1 Maret 1949 bisa menjadi hari nasional dan bisa diperingati secara serentak. Hal itu penting, karena menurutnya semua anak bangsa harus tahu tentang peristiwa tersebut. "Kalau tidak ada peritiwa Serangan Umum 1 Maret 1949 kita tidak tahu apakah bangsa kita sudah bisa seperti saat ini," ujarnya. Serangan ini dilakukan secara tepat, karena saat itu Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) hampir memberikan kesempatan Belanda untuk kembali menjajah bangsa Indonesia. Namun karena ada peristiwa tersebut PBB mengurungkan niatnya. "Artinya saya kira ini adalah bagian puncak prestasi diplomasi Indonesia yang seiring antara perjuangan peperangan dan diplomasi menyatu dalam Serangan Umum 1 Maret yang terjadi di Yogyakarta," tandasnya. Inilah, sambung Heroe, yang menjadi bagian penting yang harus dipahami tentang peran strategis peperangan di lapangan dan persidangan PBB yang berjalan seiring. Sementara itu untuk memperingati Serangan Umum 1 Maret 1949 Benteng Vredeburg menggelar Pameran Temporer mulai tanggal 1- 3 Maret 2019 dengan mengangkat tema Dari Jogja RI Berdaulat. Pameran ini menyajikan benda-benda koleksi museum yang bercerita tentang terjadinya Serangan Umum 1 Maret 1949. (Tam)
Senin 00/00/0000 00:00 WIB | oleh Warta
Wawali Resmikan Pembangunan SD Muhammadiyah Giwangan
Pembangunan SD Muhammadiyah Giwangan resmi dimulai. Peresmian SD yang berada di Ponggalan Giwangan ini dilakukan langsung oleh Wakil Walikota Yogyakarta Heroe Poerwadi, Minggu (3/3/2019). Saat ini jumlah SD yang ada di Kelurahan Giwangan ada 4 yakni, SDN Mendungan 1, SDN Mendungan 2, SDN Giwangan dan SD IT Bina Anak Sholeh, dan dengan di dirikannya SD Muhammadiyah Giwangan akan menjadi SD yang kelima. "Semoga hadirinya SD Muhammadiyah Giwangan ini dapat mempermudah dan mendekatkan akses masyarakat untuk mendapat pelayanan pendidikan yang baik, dan pada gilirannya akan mendukung terwujudnya pendidikan berkualitas di Kota Yogyakarta," ucap Heroe Poerwadi. Pihaknya berharap gedung yang akan terbangun ini nantinya senantiasa dipelihara dan dipergunakan sebaik-baiknya dalam rangka membentuk sumber daya manusia yang seimbang antara IQ, EQ dan SQ. Dengan demikian, masih kata Heroe, anak didik dapat lebih menghargai nilai-nilai kehidupan antara lain terlihat dari bagaimana mereka menghargai kebersihan dan kesehatan lingkungannya. "Dan semoga dari sekolah ini dapat lahir manusia-manusia handal untuk membangun bangsa," imbuhnya. Heroe pun mengapresiasi Muhammadiyah yang telah dinilainya berhasil dalam mewujudkan fasilitas pendidikan. Ia menilai Muhammadiyah sebagai organisasi Islam sejak awal berdiri memiliki komitmen yang teguh dalam mencerdaskan kehidupan bangsa melalui jalur pendidikan. "Hingga saat ini lembaga pendidikan yang dimiliki Muhammadiyah terus berkembang dan bertambah baik secara kuantitas maupun kualitas," sambung Heroe. Dalam kesempatan yang sama Pimpinan Daerah Muhammadiyah Kota Yogyakarta Arif Madani membenarkan hal tersebut. Ia mengklaim Muhammadiyah terus berupaya untuk meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia dengan menyediakan fasilitas pendidikan yang mewadai dan mudah diakses. "Jumlah Sekolah Dasar Muhamadiyah di Kota Yogyakarta sebanyak 35 sekolah tersebar di 14 kecamatan, dan tiap sekolah memiliki keunggulan masing-masing," urainya. Sebagai contoh, lanjutnya, salah satu Sekolah Dasar Muhammadiyah di Kota Yogyakarta pada tahun 2018 memperoleh penghargaan 57 medali tingkat internasional, tentunya hal ini menjadi kebanggaan bagi kita semua dan semoga dapat menginspirasi bagi sekolah-sekolah yang ada di Kota Yogyakarta. "Semoga dengan lahirnya SD Muhammadiyah Giwangan ini , prestasi dan kualitas pendidikan khususnya di Kota Yogyakarta akan semakin meningkat," imbuhnya.
