Senin 00/00/0000 00:00 WIB | oleh Warta
36 Bumil Ikut Penilaian Ibu Hamil Sehat Tingkat Kota, Bumil Tri Astuti Wulandari Raih Juara I
Sejumlah 36 ibu hamil perwakilan dari 18 Puskesmas sekota Yogyakarta mengikuti lomba penilaian ibu hamil sehat tingkat kota Yogyakarta. Penilaian Bumil Sehat yang baru pertama kali diadakan oleh Dinas Kesehatan Kota Yogyakarta itu bertujuan untuk meningkatkan kesadaran dan kepedulian serta perhatian ibu hamil, keluarga dan masyarakat dalam mewujudkan ibu hamil yang sehat sehingga melahirkan generasi hebat. Bumil Tri Astuti Wulandari dari Karangwaru Tegarejo ditetapkan sebagai Juara I dan Bumil Ani Purwaningsih dari kelurahan Wirogunan Mergangsan dan Dewi Wiranti dari Tahunan Umbulharjo, masing-masing menjadi juara II dan III. Sedangkan juara harapan I diraih oleh bumil Finda Astriyani (Bener, Tegalrejo) dan bumil Andri Listiyowati (Pakuncen, Wirobrajan). Para pemenang mendapat hadiah trhopy dan bingkisan yang diserahkan oleh Drg. Soetji Heroe Poerwadi . Kepala Dinas Kesehatan Kota Yogyakarta dr. Fita Yulia Kisworini melaporkan bahwa substansi penilaian terdiri dari umur ibu hamil, status kesehatan, jarak kehamilan, Tinggi Fundus Uteri (TFU), Lingkar Lengan Atas (Lila), kadar hemoglobin dan status imunisasi TT. Selain itu, ketepatan pemeriksaan K1-K4, ANC Terpadu, Pengetahuan tentang Buku KIA, KB, kesehatan gizi, kesehatan gigi, kesehatan umum, PKK dan psikologi. Para ibu hamil dijuri oleh dokter spesialis obstetri gynekologi dari RSUP Dr, Sarjito dan RS. Pratama Kota Yogyakarta. Tim juri lainnya berasal dari berbagai latar keahlian seperti psikolog, dokter umum, dokter gigi, bidan, nutrionis dan TP. PKK kota Yogyakarta. Penjurian dilaksanakan di Rumah Sakit Pratama Kota Yogyakarta, Jalan Kolonel Sugiyono . Drg. Soetji Heroe Poerwadi mengapresiasi kegiatan yang bersinggungan dengan ibu hamil. Soetji berharap para ibu hamil perwakilan dari 18 Puskesmas itu menjadi pelopor dan inspirator serta acuan bagi para ibu hamil lain di wilayah. Sosetji juga berharap kegiatan lomba ibu hamil sehat ini ke depan dapat menekan angka kematian ibu hamil yang melahirkan. Menurutnya,ada dua faktor yang berkontribusi terhadap kematian ibu hamil yani langsung dan tidak langsung. Penyebab langsung yang biasa terjadi adalah faktor yang berhubungan dengan komplikasi kehamilan, persalianan dan nifas seperti pendarahan preeklampsia dan eklampsia, infeksi persalianan macet dan abortus. Sedangkan penyebab yang tidak langsung adalah faktor yang memperberat keadaan hamil seperti empat Terlalu : terlalu muda, terlalu tua, terlalu sering dan terlalu dekat jarak kehamilan. Selain itu juga dipengaruhi oleh Tiga Terlambat yakni terlambat mengenali tanda bahaya dan mengambil keputusan, terlambat mencapai fasilitas kesehatan, dan terlambat dalam penangan kegawatdaruratan. "Oleh karena itu, Soetji berharap peran serta suami, keluarga dan masyarakat untuk menjaga kesehatan ibu hail menjadi sangat penting dan sangat dibutuhkan. Upaya upaya melalui program perencanaan persaliann dan pencegahan komplikasi (P4K), Suami Siaga, Kelas Ibu, kelompok Pendamping Ibu dan gerakan sayang ibu sangat diperlukan," ujar Soetji. Upaya seperti itu, dikatakan perlu mendapat dukungan sampai tingkat kecamatan dan kelurahan. "Semoga dengan ibu hamil sehat, lahir pula generasi hebat untuk kesejahteraan masyarakat kota Yogyakarta," harap Isteri Wakil Walikota itu. Sementara itu, Tri Mardoyo, S.KM Kepala Bidang Bidang Kesehatan Masyarakat Dinas Kesehatan mengatakan kegiatan yang baru pertama kali digelar di Kota Yogyakarta ini akan terus digelar pada tahun tahun mendatang. Hal ini untuk memberi motivasi kepada para ibu hamil agar tetap menjaga kesehatannya saat masa kehamilan. (@mix)
Senin 00/00/0000 00:00 WIB | oleh Warta
Walikota Berharap Pengurus Baru KONI Yogyakarta Cetak Prestasi Atlet
Pengurus Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Kota Yogyakarta masa bakti 2018- 2022 resmi dilantik hari ini, Selasa (6/3). Pelantikan dilakukan ketua umum KONI DIY, Triyandi Mulkan di Ruang Bima Balaikota Yogyakarta. Kepengurusan KONI Kota Yogyakarta 2018-2022 diketuai Tri Djoko Susanto menggantikan R Santoso berdasarkan hasil Musyawarah Olahraga Kota (Musorkot) KONI Kota Yogyakarta pertengahan januari lalu. Walikota Yogyakarta Haryadi Suyuti mengaku berharap banyak dengan kepengurusan baru ini. Ia pun meminta kepengurusan KONI 2018-2022 mampu mendorong atlet mencetak prestasi. Ia pu meminta agar pengurus aktif melakukan talent scouting (Pencarian Bakat-red). "Jangan ragu untuk melakukan blusukan, karena saya yakin potensi atlet-atlet berbakat terpendam sangat banyak dan berlimpah," tandasnya. Menyinggung PORDA DIY ke-XV yang akan digelar di Kota Yogyakarta 2019 mendatang, Haryadi mengaku berharap Kota menjadi juara umum, namun ia juga mengingatkan bahwa juara umum bukanlah tujuan tapi sasaran. "Siapakan saja segala sesuatunya dengan baik agar menjadi yang terbaik di ajang PORDA DIY ke-XV 2019 nanti," ucapnya. Untuk itulah Haryadi meminta KONI Kota Yogyakarta untuk mempersiapkan atlet-atlet lebih dini, lebih terarah program latihan serta rencana kegiatannya. Selain itu, Walikota juga menyoroti persiapan fisik menjelang KONI 2019 mendatang. Ia mengaku ingin segera memiliki venue olahraga alias GOR untuk kegiatan olahraga di Kota Yogyakarta. "Kami memang sudah berencana untuk membangun venue, semoga saja segera terwujud langkah tersebut," imbuhnya. Dalam kesempatan yang sama, Ketua Umum KONI DIY Triyandi Mulkan meminta agar pengurus baru KONI Kota Yogyakarta untuk selalu menjaga soliditas sekaligus terus melakukan koordinasi dengan KONI DIY. Ia juga meminta pengurus baru untuk membuat program kerja yang sistematis dan mampu dilaksanakan dengan baik daripada berlebihan namun tidak terlaksana. "Tidak perlu muluk-muluk, bikin saja yang paling sederhana tapi benar-benar bisa dilaksanakan," tegasnya. Lebih jauh, Triyandi Mulkan mengingatkan agar para pengurus mampu mengurangi pelanggaran ADART organisasi. "Mantabkan program dan jaga nama baik olahraga," imbuhnya. Dalam kesempatan tersebut juga dilakukan launching website terbaru KONI Kota Yogyakarta dengan alamat http://koni.jogjakota.go.id/. (Tam)
Senin 00/00/0000 00:00 WIB | oleh Warta
100 pelaku UKM di sepanjang Winongo dapatkan P-IRT Gratis
Pemkot Yogyakarta melalui Dinas kesehatan menyelenggarakan Penyuluhan Keamanan Pangan di Kecamatan Tegalrejo Yogya pada hari senin (5/3). Penyuluhan diikuti oleh 100 peserta yang berada di sekitar kawasan Kali Winongo. Kegiatan ini adalah salah satu rangkaian kegiatan di tahun 2018. Dalam pelaksanaannya ditujukan untuk pendekatan dan mencegah atau menjamin keamanan bahan pangan dengan baik. Pelatihan ini memberikan peluang bagi sumber daya manusia (SDM) agar memperoleh produk pangan yang bermutu dan aman, bahkan bisa dikembangkan menjadi UMKM. Diperlukannya suatu penyuluhan bahan pangan untuk melindungi kesehatan masyarakat dan peningkatan kesejahteraan. Kegiatan ini juga berisi landasan hukum bagi pengaturan, pembinaan dan pengawasan terhadap kegiatan produksi, peredaran dan perdagangan pangan. Dalam undang-undang nomor 36 tahun 2009 tentang kesehatan pengamanan makanan dan minuman, produk yang diproduksi harus menjamin agar aman bagi masyarakat yang menikmati makanan tersebut. Wakil Walikota Heroe Poerwadi mengatakan penyuluhan ini diharapkan bagi pembuat dan masyarakat bisa memilih, mengolah dan menyuguhkan makanan yang sehat dan aman untuk dikonsumsi oleh masyarakat. "diharapkan supaya penjualan secara legal, agar bapak ibu nanti terpenuhi standar makanan, cara mengolah, dan mengelola lingkungan. Agar yang di makan dan diolah makanannya menyehatkan" ucapnya. Pembuatan bahan dan kemasan pangan yang tepat mampu mewadahi dan melindungi pangan dengan baik. Selain bahan dan kemasan dalam memproduksi dan mempromosikan produk dibutuhkan penampilan pada kemasan yang menarik serta dalam lebel yaitu Pangan Industri Rumah Tangga (P-IRT) harus memenuhi peraturan yang berlaku. Heroe Poerwadi menegaskan dalam proses kegiatan ini didukung bagi semua yang terlibat dan mampu mengembangkan kualitas pangan didaerahnya. "saya berharap nanti semua yang kita lakukan mendapatkan dukungan oleh semuanya, semakin lama semakin bagus kualitasnya" katanya. (Hes)
Senin 00/00/0000 00:00 WIB | oleh Warta
Heroe Poerwadi Pimpin Kakwarcab Pramuka Yogyakarta
Wakil Walikota Yogyakarta Heroe Poerwadi terpilih secara aklamasi sebagai Ketua Kwartir Cabang (Kakwarcab) Gerakan Pramuka Yogyakarta masa bakti 2015 " 2020 melalui Musyawarah Cabang Luar Biasa Kwartir Cabang Gerakan Pramuka Kota Yogyakarta di Ruang Bima Balaikota Yogyakarta, Jum"at (2/3). Heroe Poerwadi, terpilih menggantikan Ketua Kwartir Cabang (Kakwarcab) Gerakan Pramuka Yogyakarta yang sebelumnya dijabat Ahmad Fadli, yang telah mengundurkan diri karena terikat dengan tanggung jawab lain. "Pramuka sebagai gerakan kepanduan menjadi pondasi dan pijakan yang kuat agar pembangunan sumber daya manusia dapat berjalan bersama seimbang dengan pembangunan fisik," ucap Heroe disela-sela pelantikan Ketua Kwartir Cabang (Kakwarcab) Gerakan Pramuka Yogyakarta. Ia menegaskan, gerakan pramuka masih sangat relevan dengan perkembangan zaman karena kepramukaan adalah sistem pemberdayaan kepanduan yang disesuaikan dengan keadaan, kepentingan dan perkembangan masyarakat dan bangsa Indonesia. "Yang sasaran akhirnya adalah pembentukan watak, akhlak dan budi pekerti luhur," imbuhnya. Gerakan Pramuka, lanjut Heroe, adalah wadah dan sarana mencerdaskan kehidupan bangsa. yang bertujuan untuk membentuk sumber daya manusia berkarakter, menanamkan semangat kebangsaan dan membekali ketrampilan yang kelak akan berguna dalam kehidupannya. Mengingat hal tersebut, Heroe menegaskan pentingnya manajemen tata laksana kepengurusan. Dalam berorganisasi perlu ada tanggungjawab serta pembagian kewenangan, job desciption yang jelas agar roda manajemen organisasi dapat berputar dengan baik. (Wis/Tam)