Senin 00/00/0000 00:00 WIB | oleh Warta
Pelatihan Manajemen Masjid, Jadikan Tempat Ibadah Sebagai Pusat Pemberdayaan Umat
Ratusan pengurus masjid se Indonesia antusias mengikuti pelatihan manajemen masjid yang berlangsung di Aula Masjid Jogokaryan, Sabtu Malam (2/3/2019). Pelatihan tersebut diselenggarakan atas kerjasama Bank BNI Syariah dan Pemerintah Kota Yogya. Pelatihan yang diikuti lebih dari 60 peseta ini dibuka oleh Walikota Yogyakarta, Haryadi Suyuti. Pada kesempatan tersebut Ia menjelaskan arti pentingnya pemahaman pengurus dalam mengelola Masjid sebagai rumah ibadah di tanah air yang telah menunjukkan peran yang cukup besar dalam pembinaan umat. Melalui masjid, umat mendapatkan tempaan Ruhiyah dan Intelektual sehingga memiliki kekuatan aqidah dan pengetahuan agama yang cukup luas. Dalam konteks ini, masjid sebagai pusat pembinaan umat harus dikelola dengan baik dan profesional, katanya. Pengelolaan masjid yang profesional, lanjutnya, yakni menjadikan masjid sebagai pusat kegiatan pembinaan keumatan tidak hanya dari segi spritual saja, tetapi juga segi syariah dan segi ekonomi syariah. Sudah seharusnya masjid bisa lebih dikembangkan menjadi madrasah, tempat konsultasi hukum Islam, dan tempat yang bisa meningkatkan ekonomi atau pusat bisnis, katanya. Walikota berpesan kepada para peserta untuk bisa menerapkan pengelolaan masjid secara profesional sehingga bisa menghilangkan stigma masjid hanya untuk tempat beribadah. Pada kesempatan tersebut para peserta diberikan pengetahuan tentang cara mendorong kemakmuran masjid dan memberikan manfaat pada jamaah.(Han)
Senin 00/00/0000 00:00 WIB | oleh Warta
Seminar Nasional DBD Dalam Perspektif Sistem Kesehatan
Seminar Nasional ini merajuk tema Demam Berdarah Dengue dalam Perspektif Sistem Kesehatan yang dilaksanakan di Auditorium Lt.8 Gd Pascasarjana Tahur Foundation FK-KMK UGM, Kota Yogyakarta. Acara ini dihadiri oleh Wakil Walikota, Heroe Poerwadi yang juga sebagai narasumber pada seminar nasional yang diadakan oleh pihak FK-KMK UGM. Kegiatan ini guna mempengaruhi dan memberikan wawasan kepada seluruh masyarakat dan khususnya mahasiswa dan dosen di FK-KMK UGM agar lebih memahami DBD dalam Perspektif di Sistem Kesehatan. Dalam kesempatan kali ini Wakil Walikota, Heroe Poerwadi mengatakan, dengan adanya seminar ini mampum memonitor kesehatan di masyarakat. "Dengan adanya ini kita sebagai masyarakat luas mampu berfikir bagaimana kita memonitor kesehatan masyarakat. Tak hanya itu Pemerintah Kota Yogyakarta juga memonitor perkembangan DBD di wilayah Kota Yogyakarta. Kita juga memberikan cadangan pada titik tertentu karena BPJS tidak semuanya mengcover" ungkapnya. Upaya yg dilakukan Pemerintah Kota dalam meminta perkembangan penyakit yg ada di masyarajat perbulannya mampu memberikan nilai yang baik untuk selalu di tanggapi dan diberikan arahan dalam pemberantasan terutama DBD yang saat ini memiliki jumlah yang cukup signifikan di Kota Yogyakarta. Untuk DBD perminggunya dilakukan pencegahan, pemberantasan jentik di wilayah Kota Yogyakarta sejak menjelang musim penghujan. Maka dari itulah menurut Heroe Poerwadi mengatakan, satu rumah satu jumatik. "Dalam pencegahan DBD diberikan Relawan yang ada di masyarakat, yang nantinya dibiayain BPBD atau instansi yang lain. Yaitu menanamkan satu rumah satu jumantik" ujarnya. Dengan begitu, peran serta masyarakat untuk ikut serta secara konsisten menjaga lingkungannya tidak terjangkit dengue memang masih sulit. Berbagai terobosan oleh pemerintah seperti gerakan 3M plus, jumantik dan sebagainya telah lama beredar. Meskipun terdapat penelitian dan alat bantu terbaru untuk mengendalikan penyakit dengue, semua pencegahan harus dilakukan bersama-sama oleh masyarakat maupun para ahlinya. Metode pengendalian vektor yang konvensional juga harus tetap dilakukan untuk mencapai efek pengendalian vektor yang optimal. (Hes)