Senin 00/00/0000 00:00 WIB | oleh Warta
PBTY 2018 Resmi Ditutup
Pekan Budaya Tionghoa Yogyakarta (PBTY) ke 13 tahun 2018 yang dibuka pada 24 Februari lalu, resmi ditutup pada Jumat (2/3) malam. Selama 7 hari penyelenggaraan PBTY di Kampoeng Ketandan ini, mampu menarik puluhan ribu pengunjung yang turut memeriahkan pekan budaya ini. Walikota Yogyakarta, Haryadi Suyuti dan Wakil Walikota Yogyakarta, Heroe Poerwadi turut hadir dalam acara penutupan tersebut. Dalam sambutannya, Walikota mengatakan turut berbahagia, karena di era yang baru ini, masyarakat keturunan Tionghoa sudah memiliki kebebasan dalam mengekspresikan diri, melalui budaya dan adat istiadatnya. "Dewasa ini tentunya masyarakat sudah banyak belajar dan mengetahui tentang budaya Tionghoa, khususnya yang ada di Kota Yogya" ujarnya. Walikota berharap ini dengan adanya PBTY ini dapat membuka wawasan kita mengenai betapa kayanya budaya yang kita miliki, dan menjaga kelestariannya merupakan tugas kita bersama, ungkapnya. Sementara itu, Ketua Umum PBTY Tri Kirana Muslidatun mengatakan bahwa acara bertajuk Harmoni Budaya Nusantara ini memang mengakar di hati masyarakat Kota Yogyakarta. "Sesuai dengan temanya, acara ini memang penuh dengan keberagaman, tidak semata-mata hanya menunjukkan budaya Tionghoa" ungkapnya. Ia menjelaskan bahwa acara tersebut ini tidak hanya menarik para pengunjung dari Yogyakarta saja, akan tetapi juga wisatawan dari luar Yogya yang berbondong-bondong datang untuk menyaksikan rangkaian PBTY. Kedatangan para pengunjung ini disambut lebih dari 130 stand kuliner yang meramaikan kampoeng Ketandan Malioboro. "Selama satu minggu tak kurang 80 ribu pengunjung hadir di wilayah Ketandan, gelaran tahun ini juga mencetak rekor tersendiri dari segi transasksi ekonomi. (Han)
Senin 00/00/0000 00:00 WIB | oleh Warta
Adhitya Nugroho, S.PK Ditahbiskan Jadi Pendeta GKJ Kotagede, Walikota : Semoga Menjadi Pelayan Umat Yang Baik
Vikaris Adhitya Chris Nugroho, S.PK ditahbiskan menjadi pendeta di Gereja Kristen Jawa (GKJ) Kotagede. Walikota H. Haryadi Suyuti turut hadir dalam salah satu rangkaian penahbisan itu pada hari Sabtu, (03/03/2018) pagi. Walikota Yogyakarta mengucap selamat dan mengharap Adhitya dapat menjadi gembala umat yang baik yang melayani umat yang akan dia pimpin nanti. "Mewakili Pemerintah Kota Yogyakarta kami mengucapkan selamat bertugas kepada sauadara Adhitya dalam menjadi gembala umat , menyampaikan firman Tuhan dan kabar keselamatan kepada segenap jemaat GKJ Kotagede," ujar Walikota. Walikota menambahkan bahwa Pemkot Yogyakarta senantiasa mengapresiasi secara positif setiap kegiatan dari berbagai insan beragama dikota Yogyakarta. Karena hal itu, menurutnya, akan memberi warna pada kehidupan masyarakat di kota Yogyakarta yang majemuk. Pada kesempatan itu, Walikota Haryadi mengajak segenap umat GKJ Kotagede untuk dapat mengambil peran bersama Pemkot Yogyakarta dan warga lainnya untuk meningkatkan motivasi serta mengedepankan sikap kebersamaan, toleransi, salaing menghargai dan menghormati dengan berpegang pada ajaran Kristiani. Walikota juga berpesan agar warga GKJ dan warga Kota Yogyakarta menjaga kota Yogyakarta agar tetap bersih, aman, damai, dan kondusif. Sementara itu penatua Dr. Arjito, MM, MTh selaku ketua Majelis GKJ Kotagede mengapreasiasi dan berterima kasih kepada Walikota yang menyempatkan diri untuk hadir dalam kesibukan melayani warga kota Yogyakarta. " Kami mengucap terima kasih, bapak Walikota sudah hadir bersama kami. Ini akan menjadi motivasi bagi kami semua, jemaat GKJ Kotagede dan umat Kristiani pada umumnya," ujar Arjito. (@mix)
Senin 00/00/0000 00:00 WIB | oleh Warta
Pemkot Jogja dan Pemprop DIY Kompak Akan Kembalikan Ketandan Jadi Kampung Pecinan
Pemerintah Kota Yogyakata dan Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta memiliki komitmen yang sama untuk mengembangkan kawasan Ketandan menjadi kawasan Pecinan dengan merenovasi beberapa bangunan cagar budaya yang berada di wilayah tersebut. Salah satunya adalah bangunan bekas markas Secodiningrat. Saat dikunjugi Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono X yang didampingi Walikota dan Wakil Walikota Yogyakarta dan staf dari dinas terkait, rumah yang sudah menjadi warisan cagar budaya (heritage) itu, sedang dalam proses renovasi. Kedepan Pemkot dan Pemprop DIY akan menata fasad dan juga jalan di sekitar Ketandan. Penataan fasad dan jalan ini diperkirakan akan menghabiskan dana sekitar Rp. 5,5 milyar. Sebagian dana berasal dari dana keistimewaan. Sri Sultan Hamengku Buwono X mengatakan bangunan di Pecinan Ketandan akan dikembalikan seperti aslinya. Rencana ini juga sudah disetujui oleh pemilik atau para ahli warisnya. Sultan berharap ketika memasuki wilayah Ketandan orang akan merasa ada suasana Pecinan yang kental disana. " Bangunan seperti ini dikembalikan seperti aslinya. Mereka ( ahli waris ) sudah setuju. Harapan ini bisa menjadi suasana Pecinan," ujar Sultan saat meninjau rumah Ketandan, Sabtu, (03/03/2018). Sultan menambahkan revitalisasi wilayah Ketandan diharapkan memberi dampak positif pada wisatawan yang datang ke sana. Karena para turis akan merasakan nuansa yang berbeda dari tempat lain, khususnya dari sisi bangunan . "Akhirnya , untuk turis ini menarik . Karena bangunan-bangunannya berbeda dari tempat lain," tambah Sultan. Revitalisasi kampung Pecinan Ketandan juga merupakan salah satu bagian dari revitalisasi Malioboro. Sementara itu, Walikota Yogyakarta H. Haryadi Suyuti mengatakan persoalan di kawasan Pecinan Ketandan Yogyakata adalah konsep sebuah penataan yang didasari oleh adanya aturan kawasan cagar budaya. Haryadi menambahkan bahwa di kota Yogyakarta terdapat 5 kawasan cagar budaya (KCB) yakni : 1. Kawasan Kota Baru; 2. Kawasan Malioboro yang didalamnya termasuk kawasan Ketandan; 3. Kawasan Kotagede; 4. Kawasan Keraton Yogyakarta; dan 5. Kawasan Budaya Pakualaman. Pemerintah Propinsi DIY dan Pemkot Yogyakarta melalui Dinas Kebudayaan terus melakukan penataan sejak tahun 2015. Untuk itu, Walikota berharap warga masyarakat di Ketandan ikut bekerja sama dalam proses penataan kawasan ini. Salah satu bentuk kerja sama adalah dengan tidak melakukan jual beli rumah atau lainnya di kawasan ini. "Kami juga mohon kerjasama dari warga yang berada di kawasan cagar budaya ini, khususnya warga masyarakat Ketandan. Bagaimana bentuk kerja samanya . Tentu saja kawasan ini tidak diperjual belikan. Ada ijin khusus (kalau ada jual beli)," ujar Haryadi. Dikatakan ada upaya Pemkot dan DIY untuk membelinya. Namun hakekatnya bukan membeli atau menguasai , akan tetapi demi menjaga kawasan ini agar menjadi kawasan yang bisa dijadikan referensi budaya di wilayah Daerah Istiwa Yogyakarta. Haryadi berharap tujuan dari penataan kawasan itu semua orang dapat merasakan suasana dan karakter Ketandan di masa yang lalu dan bukan pada keinginan kembali ke masa lalu. "Tentunya kita tidak kembali ke masa lalu tapi ini pada suasana masa lalu. Termasuk Malioboro. Penaatan pada suasana juga tidak dapat berdiri sendiri. Ini juga warga masyarakat diperlukan adanya karakter . Suasana dan karakter menjadi bagian yang tidak terpisahkan dalam kita melakukan penataan di kawasan Ketandan," urai Walikota. Untuk itu, Haryadi berharap warga masyarakat dapat ikut berpartisipasi secara aktif untuk penataan kawasan Ketandan. Gubernur dan rombongan juga mengnjungi rumah Panembahan, rumah Gamelan, rumah Jagalan, dan rumah Tegalgendu. (@mix)
Senin 00/00/0000 00:00 WIB | oleh Warta
Komitmen Bongkar Pasang Lapak PKL Kecamatan Pakualaman, Wujudkan Kampung Panca Tertib
Bertekad mewujudkan Kampung Panca Tertib, Kecamatan Pakualaman terus membangun komitmen bongkar pasang lapak dengan Pedagang Kaki Lima (PKL). Lapak tidak diperbolehkan berdiri secara permanen. "Untuk mewujudkan hasil komitmen Panca Tertib, Kampung Kepatihan berfokus pada tempat jualan PKL yang berdiri permanen, agar bisa bongkar pasang sesuai dengan komitmen bersama. PKL yang sudah selesai berjualan, dasaran dan barang dagangan harus dibawa pulang, dengan tenggang waktu yang diberikan untuk bongkar pasang selama satu bulan," ujar Sekretaris Camat Pakualaman, Avo Dito Hendra, beberapa waktu lalu. Pembinaan PKL dilakukan oleh Sekretaris Camat Pakualaman bersama Bantuan Kendali Operasi (BKO) Kepala Seksi Ketenteraman dan Ketertiban Kelurahan Purwokinanti, perwakilan Forum Kampung Panca Tertib. Misalnya, untuk pembinaan PKL di Kampung Kepatihan yang meliputi wilayah RW 07, RW 08, RW 09, dan RW 10 Kelurahan Purwokinanti, lokasi yang dikunjungi adalah sepanjang Jalan Masjid dan Jalan Harjowinatan. "Hal ini seperti yang diharapkan pihak Puro Pakualaman agar wilayah sekitar Puro terlihat bersih dan nyaman," tutur Sekcam Avo. Duta Ketertiban, Hartinah, menambahkan, pembinaan PKL di Kampung Kepatihan melaksanakan peraturan Pemerintah Kota Yogyakarta. "Terutama untuk melakukan bongkar pasang agar kebersihan tetap terjaga dan jauh dari kesan kumuh, yang tentu saja dengan dukungan dan komitmen warga dan PKL," ucapnya. Pembinaan dapat berjalan lancar dan kondusif. Meski demikian, masih ada beberapa PKL di sepanjang Jalan Masjid yang keberatan bila waktu yang diberikan untuk membongkar gerobak atau tenda semi permanen hanya satu bulan. Mereka meminta kelonggaran waktu untuk membongkar tenda dalam rentang waktu, dua hingga tiga bulan. Hal tersebut seperti diungkapkan Maryani, pedagang minuman dan snack di Jalan Masjid. "Saya sendirian. Apabila waktu yang diberikan hanya sebulan, saya tidak bisa. Apalagi membuat gerobak juga butuh biaya," ungkap Maryani. Selain itu, ketiadaan lahan untuk memarkirkan gerobak di tempat tinggalnya, menjadi alasan PKL, tidak melakukan bongkar pasang. Sementara itu, di sepanjang Jalan Harjowinatan, pembinaan dilakukan pada PKL yang menempati daerah larangan berjualan . (Hardiana Pratiwi/Kecamatan Pakualaman)
Senin 00/00/0000 00:00 WIB | oleh Warta
Wakil Walikota Deklarasikan Kampung Rintisan Panca Tertib Purwokinanti Pakualaman
Ahad pagi (25/2), di sepanjang Jalan Gajah Mada, Kecamatan Pakualaman, terdengar musik dangdut, mengiringi senam massal dalam rangka memeriahkan Deklarasi Gerakan Kampung Panca Tertib di Purwokinanti. Acara yang melibatkan berbagai unsur, usia, dan elemen masyarakat ini berjalan meriah. Dalam sambutannya, Camat Pakualaman, Sumargandi, mengungkapkan, Kampung Rintisan Panca Tertib Purwokinanti terdiri dari tiga RW, meliputi RW 4, RW 5, dan RW 6. "Warga Kampung Purwokinanti memiliki kekompakan luar biasa. Hal tersebut tentunya menjadi potensi dalam mewujudkan Kampung Panca Tertib," ujarnya. Sumargandi menambahkan, Kampung Purwokinanti berkomitmen mewujudkan Tertib Sosial dan Tertib Lingkungan, dengan mewujudkan kampung yang hijau, bersih, dan asri, lalu mengoptimalkan Jam Belajar Masyarakat, serta menghidupkan kembali Budaya Gotong Royong. Wakil Walikota Yogyakarta, Heroe Poerwadi, dalam kesempatan itu mengatakan, beberapa Kampung Panca Tertib telah terbentuk di Kota Yogyakarta. Ia menjelaskan, Panca Tertib terdiri dari Tertib Daerah Milik Jalan, Tertib Usaha, Tertib Bangunan, Tertib Lingkungan, dan Tertib Sosial. "Saya bahagia karena Kampung Purwokinanti sudah berkomitmen dengan tiga langkah tadi. Oleh karena itu, RT, RW, LPMK, Lurah, maupun Camat sudah mulai menganggarkan, ketika Musrenbang dan diprioritaskan untuk bisa mewujudkan komitmen yang sudah dibuat," tuturnya. Dalam menghidupkan kembali budaya gotong royong, sambungnya, Pemerintah Kota Yogyakarta mempunyai Program Gandeng Gendong. "Kami ingin, semua warga, semua potensi, apa pun levelnya, apa pun, bergandengan, dan kemudian ada wilayah atau usaha yang masih lemah dan perlu dibantu, kita gendong bareng- bareng. Ini wujudnya bisa dengan kerja sama antara hotel atau usaha di sini, agar iklim ekonomi tumbuh dan potensi yang ada di Purwokinanti dapat dioptimalkan," terang Wawali. Bagi usaha yang perlu izin Pangan Industri Rumah Tangga (PIRT), warga dipersilakan mendatangi Dinas Kesehatan untuk mendaftar lalu dilatih. Tahun ini, Pemerintah Yogyakarta mempunyai 2.000 izin PIRT yang digratiskan. "Atas nama Pemerintah Kota Yogyakarta, saya mengucapkan terima kasih, dan semoga, nanti, 2-4 tahun lagi, Kampung Purwokinanti kembali meningkatkan prestasinya. Tidak hanya tiga tertib ini. Saya yakin dan percaya dengan tekad bersama Kampung Purwokinanti akan cepat lebih maju. Kampung Purwokinanti bisa membawa kesejahteraan bagi seluruh warganya bersama-sama karena kita semua punya tekad bergotong royong," tutup Heroe. Ketua Panitia sekaligus Pemuda Kampung Purwokinanti, Evo, menambahkan, Pemuda Kampung Purwokinanti turut serta dalam mendukung deklarasi. Tujuannya, kesadaran akan lingkungan yang hijau, bersedia untuk meningkatkan kualitas pendidikan, dan menjadikan gotong royong sebagai budaya purwokinanti. Acara dilanjutkan dengan penandatanganan MoU dan komitmen bersama serta ditutup dengan pengundian doorprize. (Hardiana Pratiwi/Kecamatan Pakualaman)
Senin 00/00/0000 00:00 WIB | oleh Warta
PS Brawijoyo Juara Walikota Cup 2018
Persatuan Sepak bola (PS) Brawijoyo berhasil keluar sebagai juara pertama dalam turnamen sepak bola antar klub Kota Yogyakata setelah menekuk kesebelasan POP binaan Polresta Yogyakarta dengan skor 1-0 (2). Final yang sempat ditunda akhirnya digelar di Lapangan Sepakbola Minggiran Mantrjeron Yogyakarta. Dengan demikian PS Brawijoyo berhak memboyong piala tetap dan piala bergilir Walikota Yogyakarta, medali dan uang pembinaan sebesar Rp. 8 juta. Piala dan uang pembinaan diserahkan langsung oleh Walikota Yogyakarta H. Haryadi Suyuti, Jumat, (02/03/2018) sore. Runner up diraih POP Kapolresta Yogyakarta mendapatkan medali , thropy dan uang pembinaan sebesar Rp. 4 juta dan Juara III diraih PS. UNY B mendapat medali, thropy dan uang pembinaan Rp. 3.5 juta dan juara IV diraih oleh PS. Gama mendapat Rp. Thropy dan uang pembinaan Rp. 2 juta. Selain itu, pemain terbaik jatuh ke tangan Muhmmad Irfan Hanif dari PS. Brawijoyo dan top score diraih Lutfi Noval dari UNY B dengan 13 gol. Pemain terbaik dan top score masing-masing mendapatkan uang pembinaan sebesar Rp. 2,5 juta. Walikota Yogyakarta H. Haryadi Suyuti mengatakan turnamen sepak bola Walikota Cup merupakan ajang pencarian sekaligus untuk ajang silaturahmi. Haryadi menambahkan bahwa dalam dunia olahraga biasa dikenal dengan tiga hal yakni menjunjung tinggi silaturahmi, sportivitas dan fair play. Walikota mengajak semua pemain dan oficial untuk meningkatkan kualitas dengan berlatih yang baik. "Karena di dalam sepak bola ada tiga hal yang perlu mendapat perhatian yakni kuatkan mental, kuatkan fisik dan kuatkan teknik. Kalau tiga hal ini terpenuhi, insya"Allah hasil terbaik akan diraih," ujar Walikota. Dikatakan turnamen itu juga akan mencari bibit terbaik untuk PSIM Yogyakarta. Tidak lupa walikota mengucap selamat kepada PS Brawijoyo yang keluar sebagai pemenang. Sekaligus memotivasi klub yang belum juara untuk terus berlatih keras untuk meraih juara di turnamen Walikota Cup 2019 nanti.(@mix)
Senin 00/00/0000 00:00 WIB | oleh Warta
Pra Raker Komwil III Apeksi, Walikota Optimis Pergerakan Ekonomi Masyarakat Akan Semakin Baik
Pra Rapat Kerja Komisariat Wilayah III Asosiasi Pemerintahan Kota Seluruh Indonesia (Raker Komwil III APEKSI) diikuti 25 kota se Jawa. Kegiatan tersebut di selenggarakan di ruang Bima Komplek Balaikota Yogyakarta Kamis (1/3). Dalam Pra Raker tersebut, Selain membahas agenda Raker yang akan dilaksanakan di Kota Tasikmalaya pada bulan April mendatang, juga dijadikan ajang promosi wisata untuk Kota Yogya. Walikota Yogyakarta, Haryadi Suyuti mengatakan jika Pra Raker ini sangat penting di gelar, karena menurutnya tanpa kerjasama antar daerah, kebijakan desentralisasi dan otonomi daerah di Indonesia mungkin tidak akan berjalan lama. "Melalui kerjasama antar daerah, aspirasi daerah dapat diperjuangkan bersama dalam proses perumusan kebijakan di tingkat nasional, Ego-daerah yang belum sepenuhnya berpihak pada masyarakat dalam pelayanan publik dan pembangunan ekonomi dapat diminimalisir" katanya di sela-sela sambutan. Ia menjelaskan jika Apeksi adalah wadah yang dibentuk oleh Pemerintah Kota yang bertujuan untuk membantu anggotanya mempercepat pelaksanaan otonomi daerah dan menciptakan iklim yang kondusif bagi kerjasama antar-Pemerintah Daerah. "Apeksi mempunyai peran yang sangat strategis dalam pelaksanaan otonomi daerah. Melalui Apeksi kerjasama antar kota bisa ditingkatkan sehingga otonomi daerah tidak sekedar slogan tanpa makna" katanya. Terbangunnya koordinasi dan kerjasama antar daerah Komwil III Apeksi, Walikota optimis, pergerakan ekonomi masyarakat akan lebih baik. Sebab, semakin banyak potensi-potensi yang bisa dikembangkan. Begitu juga dengan permasalahan. Misalnya, soal pasar, banyak kota yang memiliki permasalahan sama soal pasar. Dari mereka kita dapat belajar penyelesaiannya atau sebaliknya, mereka bisa belajar dari cara kita menyelesaikannya, ujarnya. Dengan adanya Apeksi Ia berharap dapat meningkatkan sinergi antara kebijakan yang ingin diambil oleh pemerintah daerah maupun pusat, sehingga mampu mewujudkan kesejahteraan rakyat di era otonomi daerah. (Han)
Senin 00/00/0000 00:00 WIB | oleh Warta
Wakil Walikota Tekankan Pentingnya Wawasan Kebangsaaan
Wakil Walikota Yogyakarta, Heroe Poerwadi menekankan pentingnya memahami dan menghayati wawasan kebangsaan, utamanya bagi para generasi penerus bangsa. Hal tersebut dinilai penting untuk membentengi masyarakat dari serbuan budaya asing di era globalisasi sekarang ini. "Generasi muda sebagai penerus perjuangan bangsa dan cikal bakal perjuangan bangsa harus diperkuat mental dan moralnya, sehingga tumbuh menjadi seorang yang berjiwa nasionalisme" katanya saat memberikan pengarahan wawasan kebangsaan di ruang Bima, Rabu (28/2). Menurutnya pembekalan wawasan kebangsaan dapat dimulai pada Pendidikan Anak Usia Dini. Usia 0 sampai 6 tahun adalah usia emas bagi pertumbuhan dan perkembangan anak. Usia tersebut adalah usia yang tepat dalam membentuk karakter anak nantinya. "Oleh karena itu pembelajaran yang baik sangat diperlukan pada usia tersebut. Pasalnya pembelajaran yang di dapat sejak kecil akan melekat terus dan terbawa sampai dewasa" ujarnya. Ia menilai penghayatan dan pengamalan nilai-nilai Pancasila dalam wawasan kebangsaan saat ini belum mampu menjaga jati diri, karakter, moral dan kemampuan yang dimiliki oleh bangsa Indonesia dalam menghadapi berbagai permasalahan nasional serta tantangan dunia global. itu menjelaskan, bahwa tidak sedikit di antara para generasi muda yang justru lebih membanggakan negara lain ketimbang negaranya sendiri, yang menurut pandangan mereka lebih baik dan modern. "Semua itu disebabkan oleh banyak faktor, salah satunya yakni gencarnya serbuan budaya asing di era globalisasi, dimana intraksi setiap manusia sudah tidak lagi dibatasi oleh sekat sebuah negara. Kecanggihan teknologi membuat setiap orang bisa berkomunikasi dengan siapa saja," ujarnya. Apabila hal ini terus dibiarkan, lanjutnya, lambat laun wawasan kebangsaan akan terkikis dan hilang dari diri para generasi muda. Untuk itu, penting menanamkan wawasan kebangsaan terhadap mereka agar merasa bangga atas Tanah Air, yaitu Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). "Para pemuda harus mampu memberikan kontribusi terhadap proses pembangunan, transmisi dan kritik gagasan.Kita berharap para generasi muda sebagai penerus estafet kepemimpinan bangsa mampu memahami dan menerapkan konsep wawasan kebangsaan bagi kemajuan masyarakat bangsa dan negara," tandasnya. (Han)
Senin 00/00/0000 00:00 WIB | oleh Warta
450 Pengurus TPA Terima Bantuan Baznas
Sebanyak 450 direktur TKA dan TPA se-Kota Yogyakarta menerima bantuan dari Badan Amil Zakat Nasional (Basnas) Kota Yogyakarta, selasa (27/2). Total dana yang dicairkan pada periode ini mencapai angka Rp.225 juta, tiap direktur pun mendapatkan jatah Rp.500,000. "Masing-masing direktur akan mendapatkan bantuan sebesar Rp.500,000 Semoga dana tersebut bisa sedikit membantu para penerima," ucap Wakil Ketua Pelaksana Baznas Kota Yogyakarta, Misbachruddin saat temu silaturahmi direktur TPA/TKA dan Madin se-Kota Yogyakarta di Masjid Diponegoro Balaikota. Total Dana yang dikeluarkan Baznas pada program jogja takwa berkisar pada angka Rp.1.219.680.000 jariyah santri TKA/TPA untuk jumlah santri 6.776. Sementara jariyah santri madin mencapai Rp.56.700.000 untuk 315 santri. Ia mengungkapkan jumlah penerima bantuan periode ini mengalami peningkatan, sebelumnya bantuan hanya menyasar 380 TPA. "Jumlahnya tentu akan menyesuaikan jumlah TPA yang ada," jelasnya. Selain mencairkan bantuan untuk para direktur TPA, Baznas juga membagikan kartu jogja sehat kepada 100 penerima. "Kartu Jogja Sehat ini nantinya bisa digunakan untuk membeli obat di Apotek 3P yang ada di Jalan Tamansiswa Yogyakarta," jelasnya. Dalam kesempatan yang sama, para direktur juga dibekali dengan edukasi ZIS (Zakat, Infaq dan Shadaqoh). Walikota Yogyakarta Haryadi Suyuti dalam sambutannya yang dibacakan Pelaksana Tugas Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat Perempuan dan Perlindungan Anak Kota Yogyakarta, Octo Noor Arafat mengajak para direktur TPA untuk terus mencetak generasi muda islam yang tangguh. "Dalam berlaga di medan globalisasi, generasi penerus bangsa tidaklah cukup apabila cakap secara akademik saja melainkan harus cakap pula dalam ilmu agamanya," ucapnya. Ia menandaskan, diperlukan upaya yang sungguh-sungguh oleh semua komponen masyarakat untuk membentengi anak terhadap budaya-budaya baru yang semakin jauh dari nilai-nilai ke-Islam-an. Oleh karena itu pendidikan moral berbasis Al-Qur"an mutlak diperlukan untuk mengawal pendidikan anak Indonesia. Ia mengingatkan para Direktur dan Perwakilan TKA/TPA se-Kota Yogyakarta untuk memanfaatkan momentum ini dengan sebaik-baiknya sehingga ke depan dapat memperkuat koordinasi serta meningkatkan kualitas pengelolaan lembaga TKA dan TPA. (Tam)
Senin 00/00/0000 00:00 WIB | oleh Warta
Pemkot Jogja Sudah 100 Persen Salurkan Modal Kepada Bank Jogja, Walikota : Untuk Penguatan UMKM
Pemerintah Kota Yogyakarta di tahun 2018 kembali menyertakan modal kepada Bank PD. BPR Bank Jogja. Sesuai amanat Peraturan Daerah Nomor 6 Tahun 2016 tentang Penyertaan Modal Pemerintah Kota Yogyakarta Kepada Badan Usaha Milik Daerah (BUMD), Pemkot Yogyakarta pada tahun 2018 ini harus memenuhi penyertaan modalnya kepada PD. BPR Bank Jogja sebesar Rp1.092.993.721,45. Dengan penambahan ini berarti Pemkot Yogyakarta telah 100 persen memenuhi penyertaan modal dasar kepada PD BPR Bank Jogja sebesar Rp.100 miliyar. Walikota Yogyakarta, H. Haryadi Suyuti yang ditemui usai penandatangan Berita Acara MOU di Ruang Nakula, Selasa, (27/02) mengatakan dengan telah terpenuhinya modal dasar PD. BPR Bank Jogja diharapkan dapat memberi manfaat bagi pengembangan dan penguatan perekonomian Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) di Kota Yogyakarta. "Saya berharap PD BPR Bank Jogja dapat terus mengembangkan perekonomian UMKM serta Koperasi di wilayah Kota Yogyakarta sehingga pencapaian penyaluran kredit kepada UMKM dan Koperasi dapat mencapai target yang diharapkan," ujar Walikota. Haryadi juga berharap, PD BPR Bank Jogja dapat terus mengembangkan diri menghadapi perubahan dan dinamika perekonomian serta persaingan yang semakin ketat, di era yang menuntut perubahan secara cepat dengan memberikan kualitas maupun kuantitas layanan yang semakin mudah, murah sehingga memuaskan masyarakat. Ditambahkan, sektor riil merupakan sektor produksi yang menghasilkan produk barang maupun jasa, secara langsung akan menggerakkan roda perekonomian masyarakat di suatu wilayah. Seluruh komponen masyarakat yang terlibat dalam kegiatan perekonomian, khususnya pelaku kegiatan produksi, memerlukan peran aktif industri jasa keuangan, yaitu jasa perbankan, karena industri perbankan akan memberikan kontribusi positip berupa jasa pembiayaan (kredit) terhadap kegiatan-kegiatan produktif masyarakat. Sementara itu, Direktur Utama PD BPR Bank Jogja Kosim Junaedi menambahkan seluruh modal Ro. 100 miliyar yang disertakan oleh Pemkot Yogyakarta kepada Bank yang dipimpinnya aka dimanfaatkan dengan baik untuk pengembangan sektor UMKM. "Modal Rp. 100 milyar itu akan dikembalikan untuk kredit UMKM," ujarnya. Kosim mengatakan hingga akhir Desember 2017 total kredit yang digelontorkan utuk UMKM telah mencapat Rp. 74 milyar. Jumlah ini akan digenapkan hingga Rp. 100 milyar di akhir tahun 2018 ini. Sejalan dengan Walikota, Ketua DPRD Sujanarko yang hadir pada penandatangan Berita Acara MOU penyertaan modal itu berharap penyertaan modal dari Pemkot yang jumlahnya sudah mencapai 100 persen itu dapat memberi manfaat bagi pengembangan dan penguatan serta penambahan kredit produktif bagi pelaku UMKM. "Apalagi Pemkot Jogja membuat terobosan baru dengan membeli jamuan makan dan minum rapat kedinasan, yang jumlahnya kurang lebih Rp. 38 miliyar dengan membeli dari pelaku usaha kuliner di wilayah. Ini akan sangat bagus," tambah Kokok panggilan akrab Sujanarko. Baik Walikota , Ketua DPRD Kota dan Dirut PD BPR Bank Jogja sepakat bahwa modal yang disertakan itu dimanfaatkan untuk menggenjot industri kreatif dan penguatan UMKM. (@mix)
Senin 00/00/0000 00:00 WIB | oleh Warta
Berantas Tuberkulosis, Pemkot Luncurkan Rencana Aksi Daerah
Demi meningkatkan angka cakupan penemuan kasus Tuberkulosis alias TB dan angka kesembuhan, dan bermuara terhadap menurunnya angka kesakitan sekaligus angka kematian akibat Tuberkulosis, Walikota Yogyakarta Meluncurkan Peraturan Walikota Nomor 102 Tahun 2017 Tentang Rencana Aksi Daerah Penanggulangan Tuberkulosis Tahun 2017-2021. "Kami berharap Rencana Aksi Daerah ini mampu menggerakkan kesadaran masyarakat secara penuh melakukan aksi nyata," ucap Walikota Yogyakarta Haryadi Suyuti dalam sambutannya yang dibacakan Sekretaris Daerah Titik Sulastri saat Peluncuran Perwal Penaggulangan Tuberkulosis di Ruang Yudistira Balaikota Yogyakarta, rabu (28/2). Ia mengingatkan, penanggulangan TB menjadi tanggung jawab semua pihak, Ia berharap RAD Penanggulangan Tubercolosis menjadi dasar sekaligus pedoman perangkat daerah dan aparatur pemerintah daerah serta kelompok masyarakat di Kota Yogyakarta dalam melaksanakan upaya Penanggulangan TB. "Di Kota Yogyakarta penanggulangan TB paru menjadi prioritas kedua setelah Demam Berdarah Dengue (DBD)," paparnya. Namun, sambungnya, berbeda dengan Demam Berdarah, dalam kasus Tuberculosis penderita seakan enggan melaporkan karena masih adanya stigma buruk dalam masyarakat dalam memandang penderita TB. "Sehingga masih ada label tersendiri di masyarakat mengenai penderita TB, yang hal ini menyebabkan penderita enggan melapor sehingga penanggulangan akan semakin sulit," ungkapnya. Walikota mengharapkan Kasus TB yang ditemukan harus linier dengan yang sembuh sehingga semakin banyak kasus yang ditemukan, akan semakin banyak pula kasus yang bisa disembuhkan. "Perlu adanya sinergi antara Pemerintah melalui Puskesmas maupun Rumah Sakit dengan stakeholder, termasuk masyarakat sebagai komponen utama dalam pencegahan," imbuhnya. Untuk itulah Walikota meminta masyarakat untuk tidak takut terhadap tingginya temuan kasus TB. "Jangan pernah takut dengan temuan tinggi karena ini artinya tindakan pengobatan bisa segera dilakukan," tandasnya. Berdasarakan data yang dikantongi Dinas Kesehatan Kota Yogyakarta jumlah pasien TB dan yang dilaporkan pada 2016 ditemukan 1003 kasus TB, 594 diantaranya berdomisili di Yogyakarta. Dan pada 2017 ditemukan 665 kasus TB, 430 diantaranya berdomisili di Yogyakarta. Kepala Dinas Kesehatan Kota Yogyakarta Fita Yulia Kisworini menjelaskan, dari jumlah kasus tersebut maka tampak sekitar separuh (53%-65%) merupakan pasien yang berdomisili di wilayah Kota. Sementara sisanya berasal dari kabupaten sekitar Kota. "Demikian pula kasus yang dilaporkan hampir semuanya adalah kasus baru (94%), sementara sisanya adalah pasien yang melakukan pengobatan ulang," imbuhnya. Sementara itu estimasi kasus baru TB di Kota Yogyakarta pada 2017 diperkirakan sekitar 1.381 kasus dan pada tahun 2018 diperkirakan sekitar 1340 kasus. Secara natural, insiden TB mengalami penurunan hingga 2020 yakni sekitar 1196 kasus. (Tam)